12
tujuan untuk menciptakan suatu pengalaman bagi konsumen dan mempromosikan suatu produk atau jasa tersebut. Johnney Allen
dalam Abdullah, 2009:47 mendefinisikan event sebagai ritual
istimewa, pertunjukan, penampilan perayaan yang pasti yang direncanakan dan dibuat untuk acara khusus, atau untuk mencapai
tujuan sosial, budaya atau tujuan bersama. Noor, 2009:7 mendefinisikan
event sebagai suatu kegiatan yang diselenggarakan untuk memperingati hal-hal penting, baik secara individu maupun
kelompok. Menurut Getz, jenis penyelenggaran suatu
event dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
public event dan private event. Yang termasuk dalam
public event adalah : perayaan budaya, seni atau hiburan, bisnis atau perdagangan, kompetisi olahraga, pendidikan
dan ilmu pengetahuan, rekreasi, serta politik atau kenegaraan. Sedangkan
private event meliputi perayaan pribadi seperti peringatan hari jadi atau
anniversaries, liburan keluarga, pesta pernikahan dan pesta ulang tahun, serta
event-event sosial seperti pesta-pesta, gala, dan acara reuni Getz, 1997.
Kemudian Shone dan Parry dalam buku “Succesful Events
Management ” 2012:3 , menjelaskan mengenai apa yang
dinamakan sebagai special event. Special event adalah meliputi
semua aktivitas hidup manusia, special events merupakan kegiatan
yang sangat besar dan kompleks. Special events dapat
13
diselenggarakan mulai dari jenis event perorangan yang sederhana
dan kecil seperti pesta ulang tahun atau pesta pernikahan sampai dengan
event yang besar. Karena jenis kegiatannya, maka setiap event yang memiliki kekhasan tersendiri dari event dapat mendukung
terselenggaranya special events.
Sedangkan pendapat Goldblatt 2001:3 mengenai special events
adalah, “a special event recognices a unique moment in time with
ceremony and ritual to satisfy specific needs .” Arti dari definisi
tersebut bisa dikatakan bahwa special event memberikan sebuah
moment unik yang tidak terlupakan dengan maksud untuk memberikan kepuasan pada pengunjung. Getz 2004:3 juga
mengungkapkan bahwa, “a special event is an opportunity for a
leisure, social or cultural experience outside the normal range of choices beyond everyday experience
.” Arti dari definisi tersebut adalah,
special event adalah sebuah kesempatan atau sebuah peluang untuk sebuah
event sosial atau pengalaman baru mengenai kebudayaan, yang mana
event tersebut memberikan kepada pengunjung sesuatu yang berbeda dari apa yang pernah didapat atau
dirasakan sebelumnya.
Menurut Ducan 2003, tujuan special event acara khusus, yaitu :
Pudjiastuti, 2010 :
1. Mempengaruhi target publik.
14
2. Mengasosiasikan sebuah merek dengan suatu kegiatan, gaya
hidup, atau individu tertentu. 3.
Menjangkau target publik dengan lebih luas. 4.
Meningkatkan kesadaran publik terhadap merek, produk atau perusahaan.
5. Mempublikasikan sebuah merek, produk, atau perusahaan
yang nantinya akan meningkatkan pengetahuan publik. Secara spesifik
special event acara khusus juga memiliki fungsi menurut Ruslan, Manajemen Public Relations Media
Komunikasi, 2012, p. 234, yaitu : 1.
Memberikan informasi kepada publik secara langsung serta menghasilkan
feedback positif dari publik melalui special event acara khusus yang dibuat dalam kegiatan public
relations. 2.
Menjadi sarana komunikasi sekaligus menghasilkan publikasi sehingga publik yang menjadi target sasaran akan
mendapatkan pengenalan, pengetahuan, pengertian secara mendalam. Dari
special event acara khusus tersebut diharapkan dapat terciptanya citra
image positif di mata publik terhadap produk atau perusahaan.
Berpijak dari definisi, tujuan dan fungsi dari event diatas,
peneliti merangkum bahwa event merupakan sebuah aktivitas atau
kegiatan yang ditujukan pada seremoni dari dan kepada sosial. Jadi,
15
event tidak melulu berbicara tentang perusahaan atau kelompok yang memiliki kepentingan mencapai
profit atau keuntungan materil.
b Event dan Komunikasi
Banyak ahli yang menempatkan event sebagai media
komunikasi. Pendapat ini misalnya merujuk pada Schmitt 210:63 yang menempatkan
event sebagai media komunikasi pemasaran yang fokus pada pengalaman konsumen yang memberikan kesempatan
kepada konsumen untuk berinteraksi secara langsung dengan perusahaan, brand, atau komunitas. Ruslan 2007:141-142
menjelaskan bahwa event merupakan pengembangan dari aktivitas
public relations sebagai salah satu media komunikasi untuk menarik perhatian dan liputan media pers dan umum terhadap lembaga atau
produk tertentu yang ditampilkan. Menurut Hoyle Leonard,H 2002:1, terdapat tiga pendekatan
yang harus diperhatikan dalam menyelenggarakan sebuah event,
yang di kenal dengan “3 E” yaitu: a.
Entertainment
Kunci keberhasilan pemasaran event adalah mampu
menyediakan hiburan yang menarik audiens untuk keluar dari rumahnya dan mencoba sesuatu yang tidak bisa mereka
peroleh di rumah.
16
b. Excitement
Hal ini adalah kunci agar event yang diselenggarakan selalu
dikenang. Mengesankan dapat diciptakan dengan memberi penghormatan
award sebagai
perusahaan terbaik,
pengenalan logo baru, atau perayaan ulang tahun perusahaan. Setiap
event harus dirancang untuk memberi kesan mendalam, dan harus menjadi bagian dalam
pemasaran. Jadi event apapun yang dipasarkan, buatlah agar
“mengesankan”.
c. Enterprise
Enterprise diartikan sebagai kesiapan untuk menanggung resiko atau mencoba sesuatu yang belum pernah dicoba.
Event yang menuntut pengembangan akal, berlayar tanpa diberi petunjuk arah, mengubah cara-cara yang biasa
menjadi cara yang lebih imajinatif. Inilah kreativitas dan inovasi yang harus selalu ada dalam
event. Menurut Any Noor 2009:13
event memiliki beberapa karakteristik karena setiap penyelenggaraan
event harus memiliki ciri tersendiri. Bagaimanapun karakteristik
event hampir sama dengan pelayanan yang diberikan oleh industri pelayanan lainnya. Berikut
adalah karakteristik yang mendasari dari evaluasi event:
17
a. Keunikan
Kunci utama suksesnya sebuah event adalah pengembangan
ide, maka event yang diselenggarakan akan memiliki
keunikannya tersendiri. b.
Perishability Setiap
event yang diselenggarakan tidak pernah sama, apabila
event yang sama diselenggarakan lagi, akan tetapi event yang dihasilkan tidak akan sama persis seperti event
sebelumnya. c.
Intangibility Setelah menghadiri
event, yang tertinggal di benak pengunjung adalah pengalaman yang telah di dapatkan dari
penyelenggaraan event. Hal tersebut merupakan proses
perubahan dari tangible menjadi intangible.
d. Suasana dan Pelayanan
Suasana dan pelayanan merupakan karakteristik yang penting pada saat keberlangsungan
event. Event yang di laksanakan dengan suasana dan pelayanan yang tepat akan
menciptakan event yang sukses.
18
e. Interaksi personal
Interaksi personal dari pengunjung merupakan kunci sukses penyelenggaraan
event, karena pengunjung akan merasa menjadi bagian dalam
event tersebut.
c Perencanaan Event
Event sebagai media atau kegiatan komunikasi tentu juga memerlukan sebuah perencanaan yang nantinya akan mengarahkan
demi tercapainya tujuan. Perencanaan sebuah kegiatan hendaknya perlu diketahui terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai. Handoko
1995:86 menyebut bahwa ihwal utama dalam sebuah perencanaan adalah mengetahui tentang tujuan yang ingin dicapai oleh suatu
organisasi di masa depan. Tujuan adalah sebuah acuan dalam menyusun strategi dan program merupakan cara yang dipilih untuk
mencapai tujuan. Penetapan tujuan event nantinya akan berdampak
untuk dapat mempengaruhi bagaimana keberhasilan event dalam
mempengaruhi audience untuk dapat menyaksikan merek, produk
atau jasa yang akan dikenalkan kepada audience.
Terkait dengan perencanaan manajemen event, Harris dan Allen 2002:5 membagi perencanaan
event ke dalam dua tingkat, yakni pertama, perencanaan strategis yang membahas gambaran besar
tentang sasaran jangka panjang event, termasuk di dalamnya strategi
yang dibutuhkan untuk mencapainya, dan kedua, perencanaan
19
oprasional membahas langkah-langkah tertentu yang dibutuhkan untuk menerapkan strategi tersebut.
Hal yang tidak begitu berbeda juga dijelaskan oleh Christie McAtter 2006:14-23 yang membagi perencanaan
event ke dalam dua kategori, yakni “Event Buisness Plan” dan “Event Action Plan”.
Christie McAtter menyatakan bahwa setiap event yang
diselenggarakan tidak untuk sekali penyelenggaran, semestinya memiliki “Event Buisness Plan” yang berisikan rencana strategis
untuk proyeksi tiga atau lima tahun ke depan. Atau “Event Action
Plan” yang berisikan perencanaan operasional atau “a live managment tool” yang menjelaskan tentang detail-detail
pelaksanaannya. Permas, dkk. 2003:37 memaparkan tahapan kerangka kerja
perencanaan strategis umumnya dimulai dengan menetapkan jangka waktu perencanaan strategis, biasanya berkisar 3 sampai 5 tahun.
Setelah penetapan perencanaan strategis, selanjutnya pengkajian ulang atas visi dan misi organisasi dan analisa perkembangan dan
kecendrungan faktor-faktor eksternal dan internal, serta peluang dan ancaman yang dihadapi organisasi. Tahapan selanjutnya adalah
merumuskan indikator keberhasilan. Setelah itu, organisasi dapat menetapkan sasaran jangka panjang, serta strategi dan program kerja
jangka panjang. Program kerja itu nantinya dijabarkan lebih lanjut menjadi rencana kerja tahunan. Kerangka kerja ini bukan sesuatu
20
yang linier, melainkan sesuatu yang lebih bersifat analitis dan pembelajaran bersama.
Perencanaan strategis ini kemudian menjadi dasar pijakan dalam membuat perencanaan operasional penyelenggaran
event. Abullah 2009-146 menyatakan bahwa dalam perencanaan
event, hal yang penting dan yang paling mendasar adalah harus mengandung unsur
“5W+1H” What, When, Where,Who, Why dan How yakni apa nama dan maksud diadakan sebuah
event, kapan dan dimana event dilaksanakan, mengapa diadakan, siapa yang terlibat dan dituju, dan
bagaimana menyelenggarakannya. Terkait dengan perencanaan penyelenggaan
event, Noor 102- 119 menyatakan bahwa langkah paling awal dalam perencanaan
adalah membuat draft rencana event, yakni mengumpulkan sebanyak
mungkin ide yang masuk dan mengidentifikasi isu utamanya. Selanjutnya ide ini didiskusikan dan disusun secara sistematis oleh
panitia penyelenggara event untuk mendapatkan masukan dari
beberapa penasihat. Setelah mendapatkan sebuah ide untuk dikembangkan dan dilaksanakan, tahap awal adalah melakukan
sebuah riset, yaitu pendekatan terhadap lingkungan penyelenggaran kegiatan dan pencarian informasi. Dalam penyelenggaran sebuah
event perlu dipertimbangkan tentang kelayakan dari penyelenggaran event tersebut. Sehingga untuk mencegah kerugian sekecil mungkin
21
bagi pihak terkait. Jika memang terdapat kerugian atau kesalahan, itu akan jadi bahan evaluasi dalam penyelenggaran event selanjutnya.
Perencanaan operasional umumnya “disederhanakan” ke dalam model perencanaan. Model menggambarkan proses langkah-langkah
pelaksanaan suatu program dengan berusaha mengspesifikasi tugas dan hubungan antar komponen pendukung, serta membagi proyeksi
terhadap kemungkinan yang bisa mempengaruhi proses pelaksanaan Cangara 2013:65. Secara lebih spesifik terdapat beberapa model
perencanaan event, diantaranya adalah model
“Event Managament Cycle” yang ditawarkan oleh Joe Goldbltt dan model “Event-E”
oleh Oliver Thomas, Bettina Hermes dan Peter Loos. Goldbaltt 2002:36-55 membagi perencanaan penyelenggaraan
event ke dalam beberapa tahapan agar event dapat berjalan efektif dan efisien. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Research
Research atau riset dilakukan untuk menemukan kebutuhan, keinginan, dan harapan dari target pasar. Melalui riset yang
dilakukan secara mendalam, penyelenggara dapat melihat trend yang sedang berkembang, mengembangkan sistem
penyediaan layanan baru. Memecahkan masalah kecil sebelum menjadi masalah besar. Terdapat tiga metode riset,
yakni kualitatif, kuantitatif dan campuran.
22
2. Design
Fase ini merupakan kelanjutan dari proses dari riset yang dilakuakan sebelumnya. Umumnya, proses ini dimulai
dengan adanya, brainstorming mengenai tema dan konsep
acara, bagaimana dekorasi dan artistic, hiburan yang
disajikan, strategi komunikasi yang akan digunakan, dan sebagainya. Fase ini juga dilakukan studi kelayakan
event untuk penyaringan ide-ide kreatif yang muncul. Studi
kelayakan event menyangkut tentang kemampuan finansial,
sumber daya manusia, dan kondisi politik. 3.
Planning Planning dilakukan setelah analisis situasi dan bersamaan
dengan tahapan design. Tahapan ini penyelenggara event
mulai melakukan beberapa hal, di antaranya penganggaran waktu yang dilakukan untuk melakukan aksi, Pertimbangan
pemilihan tempat
venue, menentukan
tim kerja,
menentukan pengisi acara, bagaimana mempersiapkan layanan pendukung, bagaimana produksi, bagaimana
sponsor, dan sebagainya.
23
4. Coordination
Seorang manager sebuah acara harus mampu melakukan
koordinasi dan berkomunikasi dengan pihak-pihak lain agar dapat bekerja secara stimulan dengan satu tujuan yang
sama. Fase ini terkait bagaimana komunikasi dengan internal panitia,
stakeholder, vendor, dan sponsor. Termasuk dalam ini rapat dan koordinasi dan komunikasi
on site management. 5.
Evaluation Evaluasi dapat dilkukan di setiap fase atau dilakukan secara
menyeluruh. Kegiatan
dapat dilakukan
dengan menggunakan survei kepuasan dan melaukukan pencatatan
berapa jumlah pesrta dan pengunjung. Metode evaluasi yang lain adalah melalui monitoring dengan menugaskan
orang lain untuk mengamati event atau dengan metode
telepon atau mail survey.
24
Gambar 1.2 Model
Event Management Goldbatt
Sumber : Goldbaltt, 2002:36 Model perencanaan event yang lain adalah model
event management “Event-E” yang diajukan oleh Oliver Thomas, dkk.
2008:45-52. Model E-Event ini terdiri dari 4 tahap, yakni :
1. Event Strategy
Beberapa kegiatan dalam fase ini antara lain : evaluasi event
sebelumnya analisa situasi, penentuan tujuan dan sasaran. Tujuan dan sasaran yang telah disepakati selanjutnya telah
disepakati selanjutnya menjadi dasar menentukan strategi dan target
audience-nya. 2.
Evnet Planning Fase ini berhubungan dengan penyusunan konsep
event, periode kegiatan, mengecek
budget yang tersisa, siapa yang
Tahap 1 Research
Tahap 2 Design
Tahap 5 Evaluation
Tahap 4 Coordination
Tahap 3 Planning
25
akan menjadi pengisi acara, monitoring kerja, dan sebagainya.
3. Event Realization
Malaksanakan rencana-rencana yang telah dibuat dalam praktek
penyelenggaraan event.
Koordinasi dengan
partisipan dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi di lapangan.
4. Event Controlling
Kontrol dilakukan di setiap fase dan setiap saat, dari saat perencanaan hingga saat penyelenggaran
event. Termasuk dalam hal ini adalah monitoring perkembangan di setiap
proges yang dilakukan. Selain itu juga kontrol terhadap pemakaian keuangan.
Mengacu pada kedua model perencanaan event management
tersebut, peneliti memahami banyak persamaan yang dimaksud dalam penyelenggaraan sebuah
event. Kedua model tersebut akan dimulai pada tindakan pemahaman atau
research sebagai dasar substansial mementukan letak strategi untuk tahapan selanjutnya.
Namun jika pelaksana sebuah event baru akan melaksanakan sebuah
event untuk pertama kalinya, model Goldbaltt akan lebih sesuai untuk diterapkan sebagai kerangka kerja, dikarenakan model
Goldbaltt terlihat lebih struktur dalam menjelaskan sebuah tahapan kerja manajamen
event.
26
F. Metodelogi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dimuat sebelumnya, maka jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode dekriptif merupakan kumpulan data berupa kata-kata, gambar dan bukan
angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci
terhadap apa yang sudah diteliti. Pada penelitian kualitatif, teori dibatasi pada pengertian: suatu pernyataan sistematis yang berkaitan dengan
seperangkat proposisi yang berasal dari data dan diuji kembali secara empiris, Moleong, 1998:6-8. Jenis penelitian ini bertujuan untuk
membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta- fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Penelitian ini
menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan
hubungan antar variabel , Kriyantono, 2007: 69.
Melihat pelaksanaan merupakan sebuah event yang sebelumnya telah
dilaksanakan oleh Kaukus untuk Perda Gepeng DIY dan beberapa pihak terkait. Berdasarkan sumber-sumber tersebut nantinya akan diperoleh
data berupa statement dan bentuk lainnya mengenai proses beserta
pengalaman lain yang terkait mengenai pelaksanaan menejemen event
Pasar Murah. Selanjutnya peneliti akan mendeskripasikan data tersebut
guna mencapai tujuan dari pelaksanaan penelitian ini.
27
2. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pasca penyelenggaran event Pasar Murah
tanggal 26 Juni 2016. Lokasi penelitian dilaksanakan di Base Camp atau
tempat pertemuan Kauskus Perda Gepeng DIY.
3. Informan Penelitian
Informan adalah orang-dalam pada latar penelitian, atau informan merupakan orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi
tentang situasi dan kondisi latar penelitian, Moloeng, 2013:132. Informan memiliki peran agar dalam waktu yang relatif singkat banyak
informasi yang terjaring, jadi sebagai sampling internal, karena informan
dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran, atau membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subjek lainnya, Bodgan dan Biklen,
1981:65. Sampling disini dimaksudkan untuk menjaring informasi dari pelbagai sumber dan bangunannya
constructions yang kemudian dikhususkan dalam konteks yang unik. Oleh karena itu pada penelitian
kualitatif tidak mengenal sampel acak, melainkan sampel bertujuan
purposive sample Moleong, 2013:224.
Mengacu pada penjelasan di atas, informan dapat diartikan sebagai individu atau kelompok yang terlibat atau memiliki pengalaman langsung
pada suatu latar belakang terkait yang dimanfaatkan peneliti sebagai sumber informasi penelitian. Sumber informan pada penelitian ini adalah
panitia event Pasar Murah yang tergabung dalam sebuah jejaring Kaukus
Perda Gepeng DIY. Peneliti menentukan subjek atau informan penelitian
28
berdasarkan kritrtia-kriteria tertentu atas dasar kesesuaian dan pengetahuan atas permasalahan dan tujuan penelitian, Kriyanto,
2009:156.
Subjek penelitian ini adalah Kaukus Perda Gepeng DIY, panitia pelaksana
event Pasar Murah dan pengunjung yang hadir dalam pelaksanaan
event Pasar Murah. Peneliti menentukan subjek atau informan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu atas dasar kesesuaian dan
pengetahuan mengenai permasalahan dan apa yang menjadi tujuan penelitian, Kriyantono, 2009:156. Hal ini diperlukan untuk menjaga
validitas dan reliabilitas data. Beberapa keriteria tersebut antara lain:
1 Anggota Kaukus untuk Perda Gepeng DIY yang menggagas dan
menetapkan dasaran penyelenggaraan event Pasar Murah.
2 Panitia aktif yang terlibat dalam perancangan, penyelenggaraan
dan evaluasi pasca pelaksanaan event Pasar Murah.
3 Pengujung yang hadir dan melihat semua situasi atau memiliki
pengalaman langsung berada dalam penyelenggaraan event
Pasar Murah.
4. Teknik Pengumpulan Data
a Wawancara
Wawancara memiliki manfaat yaitu sebagai deskriptif dan berfungsi eksploratif. Deskriptif yaitu melukiskan dunia kenyataan
seperti dialami oleh orang lain, sehingga dapat memperoleh gambaran yang lebih obyektif tentang masalah yang diselidikinya.
29
Fungsi eksploratif apabila masalah yang dihadapi masih samar- samar bagi pewawancara karena belum pernah diselidiki secara
mendalam oleh orang lain, Nasution, 1995: 115 . Wawancara atau iterview merupakan alat pengumpulan data yang sangat penting
dalam penelitian yang melibatkan manusia sebagai subjek sehubungan dengan realitas atau gejala yang dipilih untuk diteliti,
Kriyanto, 2009:98.
b Studi Dokumentasi
Studi dokumen bertujuan mencari data berupa catatan, bulletin¸
majalah, artikel, dan bahan-bahan dokumentasi. Studi dokumen digunakan oleh peneliti untuk melihat hubungan antara sumber yang
didapatkan dari keterangan informan dengan dokumentasi- dokumentasi yang tersedia sehingga dapat memberikan keterkaitan
dalam hasilnya. Peneliti
juga menggunakan
penelusuran data-
online. Penelusuran data
online adalah tata cara melakukan penelusuran data melalui media
online seperti internet, yang menyediakan fasilitas online sehingga memungkinkan peneliti dapat memperoleh data
informasi berupa data dan juga informasi teori yang dapat
dipertanggungjawabkan secara akademik, Bungin, 2007:125.
Dalam penelitian ini digunakan beberapa media dokumentasi yang dapat mendukung dan melengkapi perolehan data. Jenis
dokumentasi yang dimaksud dalam peneleitian ini yaitu artikel yang
30
berkenaan mengenai pelaksanaan event Pasar Murah oleh Kaukus
Perda Gepeng. 5.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif mengikuti konsep yang dikembangkan MilesHuberman.
Miles dan Huberman dalam Pawito 2008:104-106 menawarkan teknik analis yang disebut
interactive model yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan serta pengujian
kesimpulan.
Dalam tahap reduksi data, data yang telah didapat dari sumber penelitian akan dimasukan ke beberapa tahap yaitu editing dan
pengelompokkan data. Data yang secara otomatis terringkas ini akan memudahkan peneliti dalam mengelompokkan data-data yang diperlukan
dalam penyajian data penelitian. Pada tahap terakhir dari reduksi data, peneliti menyusun rancangan konsep mengupayakan konseptalisasi
serta penjelasan-penjelasan berkenaan dengan tema, pola, atau kelompok-kelompok data bersangkutan. Setelah reduksi data, peneliti
masuk di tahap penyajian data. Data yang telah terkelompokkan sebelumnya kemudian dihubungkan satu sama lain menjadi satu
kesatuan. Data yang tersaji kemudian saling dikaitkan sesuai dengan
kerangka teori yang digunakan.
Ketika dua tahap sudah dilakukan, peneliti dapat masuk ke tahap yang terakhir yakni penarikan serta pengujian kesimpulan. Peneliti
31
menginplementasikan prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola- pola data yang ada dan atau kecenderungan dari display data yang telah
dibuat. Disini sebelum sampai kepada kesimpulan akhir, peneliti diharuskan untuk mengkonfirmasi, mempertajam, atau mungkin merevisi
kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuat untuk sampai pada kesimpulan final berupa proposisi-proposisi ilmiah mengenai gejala atau realitas
yang diteliti, MilesHuberman, 2008:105 6.
Uji Validitas Data Triangulasi
Dalam peniltian ini menggunakan uji validitas data dengan teknik Triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahaan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi
merupakan cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan perbedaan- perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi
sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Teknis triangulasi lebih mengutamakan
efektifitas proses dan hasil yang diinginkan. Dari beberapa macam triangulasi, di penelitian ini peneliti memilih
teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber sebagai uji
validitas data penelitian. Mengingat penelitian ini berfokus pada pembahasan menejemen yang dilakukan oleh panitia dan juga berperan
sebagai informan, sehingga menjadikan seluruh informan sebagai alat uji
32
keabsahan data dan analisis hasil penelitian. Asumsinya bahwa informasi yang diperoleh peneliti melalui ketentuan kriteria yang telah ditentukan
diatas akan memiliki akurasi yang lebih kuat dan dengan kopentensi yang mereka miliki melalui pengalaman yang telah mereka lalui. Ini selaras
dengan teknik yang digunakan dalam penelitian ini yang menggunakan teknik
interview dan menggunakan bahan dokumentasi untuk mengoreksi keabsahan informasi yang telah diperoleh dengan kedua metode tersebut.
Begitu pula hasil-hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti akan lebih akurat apabila dilakukan uji keabsahan melalui uji silang dengan
informasi lain, termasuk dengan informan penelitian. Triangulasi juga dapat dilakukan dengan menguji pemahaman
penelti dengan
pemahaman informan
tentang hal-hal
yang diinformasikan infrorman kepada peneliti. Sehingga juga memperkecil
tafsir ulang penelti yang sifatnya subjektif dalam memahami kasus yang sedang ditelitinya. Uji pemahaman juga dapat dilakukan di akhir
penelitian ketika semua informan sudah dipresentasikan dalam satu draft laporan, kemudian sebelum hasil penelitian itu dipublikasikan, peneliti
dapat meninta informan untuk membaca kembali draft laporan penelitian tersebut, khususnya yaitu Kaukus Perda Gepeng DIY. Langkah yang
terakhir ini bermanfaat pula untuk menginformasikan berbagai informasi yang peneliti peroleh dari informan lain bahkan sumber-sumber lain
karena bisa jadi pada tahap akhir ini masih saja ditemukan perbedaan- perbedaan informasi maupun pemakanaan informasi yang terjadi di
33
antara kedua berbagai belah pihak, Bungin, 2007:253. Apabila terdapat perbedaan antara informan dengan apa yang telah dijabarkan
peneliti melalui draft penelitian ini, peneliti memiliki tangung jawab untuk melakukan perbaikan dan evaluasi kembali hal-hal yang yang
dirasa kurang tepat, sehingga hasil penelitian ini diharapkan memiliki tafsir atau kenyataan yang sesungguhnya diantara adanya kepentingan-
kepentingan yang dimiliki oleh kedua pihak tersebut. Triangulasi dengan
sumber adalah membandingkan dan memeriksa kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berada dalam penelitian kualitatif , Patton 1987: 331. Hal itu dapat dicapai dengan jalan: 1 membandingkan data hasil
pengamatan dengan data hasil wawancara; 2 membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara
pribadi; 3 membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; 4
membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berada, orang
pemerintahan; 5 membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu
dokumen yang berkaitan. 7.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan menjelaskan tentang isi dari setiap bab yang ada didalam karya tulis ini. Adapun pemaparan dari sistematika
penulisan dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut:
34
a Bab I adalah bab pendahuluan di mana di dalamnya berisi
tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, dan sistematika
penelitian. b
Bab II adalah gambaran yang berisi tentang data diri informan. c
Bab III adalah tentang hasil penelitian dan pembahasan yang berisi tentang hasil dari penelitian yang sudah dilakukan
kemudian mengolahnya berdasarkan teori-teori yang sudah ada pada bab 1 dan hasil akhir dari penelitian ini juga dijelaskan
disini. d
Bab IV adalah bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran.
35
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Kaukus Untuk Perda Gepeng
1. Sejarah Kaukus untuk Perda Gepeng Daerah Istimewa Yogyakarta
Seluruh deskrispi mengenai Kaukus untuk Perda Gepeng DIY disini didapatkan dari salah satu narasumber yang memiliki hubungan atau
keterlibatan langsung sejak awal berdirinya Kaukus Perda Gepeng DIY. Kaukus Perda Gepeng DIY adalah sebuah jaringan yang terdiri dari
organisasi, komunitas, dan individu untuk memperjuangkan pemenuhan hak dan keadilan Kaum Miskin Kota. Berdiri sejak tahun 2008 beberapa
organisasi, komunitas, dan individu tersebut berkumpul untuk merespon draft peraturan daerah yang mengatur tentang penanganan gelandangan
dan pengemis. Di awal berdirinya Kaukus Perda Gepeng DIY, dimaksudkan untuk mengakomodir mobilitas massa yang sepakat
menolak atau menentang penerapan perda tersebut. Program atau aktivitas utama yang dilakukan Kaukus untuk Perda Gepeng DIY waktu
itu adalah melaksanaan aksi massa dan proses diskusi mengenai akar permasalahan yang melingkupi kehidupan masyarakat miskin yang ada
di kota Yogyakarta dan sekitarnya.
36
Melalui proses perjuangannya tersebut, Kaukus Perda Gepeng DIY berhasil membatalkan wacana penetapan peraturan daerah tentang
penanganan gelandangan dan pengemis yang dicanangkan oleh pemerintah daerah Yogyakarta. Setelahnya keberhasilan tersebut
aktivitas Kaukus Perda Gepeng DIY tidak terlalu aktif jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya saat wacana perda gepeng tersebut
dimunculkan. Kaukus Perda Gepeng DIY lebih memposisikan dirinya sebagai pihak
controlling dari berlangsungnya aktivitas perkembangan kehidupan kota berserta masyarakatnya khususnya masyarakat miskin
serta penyiagaan dari kemunculan siasat-siasat serupa yang kemungkinan bisa dimunculkan kembali sewaktu-waktu.
Namun semenjak tahun 2014 keadaan berubah, ketika Kaukus Perda Gepeng DIY kehilangan langkahnya saat tiba-tiba secara mengejutkan
perda tersebut dimunculkan kembali dan telah berhasil disahkan sebagai peraturan daerah. Hal ini mengakibatkan Kaukus Perda Gepeng DIY
mengumpulkan formasinya kembali sebagai jaringan dan meningkatkan aktivitasnya dalam melakukan proses perjuangan lanjutan. Hingga saat
ini proses perjuangan itu masih dilakukan dengan bobot atau hasil akhir yang lebih sulit, yaitu menentang sekaligus memperjuangkan
penghapusan perda gepeng yang telah disahkan. hasil wawancara dengan TY, 27 Oktober 2016
37
2. Profil Kakus untuk Perda Gepeng DIY
Kaukus Perda Gepeng adalah sebuah jaringan yang terdiri dari organisasi, komunitas, dan indivisu untuk memperjuangkan pemenuhan
hak dan keadilan Kaum Miskin Kota. Kaukus memobilisasi dan mengorganisir kekuatan Kaum Miskin Kota, membangun solidaritas, dan
persatuan gerakan rakyat lainnya. Untuk mencapai tujuannya, Kaukus melakukan aksi-aksi strategis, pengorganisasian, dan kampanye. Salah
satu taktik perjuangan untuk mencapai keadilan bagi Kaum Miskin Kota KMK diantaranya dengan penghapusan Perda DIY tentang Penanganan
Gelandangan dan Pengemis Nomor 1 Tahun 2014 Perda Gepeng. Dalam perjuangannya, Kaukus menitik-beratkan pada nilai-nilai
demokrasi, anti seksisme, anti diskriminasi, anti stigmatisais, anti moderasi, dan penghargaan terhadap keberagaman.
https:kaukusperdagepengdiy.wordpress.com
,
diakses pada tanggal 30 Juni 2016, pukul 19.40 WIB
3. Lokasi Kaukus Perda Gepeng DIY
Secara spesifik Kaukus Perda Gepeng DIY tidak memiliki lokasi tempat atau skretariat sebagai tempat berkumpul. Pada prakteknya
Kaukus untuk Perda Gepeng DIY sering kali melakukan mobilitas di tempat-tempat yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhannya.
38
4. Struktur Kerja Kaukus Perda Gepeng DIY
Kaukus Perda Gepeng DIY tidak memiliki struktur organisasi. Mengingat bentuk Kaukus Perda Gepeng DIY sendiri bukan berbentuk
organisasi atau lembaga sejenis yang memiliki bagan struktural dalam menjalankan roda organisasi. Kaukus untuk Perda Gepeng DIY adalah
jejaring yang termediakan kepada kelompok, individu, organisasi atau lembaga yang memiliki kepentingan yang sama dalam memperjuangkan
penghapusan pertaturan daerah tentang pengananan gelandangan dan pengemis. Kaukus Perda Gepeng DIY tidak memiliki ketua yang
memimpin jalannya roda komunitas, atau bendahara resmi yang bertanggung jawab dalam mengatur keuangan komunitas. Semua proses
kerja jejaring dilakukan atas asas perjuangan dan kebersamaan.
Di Kaukus Perda Gepeng DIY tidak memiliki struktur yang absolute atau mengingat. Namun untuk membantu langkah kerja internal, Kaukus
untuk Perda Gepeng DIY membentuk 3 divisi yitu :
a. Divisi Media dan Propaganda
Divisi Media dan Propaganda bertugas untuk mempublikasikan dan menyebarluaskan seluruh konten terkait dengan isu
kemiskinan dan penyebarluasan informasi mengenai gagalnya implementasi peraturan daerah tentang penangan gelandangan
dan pengemis kepada khalayak luas. Beberapa media yang dikelola oleh divisi Media dan Propaganda adalah
fans page Facebook, flyer dan wordpress. Visi utama dari tujuan kerja
39
divisi media dan propaganda adalah menggungah kesadaran masyarakat untuk ikut terlibat dalam proses perjuangan bersama
ini. b.
Divisi Pengorganisiran Divisi pengorganisiran memiliki tanggung jawab pada
pengorganisiran wilayah yang menjadi basis mukim kaum miskin kota KMK. Divisi pengorganisiran memiliki fungsi
untuk mengakomodir situasi di wilayah yang telah ditentukan sehingga tetap dalam jangkauan Kaukus untuk Perda Gepeng
DIY. Akomodasi yang dilakukan dapat berupa pemenuhan kebutuhan atau kepentingan secara sosial masyarakat setempat.
Setelahnya divisi pengorganisiran bertugas dalam menjaga ritme kondisi sosial masyarakat setempat untuk berada pada poros
perjuangan Kaukus untuk Perda Gepeng DIY. c.
Divisi Dokumentasi Kasus Divisi dokementasi kasus merupakan lingkup kerja pada
pencarian kasus yang terjadi di lapangan. Kasus-kasus mengenai seluruh penyimpangan yang terjadi dalam penerapan perda
gepeng yang ditemukan selanjutnya diarsipkan guna penyikapan langkah praktis dan jangaka waktu ke depan.
Peneliti tidak dapat mendeskripsikan lebih lengkap siapa saja yang masuk dalam divisi-divisi tersebut, karena melihat keadaan yang
sebenarnya terjadi di lapangan, bahwa individu-individu yang terdapat
40
dalam divisi-divisi tersebut sering kali berubah dan berganti divisi. Setiap individu tidak ada yang secara tetap berada dalam satu divisi. Penetapan
individu dalam sebuah divisi hanya berlaku temporer, menyesuaikan moment yang sedang terjadi pada waktunya. wawancara dengan TY, 27
Oktober 2016
5. Kontak Kaukus untuk Perda Gepeng Daerah Istimewa Yogyakarta
+62 85870902474 Telepon https:kaukusperdagepengdiy.wordpress.com
Blog Kaukus Perda Gepeng DIY Facebook fans page
Gambar 2.1 Wordpress Kaukus Perda Gepeng DIY
Sumber : https:kaukusperdagepengdiy.wordpress.com
41
Gambar 2.2 Fans Page Facebook Kaukus Perda Gepeng DIY
Sumber : https:web.facebook.comkaukusperdagepeng?fref=tsref=br_tf
6. Profil Organisasi dan Lembaga dalam Jejaring Kaukus untuk Perda
Gepeng Daerah Istimewa Yogyakarta
Kelompok atau organisasi yang tergabung dalam Kaukus untuk Perda Gepeng DIY, terdapat :
a. PKBI Daerah Istimewa Yogyakarta
1 Profil Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Daerah
Istimewa Yogyakarta PKBI DIY
PKBI DIY berdiri pada tahun 1967. Awalnya PKBI DIY hanya sebagai tempat pelatihan dari PKBI pusat tetapi dalam
perkembangannya PKBI DIY mampu mengembangkan program untuk remaja maupun para suamiistri, dan perempuan yang
42
belum menikah. Setelah itu berkembang lagi dengan menjangkau komunitas seperti waria, gay, pekerja rumah
tangga, pekerja seks dan buruh gendong. PKBI DIY memiliki mandat untuk mengupayakan pemenuhan Hak Kesehatan
Seksual dan Reproduksi HKSR bagi remaja, perempuan dan mitra strategis ragam identitas. PKBI DIY mengembangkan
Pusat Layanan Kesehatan Seksual dan Reproduksi ramah remaja untuk memberikan pelayanan pada remaja dan perempuan yang
tidak terlayani oleh layanan Negara. PKBI DIY memiliki mandat untuk mengupayakan
pemenuhan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi HKSR bagi remaja, perempuan dan mitra strategis ragam identitas.
PKBI DIY mengembangkan Pusat Layanan Kesehatan Seksual dan Reproduksi ramah remaja untuk memberikan pelayanan
pada remaja dan perempuan yang tidak terlayani oleh layanan Negara. wawancara dengan FY, Oktober 2016
2 Jenis Layanan yang Diberikan Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta PKBI DIY:
1. Konseling Kesehatan Reproduksi dan Seksual
2. Konseling KB Keluarga Berencana
3. Konseling Pasutri
4. Konseling Infeksi menular Seksual IMS
43
5. Konseling HIV AIDS
6. Konseling KTD
7. Periksa IVA Pap’smear
8. Periksa Obstetri, Ginekologi
9. Periksa Umum
10. Pemasangan dan Pelepasan Alkon Alat Kontrasepsi
11. Tes IMS dan HIV
12. Rumah Aman Bagi Perempuan KTD
3 Alamat dan Kontak Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta PKBI DIY
Alamat : Klinik Adhiwarga PKBI DIY, Jl. Tentara Rakyat
Mataram JT I 705 Yogyakarta Telepon
: 55231, 0274 586767
4 Struktur dan Tanggung Jawab Kerja Perkumpulan
Keluarga Berencana
Indonesia Daerah
Istimewa Yogyakarta PKBI DIY
a Ketua Pengurus Daerah:
a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan tentang
kelembagaan, program, keuangan dan aset PKBI. b.
Mewakili PKBI di luar dan di dalam pengadilan atas kuasa Ketua Pengurus Nasional.
c. Memimpin Musyawarah Daerah, Rapat Pleno Daerah
dan Rapat Pengurus Daerah.
44
d. Menyampaikan
laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas Pengurus di dalam Rapat Pleno Daerah dan Musyawarah Daerah.
b Wakil Ketua Pengurus Daerah:
a. Menggantikan tugas-tugas Ketua apabila berhalangan.
Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh Ketua. b.
wakil Ketua I membidangi Kerembagaan dan sumber Daya Manusia.
c. Wakil Ketua Il membidangi Hubungan Dalam Negeri.
d. Wakil Ketua til membidangi pengembangan Klinik.
e. Wakil Ketua tV membidangi program Remaja dan
Anak.
c Sekretaris Pengurus Daerah:
a. Menyelenggarakan Musyawarah Daerah, Rapat pleno
Daerah dan Rapat Pengurus Daerah. b.
Sekrataris Rapat dalam Rapat Pleno Daerah dan Rapat Pleno Daerah.
d Wakil Sekretaris Pengurus Daerah:
a. Menggantikan tugas-tugas Sekretarisapabila Sekretaris
berhalangan.
45
b. Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh
Sekretaris. c.
Melakukan pencatatan dalam setiap rapat dan menyampaikan hasil-hasil rapat pengurus kepada
peserta rapat.
e Bendahara Pengurus Daerah:
a. Mengembangkan kebijakan pengelolaan Keuangan dan
Aset PKBl. b.
Mobilisasi Sumber Dana. c.
Menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan kebijakan keuangan PKBl pada Musyawarah Daerah,
Rapat Pleno Daerah dan Rapat Pengurus Daerah. d.
Melakukan Otorisasi Keuangan PKBI.
f Wakil Bendahara Pengurus Daerah:
a. Menggantikan
tugas-tugas bendahara
apabila Bendahara berhalangan.
b. Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh
Bendahara; c.
Melakukan penggalangan sumber dana bersama dengan Bendahara.
Sumber : http:pkbi-diy.info?page_id=2513 diakses pada tanggal 27 Oktober 2016, pukul 19.32 WIB
46
b. People Like Us Satu Hati PLUSH
1 Profil PLUSH
PLUSH adalah organisasi berbasis komunitas yang berkomitmen untuk memperjuangkan Hak Asasi Manusia
Kelompok LGBT, demi terwujudnya tatanan masyarakat yang bersendikan pada nilai-nilai kesetaraan, berperilaku dan
memberikan penghormatan terhadap hak-hak kelompok Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender LGBT sebagai hak
asasi manusia. Sejarah terbentuknya PLUSH di mulai pada tahun 2002,
terbentuk komunitas Pelangi
Jogja yang secara
rutin mengadakan diskusi dan kegiatan dengan topik seputar Lesbian,
Gay, Biseksual, dan Transgender. Dari berbagai aktivitas tersebut, kelompok LGBT pun menyadari kebutuhannya untuk
memiliki organisasi yang membela dan mempromosikan hak- hak kelompok LGBT. Atas dasar kebutuhan itu, PLUSH resmi
dibentuk di Yogyakarta melalui musyawarah anggota pada 31 Maret 2008.
wawancara dengan RT, Oktober 2016
47
2 Komitmen People Like Us Satu Hati Plush Satu Hati
a Menyadarkan, memberdayakan, dan menguatkan kelompok
LGBT yang tertindas; b
Berperan aktif dalam proses pembentukan maupun perubahan kebijakan yang melindungi kelompok LGBT.
c Berperan aktif dalam membangun kesadaran dan
meningkatkan penerimaan masyarakat akan kelompok LGBT.
3 Nilai-nilai People Like Us Satu Hati Plush Satu Hati
a keadilan
b independent
c non-diskriminasi
d nir-kekerasan
e pluralisme
f demokrasi
g kesetaraan
h non-partisan
4 Kontak People Like Us Satu Hati Plush Satu Hati
+6281247779084 phone, SMS, WhatsApp www.plush.or.id
website plu.satuhatigmail.com, haloplush.or.id email
PLUSH Yogyakarta facebook plush.yogyakarta instagram
48
5 Stuktur dan Program Kerja People Like Us Satu Hati
PLUSH
Struktur kepengurusan PLUSH mencakup badan pengawas dan badan pengurus. Badan pengawas beranggotakan lima
orang, tugasnya mengawasi kerja badan pengurus dan memberikan masukan. Badan pengawas juga mewakili suara
komunitas dalam memberi masukan terhadap progam yang dijalankan di PLUSH. Badan pengurus mencakup ketua,
sekretaris, bendahara, kasir, koordinator divisi penelitian dan pengembangan, koordinator divisi media dan kampanye,
koordinator divisi penguatan basis, koordinator divisi konseling. Tugas mereka membuat dan melaksanakan program PLUSH.
Masa kepungurusan badan pengawas maupun bapan pengurus tiga tahun.
Program kerja kepengurusan PLUSH terdiri dari : a
Pertemuan Rutin Komunitas dilakukan minimal satu bulan satu kali, contohnya pemutaran film, arisan cantik, bedah
buku, dll. Program bertujuan menciptakan ruang aman serta nyaman bagi komunitas LGBT untuk berbagi dan bagi
PLUSH untuk mengetahui kebutuhan komunitas dalam melaksanakan programnya.
49
b Pelatihan SOGIE dan HAM dilakukan secara rutin,
mengingat pemahaman masyarakat dan komunitas akan SOGIE serta HAM adalah kunci agar hak-hak LGBT dapat
terpenuhi. PLUSH juga memberi pelatihan khusus bagi komunitas LGBT untuk menjadi fasilitator bagi pendidikan
SOGIE dan HAM. c
Peningkatan kapasistas bermanfaat bagi kehidupan dan pengembangan organisasi. Mengikuti pelatihan yang
diadakan pihak lain atau oleh PLUSH sendiri. d
Advokasi kebijaksanaan dilaksanakan melalui kerja sama dengan organisasi lain untuk mengadvokasi kebijakan yang
diskriminatif pada LGBT. Namun PLUSH juga terlibat dalam advokasi kebijakan lain yang diskriminatif.
e Konseling untuk memberi dukungan moral dan
pengetahuan pada komunitas dalam menghadapi masalah sehari-hari.
f Kampanye digital sebagai sarana kampanye rutin dan
edukasi publik. g
Kampanye publik seperti mencetak KIE, berjejaring aliansi jurnalis independen, dan mengadakan event-event publik
baik di kampus, sekolah, dll.
50
h Pendampingan bagi peneliti dengan harapan dapat
dihasilkan produk akademik yang tidak bias dan menjadi amunisi advokasi bagi gerakan LGBT di Indonesia.
Sumber : http:www.plush.or.idpprofil.html diakses pada 27 Oktober 2016, pukul 19.43 WIB
c. Ikatan Waria Yogyakarta IWAYO
1 Profil Ikatan Waria Yogyakarta IWAYO
IWAYO adalah organisasi waria yang mengfungsikan diri sebagai wadah besar bagi komunitas-komunitas waria yang ada
di Yogyakarta. Sebetulnya organisasi ini didirikan sejak tahun 1980 dengan nama Waria DIY, namun pada tahun 1984 berubah
menjadi IWAYO lalu sempat hilang kabar dan waria di Yogyakarta sempat tidak terkontrol, akhirnya tanggal 14 April
2010 IWAYO bangkit kembali dengan struktural yang baru dan lebih matang serta teroganisir. Jumlah waria yang tersebar di
Yogyakarta kurang lebih 300 orang namun yang terdata di dalam organisasi ini sebanyak 244 orang yang tersebar di 8 titik
komunitas waria yang ada di Yogyakarta, meliputi : a
Komunitas Waria Kota Gede b
Komunitas Waria Bantul c
Komunitas Waria Jalan Solo d
Komunitas Waria Wates e
Komunitas Waria Klitren f
Komunitas Waria Sorogenen g
Forum Komunikasi Waria Sidomulyo FKWS
51
h Wadah Inspirasi Waria Bank Indonesia WIWBI
wawancara dengan NS, Oktober 2016
2 Alamat Ikatan Waria Yogyakarta IWAYO
Alamat : Jalan Sidomulyo TR IV 333 Bener, Tegalrejo
Yogyakarta 3
Struktur dan Peran Kepengurusan Ikatan Waria Yogyakarta IWAYO
IWAYO adalah organisasi dengan struktur kepengurusan yang pertama kali berdiri di Yogyakarta. Sebuah organisasi yang
sengaja dibentuk oleh para waria. IWAYO menjadi sebuah organisasi sosial berorientasi nonprofit yang memiliki posisi dan
peran strategis dalam memperjuangkan kepentingan para anggota dan tujuan bersama yang ingin dicapai.
Organisasi IWAYO memiliki struktur kepengurusan yang terdiri dari dewan pembina, ketua, wakil ketua, sekretaris,
bendahara, hubungan masyarakat, divisi media kampanye, advokasi, olah raga dan kesenian. Posisi seperti ketua, wakil
ketua, bendahara, sekretaris sampai anggota adalah status yang disandang oleh waria, sedangkan apa yang harus dilakukan atau
dikerjakan oleh waria terkait statusnya dinamakan dengan peran. Sumber : https:mypotret.wordpress.com20090728ada-
tuhan-di-hati-wariamore-3294
,
diakses pada tanggal 27 Oktober 2016, pukul 20.10 WIB
52
d. Save Street Children Yogyakarta SSC JOGJA
1 Profil Save Street Children Yogyakarta SSC JOGJA
Save Street Children Jogja atau yang dikenal dengan SSC Jogja adalah sebuah komunitas yang peduli terhadap isu atau
permasalahan anak jalanan children in street situation di Kota Yogyakarta. Berawal dari gerakan twitter yang dipelopori oleh
SSC Jakarta, SSC Jogja menjadi sebuah gerakan nyata pada tanggal 7 Agustus 2011. Save Street Child Jogja adalah sebuah
komunitas berbasis HAM yang bergerak di bidang pendidikan kritis, advokasi hak anak dan penggorganisasian sebagai
langkah konkrit para pemuda untuk meningkatkan taraf hidup anak jalanan dan anak marjinal. wawancara dengan RD,
Oktober 2016
2 Alamat dan Kontak Save Street Children Yogyakarta SSC
JOGJA
Alamat : Jalan Bridgjen Katamso, No 61 K RT 56 RW 14
Panembahan Kraton Yogyakarta.
Alamat : Sschildjogja Twitter
Sschildjogja Instagram eaa9013c Line
Save Street Child Jogja Facebook fanpage savestreetchildjogjagmail.com
E-mail
53
3 Struktur Organisasi Save Street Children Yogyakarta SSC
JOGJA
Sumber : Kurniawan, Krissanto. 2014. Peranan Komunitas Save Street Children JOGJA SSCJ Dalam Upaya Pemberdayaan Anak
Jalanan Di Yogyakarta. Skripsi Strata 1 FIS Universitas Negeri Yogyakarta
e. Rumah Baca Komunitas
1 Profil Rumah Baca Komunitas
Embrio awal komunitas ini adalah dengan berdirinya Kantor jejaring antar beberapa komunitas di Bantul. Berdiri
tanggal 2 Mei tahun 2012, dalam rumah kontrakan seadanya di daerah Onggobayan, Bantul, Yogyakarta berdiri Rumah Baca
Komunitas. Tuntutan dan tanggung jawab sebagai anak bangsa untuk segera mengambil peran sekecil apapun merupakan cara
untuk menahan laju kerusakan. Komunitas ini mempunyai visi yaitu menggerakkan aras perjuangan literasi melalui komunitas
Dewan Pembina Ketua
Sekertaris Bendahara 1
Bendahara 2
Divisi Edukasi Pengembangan
Divisi Acara
Divisi Penggalangan
dana Divisi
Humas
54
terwujudnya manusia berdaya emansipatif dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Kegiatan-kegiatan yang diusung
oleh RBK bukan perjuangan literasi dalam arti yang lazim dikenal seperti gerakan taman baca, tapi juga perjuangan lainnya
yang serumpun dengan semangat pemberantasan kebodohan. wawancara dengan UT, Oktober 2016
2 Prinsip dan Nilai-nilai Rumah Baca Komunitas
a Keadilan dan Emansipasi
b Anti-Diskriminasi
c Nir-Kekerasan
d Pemberdayaan Diri
e Volunterisme dan Gerakan Mikroba
f Kepercayaan
g Apresiasi
3 Alamat dan Kontak Rumah Baca Komunitas
Alamat : Jalan Ambarbinangun No. 5C, Kasihan, Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta 55184 Kontak
: MaBaCaKomunitas Twitter 0813 5718 0841 Telepon
Rumah Baca Komunitas Facebook fanspage
55
4 Struktur dan Pegiat Rumah Baca Komunitas
a Penasehat
Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif, M.A, Prof. Dr. Habib Chirzin, M.A
b Pembina
David Efendi, Ahmad Sarkawi, Syakir, S.I.P.,M.IP
c Direktur
Fauzan Anwar Sandiah
d Ketua Devisi Penelitian
Uswatun Madam Hasanah
e Devisi Pelayanan Masyarakat
Luthfi Zanwar Kurniawan
f Devisi Rumah Tangga
Abdullah Zed
g Devisi Kajian
Rifki Sanahdi, Unggul Sejati Prakoso, Lisa Oktaviani, Hanapi Wardana, Mascku
h Bendahara
Bimo Ario Putra
i Devisi Perpustakaan Jalanan
Danang
j Devisi Pelayanan Masyarakat
Arief Budiman
56
k Devisi It
Agus Andika Putra
l Devisi Rumah Tangga
Agam Primadi
m Devisi Pelayanan Masyarakat
Alhafiz Atsari Sumber : http:www.rumahbacakomunitas.orgtentang-rbk-2
diakses pada 27 Oktober 2016, pukul 20.29 WIB
f. Pusat Studi Wanita Universitas Islam Indonesia PSW UII
1 Profil Pusat Studi Wanita Universitas Islam Indonesia PSW
UII
Pusat Studi Wanita Universitas Islam Indonesia berdiri sejak tanggal 3 Juni 1997 dengan nama awal Pusat Studi Wanita
Lembaga Penelitian Universitas Islam Indonesia, dimana pusat studi ini pada awalnya berada dibawah Lembaga Penelitian UII.
Semenjak berdiri
tahun 1997
sampai 2002,
tampak kepemimpinan dipimpin oleh Dra. Trias Setiawati, M.Si.
Mulai Mei 2003 Pusat Studi Wanita Lembaga Penelitian Universitas Islam Indonesia, dipimpin oleh Aroma Elmina
Martha, SH., MH sampai dengan 2006. Namun semenjak Oktober 2006 keberadaan Pusat Studi Wanita Lembaga
Penelitian Universitas Islam Indonesia tidak lagi berada dibawah Lembaga Penelitian UII dan berubah menjadi lembaga non
57
struktural yang langsung memiliki garis koordinasi dengan Wakil Rektor I UII bidang pengembangan akademik dikenal
dengan Pusat Studi Wanita Universitas Islam Indonesia sampai sekarang. Sejak masa transisi tersebut, setelah restrukturisasi UII
pada Juni 2006 sampai dengan sekarang, PSW UII dipimpin oleh Mila Karmila Adi, SH., M.Hum.
2 Visi Pusat Studi Wanita Universitas Islam Indonesia PSW
UII
Visi Pusat Studi Wanita Lembaga Penelitian UII adalah sebagai wadah dalam membangun kualitas perempuan dalam
memahami wacana kehidupan sosial yang konstruktif, demokratis dan berkeadilan jender berlandaskan Ke-Islam-an.
3 Misi Pusat Studi Wanita Universitas Islam Indonesia PSW
UII
Misi serta
Tujuan Pusat
Studi Wanita
UII Menyelenggarakan
SeminarKajian atau
Pelatihan Meningkatkan pemahaman civitas akademika dan masyarakat
umum agar: a
Memiliki komitmen terhadap keadilan jender yang berlandaskan Islam.
b Mempunyai kepekaan dan kesadaran jender.
c Memberdayakan kaum perempuan agar memiliki
akhlakul karimah, kualitas intelektual yang baik, serta
58
tanggung jawab terhadap pembangunan peradaban manusia.
4 Alamat dan Kontak Pusat Studi Wanita Universitas Islam
Indonesia PSW UII
Alamat : Kantor Pusat Studi Wanita Universitas Islam
Indonesia : Kampus Terpadu UII, Gedung Auditorium KH. Kahar Muzakkir lantai III, Jl.
Kaliurang Km. 14.5 Kontak
: +62-274-898444 hunting Telepon pswuii.ac.id
Website : www.centreofwomenstudy-uii.blogspot.com
5 Struktur Oraganisasi Pusat Studi Wanita Universitas Islam
Indonesia PSW UII
Sumber : www.centreofwomenstudy-uii.blogspot.com diakses pada 27 Oktober 2016, pukul 20.45 WIB
Dewan Penasihat Ketua
Sekertaris
Bidang Kajian Penelitian
Bidang Pendidikan
Pengabdian Bidan
Administrasi Umum
59
g. Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta LBH Jogja
1 Profil Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta LBH Jogja
LBH Yogyakarta diresmikan 6 September 1981 sebagai bagian dari bergabung dengan YLBHI yang terlebih dahulu
berdiri. LBH Yogyakarta didirikan oleh beberapa tokoh masyarakat yang mempunyai komitmen menegakkan hukum
yang pada saat itu banyak terjadi penyelewengan hukum dan kekuasaan oleh aparat Negara.
Dalam perjalanannya LBH mendapat kepercayaan dari masyarakat, hal tersebut dilihat dengan banyaknya pengaduan
perkara, mulai dari perkara pidana, perdata, politik, perburuhan dan sebagainya. LBH juga mengenalkan bantuan hukum
struktural, yaitu bantuan yang tidak semata-mata hanya berpijak pada instrumen pasal undang-undang yang positifistik, namun
dengan melakukan berbagai terobosan dalam melakukan pembelaaan guna memperjuangkan keadilan bagi, masyarakat
yang tertindas dan tidak mampu dibidang hukum maupun secara ekonomi.
2 Visi Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta LBH Jogja
LBH Yogyakarta sebagai sebuah organisasi masyarakat sipil mempunyai visi menentukan arah transisi politik, ekonomi,
sosial, budaya, dan transformasi politik yang berkeadilan gender dengan berbasiskan gerakan rakyat, serta menjamin dan
60
melindungi rakyat dalam memenuhi hak-hak ekonomi, sosial,
dan budaya serta kebebasan dasar manusia. 3
Misi Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta LBH Jogja
a Mendorong transformasi Politik yang berlandaskan gerakan
rakyat yang berkeadilan gender. b
Mempromosikan dan memperjuangkan terjaminnya hak- hak ekonomi, sosial, budaya yang mesti dilakukan.
c Memperkuat penegakan dan perlindungan hak-hak sipil dan
politik, untuk mendukung upaya mempromosikan dan memperjuangkan hak-hak sipil dan politik.
4 Alamat dan Kontak Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta
LBH Jogja
Alamat : Jl. Ngeksigondo No.5A, Kelurahan Purbayan,
Kecamatan Kota Gede, Daerah Istimewa Yogyakarta
,
Kode Pos : 55173
Kontak : 0274 4436859, 0274 376316 [Telp.Faks]
lbhjogjagmail.com Email www.lbhyogyakarta.org
Website www.facebook.comlbhyogyakarta
Facebook www.twitter.comlbhyogya
Twitter
5 Struktur Organisasi Bantuan Hukum Yogyakarta LBH
Jogja Direktur
61
a
Staff Fungsional : Hamzal Wahyuddin, S.H
b
Kepala Kantor Administrasi : Adi Hartanto, SE.
c
Kepala Departemen Advokasi : Rizky Fatahilah, S.H
d
Kepala Departemen PPSD : Ikhwan Sapta Nugraha, S.H
e
Kepala Departemen Internal : Adi Hartanto, SE.
f
Keuangan : Astutik, S.E
g
Indok Kasir : Solihin h
Pembela Umum : Budi Hartono, S.H Hamzal Wahyuddin, S.H, Anasa Wijaya, S., Yogi Zul Fadhli,
S.H. M.H, Ikhwan Sapta Nugraha, S.H, Rizky Fatahilah, S.H, Aditia Arief,
Firmanto, S.H. M.H, i
Staff Pembela Umum : Emanuel Gobay, S.H, Britha Mahanani, Annisa Faricha, S.H, Budi
Hermawan, Sugianto, S.H, Nur Wahid Satrio,
Isti’anah, Nuzulul Hidayah, Lutfi Mubarok, Abdul Safri Tuakia,
S.H, Gandar Mahojwala P, Ikram Ladjima, Erif Fahmi, S.H, Nuresti
Tristya A,Dwi Prasetyo P.
Sumber : http:www.lbhyogyakarta.orgprofil diakses pada tanggal 27 Oktober 2016, pukul 21.03 WIB
62
B. Profil Event Pasar Murah
1.
Latar Belakang Penyelenggaraan Event Pasar Murah
Event Pasar Murah adalah event yang digagas atas kepentingan Kaukus Perda Gepeng DIY dalam perjuangannya menolak serta
menghapus diterapkannya perda No.1 Tahun 2014 melalui tindakan berbagi. Event Pasar Murah merupakan suatu aktivitas sosial yang
dilakukan atas dasar reaksi dari suatu keadaan yang menyangkupi keberadaan masyarakat dan sosial. Pasar Murah dilaksanakan dengan
melibatkan langsung masyarakat setempat yang dirasa sebagai bagian dari masyarakat yang terdampak dari penerapan perda No.1 Tahun 2014
mengenai penangan gelandangan dan pengemis. Landasan diselenggarakannya event Pasar Murah bukan lagi mengacu
pada bentuk yang berkaitan dengan provit atau keuntungan nominal.
Esensi event Pasar Murah bukan terletak pada proses jual-beli suatu komoditas. Meskipun terdapat tansaksi jual-beli, event ini tidak
mengacau pada prioritas di bidang ekonomi, melainkan silang tukar pemahaman dan pengalaman mengenai sebuah kasus yang perlu
dicermati bersama. Pasar Murah bagi Kaukus adalah media taktis atau tahap strategi mencapai tujuan mereka dalam upaya propaganda dan
pengorganisiran.
63
2. Struktur Kepanitiaan Event Pasar Murah
3. Tempat Pelaksanaan Event
RT.13 RW.03 Kelurahan Suryowijayan, Yogyakarta. 4.
Waktu Pelaksanaan Event
Hari Tanggal : Minggu 26 Juni 2016
Pukul : 09.00 sd 12.00 WIB
5. Tema Event Pasar Murah
“Berbagi Ruang Hidup dan Keceriaan Bersama Komunitas”
6. Rangkaian Acara Event Pasar Murah
a. Lapak Murah
b. Panggung Keberagaman
c. Pemeriksaan Kesehatan Umum
Ketua Panitia
Seretaris Bendahara
Divisi Acara Divisi Perlengkapan
64
7. Media Publikasi
Gambar 2.3 Spanduk
Event Pasar Murah
Gambar 2.4 Poster
Event Pasar Murah
Sumber : Arsip Kaukus Perda Gepeng DIY
65
C. Penelitian Terdahulu
1. Manajemen Event Bagus Roro Dalam Rangka Pembentukan Citra
Pariwisata Oleh Pemerintah Kabupaten Purworejo
Pemerintah kabupaten Purworejo menyadari mengenai potensi pariwisata yang ada di wilayah kabupaten Purworejo. Potensi tersebut
seharusnya mampu untuk dimaksimalkan kebermanfaataannya dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat kabupaten Purworejo. Namun
fakta yang terjadi adalah kabupaten Purworejo belum mampu memanfaatkan potensinya sehingga daya serap wisatawan lokal dan
asing masih kurang untuk berkunjung ke kabupaten Purworejo masih sangat rendah. Upaya dalam perbaikan dan pembenahan di bidang
pariwisata pun dilakukan oleh oleh pemerintahah daerah kabupaten Purworejo.
Event Bagus Roro merupakan satu event yang digagas oleh pemerintah kabupaten Purworejo dalam usahanya menciptakan citra
postif di bidang pariwisata yang berada di kabupaten Purworejo kepada masyarakat luas. Penelitian ini ditulis oleh Bangkit Setyo Aji, Mahsiswa
Universitas Negeri Yogyakarta, Fakultas Ilmu Politik, pada tahun 2016, dalam melihat manajemen
event yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten Purworejo melalui event Bagus Roro.
Penelitian ini menjadi salah satu referensi penulis dalam penelitiannya kali ini karena adanya letak kesamaan, yaitu dalam
menetapkan teori yang dikemukakan oleh Goldbaltt mengenai
66
perencanaan event; reserch, design, planning, coordination dan
evaluation. Jenis penelitian ini juga menggunakan deskriptif kualitatif guna mengukur faktor hambatan dan pendukung dari proses menejemen
event Bagus Roro oleh pemerintah daerah Purworejo. Hasil dari penelitian
ini menjelaskan
bahwa manajemen
event dalam
penyelenggaraan event Bagus Roro belum tertata maksimal. Pelaksanaan
event Bagus Roro Purworejo belum mampu menarik perhatian masyarakat luas. Sehingga tujuan untuk peningkatan kunjungan
wisatawan ke kabupaten Purworejo belum terjadi. Ada pun faktor yang menyebabkan kurang berhasilnya penyelenggaran
event Bagus Roro disebabkan oleh tidak adanya proses manjemen yang baik, sebagaimana
yang seharusnya tertera dalam teori manajemen event. Setyo, 2010
2. Studi Tentang Penelolaan Event Karnaval Pada Jember Fashion
Carnaval JFC
Studi ini dilakukan oleh Vita, mahasiswi Jurusan Teknologi Industri Program Studi Pendidikan Tata Busana Fakultas Teknik Universitas
Negeri Malang, pada tahun 2012. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif. Fokus
penelitian meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan Jember Fashion
Carnaval JFC. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan perencanaan
JFC, mendeskripsikan
pengorganisasian JFC,
mendeskripsikan pelaksanaan JFC dan mendeskripsikan evaluasi
kegiatan JFC.
67
Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini menjelaskan adanya perubahan tema saat tahap perencanaan JEC. Secara pengorganisasian
terdapat perubahan keanggotaanya setiap tahun dikarenakan sering keluar masuknya para anggota JFC. Kepanitiaan JFC juga terdiri dari peserta
JFC yang sudah pernah mengikuti JFC sebelumnya atau peserta JFC senior dan pernah mendapatkan juara di setiap kompetisi. Kegiatan
terakhir dari pengelolaan JFC adalah pengevaluasian kegiatan yang telah dilaksanakan. Pengevaluasian di JFC dibagi menjadi 2 evaluasi yaitu,
evaluasi per sesi dan evaluasi akhir yang dilaksanakan setelah kegiatan
JFC Awarding.
Terdapat beberapa perbedaan antara penelitian yang Vita lakukan dengan penelitian yang saat ini peneliti sedang lakukan. Dianataranya
adalah adanya perbedaan mengenai model perencanaan penyelenggaraan event. Vita menggunakan model perencanaan milik George Terry yang
membagi perencanaan evenet melalui planning, organizing, actualing
dan controlling. Sementara dalam penelitian penulis sekarang
menggunakan model perencanaan event oleh Joe Goldbaltt yang terbagi dari tahap
reserch, design, planning, coordination dan evaluation. Dalam model perencanaan milik George Terry
evaluation tidak dimasukan sebagai tahap akhir dalam menyimpulkan keberhasilan atau kegagalan
dari penyelenggaran sebuah event. Adapun persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Mala, Dolar Kristia. 2015
68
3. Perencanaan Event Manajemen Festival Kesenian Yogyakarta
Sebagai Media Komunikasi Identitas Yogyakarta
Skripsi ini ditulis oleh Johan Saputra, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Sosial dan Humaniora, pada tahun 2014. Festival Kesenian
Yogyakarta FKY merupakan event rutin tahunan yang terbesar di
Yogyakarta yang menyangkup hampir seluruh jenis kesenian seperti kesenian tradisional, kontemporer dan juga alternatif. Sebagai
event rutin ada kalangan yang menilai bahwa penyelenggaraan FKY dianggap
kurang matang. Penelitian ini berfokus pada bagai proses perencanaan
event manajement penyelenggaraan FKY.
Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori yang dikemukakan oleh Goldbaltt mengenai perencanaan
event; reserch, design, planning, coordination dan evaluation. Kesimpulan yang didapat
dari hasil penelitiannya adalah kurangnya pendalaman reserch yang
hanya bergantung pada data pelaksanaan yang dilakukan di tahun sebelumnya. Di tahap
design merupakan tahap yang paling lama karena adanya proses seleksi ide dan konsep
event. Di tahap planning panitia memulai untuk melengkapi sumber daya yang diperlukan dalam
pelaksanaan lanjutan event. Di tahap coordination panitia sudah memulai
mengimplementasikan strategi-strategi yang telah disusun. Di tahap akhir yakni
evaluation metode yang digunakan adalah review secara menyeluruh, akan tetapi evaluasi per-sesi juga dilakukan pada saat
on- site management saat hari penyelenggaraan.
69
BAB III
SAJIAN DATA PEMBAHASAN
Pada bab ini akan disajikan data hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai manajemen
event Pasar Murah oleh Kaukus untuk Perda Gepeng DIY. Wawancara yang dilakukan di beberapa tempat berbeda yang
disesuaikan dengan pertemuan jejaring Kaukus Perda Gepeng DIY dan kelurahan Suryowijayan RT.13 RW.3 kota Yogyakarta. Informan penelitian ini adalah RZ
selaku ketua panitia event Pasar Murah dan AD sebagai koordinator divisi
perlengkapan. Kedua informan tergabung di Jejaring Kaukus Perda Gepeng DIY sekaligus panitia aktif
event Pasar Murah. Informan selanjutnya adalah pengunjung atau masyarakat setempat yang hadir dan melihat langsung
pelaksanaan event Pasar Murah. Wawancara dilakukan setelah berlangsungnya
pelaksanaan event, hal ini dilakukan agar penelitian dapat berjalan efektif dalam
mengamati seluruh aktivitas event dari pengawalannya hingga berakhirnya event.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini diambil di lapangan melalui wawancara mendalam kemudian dianalisis dengan mengaitkannya dengan teori-
teori yang digunakan dalam penelitian ini.
70
A. Sajian Data
1. Research Penelitian
Research atau penelitian merupakan tahap pemahaman mengenai komponen-komponen yang dibutuhkan dalam menyelenggarakan sebuah
event. Proses penelitian diharapkan memberikan modal informatif atau data-data dalam merujuk langkah-langkah perencanaan sebuah
event. Dengan adanya proses penelitian diharapkan mampu membuka beragam
kemungkinan peluang dalam menciptakan antisipasi guna meredam masalah-masalah yang berpotensi mengganggu keberhasilan sebuah
event. Dalam perencanaan penyelenggaraan
event, menjelaskan tiga metode yang dapat digunakan saat melakukan proses penelitian
event, yakni metode kualitatif , kuantitatif dan campuran. Metode penelitian yang
digunakan Kaukus Perda Gepeng di event Pasar Murah adalah metode
kualitatif. Beberapa perwakilan Kaukus yang ditugaskan melakukan penelitian menjalankan proses penelitian dengan mewawancarai pihak-
pihak yang memiliki pemahaman lebih mengenai situasi tempat yang akan dijadikan lokasi penyelenggaraan
event. Hal ini dilakukan guna mengetahui karakteristik masyarakat setempat. Peneiti yang sempat
beberapa waktu mengikuti langsung proses penelitian event, melihat
adanya upaya pendekatan kepada masyarakat setempat. Pendekatan ini dilakukan dengan cara berbaur secara langsung dengan masyarakat
setempat. Kaukus menceritakan secara singkat mengenai profil Kaukus
71
Perda Gepeng dan selanjutnya berupaya mendengarkan cerita-cerita masyarakat setempat mengenai keadaan yang biasa berlangsung di
lingkungan mereka. Beberapa data dan informasi yang didapatkan selanjutnya
dikembalikan kepada Kaukus guna kebutuhannya dalam menentukan beberapa penetapan di tahap perencanaan
event. Peneliti mencoba menghubungkan kaitannya dengan beberapa indikator penetapan
perencanaan event, seperti proses penetapan waktu penyelenggaraan
event dan penentuan target audience. Di proses penelitian ini juga berupaya mempelihatkan bagimana Kaukus Perda Gepeng melakukan
perhitungan rasio ketersediaan waktu sehingga memungkinkan Kaukus dalam menyusun jadwal tahapan kerja mereka di
event Pasar Murah ini. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan kepanitiaan
event Pasar Murah dalam lingkup
research atau penelitian pada event Pasar Murah Kaukus Perda Gepeng DIY.
a. Proses Penetapan Waktu Pelaksanaan
Saat informan RZ ditanya mengenai proses penetapan waktu pelaksanaan
event Pasar Murah, informan menjelaskan bahwa proses penetapan dilakukan dengan cepat saat rapat pertama
event Pasar Murah
direncanakan. Proses
penetapan dilakukan
dengan mempertimbangkan agar
event ini tetap dapat dilaksanakan sebelum hari raya Idul Fitri, Berikut adalah hasil wawancara dengan informan
RZ :
72
Saya sendiri sudah agak lupa mas, persisnya kapan. Sepertinya
tanggal 26 Juni 2016. Itu waktu puasa. Wacana Pasar Murah ini muncul di awal-awal bulan Ramadhan, sedangkan target kami
waktu itu, event-nya dilaksanakan sebelum hari raya Idul Fitri.
Informan lainnya yaitu AD, menjelaskan proses penetapan waktu Pasar Murah mempertimbangkan kebutuhan warga pada
beberapa moment yakni, sebelum hari raya Idul Fitri. Kebutuhan warga pada komoditas utama dan pendung semakin meningkat, hal
ini juga diperparah dengan adanya kenaikan hampir seluruh komoditas tersebut di pasar. Untuk penetapan waktu yang lebih
spesifik atau
jam pelaksanaan
event, informan
AD merekomendasikan pelaksanaan
event pada pukul 09.00 sd 12.00 WIB. Jam tersebut dipilih atas pemahamannya terhadap karakteristik
dan pola aktivitas warga setempat. Hal ini dipertimbangkan dengan alasan agar seluruh lapisan warga RT.13 RW.03 di kelurahan
Suryowijayan dapat menghadiri jalannya pelaksanaan event Pasar
Murah. Berikut penuturan informan AD dalam wawancara dengan peneliti :
Itu ditanggal 26 Juni, mas. Saya masih inget betul. Itu sekitar
semingguan sebelum lebaran. Kalau untuk penetapan jam-nya, waktu itu karena kebetulan saya sendiri
kan tinggal di RT.13 RW.03, jadi Kaukus meminta rekomendasi saya mengenai jam-
jam potensial dimana di jam itu kemungkinan warga buat
dateng itu jadi lebih besar, mas. Kayak semisal terlalu pagi,
takutnya anak-anak mudanya masih tidur gara-gara yaa
semalemnya mereka pasti begadang. Jadi waktu itu saya kasih rekomendasi dari jam 09.00 sd 12.00 siang, dan teman-teman
Kaukus setuju sama usul saya itu.
b. Kebutuhan Waktu Dalam Persiapan Event Pasar Murah
73
Informan RZ menjelaskan waktu yang dibutuhkan dalam memperiapkan seluruh persiapan dan rangkaian kegiatan di
event Pasar Murah hanya dilakukan selama 2 minggu. Proses singkat ini
berdasarkan dari durasi munculnya wacana diadakannya event Pasar
Murah dan target waktu pelaksanaan event Pasar Murah yang
berdekatan waktunya. Berikut adalah kutipan wawancara dengan informan RZ
cuma 2 minggu, mas. Lha wacana ini aja munculnya 3 minggu sebelumnya hari pelaksanaannya. Mau gimana lagi? tertawa
Jawaban yang sama juga diutarakan oleh informan AD perihal
waktu yang dibutuhkan dalam mempersiapkan event Pasar Murah
yang dipersiapkan selama 2 minggu. Panita bergerak cepat dengan tugas-tugas yang telah dibahas di awal rapat pembentukan panitia.
Berikut adalah kutipan wawancara dengan informan AD cepet, mas, cuma 2 minggu. Untungnya pantinya bergerak cepat
dari hasil rapat mengenai tugas-tugas yang udah disusun di awal
rapat persiapannya. c.
Penentuan Target Audience Informan
RZ menjelaskan
penentuan target
audience sebenarnya tidak hanya sebatas cangkupan masyarakat yang
terdampak langsung dari penerapan Perda Gepeng No.1 Tahun 2014, khususnya warga RT.13 RW03 Kelurahan Suryowijayan. Melainkan
para masyarakat luas dengan keikutsertaanya sebagai relawan di event Pasar Murah ini. Berikut merupakan hasil wawancara dengan
informan RZ :
74
Ada dua dari kami. Pertama adalah bagaimana kita mengajak relawan untuk paham tentang Perda No.1 Tahun 2014 ini.
Masyakat luas akhirnya bisa paham dan peduli. Yang kedua adalah masyakat yang terdampak sendiri, teman-teman KMK
terutama mereka yang ada di jalanan dan kami memilih Suryowijayan, karena sebelumnya daerah ini memang sudah
menjadi daerah pengoranisiran dari Kaukus. Jadi ada dua sebetulnya.
Informan AD menjelaskan pula perihal target
audience pada event Pasar Murah, yang keutamaannya ditujukan kepada
masyarakat Suryowijayan. Masyarakat Suryowijayan dipilih sebagai awalan dari sebagian kecil golongan yang mewakili masyakarat
terdampak langsung dari pernerapan Perda Gepeng oleh pemerintah daerah.
Ya masyarakat Suryowijayan dipilih karena mayoritas mereka adalah terdampak langsung dari perda diskriminatif itu. Rata-
rata masyakarat sana sudah tau betul gimana bobroknya perda
itu. Jadi kami ingin mereka juga ambil suara dalam memperjuangankan penolakan perda gepeng. Istilahnya
ya gimana
ya, ibaratnya bakal lebih ampuh tuntutan ini disampaikan jika dari korbannya langsung.
2. Design Perancangan
Tahap Design atau perancangan merupakan tindak lanjut dari fase
penelitian yang dilakukan sebelumnya. Dari data yang telah didapatkan panitia
event akan melakukan sebuah penyesuaian melalui rancangan yang akan dibuatnya. Perancangan yang dilakukan tidak akan menjauh
dari data-data yang telah dihimpun. Ini dimaksud guna mengkorelasikan antara masalah sebagai muasal yang ditemukan saat penelitian
event
75
dengan kemunculan ide-ide kreatif yang dapat diartikan sebagai gambaran solusi masalah-masalah tersebut.
Di tahap perancangan umumnya akan dimulai dengan adanya proses brainstorming perihal penetapan tema dan konsep acara. Fase ini juga
mencangkup pembahasan studi kelayakan. Bagaimana pertimbangan kemampuan finasisal, sumber daya manusia dan kondisi politik
dikalkulasikan sebagai bekal kekuatan dalam merealisasikan kehadiran ide-ide kreatif nantinya.
Di tahap ini peneliti bermaksud melihat uapaya atau proses perancangan
event dilakukan oleh kepanitiaan atau Kaukus Perda Gepeng. Tahap ini dimulai dengan penjabaran bagaimana proses
brainstorming event Pasar Murah yang dilakukan oleh Kaukus Perda Gepeng. Ditahap
brainstorming ini peneliti berusaha melihat bagaimana Kaukus Perda Gepeng membuka segala kemunculan peluang yang hadir.
Bagaimana ide-ide tersebut muncul lalu disaring hingga bertemu dengan konsep acara yang tepat. Selanjutnya ide-ide yang telah disaring tersebut
disandingkan dengan study kelayakan yang telah dijelaskan di atas. Di
proses ini akan dilihat bagaimana ide-ide tersebut jika disandingkan dengan porsi kekuatan Kaukus Perda Gepeng sebagai pelaksana
event dan keadaan yang ada atau tengah berlangsung saat
event dipersiapkan. Hasil yang dapat terjadi adalah mereduksi ide menjadi bentuk yang lebih
sederhana atau dapat sebaliknya peneguhan dari konsep ide yang dihadirkan sebelumnya. Berikut adalah hasil wawancara dengan
76
informan kepanitiaan event Pasar Murah dalam lingkup design atau
perancangan pada event Pasar Murah Kaukus Perda Gepeng DIY.
a. Proses Brainstorming Event Pasar Murah
Informan RZ menjelaskan proses brainstorming Pasar Murah itu
adalah sebuah event yang memiliki jenjang bertahap dari proses-
proses perjuangan sebelumnya. Sehingga dengan diadakannya event
Pasar Murah merupakan sesuatu aksi yang jelas tanpa banyak memperhitungkan resiko-resiko seperti sebagaimana
event di lingkup
coorporate. Berikut adalah penjelasan lengkap RZ mengenai proses
brainstorming event Pasar Murah, melalui wawancaranya : Karena
event ini kan beda ya, mas, maksudnya ini bukan lagi soal provit. Jadi kemudahkan dari kami karena kami sudah
cukup paham betul mengenai medan masalah. Jadi ya Pasar
Murah ga jauh dari aksi nyata kami dalam menanggapi
permasalahan. Kalau ngomongin brainstorming, saya sendiri
jadi inget tahapan kami sudah cukup jelas. Berangkat dari masalah, apa yang jadi tujuan, apa yang mereka butuhkan pada
moment itu, atau efek setelahnya. Makanya ketemu Pasar Murah dan rangkaian acara di
Event Pasar Murah. Informan AD menjelaskan perihal proses
brainstorming pada event Pasar Murah ialah respon dari situasi pada saat itu. Event Pasar
Murah adalah hasil yang dimunculkan dari koordinasi internal Kaukus. Untuk rangkaian acara pada
event Pasar Murah tidak jauh berbeda dengan penjelasan yang diutarakan oleh informan RZ,
bahwa dominasi komponen acara terbentuk itu berangkat dari analisis Kaukus mengenai kebutuhan warga setempat pada moment
77
event itu diselenggarakan. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan AD :
Kalau brainstotming itu sebetulnya berangkat dari melihat
keresahan kawan-kawan jalanan, pada waktu bulan puasa gimana
nih mereka tertangkap di camp assisment kemudian tidak bisa berlebaran di rumah mereka sendiri.
Nah kita coba melakukan analisis dalam internal Kaukus, alat apa yang bisa
mengajak kawan-kawan mempertahankan diri. Makanya hal yang paling taktis yang muncul adalah dengan cara membuat
pasar murah. Kalau secara rangkaian acaranya ya utamanya ga lepas dari pada yang warga paling butuhkan saat itu sambil
diselipi dengan kepentingan perjuangan Kakus.
b. Proses Penetapanan Tema
Penjelasan informan RZ perihal penetapan tema acara yang dibahas secara bersama. Tema yang ditetapkan adalah
“berbagi ruang hidup dan keceriaan bersama komunitas”. Dari hasil
wawancara dengan RZ, juga menjelaskan mengenai arti dari makna tema yang ditentukan di
event Pasar Murah. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan RZ :
Saya inget dulu temanya, mas, udah agak lupa soalnya
tertawa. Kami semua berembuk singkat, sampai ketemu tema
“berbagi ruang hidup dan keceriaan bersama komunitas”. Simple kan? karena ruang hidup mereka adalah ruang yang
tergerus. Keceriaan adalah hal yang sederhana dari ekspresi kebahagiaan dan kini semakin direnggut. Dan komunitas
ya kami, yang memang benar peduli tanpa ada maksud kepentingan
bersifat politis.
Informan AD menjelaskan bahwa penetapan tema bukanlah indikartor yang cukup penting dalam
event Pasar Murah. Penetapan tema di
event Pasar Murah dilakukan secara bersama-bersama tanpa
78
harus memandang status panitia atau volunter. Berikut penjelasan informan AD melalui wawancara langsung :
Kalau penetapan tema sebetulnya dilakukan bersama-sama pantia dan juga volunter. Waktu penetapan tema itu sudah ada
volunter. Sebenernya tema waktu itu bukan lagi sesuatu yang harus ada dan sangat diobrolkan. Disesuiakan aja dengan
keadaan kami dan warga.
c. Proses Pembentukan Kepanitiaan Event Pasar Murah
Informan RZ menjelaskan tentang proses pembentukan kepanitian
event Pasar Murah yang bersifat tidak baku. Susunan kepanitiaan
event Pasar Murah terdapat Ketua Panitia, Bendahara, Sekertartis, Divisi Acara dan Divisi Perlengkapan. Meskipun
kepanitiaan secara struktural dibentuk di awal rapat event Pasar
Murah, namun secara pelaksanaan kerja atau tugasnya kepanitiaan dapat membantu satu sama lain tidak hanya bertugas pada divisinya
saja. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan RZ : Sebenernya kepanitiaan di event Pasar Murah itu yaa sama
kayak Kaukus juga. Maksudnya strukturnya gak formal. Adanya struktur kepantiaan waktu itu fungsi hanya buat memudahkan
jalannya manajemen persiapan. Jadi ya temen-temen disini bukan bekerja atas dasar perannya di struktural, melainkan
bekerja atas kebutuhan bersama. Satu sama lain bisa saling masuk atau membantu. Yang saya ingat pada waktu
pembentukan panitia itu, temen-temen Kaukus buat srtukturnya dulu, abis itu baru temen-temen Kaukus bebas memilih posisi
mereka sendiri di struktur kepanitiaan tersebut.
Hal serupa juga dijelaskan oleh informan AD mengenai proses pembentukan kepanitiaan. Informan AD memaparkan proses
pembentukan panitia berjalan biasa saja. Waktu yang diperlukan
79
dalam pembentukan panitia juga tergolong singkat. Hal lain yang menjadi kesamaan dari informan sebelumnya adalah mengenai sifat
kepantiaan yang flexible. Berkikut adalah hasil wawancara dengan
informan AD : Pembentukan kepanitiaan
ya? Sebentar.. kayaknya waktu pembentukan kepanitiaan itu biasa-biasa aja,
gak lama dan gak ribet
dibentuknya. Setelah
temen-temen sepakat
soal mengadakan
event Pasar Murah, selanjutnya temen-temen langsung buat struktur kepanitiaan. Tapi tetep
flexible, setiap orang tetap bisa bantu lainnya.
d.
Proses Penetapan Rangkaian Acara Saat ditanyakan mengai rangkaian acara dalam
event Pasar Murah, informan RZ menjelaskan di proses ini yang butuh penangan
lebih. Informan RZ secara terperinci menjelasan maksud dari diadakannya rangkaian acara tersebut.
Event Pasar Murah terdapat rangkaian acara seperti; Lapak Murah, Panggung Keberagaman,
Layanan Kesehatan, Murah, Berikut adalah penjelasan dari informan RZ :
Utamanya tetap adanya event Pasar Murah dihadirkan untuk
melihat kebutuhan warga setempat. Makanya hasil penetapan rangkaian acara ada, panggung keberagaman, rata-rata pemuda
disana berprofesi pengamen, lapak murah, dengan pertimbangan harga komoditas utama saat itu tinggi dan layanan kesehatan,
dimana sebagai masyarakat golongan menengah ke bawah akses mereka pada kesehatan tentunya minim. Jadi itu hasil dari
kebutuhan warga sendiri.
Tidak banyak penjelasan yang dapat dijelaskan informan AD mengenai proses penetapan rangkaian acara dalam
event Pasar
80
Murah. Namun kesamaan yang dapat dipahami antara penjelasan informan RZ dengan informan AD adalah rangkaian acara dianalisis
dari kebutuhan warga setempat. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan AD :
Sama kayak tema sih mas, dirembuk bersama. Tapi prosesnya
agak lebih panjang. Karena kan ini akan berpengaruh langsung dengan apa yang dirasain warga.
Dirembuk, melihat potensi mereka, melihat kebutuhan mereka. Paling itu.
e. Pertimbangan Politik
Penjelasan mengenai pertimbangan politik dalam pelaksanaan event Pasar Murah menurut RZ cukup diperhitungkan. Utamanya
mengenai dominasi partai politik pada kehidupan sosial mereka. Adanya perbedaan perinsip ini dikhawatirkan dapat disalah mengerti
dan justu akan menimbulkan konflik lain. Berikut adalah penjelasan dari wawancara langsung dengan informan RZ :
Perihal situasi memang ada kondisi politik yang memang pelru kami pertimbangkan, dimana di sekitar situ identik dengan
partai hijau, yang memang sebenernya kontra dengan kawan- kawan jalanan. Semisal waria, mereka menolak kehadiran waria
sebagai bagian sosial. Sedangkan acara ini akan sangat
menonjol kararter jalanannya, dimana jalanan yang kita kenal merupakan
tempat berkumpulnya orang-orang yang penuh keragaman namun dianggap tabu oleh masyarakat. Ini akan sensitif jika kita
tidak berhati-hati. Terlebih posisi kami sebagai orang luar yang baru hadir ditempat mereka.
Informan AD lebih menjelaskan tentang gambaran penanganan dan pertimbangan kondisi politik yang ada pada saat itu. Pendekatan
terhadap pihak aparat lingkungan setempat dan menjelaskan alasan
81
dan tujuan diadakannya kegiatan ini adalah tahap penting, demi mengurangi resiko dari beberapa hal yang tidak mendukung. Berikut
adalah penjelasan dari AD melalui wawancara : Kalau pertimbangan politik memang kita pertimbangkan.
Makanya kita jalin dulu komunikasi dengan pihak RT. Kalau di Suryo itu kebiasaannya memang ketika misal ada pilkada
mereka
kemasukan partai politik bagi-bagi baju, bagi-bagi uang, kemudian selesai. Mereka merasa kenapa mereka baik itu
cuma pilkada. Dari situ akhirnya kita menjelaskan peran kita, kita
tidak sedang melakukan apa yang partai politik lakukan. Itu kami lakukan untuk menangkal resiko-resiko buruk.
f. Perencanaan Anggaran
Infoman RZ menjelaskan perihal perencanaan anggaran dalam event Pasar Murah yang diawali dari perancangan anggaran
pengeluaran yang diperlukan pada event Pasar Murah. Anggaran
tersebut terbagi atas kebutuhan di setiap divisi. Dari total hasil pengeluaran yang telah dirancang kemudian disandikan dengan
modal awal yang dimiliki Kaukus yang bersumber dari dana kas internal Kaukus.. Berikut adalah wawancara dengan informan RZ :
Kalau rencana anggaran, kami mulai buat setiap divisi untuk merancang anggaran yang akan dikeluarkan.
Semisal divisi acara diperkirakan butuh berapa
buat beli seluruh sembako. Atau macam perlengkapan
kalau sampai sewa sound system. Nah setelah di gabungkan baru dibandingin dengan modal awal
yang dimiliki Kaukus yang bersumber dari uang kas pribadi Kaukus. Karena
ga mencukupi akhirnya kita bikin open donasi. Tidak jauh berbeda dengan infoman RZ, informan AD saat
menjelaskan perencanaan anggaran di event Pasar Murah, memulai
kerja panitia dari modal yang besumber dari kas Kaukus. Dan setelah
82
dirasa kas tersebut tidak lagi mencukupi maka panitia memutuskan untuk melakukan open donasi. Berikut adalah hasil wawancara
dengan informan AD : Awalnya kami lihat kas Kaukus dulu mas, yang sumbernya itu
dari iuran rutin atau dana solidaritas yang dikumpulkan teman- teman Kaukus setiap kali kumpul. Karena kas-nya ga
mencukupi akhirnya kita
open donasi, terbuka kepada pihak- pihak luar yang memiliki kepedulian dengan isu yang kami
bawa ini
g. Proses Pertimbangan Ketersediaan Sumber Daya Manusia SDM
Infoman RZ menjelaskan bagaimana proses ketersediaan sumber daya manusia SDM dalam mempersiapkan
event Pasar Murah Kaukus. RZ menyadari ketersediaan SDM dari Kaukus
sebenarnya tidak begitu banyak, jumlah tersebut dapat dikatakan cukup untuk mempersiapkan
event bersekala seperti Pasar Murah. Namun dengan melihat tujuan lain dari pelaksanaan
event Pasar Murah, Kaukus memutuskan untuk melakukan rekrutment relawan
kepada masyarakat. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan RZ :
Ya, kalau ketersediaan sumber daya di Kaukus juga sebetulnya tidak begitu banyak tapi sebetulnya cukup untuk menghadapi
misi event Pasar Murah. Cuma karena pertimbangan dari kita
juga tidak bisa kalau hanya bergerak dalam skala kecil. Kita juga harus membuka persatuan dengan kawan-kawan lainnya
seperti mahasiswa, perempuan atau buruh, kita membuka lagi relawan untuk bergabung kemudian di
event tersebut. Hal senada juga dipaparkan oleh informan AD mengenai proses
ketersediaan SDM di kepanitiaan event Pasar Murah. AD memahami
83
minimnya ketersediaan SDM di Kaukus. Penambahan relawan atau volunter dikhususkan untuk membantu terlaksananya
event Pasar Murah. Penambahan SDM juga dimaknai dengan proses kerja
propaganda dalam divisi di Kaukus. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan AD :
Pertimbangan ketersediaan SDA ya, mas? Ya, memang dari
Kaukus sendiri sebagai panitia awal atau inti di kepantiaan event Pasar Murah itu minim,
mas. Cuma adanya penambahan person dari relawan luar sebenarnya kesepakatan dari Kaukus untuk
proses propagandanya yang jauh lebih luas. Adanya relawan dalam kepanitaan event bukan hanya untuk membantu proses
kerja event, melainkan juga saat mereka kerja mereka akan melihat
permasalahan sesungguhnya
sehingga dapat
menggerakan kesadaran mereka untuk ikut serta dalam perjuangan kami.
3. Planning Perencanaan
Tahap planning atau perencanaan dilakukan bersamaan dengan
tahapan design. Di tahap ini penyelenggara event telah dapat menentukan
komponen yang dibutuhkan dari element-element esensial dan pendukung suatu
event. Element esensial dalam penelitian ini merujuk pada penetapan lokasi terselenggaranya
event dan juga waktu penyelenggaraan
event atau pembentukan stuktur kepanitiaan event. Sedangkan yang termasuk dalam element pendukung merujuk pada
pihak-pihak yang dirasa perlu dalam membantu keberhasilan penyelenggaraan sebuah
event. Di sini peneliti mengajak pembaca untuk melihat bagaimana
kesepakatan-kesepakatan mengenai keputusan esensial tersebut diambil
84
serta hal apa saja yang menjadi pertimbangannya. Di tahap ini penyelenggara
event juga diberi kesempatan untuk menyiapkan akses kepada para pihak luar atau pendukung bila mana memang dirasa
diperlukan. Pihak pendukung disini merujuk pada ketersediaan jumlah penyelenggara yang dirasa kurang, lantas membuka akses kepada siapa
pun untuk terlibat di kepanitiaan event melalui bentuk volunetering. Atau
pada wilayah produksi yang mencangkup pengelolaan anggaran, di sini pihak produksi bertugas bagaimana mengelola kebutuhan anggaran
event. Jika modal anggaran event dirasa kurang memenuhi, pihak terkait bertugas untuk mencari pemasukan tambahan dalam bentuk sponsorship
atau donatur. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan kepanitiaan event Pasar Murah dalam lingkup perencanaan pada
event Pasar Murah Kaukus Perda Gepeng DIY.
a. Penetapan Tempat RT.13 RW.03 Keluruhan Suryowijayan
Infoman RZ menjelaskan alasan Kaukus memilih RT.13 RW.03 Keluruhan Suryowijayan, sebagai lokasi dilaksanakannya
event. Adanya sosok sebagai
vocal point di daerah tersebut yang menjadi tali penghubung dari Kaukus ke warga setempat. Kedua ialah terlihat
adanya ketimpangan sosial yang ada di keluaran Suryowijayan dan RT.13 sendiri adalah wailayah yang cukup kurang beruntung. Rata-
rata warga RT.13 pernah memiliki pengalaman masuk ke camp
assisment dan menghadapi permasalahan regulasi pembebasan yang sulit. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan RZ :
85
Ada dua alasannya. Pertama, karena kita punya vocal point
disana, dia orang daerah setempat dan terlibat aktif di Kaukus. Yang kedua memang kehidupan disana itu memang ada
ketimpangan yang kita lihat, kalau kita masuk Suryowijayan dari awal masuk gapura rumahnya besar-besar, sampai kepada
RT mereka itu sudah di pinggir kali dan rumahnya sempit kecil- kecil. Oh ya, ada yang berikutnya lagi, mereka adalah orang-
orang yang sudah sering masuk
camp assisment dan ada permasalahan disitu, semacam salah tangkap. Bahwa mereka
punya KTP mereka punya tempat tinggal tapi dianggap sebagai gelandangan dan pengemis, kerena mereka kumuh, bawa
kentrung, punya tatto, lalu mereka sulit untuk dikeluarkan.
Informan AD yang juga terdaftar sebagai warga setempat memahami betul bagaimana kehidupan di wilayahnya. Sebelum
adanya wacana event Pasar Murah ini, RT.13 sudah menjadi basis
pengorganisasian Kaukus, karena update informasi mengenai kasus
penangkapan warga setempat sering disampaikan AD dalam forum Kaukus. RT. 13 juga dapat dijadilakan sebagai simbol dari KMK dan
permaslahan yang menyertainya. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan AD :
Karena itu tempat saya sendiri sebenernya, mas. Saya
sekeluarga tinggal disitu, jadi saya paham betul bagaimana
keadaan lingkungan disana yang mungkin bisa seperti salah satu contoh dari basis KMK. Teman-teman disana sering ditangkap
atau sebagai korban dan dimasukan ke camp assisment. Setiap
ada kejadian di tempat saya yang ada hubungannya dengan itu, ya saya akan informasikan itu ke Kaukus saat forum. Jadi
memang ada kedekatan sebelumnya antara Kaukus dengan warga setempat.
86
b. Pemilihan Tanggal 26 Juni 2016 sebagai Waktu Pelaksanaan
Informan RZ mengutarakan perihal proses penetapan tanggal berlangsungnya
event dilakukan dengan analisis kebutuhan momentum waktu yang bertepatan dengan saat berlangsungnya
bulan puasa dan menjelang lebaran. Di momoent-moment itu diperkirakan harga kebutuhan pokok seluruhnya melonjak tinggi,
sedangkan tidak diimbangi dengan kemampuan beli warga setempat yang berada dalam kelas ekonomi menengan kebawah. Harapan
bahwa penyelenggaraan Pasar Murah dapat membantu pemenuhan warga setempat akan kebutuhannya. Berikut adalah hasil wawancara
informan RZ : Pasar murah itu
kan memang disediakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan situasi harga bahan-bahan pokok
yang terus naik dari sebelum puasa hingga lebaran. Nah, jadi
gimana caranya event Pasar Murah mampu memberikan keringanan baban warga setempat yang masuk dalam golongan
ekonomi kelas menengah kebawah ini dalam memenuhi kebutuhannya itu. Sedangkan wacana
ngadain event ini aja baru muncul di awal-awal puasa, otomatis batas waktu jika kami
ingin mengadakan hanya ada beberapa hari aja sebelum puasa.
Dan di tanggal itu kami kira cukup sesuai. Hal senada juga dijelaskan oleh informan AD dalam proses
penetapan waktu penyelenggaraan event Pasar Murah. Informan AD
menjelaskan penetapan tanggal 26 Juni sebagai hari berlangsungnya event Pasar Murah disepakati dari hasil analisis bersama mengenai
kebutuhan warga akan bahan-bahan pokok. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan AD :
87
Itu bertepan dengan puasa dan menjelang hari lebaran. Pasti analisis kita kawan-kawan membutuhkan bahan-bahan pokok.
Makanya kita tetapkan di tanggal itu.
c. Pihak Pendukung dalam Event Pasar Murah
Informan RZ menjelaskan di event Pasar Murah tidak terdapat
pihak pendukung yang berbentuk lembaga provit atau instansi perusahaan yang memberikan bantuan atau dukungan dalam bentuk
dana. Ini karena adanya suatu keharusan yang dialamatkan kepada pihak pendukung untuk memiliki kesamaan rasa dan cara pandang
dengan Kaukus perihal isu-isu yang terkait dengan KMK. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan RZ :
Pihak pendukung? Kayak macam perusahaan? Kalau semacam
itu yang dimaksud, itu tidak ada. Kalau dari pihak pendukung
sebetulnya ini, ya kawan-kawan yang mendukung atau organ- organ yang mendukung harus sepakat dulu dengan panadangan
mengenai isu KMK yang punya hak untuk memiliki atau beraktivitas di jalanan. Nah kemudian orang-orang yang
mendukung itu kita lihat juga sejauh mana mereka mendukung. Engga bisa semisal mereka hanya memberi uang aja, kemudian
kita yang beresin semuanya. Jadi jika yang dimaksud seperti itu, disini tidak ada.
Hampir sama dengan penjelasan RZ mengenai pendeskripsian pihak-pihak pendukung dalam pelaksanaan
event Pasar Murah, informan AD menjelaskan jika pihak pendukung lebih layak
ditetapkan kepada para volunter kepanitaan event Pasar Murah.
Pihak pendukung lainnya adalah bagian kepala lingkungan setempat yang telah memberikan izin serta data-data yang diperlukan dalam
88
proses persiapan dan pelsaksanaan event Pasar Murah. Berikut
adalah hasil wawamcara dengan informan AD : Pihak pendukung? Paling kalau tidak orang terdekat yang
bergerak di wilayah aktivisme paling, mas, atau ralawan- Ya
kalau pihak yang lebih jelas lagi itu seperti perangkat RT atau RW setempat. Karena dari mereka mengenai izin kegiatan
sekaligus data-data yang dibutuhkan panita dapetin.
d. Struktur Kepanitiaan Event Pasar Murah
Informan RZ selaku ketua panitia dalam event Pasar Murah
menjelaskan bahwa tidak ada struktur resmi kepanitiaan yang mengikat tugas kerja yang perlu dilakukan dalam
event Pasar Murah. Namun guna memperlancar berlangsungnya
event Pasar Murah, struktur kepanitiaan kecil dibentuk, yang lebih bersifat kepada tugas-
tugas utama dan dalam menghadapi urusan birokrasi saat berhadapan dengan pihak lain. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan
RZ : Untuk struktur kepanitiaan secara resmi, gak ada ya, mas. Balik
lagi ke culture Kaukus sendiri yang tidak mimiliki bagan
struktural, jadi di event ini juga bagan tersebut tidak berlaku. Cuma kita memang ada penanggungg jawab namanya, semisal
di posisi ketua panitia, kemudian keuangan, acara dan perlengkapan. Untuk tugas-tugas lainnya kita kerjakan sama-
sama. Kalau ini dibentuk memang Cuma buat memudahkan persiapan acara dan menghadapi birokrasi, karena kami
bekerjasama dengan pihak lain.
Infoman AD yang di event Pasar Murah berada di divisi
Perlengkapan, menjelaksan jika struktur kepanitiaan yang baku tidak terdapat dalam kepanitiaan
event Pasar Murah. Ini mengingat
89
bahwa persiapan awal telah dimulai oleh Kaukus Perda Gepeng sendiri. meskipun telah ada dibentuk divisi atau penanggung jawab
seerti divisi acara dan divisi perlengkapan. Namun ketika adanya penambahan dari terlibatnya relawan dalam
event Pasar Murah, semua kembali pada pola kerja yang dilakaukan secara bersama-
sama. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan AD : Sebetulnya, untuk Kaukus Perda Gepeng adalah jaringan. Kita
tidak pakai struktur, meski kita tetap ada tim kecil sebagai perancang, pelopor acara itu.
Cuma tetap kita memakai penanggung jawab penanggung jawab seperti, penanggung
jawab acara, penanggung jawab perlengkapan, penannggung jawab sebagainya. Tapi setelah relawan masuk kita kembali cair
lagi, berbaur sebagaimana sebagai panitia.
4. Coordination Koordinasi
Keberhasilan penyelenggaraan event sangat bergantung pada
koordinasi yang baik. Koordinasi lebih menjelaskan peran serta atitude
dari sumber daya manusia yang menempati posisi sebagai perancang sekaligus pelaksana
event. Tujuan dari koordinasi diciptakan untuk mencegah konflik yang mengganggu efisiensi pelaksanaan
event. Koordinasi adalah penyesuaian diri masing-masing bagian dan usaha
menggerakan serta mengoprasikan bagian-bagian pada yang cocok, sehingga dengan demikian masing-masing bagian dapat memberikan
sumbangsih terbanyak pada keseluruhan hasil. Suatu koordinasi yang mapan akan bergantung pada bagaimana jalur
komunikasi yang terjalin apik. Seperti pada penelitian ini, peneliti berusaha
memperlihatkan bagimana
koordinasi berjalan
yang
90
menghubungkan bukan hanya di wilayah internal kepanitiaan event Pasar
Murah melainkan juga kepada pihak pendukung event Pasar Murah. Kita
juga akan melihat media apa saja yang memungkinkan dapat dimanfaatkan dalam koordinasi
event tersebut. Upaya koordinasi adalah upaya mencapai keselarasan tujuan
event yang telah disepakati bersama. Sehingga kelancaran suatu
event tentu bergantung pada pelaksanaan koordinasi yang matang dan konsisten.
Namun tidak dapat dipungkiri selalu ada kemungkinan bahwa proses koordinasi belum dapat berjalan secara maksimal yang disebabkan oleh
beberapa faktor internal mau pun ekstenal. Hal ini sebenarnya dapat diantisipasi melalui mekanisme yang telah disepakati sejak pengawalan
event dimulai. Dalam proses koordinasi event Pasar Murah ini peneliti juga akan menelaah perihal anitisipasi yang dilakukan oleh kepantiaan
event Pasar Murah dalam menanggulangi situasi koordinasi yang belum berjalan secara maksimal. Berikut adalah hasil wawancara dengan
informan kepanitiaan event Pasar Murah dalam lingkup koordinasi pada
event Pasar Murah Kaukus Perda Gepeng DIY. a.
Bentuk Koordinasi di Internal Kepanitiaan Event Pasar Murah Informan RZ menjelaskan bentuk koordinasi yang terjadi di
kepanitiaan internal event Pasar Murah tidak terlalu terlihatl.
Koordinasi dalam bentuk rapat atau pertemuan bukan menjadi media utama. Rapat koordinasi hanya dilakukan di, setelahnya koordinasi
dilakukan melalui group Whatsapp, yang sengaja dibuat untuk
91
melakukan kontrol dari tugas-tugas yang telah ditetapkan sebelumnya ketika rapat. Berikut adalah hasil wawancara dengan
informan RZ : Kalau bicara koordinasi sebenernya
ga terlalu kami utamakan melalui rapat koordinasi. Semua perencanaan sudah panitia
lakukan di awal lewat rapat, mas. Jadi buat selanjutnya
koordinasi hanya dilakukan lewat group Whatsapp, yang
sengaja dibuat untuk ngecek setiap tugas yang udah dibagi. Atau
untuk berbagi informasi dan kesulitan masing-masing divisi atau tugasnya. Kalau ada panitia yang
ngerasa kesulitan, ya, langsung kawan-kawan yang bisa bantu akan coba buat bantu.
Itu terus dilakukan sampe selesainya Pasar Murah.
Infroman AD menjelaskan jika koordinasi yang dilakukan
internal kepanitiaan dalam bentuk rapat pertemuan tidak begitu banyak. Setelah pembagian tugas di rapat panitia, panitia akan
bergerak sendirinya menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan. Ini terjadi atas dasar kesadaran masing-masing seluruh panitia yang
terlibat. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan AD : Kalau terkait koordinasi internal sebenarnya kita
ga terlalu banyak ini
ya, rapat ya. Kita hanya beberapa kali rapat, kemudian kita bagi tugas untuk kawan-kawan bisa bergerak
kesana-kesini, e dengan kesadaran untuk membantu itu ga jadi
masalah terkait koordinasi. b.
Bentuk Koordinasi Pantia Event Pasar Murah dengan Pihak Pendukung
Informan RZ menjelaskan koordinasi yang dilakukan antara panita
event Pasar Murah dengan pihak pendukung dilakukan melalui pendekatan kekeluargaan atau dalam bentuk kekerabatan.
92
Bentuk ini dipilih agar pihak yang bersangkutan dapat menerima kehadiran Kaukus dengan baik. Pendekatan dalam bentuk ini
diharapkan dapat menghapus adanya jarak anatara panitia atau Kaukus sebagai pihak luar dengan warga yang menerima kehadirkan
Kaukus. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan RZ : Kalau ngomongin soal bentuk koordinasi dengan pihak
pendukung, apa ya? Ya nyatanya waktu itu kita coba untuk
berbaur dengan warga atau perwakilan warga sebagai pihak pendukung. Ibaratnya kayak keluarga atau kerabat lah gitu. Tapi
ini bukan disengaja atau pembawaan citra dari kami, lho. Ini
berkaitan dengan visi yang dibawa Kaukus sendiri kepada mereka. Dan tantangaan utamnya bagaimana mereka bisa
percaya kita waktu itu. Jadi berbaur dan meresakan betul keadaan mereka itu hal yang memang wajib dilakukan.
Informan AD menjelaskan perihal koordinasi panitia dengan
pihak pendukung yakni beberapa person dari perwakilan warga.
Sebagai panitia da warga setempat, Informan AD cukup membantu memberikan rekomendasi siapa saja orang-orang yan warga yang
perlu dilakukan pendekatan lebih dalam mendukung terlaksananya event Pasar Murah. Informan AD juga memposisikan dirinya sebagai
tali penghubung koordinasi antara panita event dengan masyarakat
setempat. Ini dilakukan untuk mempermudah keberlangsungan event
Pasar Murah dan dengan jauh lebih cepat masing-masing pihak terkait dapat mengenal satu sama lain. Berikut adalah hasil
wawancara dengan informan AD : Kalau yang dimaksud tadi pihak pendukungnya ya warga atau
perwakilan warga setempat, ya balik lagi ke posisi saya yang dualisme ini. jadi saya usahakan pertama kasih rekomendasi
93
warga-warga yang punya wewenang soal izin dan dukungan. Kedua saya coba jadikan diri saya sebagai tali penghubung
antara Kaukus kepada warga, atau sebaliknya juga. Bagaimana Kaukus melakukan pendekatan kekerabatannya kepada warga
suryo. Jadi harpannya rasa kepemilikan event ini bisa dimiliki bersama-sama.
c. Proses Antisipasi atau Penyikapan dalam Koordinasi Internal
Kepanitaan Yang belum Maksimal Informan AD menjelaskan antisipasi dan penyikpan dalam
koordinasi di kepantian yang belum maksimal yang biasanya disebabkan oleh munculnya masalah-masalah yang diguga atau tidak
diduga. Seluruh panita diharuskan untuk siap membantu satu sama lain jika masalah hadir. Sebagai contoh jika ada panitia yang
berhalangan hadir disebabkan satu hal, panita lainnya harus siap menggantikan tugas-tugas panita yang berhalangan hadir tersebut.
berikut adalah hasil wawancara dengan informan RZ : Soal koordinasi kepanitiaan kalau ada masalah mau ga mau
semua kami disini harus siap bantu turun tangan atau mengganti posisi dan tugasnya buat meng-
handle. Sebagai contoh, ada salah satu panitia dari kami yang sakit, kemudian masing-
masing dari kami atau semisal rekan di divisinya siap untuk membantu tugas-tugas panitia yang sakit itu.
Informan AD mendeskripsikan perihal anitisipasi di internal kepanitaan yang belum maksimal. Informan AD memilih kehadiran
dari panita sebagai sebab dari proses kerja yang mengahambat. Namun informan AD menjelaskan tindakan yang dilakukan
kepanitaan dalam mengantisipasi masalah tersebut adalah dengan
94
adanya orang kepanitaan yang siap untuk mengambil atau menggantikan sementara tugas panita yang berhalangan hadir
tersebut. Berikut adalah hasil wawancara langsung dengan informan AD :
Paling masalah koordinasi yang agak sulit itu ya masalah
kehadiran. Kalau ga hadir otomatis bakal mengganggu susunan
yang telah direncanakan sebelumnya. Tapi antisipasi dari kami ya memang harus ada yang siap untuk mem-backup tugas
panitia yang berhalngan hadir. Kalau panitia yang dimaskud itu izin atau kasih kabar, dan yang lain bisa meng-
handle.
5. Evaluation Evaluasi
Evaluation atau evaluasi merupakan bagian parameter keberhasilan suatu
event. Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan
hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Dalam tahap evaluasi memberikan indikator keberhasilan suatu
event pada jumlah pengunjung yang hadir, pada penelitian ini peneliti
bermaksud untuk melihat kemungkinan lainnya sebagai indikator keberhasilan suatu
event. Point keberhasilan pada event Pasar Murah ini adalah pencapaian dari penetapan tujuan diselenggarakannya event Pasar
Murah. Pada penelitian ini peneliti akan menjabarkan bagaimana proses
pelaksanaan evaluasi yang dilakukan oleh kepanitiaan event Pasar Murah
Kaukus Perda Gepeng DIY. Dalam teori perencanaan penyelenggaraan event tentang proses evaluasi event, kita akan mengetahui apakah
95
evaluasi event Pasar Murah dilakukan di akhir penyelenggaraan atau di
setiap tahap penyelenggaraan, serta alasan apa yang mendasari kepanitiaan
event Pasar Murah memilih bentuk proses evaluasi tersebut. Selanjutnya pada fase perumusan disini, peneliti akan mempertanyakan
point-point apa saja yang menjadi bahasan dalam tahap evaluasi tersebut. Jawaban nantinya diharapkan akan mengembalikan pemahaman peniliti
dan pembaca proses-proses sebelumnya yang telah dipertanyakan dan dicari rumusannya mengenai manajemen dan perencanaan
event di event Pasar Murah ini. Pada bagian akhir tahapan ini kita dapat melihat
bagaimana kepanitiaan dan Kaukus Perda Gepeng DIY menetapkan kesimpulannya mengenai keberhasilan penyelenggaraan
event Pasar Murah melalui parameter yang tersusun dari tujuan, proses dan hasil
penyelenggaraan event Pasar Murah. Berikut adalah hasil wawancara
dengan informan kepanitiaan event Pasar Murah dalam lingkup evaluasi
pada event Pasar Murah Kaukus Perda Gepeng DIY.
a. Pelaksanaan Proses Evaluasi Kepanitiaan Event Pasar Murah
Informan RZ menjelaskan dengan proses pelaksanaan yang sederhana dan singkat, proses evaluasi
event Pasar Murah dilakukan setelah berlangsungnya
event. Ini dilakukan agar tidak mengganggu efektivitas kerja yang tergolong singkat. Berikut adalah hasil
wawancara dengan Informan RZ : Kalau evaluasi kita lakukan di akhir, setelah acara selesai. Ini
dimaksudkan agar ga mengganggu ritme kerja dan menjaga
efektivitas kerja kawan-kawan yang padat namun singkat.
96
Informan AD menjelaskan mengenai evaluasi kerja yang hanya dilakukan setelah berlangsungnya
event Pasar Murah. Seluruh panitia dan volunter yang terlibat pada
event Pasar Murah ikut serta dalam proses evaluasi kegiatan. Berikut adalah kutipan hasil
wawancara dengan informan AD Evaluasi
cuma ada di akhir, setelah acara. Waktu itu seluruh panitia dan juga volunter ikut dalam proses evaluasi kegiatan.
b. Bagian apa saja yang menjadi pembahasan dalam evaluasi event
Pasar Murah Informan RZ menjelaskan bahwa hal-hal yang menjadi
pembahasan dalam evaluasi kegiatan pasca diselenggarakannya event Pasar Murah iya lah perihal tentang teknis saat pelaksanaan.
Kedua perihal tata kelola keuangan selama proses direncanakannya event hingga setelah dilaksanakannya event. Untuk selanjutnya
bagian yang menjadi pembahasan adalah mengani materi propaganda yang menjadi tujuan dari diselenggarakannya
event Pasar Murah. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan RZ :
Pertama adalah teknis acara, beberapa hal yang terjadi di acara coba dijelaskan di evlauasi itu. Kedua ya soal keuangan, modal,
pengeluaraan, pemasukan dari hasil penjualan komoditi. Kemudian konten atau isu atau propaganda yang memang kita
bawa, apakah diterima dan dipahami oleh masyarakat setempat.
Informan AD menjelaskan lebih spesifik dalam proses evaluasi kegiatan yang membahas mengenai situasi yang luput pada konten
propaganda yang tersaji di pelaksanaan event Pasar Murah. Beliau
97
menerangkan tentang kelalaian panitia dalam mengamati alat-alat propaganda yang masih di dapat dipegang oleh anak-anak. Ha-hal
yang masuk dalam evaluasi kegiatan tidak jauh berkenaan dengan apa yang telah dijelaskan RZ tentang pelaksanaan teknis acara yang
perlu disiplinkan lagi. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan AD :
Kalau pembahanasan tentang evaluasi, aku agak lupa, tapi aku coba inget dulu. jeda Pertama itu terkait dengan teknis acara,
beberapa teknis acara yang perlu kita disiplinkan lagi. terus yang kedua itu bagaimana kemudian alat-alat propaganda kita itu
dipegang sama e anak-anak misalnya. Mereka itu tidak belum bisa untuk berpikir ke arah kesana. Itu sebagai kesalahan, dan
akhirnya foto-foto tentang anak-anak ini harus kita blur.
c. Indikator Keberhasilan event Pasar Murah
Informan RZ menjelaskan jika tolok ukur atau indikator keberhasilan penyelenggaraan
event Pasar Murah tetap terletak pada seberapa besar penerimanaan masyarakat Suryowijayan dalam
menerima informasi propaganda yang dibawa Kaukus. Sekaligus penerimaan masyarakat dengan gagasan tentang penolakan terhadap
penerapan perda gepeng DIY. Keberhasilan ini dapat dilihat saat dan sesudah penyelenggaraan
event Pasar Murah. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan RZ :
Tolak ukur tetap bagaimana masyarakat Suryowijayan dapat menerima kehadiran dan gagasan yang kita bawa. Bukan soal
seberapa laku barang yang kita jual atau pemasukan dari jualan kita tertawa. Itu bisa dilihat saat berlangsungnya acara dan
setelah acara. Bagimana kedekatan antara Kaukus dengan warga
98
tetap terjaga. Dan masyarakat yang akhirnya menjadi sAtu suara dalam menyuarakan penolakan terhadap penerapan Perda
Gepeng. Informan AD juga menjelaskan hal yang sama mengenai
indikator keberhasilan event Pasar Murah yang dititik beratkan pada
penerimaan masyarakat akan propaganda yang diusung oleh Kaukus. Penerimaan ini dapat dilihat pasca diberlangsungkannya
event Pasar Murah
yang meihat
konsistensi masyarakat
memegang pemahamannya untuk menolak Perda Gepeng. Berikut adalah hasil
wawancara dengan informan AD : Kalau indikatornya jelas tentang materi propaganda kita.
Bagaimana materi propaganda kita ini bisa dipahami oleh kawan-kawan Suryo. Yang kedua bagimana kita bisa
mengorganisir kawan-kawan Suryo, yang ternyata mereka terbuka untuk kita. Beberapa kali setelah acara Pasar Murah itu
kesana main dan ngobrol tentang perda gepeng. Apakah mereka tetap satu suara atau tidak. Yang ketiga ini juga masuk indikasi
bahwa
seharusnya kawan-kawan
ini tergerak
untuk berkonsolidasi dengan Kaukus Perda Gepeng, Cuma itu kan
yang belum sampai ke tahapan itu. Karena mereka harus selalu berurusan dengan masalah ekonomi mereka sendiri.
6. Tanggapan Pengunjung
Tanggapan pengunjung sebenarnya masuk dalam sub evaluasi event.
Pemisahan menjadi sub selanjutnya disini dimaksudkan untuk mempermudah proses pendeskripsian oleh peneliti dalam menyampaikan
pembahasan kajian teori penelitian. Tanggapan pengunjung merupakan suatu respon dari keberlangsungan suatu penyelenggaraan
event. Atau muatan
yang terlontar
dari tanggapan
pengunjung mengenai
99
penyelenggaran event dapat difungsikan sebagai antisipator bila mana
event serupa akan dilaksanakan kembali di kemudian hari. Salah satu dari massa yang hadir pada saat berlangsung
event Pasar Murah dipilih sebagai informan untuk mewakili masyarakat atas
tanggapannya mengenai diselenggarakannya event Pasar Murah di
wilayah mereka. Hasil tanggapan pengunjung nantinya akan dapat disandingkan dengan hasil evaluasi secara internal oleh kepanitiaan
event Pasar Murah dalam perspektif keberhasilan penyelenggaraan
event Pasar Murah. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan kepanitiaan
event Pasar Murah dalam lingkup tanggapan pengunjung pada event
Pasar Murah Kaukus Perda Gepeng DIY. a.
Tanggapan Penyelenggaraan Event Pasar Murah oleh Pengunjung Event Pasar Murah
Informan Heri, selaku pihak RT.13 RW03 Kelurahan Suryowijayan yang memahami proses pelaksanaan
event Pasar Murah dari sebelum dan saat pelaksanaan, menejelaskan
tanggapannya mengenai event Pasar Murah yang mengapresiasi
usaha panitia dalam menyelenggarakan event Pasar Murah. Informan Heri merasa senang dapat melihat warganya terbantu dengan adanya
event Pasar Murah. Informan Heri menilai keberhasilan Kaukus dalam berbaur dengan masyarakat setempat dan isu perihal
penolakan terhadap Perda Gepeng yang diterima oleh masyarakat. Sebagai pihak perwakilan lingkungan saya sendiri, saya
mengapresiasi usaha dari teman-teman Kaukus yang mencoba
100
memahami permasalahan dan kebutuhan warga saya disini. Saya sendiri ikut
seneng bisa lihat warga disini kumpul dan terbantu kebutuhannya menjelang lebaran ini. Kita waktu itu bisa lihat
antusias warga yang dateng ke acara itu. Kayaknya semua
berjalan sesuai rencana. Syukurnya temen-temen dari Kaukus bisa juga diterima oleh masyarakat disini. Jadi semua berbaur,
ngomongin itu, nolak perda gepeng.
Informan Paryani, yang mengaku bahwa menantunya sendiri pernah dirazia Satpol PP dan masuk
camp assisment mengutarakan tanggapannya mengenai penyelenggaraan
event Pasar Murah yang dianggapnya cukup membantu kebutuhannya menghadapi hari raya
lebaran. Informan Paryani juga megutarakan kesetujuannya terhadap proses perjuangan yang diusung Kaukus mengenai penolakan
terhadap penerapan Perda Gepeng. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan Paryani :
Saya seneng, mas, ada pasar murah koyok ngono. Jadi ngebantu
kebutuhan, apa lagi ini mau lebaran. Anak-anak sing do njaluk
kelambi anyar, di luar hargane larang, nang kene iso dapet akeh. Nek soal kampanye perda gepeng, aku yo melu setuju.
Mergane mantuku dhewe wis pernah keciduk Satpol PP. Warga koyok awak dhewe mung iso dadi korban. Intinya jalan terus..
b. Kelebihan dan Kekurangan Penyelenggaraan Event Pasar Murah
Informan Heri menjelaskan kelebihan dari penyelenggaraan event Pasar Murah dilihat dari sisi keunikan yang jarang dirasakan
oleh masyarakat setempat. Saat ditanya mengenai kekurangannya, informan Heri hanya sekedar menginformasikan agar kegiatan
semacam event Pasar Murah tidak hanya dilakukan sekali saja.
Berikut adalah hasil wawancara dengan informan Heri :
101
Bagi saya, mungkin acara kayak gini ga cuma sepintas aja
dilaksanain. Maksudnya kita bisa lihat keadaan dan kebutuhan masyarakat.
Ga harus memberi dalam bentuk barang, tapi informasi dan perhatian buat mereka itu penting. Ngomoongin
kelebihan tentu acara semacam ini jarang terjadi disini, jadi unik, bukan cuma jualan tapi juga sekalian kampanye tertawa.
Kalau kekurangan, apa ya,
mas? Ya paling itu, kalau bisa ga cuma sekali-sekali diadainnya.
Informan Paryani menjelaskan mengenai kekurangan yang
terdapat dalam acara event Pasar Murah, dimana lahan atau space
yang digunkan untuk lapak begitu kecil, tidak mampu menampung kehadiran masyarakat setempat. Kelebihan yang terdapat dalam
event Pasar Murah menurut Paryani terletak pada bentuknya yang jarang ditemui dan adanya kampanye penolakan Perda Gepeng.
Berikut adalah hasil wawancara dengan informan Paryani : Nek soal kekurangan saya kurang paham, palingan soal tempat
sing keciliken, dadi ora nampung wong sing do teko. Atau barang
sing didol lewih akeh meneh, dadi iso lewih ngirit. Nek kelewihane yo jarang war ono acara koyok ngene. Opo meneh
ono kampanye koyok ngono, dudu kampanye partai lho. Masyarakat
dadi iso nyuarake masalahne dhewe. c.
Hal yang Didapatkan Masyarakat Suryowijayan dari Penyelenggaran
Event Pasar Murah Informan Heri menjelaskan bahwa masyarakat banyak
mendapatkan dampak positif dari pelaksanaan event Pasar Murah.
Yang paling berharaga adalah adanya pemahaman masyarakat mengenai informasi Perda Gepeng yang diinformasikan Kaukus
Perda Gepeng. Informan Heri mengutrakan harapannya dari keadaan
102
sekarang ini agar masyarakat lebih berani untuk merespon segala hal yang berkaitan dengan dirinya sendiri dan sangkut pautnya dengan
penerapan Perda Gepeng. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan Heri :
Saya rasa masyarakat banyak mengambil hal positif dari acara ini. Bukan cuma mereka dapat membeli barang-barang
kebutuhan dengan harga yang murah, tapi informasi yang mereka dapatkan itu modal utama mereka dalam berkehidupan
sehabis ini.
Semisal informasi soal perda gepeng yang merecuma sekedar tau dan melulu cuma jadi korban tanpa lebih
jelas tahu harus melawan seperti apa. Tapi sekarang mereka jauh lebih tau, sehingga ada alasan untuk bertahan atau melawan.
Intinya mereka
ga merasa sendiri. Informan Paryani menjelaskan hal yang didapatkan dari
pelaksanaan event Pasar Murah, adalah pemahamannya mengenai
Perda Gepeng yang sekarang bertambah. Informan Paryani mengungkapkan agar setelah ini masyarakat lebih berani melawan
jika ada tindakan razia yang dilakukan oleh Satpol PP. Dan harapannya kepada Kaukus untuk dapat membantu jika ada dari
masyarakat yang terjaring razia Satpol PP dan ditahan di Camp
Assisment. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan Paryani :
Tak kiro akeh sing didapet seko pasar murah. Opo yo..? sing sak durunge durung reti soal kae, perda gepeng, saiki yo paham.
Mugo-mugo yo do wani ngelawan nek diciduk Satpo PP. Sopo ngerti, sopo? Kaukus iso tetep bantu nek ketahan
103
B. Pembahasan
1. Research atau Penelitian
Untuk melaksanakan suatu event dibutuhkan persiapan yang cukup
matang dan terancana. Merujuk pada Schmitt 2010:6 yang menempatkan
event sebagai media komunikasi pemasaran yang fokus pada pengalaman konsumen untuk berinteraksi secara langsung dengan
perusahaan, brand, atau komunitas. Dalam Teori Peencanaan Event Joe
Goldbaltt 2002:35-55 menawarkan model “Event Management Cycle”
sebagai proses langkah-langkah perencanaan suatu event. Tahapan paling
awal yang dijelaskan Goldbaltt ialah research. Research dilakukan untuk
menemukan kebutuhan, keinginan, dan harapan dari target pasar. Hasil research akan memberikan referensi yang membantu dalam penerapan
event yang akan dilaksanakan. Dari hasil wawancara dengan dua informan,
event Pasar Murah melakukan tahapan research di proses perencanaan
event. Metode
research yang digunakan oleh Kaukus Perda Gepeng ialah metode kualitatif. Ini mengacau pada beberapa hasil wawancara perihal
research event Pasar Murah. Hasil wawancara menunjukan bahwa proses research oleh Kaukus Perda Gepeng DIY dilakukan dengan melakukan
observasi ke lokasi yang ditargetkan menjadi tempat terselenggarannya event, yakni wilayah RT.13 RW.03 Kelurahan Suryowijayan. Beberapa
perwakilan Kaukus diberi tugas melakukan observasi dengan mewawancarai pihak-pihak yang dirasa memiliki pemahaman lebih
104
mengenai situasi tempat yang akan dijadikan lokasi penyelenggaraan event. Proses research dilakukan untuk mendengarkan cerita warga
setempat mengenai keadaan yang biasa berlangsung di lingkungan setempat. Data yang telah didapatkan selanjutnya dikembalikan kembali
kepada Kaukus Perda Gepeng DIY untuk menentukan beberapa penetapan di tahap perencanaan
event. Pada teori riset pemasaran, Dudi Anandaya dan Heru Suprihadi
2005:10 menjelaskan proses riset pemasaran meliputi; pendefinisian masalah atau peluang dan merumuskan pengembangan pendekatan untuk
pemecahan masalah. Pendefinisian masalah atau peluang dilakukan untuk menentukan tujuan, merumuskan latar belakang yang sesuai,
informasi apa saja yang diperlukan, bagaimana informasi tersebut digunakan untuk pengambilan keputusan. Adapun pada tahap
merumuskan pengembangan pendekatan untuk pemecahan masalah, dilakukan kegiatan formulasi lebih terperinci dari tujuan penelitian dan
kerangka teori, model analisis yang akan dipergunakan, research
questions, hipotesis, identifikasi karakteristik atau faktor yang mempengaruhi desain penelitian. Melihat teori tersebut proses
pelaksanaan research event Pasar Murah menggunakan proses
pendefinisian masalah atau peluang. Proses research yang dilakukan oleh
Kaukus Perda Gepeng DIY berdasar akan kebutuhannya dalam merumuskan permasalahan apa saja yang terjadi di masyarakat setempat.
105
Informasi yang telah menjadi data hasil research digunakan untuk
menentukan keputusan-keputusan di tahap perencanaan event.
Proses research dalam menentukan waktu pelaksanaan event Pasar
Murah menurut informan RZ ditentukan dengan proses waktu yang tergolong singkat, yaitu pada saat rapat perdana persiapan event Pasar
Murah. Dari hasil rapat diputuskan bahwa penyelenggaraan dilaksanakan pada hari Minggu, 26 Juni 2016. Hal ini dilakukan karena mengingat
perimbangan ketersediaan waktu yang minim, dimana secara ideal melihat kebutuhan yang diperlukan oleh warga setempat agar
event sejenis ini dilaksanakan sebelum hari raya Lebaran Idul Fitri. Informan
kedua AD juga memaparkan hasil yang sama bahwa penetapaan waktu pelaksanaan
event Pasar Murah tergolong singkat. Informan AD menambahkan posisinya yang juga sebagai warga Suryowijayan
menjelaskan kepada peserta rapat mengenai waktu yang lebih spesifik yaitu jam ideal penyelenggaraan. Dari hasil pengamatannya jam yang
sesuai untuk penyelenggaraan event Pasar Murah itu dilaksanakan pada
pukul 09.00 sd 12.00. Jam tersebut direkomendasikan mengingat kebiasaan pola warga Suryowijayan yang masuk dalam golongan dewasa
biasa melakukan aktivitas begadang pada malam hari. Dari hasil rekomendasi tersebut peserta rapat menyetujui jika pelaksanaan
event pasar murah dilaksanakan pada pukul 09.00 sd 12.00.
Goldbaltt 2002:36-55 pada teori perencanaan event menjelaskan
bahwa fungsi research yang dilakukan pada event berguna untuk
106
memecahkan masalah kecil sebelum menjadi besar. Perihal penentuan jam pelaksanaan
event yang terlihat sederhana namun masuk dalam observasi Kaukus Perda Gepeng DIY. Hal ini akan menjadi masalah
besar bilamana Kaukus Perda Gepeng DIY sebagai penyelenggara tidak mempertimbangkan proses penentapan jam pelaksanaan
event dan hanya berpatok pada referensi mengenai
event. Ini memberikan kejelasan bahwa
Research yang dilakukan Kaukus Perda Gepeng DIY pada event Pasar Murah memberikan pengaruh kepada proses dan hasil penentuan
waktu penyelenggaraan event Pasar Murah. Adanya penentuan waktu
yang didasarkan proses research akan semakin memperkecil resiko
kemungkinan masalah-masalah yang tidak diharapkan terjadi. Adapun bila ditarik kepada pembahasan mengenai rentang waktu
yang tersedia antara waktu memulai perencanaan dengan waktu penetapan pelaksanaan
event, menurut kedua informan hanya berjarak sekitar 2 minggu. Waktu tersebut tergolong singkat jika harus dikaitkan
dengan detail indikator perencanaan pelaksanaan event yang multi
kompleks. Ini akan tetap beresiko bila mana Kaukus sebegai penyelenggara tidak peka terhadap faktor-faktor yang merugikan
event atau menyebabkan proses
event berjalan dengan menutup segala kemungkinan yang mendukung dikarenakan desakan waktu yang besar.
Dalam teori the master event timetable menyatakan bahwa suatu
pelaksanaan memiliki
minimum waktu
perencanaan sampai
pengevaluasian yaitu 27 minggu, RossoEugene, 2003 Meskipun
107
secara teori special event oleh Goldbaltt 2002:10 yang digagas oleh
Kaukus ini termasuk dalam jenis Spontaneous Special Event, artinya
event dibuat berdasarkan isu – isu yang sedang terjadi saat itu, dimana
masa persiapannya sangat pendek sekali. Pada selanjutnya guna mencapai tingkat kesuksesan pada bentuk
event seperti ini akan sangat ditentukan dari isu yang diusungnya.
Kedua informan sepakat menyatakan jika yang menjadi target audience dalam event Pasar Murah yakni adalah masyarakat
Suryowijayan. Sedangkan informan RZ menambahkan golongan lainnya yang diposisikan sebagai target
audience kedua, yakni masyarakat awam yang ikut serta dalam persiapan
event Pasar Murah sebagai volunter. Proses penentuan target
audience yang dilakukan oleh Kaukus Perda Gepeng DIY didasari pada permasalahan serta tujuan yang ingin dicapai
oleh Kaukus Perda Gepeng DIY. Pemilihan masyarakat Suryowijayan sebagai target
audience didasari pada kondisi masyarakat Suryowijayan sebagai golongan masyarakat
yang terkena dampang langsung dari penerapan perda gepeng DIY. Sehingga Kaukus Perda Gepeng DIY memiliki pendapat pemilihan
masyarakat Suryowijayan sebagai target audience akan memberikan
dampak efektif dalam proses perjuangan Kaukus Perda Gepeng DIY, dimana masyarakat Suryowijayan sebagai masyarat terdampak langsung
dari perda gepeng DIY menyuarakan pendapatnya langsung.
108
Sedangkan pemilihan masyarakat awam sebagai target audience
yang diposisikan sebagai relawan atau volunter pada event Pasar Murah
didasari pada spekulasi Kaukus Perda Gepeng DIY untuk mengajak masyarakat secara umum untuk ikut peduli terhadap situasi yang sedang
diperjuangan oleh Kaukus Perda Gepeng DIY. Kehadiran relawan sebagai golongan potensial pada
event Pasar Murah akan memberikan tambahan dukungan dalam memperkuat proses-proses perjuangan
Kaukus Perda Gepeng DIY dalam menolak penerapan perda gepeng DIY No.1 Tahun 2014.
Dari hasil analisa oleh Kaukus Perda Gepeng DIY terdapat segementasi
audience yang dibagi menjadi dua golongan berbeda dan dua kedua golongan tersebut diposisikan berbeda dalam
event Pasar Murah. Segementasi merupakan proses mengotakkotakan pasar yang
heterogen kedalam kelompok-kelompok “potential customers” yang
memiliki kesamaan kebutuhan atau karakter yang memiliki respon yang sama Rhenald Kasali, 2007:119-12. Dalam teori pemasaran yakni,
Segementation, Targeting, Positioning STP memberikan penjelasan adanya tujuan segementasi adalah untuk menjadi landasan bagi pemasar
untuk mengenali kosumen dan kebutuhannya, untuk mencapai kepuasan konsumen Weinstein 1987. Segementasi pada tahap awal pelaksanaan
event cukup didukung dari kutipan Kasali, 1998 yang memaparkan bahwa segmentasi pasar harus dilakukan sejak awal, yaitu ketika proses
pertama dimulai, pada analisis peluang pasar.
109
Dari penjabaran tersebut Kaukus telah melakukan proses analisa dalam menentukan target
audience pada event Pasar Murah. Proses penentuan
audience pada event Pasar Murah Kaukus Perda Gepeng juga melakukan pembagian segementasi pasar atau
audience dimana untuk selanjutnya hasil segementasi tersebut mempengaruhi bentuk komunikasi
yang berbeda pada event Pasar Murah, namun untuk tujuan atau hasil
yang sama, yaitu kepedulian akan isu penerapan perda gepeng DIY yang diperjuangkan Kaukus.
2. Design Perancangan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kedua informan proses brainsorming pada proses perencanaan event Pasar Murah dilakukan
dengan meletakan beberapa dasaran seperti permasalahan, keresahan, kebutuhan dan terakhir adalah tujuan. Permasalahan disini adalah isu
yang menaungi keseluruhan proses tindakan subjek dan objek di event
Pasar Murah. Masalah tersebut adalah penerapan perda gepeng DIY No.1 Tahun 2014. Selanjutnya adalah keresahan, keresahan yang dimaksud
merupakan respon oleh Kaukus Perda Gepeng DIY melihat situsi yang terjadi saat itu. Keresahan yang hadir merupakan dampak dari akar
masalah sebelumnya. Berdasarkan keresehan tersebut muncul satu insiatif solidaritas untuk bertindak secara langsung mengenai situasi yang
terjadi dengan melihat kebutuhan yang memang diperlukan oleh korban atau masyarakat. Keseluruhan tahapan tersebut lantas dikembalikan pada
tujuan serta landasan keberadaan Kaukus Perda Gepeng DIY.
110
Osborn, 1953, menjelaskan dalam teori Pembelajaran Osborn, 3 prosedur yang ditempuh dalam metode
brainsotrming terdapat 3 prosedur yang ditempuh adalah;
menemukan fakta, melibatkan penggambaran masalah, mengumpulkan dan meneliti data dan informasi
yang bersangkutan.
Menemukan gagasan,
berkaitan dengan
memunculkan dan memodifikasi gagasan tentang strategi pemecahan masalah. Menemukan solusi, yaitu proses evaluatif sebagai puncak
pemecahan masalah. Berdasaran penjelasan dari proses brainsorming
yang dilakukan Kaukus Perda Gepeng DIY pada tahap persiapan event
Pasar Murah, proses prosedur brainstorming oleh Kaukus hanya
digunakan di tahap menemukan dan menjabarkan masalah terkait. Prosedur
brainstorming oleh Kaukus belum menyetuh prosedur selanjutnya mengenai upaya penemuan gagasan dan strategi pemecahan
masalah dan pencapaian solusi. Masuk pada pembahasan proses penentuan tema pada
event Pasar Murah, informan AD yang menjelaskan bahwa proses penentuan tema
dilakukan pada saat kepanitiaan telah diisi oleh kehadiran volunter. Kepanitiaan bersama-bersama membahas tema yang kiranya sesuai untuk
pelaksanaan event Pasar Murah ini. Proses penetapan tema dilakukan
dengan penyesuaian situasi dan permasalahan yang terjadi serta mengembalikan penempatan posisi masing-masing antara Kaukus
sebagai penyelenggara event dengan masyarakat Suryowijayan sebagai
peserta event atau target audience. Informan RZ juga menjelaskan hal
111
serupa bahwa proses penentapan tema event dilakukan dengan cara
musyawarah bersama. Dari hasil musyawarah tersebut disepakati tema “berbagi ruang hidup dan keceriaan bersama komunitas”.
Berdasarkan tema tersebut dapat dipahami keterkaitan yang telah dijelaskan mengenai proses penetapan tema oleh Kaukus yang
memasukan indikator antara permasalahan dengan posisi masing-masing subjek yang terlibat dalam
event Pasar Murah. Secara umum penetapan tema biasa merujuk pada bentuk bahasa yang mampu memberikan
kedekatakan kepada target audience.
Pembahasan selanjutnya mengenai proses penetapan rangkaian acara. Berdasaran wawancara dengan informan RZ mengenai proses
penetapan rangkaian acara event Pasar Murah, informan menjelaskan
pada tahap ini membutuhkan waktu pembahasan yang lebih. Hal ini dapat dipahami dikarenakan rangkaian acara merupakan wujud dari suatu
kegiatan yang bisa dirasakan oleh audience. Informan RZ menjelaskan
proses penetapan rangkaian acara pada event Pasar Murah didasari atas
pertimbangan kebutuhan warga Suryowijayan. Adapun tambahan dari informan lainnya yakni informan AD menjelaskan proses penetapan
rangkaian acara pada event Pasar Murah dilakukan melalui musyawarah
internal kepanitiaan. Berdasarkan musyawarah internal kepanitiaan tersebut menetapkan
rangkaian acara event Pasar Murah dengan mempertimbangkan potensi
yang dimiliki masyarakat setempat. Maka dari proses penetapan
112
rangkaian acara tersebut tersusun rangkaian acara seperti; 1 lapak murah, 2 panggung keberagaman dan 3 layanan kesehatan gratis.
Lapak murah dihadirkan atas pertimbangan kebutuhan warga atas komoditas utama yang saat itu sedang mengalami kenaikan harga.
Panggung keberagaman dimaksudkan untuk mengakomodir potensi golongan pemuda Suryowijayan yang berprofesi sebagai pengamen
jalanan. Adapun layanan kesehatan dimaksudkan untuk menyediakan akses kepada masyarakat terutama golongan lansia Suryowijayan
mengenai kesehatannya. Berdasarkan penuturan diatas proses penetapan
event Pasar Murah oleh kepanitaan
event telah berusaha mempertimbangkan pendekatan yang diterangkan oleh Leonard.H mengenai pendekatan yang perlu
diperhatikan dalam menyelenggerakan sebuah event. Leonard.H 2002:1
menjelaskan untuk menyelenggarakan event perlu diperhatikan karakter
Entertainment, dimana penyelenggara event mampu menyediakan hiburan yang menarik
audience untuk keluar dari rumahnya dan mencoba sesuatu yang tidak biasa mereka peroleh di rumah. Pendekatan yang
kedua adalah Excitement, dimana suatu event mampu memberikan kesan
ke benak pengunjung yang hadir dan tidak mudah dilupakan. Dalam tahap
design penyelenggaraan event oleh Goldbaltt 2002: 36-55
menyebutkan kondisi
politik pada
studi kelayakan
penyelenggaraan suatu event. Pada event Pasar Murah menurut informan
RZ pertimbangan kondisi politik cukup diperhitungkan mengingat peran
113
Kaukus sebagai pihak yang kontradiktif dengan pemerintah daerah melalui salah satu regulasinya. Pertimbangan stuasi politik yang paling
utama adalah adanya dominasi salah satu partai politik di wilayah Suryowijayan yang bertentangan dengan prinsip Kaukus Perda Gepeng
DIY yang terbuka akan keberagaman masyarakat tanpa harus melihat latar belakang sosial, agama serta gender. Pertentangan prinsip ini
dikhawatirkan akan menimbulkan konflik lain yang akan mengganggu pelaksanaan
event Pasar Murah bahkan keberadaan Kaukus Perda Gepeng DIY yang bergerak pada aktivisme sosial. Informan AD juga
menambahkan adanya pertimbangan kondisi politik terkini di lingkungan Suryowijayan. Upaya dari Kaukus untuk memperhitungkan kondisi
politik tersebut dengan melakukan pendekatan kepada pihak RT 13. RW.03 Kelurahan Suryowijayan guna mengantisipasi gangguan dari
faktor eksternal tersebut. Berdasarkan hasil pendekatan tersebut ditemukan permasalahan lain
yang memiliki karakteristik seragam mengenai kebiasaan yang terjadi di lingkungan Suryowijayan ketika pada rentang masa kampanye pemilihan
umum daerah Suryowijayan daerah yang rutin disinggahi partai politik untuk memperlihatkan kepeduliannya terhadap masyarakat dengan
membagi-bagikan sesuatu kepada masyarakat. Adapun hal tersebut justru disesalkan oleh masyarakat Suryowijayan karena kepedulian serupa
hanya terjadi pada masa kampanye saja. Berdasarkan keadaan tersebut Kaukus cukup memperhitungkan dengan menjelaskan secara terbuka
114
mengenai peran Kaukus dan maksud penyelenggaran event Pasar Murah
yang digagasnya.
Sehingga masyarakat
Suryowijayan dapat
menghilangkan kecurigaannya dengan memahami lantas menerima kehadiran Kaukus melalui
event Pasar Murahnya. Menurut Wahyuni Pudjiastuti dalam buku
Special Event 2010, pengamatan terhadap lingkungan tempat pelaksanaan acara perlu dikaji,
baik konsidi internal maupun eksternal. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan analasis SWOT
strength, weakness, opportunities, threats yaitu dengan mengamati kekuatan, kelemahan,
kesempatan, dan ancaman terhadap ajang tersebut. Kekuatan dan kelemahan lebih mempresentasikan kondisi internal, sedangkan
kesempatan dan ancaman dapat mempresentasikan kondisi eksternal. Kondisi politik merupakan
threats atau ancaman yang muncul dari luar atau lingkungan sekitar.
Threats disini cukup berbeda ketika ancaman yang terjadi bukan berasal dari adanya persaingan dengan bentuk-bentuk
event serupa yang dilaksanakan pihak lain, melainkan ancaman yang berdasarkan kondisi politik benar-benar dipengaruhi oleh situasi politik
yang sebenarnya. Berdasarkan hasil penjebaran di atas terlihat Kaukus Perda Gepeng sudah melakukan pertimbangan kondisi politik yang
dikhawatirkan mengganggu keberlangsungan dan keberhasilan event
Pasar Murah. Hasil wawancara dengan dua informan mengenai perencanaan
anggaran event Pasar Murah menunjukan bahwa proses pelaksanaan
115
perencanaan anggaran Kaukus dimulai dari perencanaan anggaran yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan event Pasar Murah. Proses ini
dilakukan dengan perihitungan kebutuhan oleh setiap divisi. Setelah akumulasi pengeluaran diketahui, selanjutnya dibandingkan dengan
ketersediaan modal yang dimiliki oleh Kaukus dari kas pribadinya. Sumber kas tersebut berasal dari hasil sumbangan Kaukus Perda Gepeng
DIY selama pertemuan rutin sebelumnya. Kaukus melakukan perhitungan rancangan total anggaran yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan event Pasar Murah. Berdasarkan hasil perhitungan
kebutuhan anggaran memperlihatkan kekurangan modal yang dimiliki Kaukus dari kas tersebut. Guna menutupi kekurangan anggaran tersebut
solusi yang dilakukan oleh Kaukus Perda Gepeng DIY dengan membuka pemasukan dana dari sumber lainnya di luar keanggotaan Kaukus.
Pada event Pasar Murah ini Kaukus Perda Gepeng DIY menyediakan
layanan “open donasi” bagi masyarakat yang ingin berbagi dan peduli terhadap isu yang dihadikan serta aktivitas di
event Pasar Murah ini. Perencanaan
event marketing pada tahap create a budget merupakan bagian yang paling ”menantang” bagi penyelenggara event dimana
panitia dituntut untuk memiliki keahlian mengelola dan memanajemen budget yang jumlahnya terbatas pada periode tertentu. Panitia yang
bertugas mengelola budget harus memiliki catatan finansial dari event-
event yang pernah perusahaan adakan sebelumnya minimal 3 hingga 4 event, hal ini dianjurkan agar panitia tidak mengalami kebingungan-
116
kebingungan dalam pengelolaannya dan tidak terjadi pembengkakan budget. Selain itu, dalam melakukan pengelolaan budget juga perlu
adanya campur tangan dari pihak supervisor dan akuntan yang ahli dibidangnya. Hal ini mendukung penelitian Goldbaltt 2005. Dalam
implementasinya, panitia penyelenggara juga harus melakukan keterbukaan peluang terhadap kontribusi media dan sponsor untuk
terlibat Shone and Parry 2004 dan Goldblatt 2005. Budget terdiri dari
2 jenis yaitu biaya yang bisa di prediksi predictable yang biasa disebut
fixed cost dan biaya yang tidak bisa di prediksi unpredictable yang biasa disebut
variable cost. Biaya yang bisa diprediksi meliputi biaya venue, staffing, marketing branding, dan biaya asuransi. Sedangkan
biaya yang tidak dapat di prediksi meliputi biaya katering, enternaiment
dan biaya akomodasi. Panitia harus memiliki catatan dan sistem khusus yang memudahkan pengelolaan biaya yang terdiri dari pengeluaran dan
pemasukan yang dilakukan selama periode perencanaan hingga implementasi
event Engblom 2010, Shone and Parry 2004. Mengacu pada hasil wawancara dua informan mengenai perencanaan
anggaran event Pasar Murah, sebagai event sejenis Pasar Murah
merupakan event perdana yang dilakukan oleh Kaukus. Kaukus belum
memiliki referensi catatan atau tamplate dalam mengelola budget event
sehingga masih memungkinkan adanya kebingungan dalam mengelola budget event Pasar Murah yang mengarah pada resiko membengkaknya
anggaran pengeluara. Adapaun dari perhitungan perencanaan anggaran
117
yang dilakukan Kaukus dengan adanya kekurangan modal, Kaukus telah melakukan pembukaan akses kepada pihak luar untuk membantu
kekurangan budget di event Pasar Murah. Dalam perencanaan anggaran,
hasil wawancara dengan dua informan tidak menjelaskan tentang adanya catatan tentang spesifikasi perencanaan alokasi anggaran untuk setiap
kebutuhan event yang seharusnya dapat membantu dalam mempredikasi
kebutuhan budget untuk event Pasar Murah.
Pembahasan terakhir pada tahap design ini membahas mengenai
proses pertimbangan ketersediaan sumber daya manusia SDM pada pelaksanaan
event Pasar Murah. Keberadaan dan kemampuan SDM cukup mempengaruhi keberhasilan capaian suatu
event. Adanya perancangan SDM akan membantu penyelenggara untuk melihat
kekuatan serta kekurangan SDM yang tersedia. Sehingga memberikan kesempatan penyelenggara untuk memperimbangkan ekspetasi maupun
solusi yang tepat untuk penyelenggaran event. Hasibuan Malayu S.P
didalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia, 2001: 250 bahwa “Perencanaan sumber daya manusia adalah merencanakan tenaga kerja
agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan serta efektif dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan”.
Dari hasil wawancara kedua informan menyatakan jumlah personal Kaukus Perda Gepeng DIY meskipun tidak berjumlah banyak namun
jumlah tersebut dinilai sudah mencukupi untuk mempersiapikan pelaksanaan
event sekala event Pasar Murah. Adapun untuk lebih
118
mengefektifkan proses pelaksanaan event Pasar Murah, Kaukus
melakukan penambahan SDM dengan membuka kesempatan kepada masyarakat yang ingin bergabung di kepanitiaan
event Pasar Murah. Penambahan ini dilakukan atas dasar tujuan propaganda Kaukus untuk
menjaring pemahaman masyarakat terkait isu yang diperjuangkan Kaukus melalui
event Pasar Murah ini. Masyarakat yang terlibat di kepanitiaan
event Pasar Murah diposisikan sebagai volunter atau relawan event Pasar Murah.
Pada teori manajemen sumber daya manusia MSJM T. Hani Handoko 2001:4 menyebutkan manajemen sumber daya manusia
adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu
maupun organisasi. Dari hasil wawancara dan penjelasan secara definitif di teori MSDM dapat dilihat bahwa Kaukus melakukan perekrutan
melalui penyediaan kesempatan kepada masyarakat umum yang berkeinginan bergabung di
event Pasar Murah yang nantinya diposisikan sebagai relawan atau volunter. Pada proses perekrutan Kaukus tidak
melakukan seleksi penerimaan, Kaukus tidak memberikan kriteria khusus mengenai karakteristik SDM yang akan diterimanya. Kriteria yang ada
hanya berlaku pada adanya kesamaan pandangan dengan proses perjuangan Kaukus dalam menentang perda gepeng DIY. Pengembangan
dan pemeliharaan dilakukan Kaukus kepada SDM yang telah terkumpul saat proses berlangsungnya perencanaan, pelaksanaan dan pasca
119
pelaksanaan event Pasar Murah. Dengan apa yang telah dilakukan
Kaukus, Kaukus telah menjalankan fungsi operasional yang dikonsepkan Flippo 2005:5-7, mengenai menejemen sumber daya manusia.
3. Planning Perencanaan
Terdapat perbedaan mengenai pertimbangan penentuan tempat lokasi event yang biasa memakai standar kenyaman serta fasilitas dan
akses untuk menunjang pengunjung hadir di suatu event, Any Noor
2009:183. Proses penentuan lokasi penyelenggaraan event Pasar Murah
di wilayah RT.13 RW.03, Kelurahan Suryowijayan, Yogyakarta, menurut dua informan didasari pada pertimbangan adanya keberadaan
vocal point di daerah tersebut. vocal point merupakan anggota Kaukus Perda Gepeng DIY yang bertempat tinggal di wilayah RT.13 RW.03,
Kelurahan Suryowijayan. Keberadaan vocal point cukup membantu
sebagai tali penghubung antara Kaukus Perda Gepeng DIY dengan wilayah Suryowijayan. Keberadaan
vocal point disini ditempatkan sebagai sumber silang informasi yang efektif antara Kaukus Perda
Gepeng DIY dengan wilayah Suryowijayan. Pertimbangan selanjutnya adalah melihat karakteristik masyarakat
setempat yang mayoritas masuk dalam golongan ekonomi menengah kebawah, atau Kaukus Perda Gepeng DIY menyebut wilayah
Suryowijayan sebagai basis dari Kaum Miskin Kota atau KMK. Dimana banyak dari warganya masuk dalam kategori miskin dan banyak
menggantungan hidupnya di jalanan. Pertimbangan terakhir adalah dari
120
keadaan yang telah dijelaskan diatas telah memposisikan Suryowijayan sebagai daerah korban dari pelaksanaan perda gepeng DIY, dimana
beberapa warga setempat telah mengalami penangkapan dan masuk di camp assisment. Dari penjabaran mengenai pertimbangan penentuan
tempat event dapat dilihat kesesuaian antara permasalahan atau tujuan
yang dimiliki oleh Kaukus sebagai penyelenggara event dengan situasi
yang berlangsung RT.13 RW.03, Kelurahan Suryowijayan, sebagai lokasi penyelenggaran
event. Berdasarkan pertimbangan atas pemilihan tempat berlangsungnya
event Pasar Murah, Kaukus tidak menggunakan standarisasi kenyamanan serta fasilitas dan akses yang mendukung. Menurtu Hafidz 2007:102-
105 ada beberapa pertimbangan dalam memilih tempat atau lokasi penyelenggaraan
event; sesuai dengan tema event, sesuai image produk, sesuai target
audience, kemudahan akses jangkauan, nilai sejarah, tempat wisata, nilai artistik, faktor keamanan dan kenyamanan, besar kecilnya
event, sesuai budget. Bedasarkan uraian tersebut penentuan tempat event Pasar Murah oleh Kaukus menggunakan pertimbangan adanya keseuaian
tema event dengan lokasi event dan adanya kesamaan image produk
yakni penerapan perda gepeng DIY antara Kaukus Perda Gepeng DIY dengan wilayah RT.13 RW.03 Kelurahan Suryowijayan. Terdapat
kesesuaian lokasi dengan target audience yang dituju, dimana target
audience event Pasar Murah berdomisili di wilayah RT.13 RW.03 Kelurahan Suryowijayan. Terdapatnya nilai sejarah antara Kaukus
121
dengan wilayah Suryowijayan, dimana kelurahan Suryowijayan sejak sebelumnya merupakan wailayah dari pengorganisiran Kaukus.
Keseluruhan pertimbangan tersebut telah cukup untuk menunjang keberhasilan terselenggarannya suatu
event. Keberlangsungan sebuah
event juga bergantung dari adanya dukungan yang diberikan pihak pendukung atau
stakeholders di luar dari kepanitiaan
event Pasar Murah. Keberadaan stakeholders diperlukan untuk sebuah
event karena dapat menghemat banyak hal dari segi biaya, waktu, dan tenaga serta profesionalitas bagi penyelenggaraan
event tersebut.
Stakeholders adalah suatu entitas yang akan terlibat dalam sebuah
event. Tingkat pengaruhnya tergantung pada beberapa faktor seperti motivasi personal, power dan otoritas yang dimiliki oleh masing-
masing stakeholders. Keterlibatan mereka bisa secara tidak langsung
ataupun secara insidental saja. Stakeholders yang akan terlibat bisa dari berbagai kalangan McCartney, 2010: 261.
Bedasarkan hasil wawancara dengan kedua informan, keduanya menampik bila yang dikatakan pihak pendukung di
event Pasar Murah adalah perusahaan yang berorientasi dengan nilai profit. Informan RZ
menjelaskan bahwa yang dikatakan pihak pendukung di event Pasar
Murah adalah organ-organ atau individu yang memang harus memiliki kesepahaman dengan prinsip yang tengah diperjuangkan oleh Kaukus
Perda Gepeng DIY mengenai hak-hak masyarakat untuk mencari hidup di jalan. Informan RZ juga menggarisbawahi bahwa Kaukus melakukan
122
seleksi kepada pihak yang ingin mendukung keberlangsungan event
Pasar Murah dengan tidak hanya mendukung secara finansial, melainkan juga keterlibatan secara nyata dalam proses merealisasikan
event Pasar Murah. Informan AD secara spesifik menjelaskan siapa saja yang
menjadi pihak pendukung pada proses persiapan dan pelaksanaan event
Pasar Murah. Hasil penuturan dari informan AD menjelaskan jika pihak RT atau perangkat aparat lingkungkan setempat juga turut dikatakan
sebagai pihak pendukung keberlangsung event Pasar Murah atas jasa
mereka mengizinkan pelaksanaan event Pasar Murah di lokasinya dan
informasi yang kemudian menjadi sumber data untuk persiapan kepanitiaan
event Pasar Murah. Pada teori
stakeholders terdapat varian yaitu emprical accountability Trekers 1983 dalam Achmad 2007. Robert 1992 menyatakan bahwa
pengungkapan sosial perusahaan merupakan sarana yang sukses bagi perusahaan untuk menegosiasikan hubungan dengan
stakeholder-nya. Berdasarkan syarat yang diberlakukan oleh Kaukus kepada pihak luar
yang ingin terlibat di event Pasar Murah, dapat memperlihatkan telah
adanya pengungkapan latar belakang dan sosial Kaukus kepada publik atau
stakeholders sebelum menyetuji relasi diantara kedua pihak tersebut. Sebuah
event organizer dapat saja melibatkan lebih dari 10 stakeholders, yaitu: media, komunitas tertentu, sponsor,
participants, venue providers, accomodation providers, caterers, legal and finance personnel,
production, local trade, transportation provider, pemerintah dan asosiasi.
123
Setiap stakeholder mempunyai pengetahuan, keahlian, konstituensi, dan
modal Glenn McCartney, 2010: 261 . Berdasarkan penjelasan diatas dapat dilihat bahwa Kaukus telah
menjalin relasi dengan pihak stakeholders. Relasi yang dibangun oleh
Kaukus Perda Gepeng kepada stakeholders tidak hanya terikat pada
kebutuhan finansial event Pasar Murah, melainkan kebutuhan akan
hadirnya dukungan ideologis serta kontribusi secara nyata dan dukungan informatis dan birokratis guna meningkatkan proses realisasi Pasar
Murah sebagi sebuah event. Dari sepuluh macam stakeholders Kaukus
telah menjalin relasi dengan beberapa stakehodelders terkecuali
pemerintah dan transportation provider. Berdasarkan relasi yang telah
terbangun tersebut dapat memberikan kontribusi positif kepada proses pelaksanaan
event Pasar Murah oleh Kaukus Perda Gepeng DIY. Berdasarkan kebutuhan serta ketersediaan waktu yang singkat dalam
mempersiapkan event Pasar Murah, hal ini juga berdampak pada proses
pembentukan kepanitiaan event Pasar Murah. Berdasarkan hasil
wawancara dengan dua informan mengatakan jika proses pembentukan kepanitiaan
event Pasar Murah tergolong cepat. Proses pembentukan kepanitiaan dibentuk ketika Kaukus Perda Gepeng DIY merasa data-data
dari hasil research telah cukup terkumpul. Informan RZ menjelaskan
bahwa struktur kepanitiaan yang terbentuk bersifat non-formal. Maksud
non-formal adalah bahwa proses pelaksanaan kerja kepanitaan tidak mutlak pada posisi kerja kepanitiaan yang telah tersusun. Masing-masing
124
person disini memiliki kesempatan untuk ikut membantu mengerjakan tugas kerja di divisi lainnya. Keseluruhan bentuk kerja kepanitiaan
kembali pada format kerja Kaukus yang non-formal. Bagi informan
bentuk kerja ini dipilih justru untuk memudahkan atau mempercepat proses menejemen persiapan
event Pasar Murah. Pembentukan sturktur kepanitiaan pada sebuah pagelaran apa pun
berfungsi untuk melaksanakan fungsi manajemen event yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, melakukan monitoring dan evaluasi seluruh tahapan-tahapan pelaksanaan
event. Struktur kepanitiaan akan mengatur tata laksana dan tata kerja dalam persiapan dan
pelaksanaan event sesuai dengan job description-nya masing-masing.
Informan RZ menjelaskan bahwa struktur kepanitaan yang dibentuk di event Pasar Murah tidak bersifat resmi atau bersifat baku. Proses kerja
struktur kepanitiaan event Pasar Murah yang telah dibentuk tidak
mengikat pelaksanaan tugas kerja sesuai dengan job description-nya.
Struktur kepanitiaan yang terbentuk hanya lebih kepada tugas-tugas dominan dalam kebutuhan melaksanakan sebuah
event. Struktur kepanitiaan di
event Pasar Murah hanya terdapat; Ketua Panitia, Keuangan, Sekretaris, Divisi Perlengkapan dan Divisi Acara. Untuk
kebutuhan tugas lainnya di event Pasar Murah dilakukan dengan konsep
kerja bersama. Informan AD menjelaskan bahwa tidak ada struktur kepanitiaan di
event Pasar Murah, informan AD lebih menyebut struktur yang ada sebagai tim kecil yang bertugas sebagai pelopor, perancang dan
125
pelaksana event Pasar Murah. Dengan apa yang telah diimplementasikan
Kaukus mengenai proses pembentukan struktur dan bentuk struktur yang terbentuk terlihat kontra-produktif bila dikembalikan pada fungsi
diciptakannya struktur di kepanitiaan event atau organisasi. Mengacu pada teori struktur organiasi Hasibuan 2010:150, bentuk
struktur kepanitiaan di event Pasar Murah sama dengan bentuk struktur
organisasi komite. Struktur organisasi komite merupakan suatu organisasi yang masing-masing anggota mempunyai wewenang yang
sama dan pimpinannya kolektif. Bentuk struktur komite seperti ini memiliki kelemahan diantaranya penanggung jawab keputusan kurang
jelas, sebab keputusan merupakan keputusan bersama. Waktu untuk mengambil keputusan memerlukan waktu yang lama. Adanya mayoritas
yang dapat memaksakan keinginannya melalui
voting suara. Implementasi yang digambarkan Kaukus Perda Gepeng pada proses kerja
yang bersifat non-formal akan membuka kemungkinan resiko lainnya
bila mana kinerja secara bersama oleh person kepanitiaan event Pasar
Murah tersebut tidak terkoordinasi dengan baik.
4. Coordination Koordinasi
Hasil wawancara mengenai bentuk koordinasi yang terjalin di proses pelaksanaan
event Pasar Murah oleh Kaukus Perda Gepeng DIY tidak begitu terlihat. Koordinasi utama oleh Kaukus Perda Gepeng DIY
dilakukan pada saat rapat persiapan event Pasar Murah dengan jumlah
intesitas rapat yang tidak terlalu sering. Kaukus Perda Gepeng DIY
126
melakukan koordinasi lanjutan melalui aplikasi media online yaitu Whatsapp, yang difungsikan untuk proses monitoring pelaksanaan kerja
yang sebelumnya telah ditetapkan saat rapat. Penggunaan aplikasi Whatsapp juga digunakan sebagai sarana komunikasi antara panita jika
menemui kesulitan dalam proses pengaplikasian tugas kerja. Sehingga harapannya panitia lainnya secara aktif merespon untuk memberikan
bantuannya kesesama panitia yang membutuhkan. Bentuk koordinasi seperti ini bagi Kaukus didasari pada bentuk kesadaran yang harus
dimiliki masing-masing personal atas tanggung jawab dan perannya di event Pasar Murah sebagai panita.
Untuk menjamin kelancaran mekanisme prosedur kerja dari berbagai komponen dalam organisasi. Menurut Handayaningrat 1989:119-121
hakikat koordinasi adalah perwujudan daripada kerjasama, saling bantu membantu dan menghargaimenghayati tugas dan fungsi serta tanggung
jawab masing-masing. Hal ini disebabkan karena setiap satuan kerja unit dalam melakukan kegiatannya, tergantung atas bantuan dari satuan
kerja unit lain. Jadi adanya saling ketergantungan atau interpedensi inilah yang mendorong diperlukan adanya kerjasama. Menurut
Handayaningrat 1989:118 koordinasi memiliki ciri yang meletakkan tanggung jawab koordinasi terletak pada pimpinan. Oleh karena itu
koordinasi adalah menjadi wewenang dan tanggung jawab daripada pimpinan. Dikatakan bahwa pimppinan berhasil, karena ia telah
melakukan koordinasi dengan baik.
127
Berlandas dari uraian diatas dapat dilihat bahwa bentuk koordinasi Kaukus Perda Gepeng DIY dalam
event Pasar Murah telah menyentuh hakikat dari koordinasi dimana kerjasama merupakan sebuah jalinan
yang substansial dari sebuah koordinasi. Kerjasama yang dilakukan oleh Kaukus
Perda Gepeng
ialah bantu
membantu dan
menghargaimenghayati satu sama lain yang saling membutuhkan. Namun koordinasi yang dilakukan oleh Kaukus Perda Gepeng tidak
memeperlihatkan wewenang pemimpin atau ketua panitia dalam menjamin jalannya koordinasi yang baik, sebab keberlangsungan
koordinasi hanya didasari dari kesadaran masing-masing. Hal ini akan memberikan resiko bilamana koordinasi tidak berjalanan sebagaimana
mestinya sebab ketua panitia tidak memiliki wewenang untuk melakukan antisipasi lebih untuk menanggulangi koordinasi tersebut.
Mengenai bentuk koordinasi panitia event Pasar Murah kepada pihak
pendukung, hasil wawancara dengan dua informan menjelaskan bahwa koodinasi dilakukan melalui pendekatan kekeluargaan atau dalam bentuk
kekerabatan. Bentuk koordinasi ini dipilih sebagai proses pendekatan guna penerimaan pihak pendukung terhadap wacana dan kehadiran
Kaukus Perda Gepeng DIY melalui event Pasar Murah ini. Harapan
Kaukus Perda Gepeng DIY dalam bentuk koodinasi yang berlandaskan kekeluargaan ini agar dapat menghapus keberadaan jarak antar masing-
masing. Sehinga sifat dari event Pasar Murah dapat memunculkan adanya
kepemilikan berasama terhadap event ini. Alasan lain yang dipilih
128
Kaukus melalui bentuk koordinasi seperti ini adalah untuk membentuk kepercayaan kepada pihak pendukung karena latar belakang Kaukus
yang memiliki tujuan ideologis melalui isunya. Stakeholders memiliki kekuasaan yang riil yang dapat mendukung
atau menghalangi perusahaan di dalam mencapai tujuannya. Oleh karena karenanya perusahaan harus dapat mengelola hubungan dengan
stakeholders agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Berman 1999 seperti dikutip oleh Solihin 2009 mengidentifikasi adanya dua model
manajemen stakeholders
yaitu: pertama
Strategic Stakeholder
Management Model, Model ini didasari oleh suatu asumsi bahwa tujuan akhir dari suatu korporasi adalah keberhasilannya di pasar. Oleh sebab
itu, perusahaan harus mengelola stakeholders sebagai bagian dari
lingkungan perusahaan. Kedua Intrinsic Stakeholder Commitment Model,
model ini mengasumsikan bahwa hubungan antara perusahaan dengan stakeholders lebih didasarkan kepada komitmen moral dan bukan
berdasarkan keinginan
perusahaan untuk
memanfaatkan para
stakeholders untuk mencapai tujuan perusahaan yakni memaksimalkan laba.
Berdasarkan penjelasan model menejemen stakeholders, dapat
dilihat Kaukus Perda Gepeng sudah memaknai peran stakehoders sesuai
dengan fungsinya. Ini dapat dilihat dari bentuk proses pendekatan yang telah dilakaukan Kaukus kepada pihak
stakehodelrs dalam upaya merealisakan dan memaksimalkan pelaksanaan
event Pasar Murah.
129
Namun bila mengacu pada bentuk koordinasi yang dilakukan Kaukus masih belum memberikan kejelasan pasti mengenai bagaimana proses
koordinasi kepada pihak stakeholders tersebut dijalankan. Bentuk
koordinasi Kaukus kepada pihak stakehoders baru sebatas pendekatan
non-formal. Kaukus tidak menjelaskan mengenai bentuk keterbukaan semisal prihal
update informasi atau laporan mengenai jalannya proses pelaksanaan
event Pasar Murah. Seperti yang dijelaskan Freeman, E. 1984
dalam pembahasan
bentuk komunikasi
kepada pihak
stakeholders, bahwa pengungkapan dan penyampaian informasi kepada stakeholders haruslah dilakukan secara transparan dan terbuka. Sebab
stakeholders memiliki kekuatan yang dapat menjadi ancaman, membentuk insentif, atau menjadi pengaruh normatif simbolis dalam
upaya “mewujudkan kepentingannya dalam sebuah relasi. Pada tahap koordinasi perlu dipikirkan mengenai antisipasi tentang
adanya kemungkinan jalannya koordinasi internal kepanitiaan tidak berjalan secara maksimal. Dengan adanya antisipasi mengenai koordinasi
yang buruk dalam suatu event akan memberikan wacana solutif sehingga
ancaman tersebut dapat terhindari. Berdasarkan hasil wawancara dengan kedua informan, penyebab koordinasi yang belum maksimal di internal
kepanitaan bisa disebabkan oleh masalah-masalah yang tidak terduga sebelumnya. Kedua informan sepakat bahwa faktor utama yang
menghambat koordinasi di internal kepanitaan event Pasar Murah adalah
ketidak-hadiran panita pada moment persiapan event. Maka antisipasi
130
yang dilakukan kepanitiaan event atas masalah seperti itu adalah dengan
cara menggantikan tugas-tugas panitia yang berhalangan hadir tersebut. Sehingga proses kerja dapat tetap berjalan sesuai yang terencana.
Menurut Handayaningrat 1989:130, untuk mengatasi masalah- masalah dalam koordinasi yang ditimbulkan oleh hal-hal seperti tersebut
di atas, berbagai usaha yang perlu dilakukan secara garis besarnya dapat dikelompokkan dalam berbagai bentuk seperti : Mengadakan penegasan
dan penjelasan mengenai tugas fungsi, wewnang tanggung jawab dari masing-masing
pejabatsatuan organisasi
yang bersangkutan.
Menyelesaikan masalah-masalah yang mengakibatkan koordinasi yang kurang baik, seperti sistem dan prosedur kerja yang berbelit-belit,
kurangnya kemampuan pimpinan dalam melaksanakan koordinasi. Mengadakan pertemuan-pertemuan staf sebagai forum untuk tukar
menukar informasi, pendapat, pandangan dan untuk menyatukan persepsi bahasa dan tindakan dalam menghadapi masalah-masalah bersama.
Bedasarkan penjelasan mengenai langkah solutif mengatasi masalah- masalah dalam koordinasi, internal kepanitiaan Kaukus belum memiliki
kejelasan adanya sebuah antisipasi koordinasi yang belum maksimal. Penjelasan yang dikemukakan informan mengenai antisipasi pada
koordinasi yang belum maksimal di internal kepanitiaan event Pasar
Murah masih bersifat responsif terhadap suatu keadaan yang monumental.
131
5. Evaluation Evaluasi
Proses evaluasi yang dilakukan internal kepanitiaan event Pasar
Murah menurut hasil wawancara dengan dua informan menyebutkan hanya dilakukan di bagian akhir setelah pelaksanaan
event selesai dilaksanakan. Alasan panitia memilih proses evaluasi di akhir
event dimaksudkan untuk menjaga efektifitas kerja kepanitiaan yang tergolong
padat namun hanya memiliki ketersediaan waktu yang singkat, sehingga tidak mengganggu jalannya ritme kerja kepanitaan
event Pasar Murah. Proses evaluasi event Pasar Murah dihadiri oleh seluruh internal
kepanitiaan event yaitu Kaukus Perda Gepeng DIY beserta volunter yang
membantu proses pelaksanaan event Pasar Murah.
Godblatt 2005 menjelaskan proses evaluasi dapat dilakukan pada tiga tahap antara lain;
pra event, main event, dan pasca event. Sedangkan pada event Pasar Murah proses evaluasi hanya dilakukan di akhir atau
pasca event. Goldblatt 2002:55-56 juga menyebutkan beberapa bentuk
evaluasi event yaitu: Written Survey, yaitu pembagian kuesioner yang
dibagikan kepada pengunjung ketika acara berlangsung. Monitor, yaitu meminta pengamat yang terlatih dan diserahi tugas untuk mengadakan
penelitian mengenai kesuksesan suatu event. Telephone atau Mail
Survey, yaitu dilaksanakan sesudah event berlangsung melalui telepon atau surat.
Pre and Post-event Survey, dengan menanyakan pendapat responden mengenai pendapat mereka tentang suatu hal sebelum dan
sesudah acara.
132
Berdaarkan teori perencanaan special event oleh Goldblatt,
kepanitiaan event Pasar Murah tidak melakukan hal-hal yang telah
dijabarkan tersebut mengenai bentuk pelaksanaan evaluasi pada event.
Sedangkan tahap evaluasi merupakan yang cukup penting bagi pelaksanaan sebuah
event untuk mengetahui sejauh mana usaha dan jerih payah panitia dalam memperkenalkan dan menarik perhatian masyarakat
terhadap brand tersebut. Hal ini mendukung penelitian Close et.al 2014, Keller 2013, dan Zarantonello Schmitt 2012.
Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan dua informan menyebutkan pokok pembahasan yang dimuat dalam proses
evaluasi event Pasar Murah adalah yang berkaitan dengan teknis saat
berlangsungnya event. Hal lain yang menjadi pembahasan di proses
evaluasi event antara lain mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan event. Adapun yang terakhir adalah capaian dari
tujuan pelaksanaan event Pasar Murah sebagai alat propaganda isu serta
permasalahan yang diusung oleh Kaukus Perda Gepeng DIY. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut informan AD menjelaskan beberapa
hal yang menjadi kekurangan serta kelemahan pada pelaksanaan event
Pasar Murah akan lebih disiplinkan lagi dikesempatan selanjutnya. Dalam aktivitas evaluasi, hal-hal yang perlu di evaluasi tidak hanya
penyimpangan yang terjadi, namun seluruh aspek yang berhubungan dengan penyelenggaraan
event marketing dari awal hingga akhir serta solusi yang diterapkan sebagai tindakan korektif. Hal ini dikarenakan
133
aktivitas evaluasi berhubungan dengan reputasi dan penyelenggaraan event marketing dimasa yang akan datang, hal-hal yang sudah sesuai
dipertahankan, sedangkan penyimpangan yang terjadi dipelajari dan diperbaiki agar tidak terjadi dimasa yang akan datang. Hal ini
mendukung penelitian Erricksson Godblatt 2005. Meskipun dari hasil wawancara yang telah dirangkum diatas tidak secara eksplisit
menjelaskan mengenai keseluruhan pelaksanaan evaluasi event yang seharusnya dibahas oleh kepanitiaan event Pasar Murah. Pokok-pokok
pembahasan di tahap evaluasi event Pasar Murah tersebut telah cukup merangkum fungsi dan kebutuhan secara menyeluruh pembahasan yang
diperlukan dalam proses evaluasi event. Kaukus Perda Gepeng memiliki indikator mengenai keberhasilan
pelaksanaan event Pasar Murah. Indikator utama dari keberhasilan
pelaksanaan event Pasar Murah ialah seberapa besar penerimaan
masyarakat Suryowijayan sebagai target audience dalam menerima
informasi mengenai propaganda yang diusung Kaukus Perda Gepeng DIY melalui pelaksanaan
event Pasar Murah ini. Propaganda yang terdapat dalam
event Pasar Murah berbentuk poster, flayer, dan orasi yang dikomunikasi melalui pengeras suara. Materi propaganda telah
disusun melalui pertimbangan muatan yang mudah dipahami oleh pengunjung. Pengunjung dapat melihat dan memegang secara langsung
media-media propaganda tersebut. Keberhasilan ini dapat diukur melalui keadaan saat dan sesudah pelaksanaan
event Pasar Murah. Indikator
134
selanjutnya adalah dengan melihat situasi pasca event mengenai
penerimaan dan loyalitas masyarakat Suryowijayan terhadap Kaukus Perda Gepeng DIY dengan isu yang tetap diusungnya.
Event Pasar Murah adalah
event yang menuntut keterlibatan pengunjung. Dengan adanya
event pengunjung diharapkan dapat memiliki pandangan yang dipengaruhi oleh kebutuhan, nilai, minat, atau bahkan pengalamannya
selama berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan tersebut, Solomon, 2011.
Dengan apa yang dijelaskan informan mengenai indikator keberhasilan
event melalui parameter yang diambil dari pandangan dan sikap
audience terhadap ideologi Kaukus Perda Gepeng, ini masuk dengan apa yang disebut Park dan Mittal 1985 sebagai
Event Involvement, yang berarti suatu kesiapan mental konsumen dalam
berpikir guna mengambil keputusan dan tindakan yang akan diambil untuk kedepannya berkaitan dengan suatu produk. Keadaan ini sesuai
dengan salah satu dari karakteristik yang mendasari dari evaluasi suatu event yaitu, pengunjung mendapatkan pengalaman yang tertinggal di
benak pengunjung dari penyelenggaraan event untuk diubah persepsinya
dengan memanfaatkan bentuk atau wujud sekecil apa pun, atau disebut sebagai
Intangibility Any Noor 09:13.
135
6. Tanggapan Pengunjung
Berdasarkan hasil wawancara dengan dua informan, mereka merasa senang dengan pelaksanaan
event Pasar Murah di lingkungan mereka karena dapat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan mereka
menjelang lebaran. Kedua informan juga menjelaskan kesetujuannya dengan isu penolakan terhadap penerapan perda gepeng yang diusung
oleh Kaukus Perda Gepeng DIY. Alasan terbesar dari informan adalah karena beberapa dari mereka sempat mengalami atau sebagai korban dari
penerapan perda tersebut. Bagi informan Heri selaku ketua RT di RT.13 RW.03 Kelurahan Suryowijayan, mengapresiasi upaya panitia dalam
mempersiapkan event Pasar Murah di lingkungannya yang memang
membutuhkan terhadap event tersebut. Informan Heri menilai bahwa
proses pelaksanaan event Pasar Murah dijalankan sesuai dengan rencana
dengan hasil antusiasme dari warga yang cukup tinggi saat pelaksanaan event Pasar Murah berlangsung.
Dalam teori kepuasan konsumen Kotler 2009 kepuasan kosumen merupakan hasil yang dirasakan oleh pembeli yang mengalami sebuah
kinerja perusahaan dalam bentuk barang atau jasa yang sesuai dengan harapannya. Pelanggan akan merasa puas jika harapan mereka terpenuhi,
dan amat gembira jika harapan mereka terlampaui. Kebahagiaan yang dirasakan oleh kedua informan dari pelaksanaan
event Pasar Murah disebabkan karena adanya kesamaan antara merek dengan emosional
kosumen Arlan, 2006:71 . Terdapat kesesuaian antara event Pasar
136
Murah sebagai kegiatan melalui kontenten bazar murah dan propaganda perda gepeng DIY nya dengan kebutuhan dan pengalaman yang
diperlukan audience saat itu. Pengunjung merasa bahwa layanan yang
terdapat di event Pasar Murah cukup memenuhi harapannya terhadap sebuah produk.
Mengenai kelebihan dari event semacam event Pasar Murah, kedua
informan menyepakati bahwa kelebihan dari event Pasar Murah seperti
ini terletak pada keunikannya. Keunikan yang dimaksud adalah bahwa kedua informan sebagai masyarakat setempat tidak pernah merasakan
event seperti ini, event Pasar Murah bagi kedua informan adalah event yang berbeda dengan
event yang lain. Informan Paryani menyebut bahwa keunikan lain di
event Pasar Murah adalah dengan adanya semacam kampanye yang berbeda dengan kampanye partai, karena masyarakat
dapat menyuarakan permsalahannya sendiri di event Pasar Murah.
Keuningan yang terdapat pada pelaksanaan event Pasar Murah karena
terdapat pada konten-konten acara yang disajikannya. Sebagi sebuah event, event Pasar Murah telah memenuhi karakterisik sebuah event
dimana sebuah event harus memiliki sisi keunnikannya Any Noor,
2009:13. Event Pasar Murah juga telah memenuhi karaktertik lainnya yaitu,
Perishability, ketika pengunjung beranggapan bahwa mereka belum pernah memiliki pengalaman merasakan
event sejenis ini sebelumnya.
137
Sedangkan untuk masalah kekurangan, informan Heri tidak menyebut secara eksplisit mengenai adanya kekurangan di
event Pasar Murah menurut pengelihatannya. Penjelasan informan Heri mengenai
kekurangan lebih kepada harapannya agar event semacam ini tidak hanya
dilaksanakan sekali di lingkungannya. Berbeda dengan informan Paryani yang menyebut adanya kekurangan pada
event Pasar Murah yang terletak pada ruang atau
space event yang terlalu kecil sehingga tidak mampun mengakomodir jumlah pengunjung yang hadir di
event Pasar Murah. Berdasarkan hasil pemaparan informan Paryani menunjukan bahwa
kepanitiaan event Pasar Murah kurang memperhatikan fasilitas venue
atau lahan spesifik penyelenggaran event Pasar Murah. Dalam
penyelenggaraan acara, tempat atau lokasi penyelenggaraan acara sangat berpengaruh terhadap keberhasilan sebuah
event. Kenyamanan lahan event adalah indikator yang masuk dalam pertimbangan dalam
mempersiapkan sebuah event , Ibnu Novel Hafidz 2007 : 102-105.
Hasil atau manfaat yang didapat oleh masyarakat Suryowijayan dari pelaksanaan
event Pasar Murah bagi informan Heri sudah cukup positif. Adanya pemahaman yang didapatkan masyarakat mengenai perda
gepeng DIY bagi informan Heri adalah informasi yang berharga dari pelaksanaan
event Pasar Murah. Adanya pemahaman tersebut diharapkan mampu mendorong masyarakatnya untuk berani bersikap bila sewaktu-
waktu bersinggungan secara langsung dengan perda gepeng DIY tersebut. Informan Paryani juga menyebutkan sebagai pengunjung dan
138
warga setempat dirinya kini jauh lebih mengetahui perihal isu perda gepeng DIY melalui
event Pasar Murah ini. Informan Paryani mengharap agar adanya keterlibatan Kaukus jika sewaktu-waktu ada masyarakat
yang terjaring razia oleh aparat.
139
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan manajemen event Pasar Murah oleh Kaukus Perda Gepeng
DIY meliputi empat tahapan perencanaan event; research, design, planning,
coordination, evaluation. Tahap
research yang dilakukan Kaukus Perda Gepeng DIY dalam event Pasar Murah memberikan referensi ke tahap selanjutnya yaitu
planning dalam menentukan waktu, lokasi dan
target audience secara tepat. Adapun kelemahannya terletak pada ketersediaan waktu dalam mempersiapkan event
Pasar Murah yang terlalu singkat sehingga membuka kemungkinan adanya
resiko terhadap langkah-langkah persiapan event Pasar Murah.
Pada tahap Design Kaukus melakukan perancangan fase studi kelayakan
event melalui antisipatif dari adanya ancaman yang hadir dari faktor eksternal event serta pertimbangan alternatif guna pemberdayaan SDM secara lanjutan.
Adapun kekurangan terdapat pada perencanaan keuangan event karena ketiadaan referensi dari bentuk
event serupa sebelumnya. Pada tahap
planning Kaukus telah menjalin relasi kepada pihak
stakeholders oleh Kaukus dengan melakukan penyesuaian antara tujuan penyelenggara
event dengan peran yang dimiliki stakeholders. Penetapan lokasi penyelenggaraan
event oleh Kaukus telah dilakukan penyesuaian dengan target
audience yang dituju. Adapun penetapan bentuk struktur
140
kepanitiaan event Pasar Murah, masih belum mengacu pada struktur kerja
profesional. Bentuk struktur kepanitiaan yang sederhana tidak memberikan alur kerja yang jelas. Struktur seperti ini akan berdampak pada gangguan
koordinasi antar panitia. Tahap coodination di event Pasar Murah kepanitiaan event Pasar Murah
dilakukan atas prinsip kerja bersama. Koordinasi event utamanya terletak
pada pelaksanaan rapat perencanaan event Pasar Murah. Koordinasi
kepanitiaan belum terbentuk asas kerja profesionalsime sehingga berakibat pada ketiadaan sebuah wacana solutif dalam menangani adanya ancaman
koordinasi yang buruk. Antisipasi yang terjadi hanya sebatas responsi terhadap suatu keadaan yang sewaktu-waktu hadir.
Pokok pembahasan di tahap evaluasi event Pasar Murah terdiri dari
pengelolaan keuangan, teknis acara dan capaian antara tujuan dan hasil dari penyelenggaraan
event. Meskipun terdapat kesesuaian antara rasio harapan dengan hasil yang didapatkan dari pelaksanaan
event Pasar Murah. Kaukus belum mengarahkan proses evaluasi
event Pasar Murah pada jenjang prosedural, dimana proses evaluasi dilakukan melalui beberapa tahapan serta
hasil yang diarahkan sebagai referensi guna akan melaksanakan event
lanjutan serupa.
B. Saran
1. Kaukus Perda Gepeng DIY sebagai pelaksana event hendaknya lebih
mempertimbangkan perencanaan anggaran keuangan serta bentuk struktur kepanitiaan yang mengacu pada standar kerja profesional.
141
Sehingga pelaksanaan koordinasi serta pertanggung jawaban event dapat
dilaksanakan secara jelas dan tertata. 2.
Menyediakan rentang waktu perencanaan event yang lebih panjang. Sehingga tahapan seperti
research, design dan planning dapat dilakukan secara maksimal tanpa dibatasi dengan waktu yang singkat.
3. Kaukus sebagai panitia penyelenggara perlu memperhatikan kenyamanan
pengunjung event dengan memberikan fasilitas pendukung yang
memadai. Sehingga dapat memberikan kenyamanan kepada pengunjung dalam menikmati rangkaian acara
event secara maksimal. 4.
Kaukus Perda Gepeng DIY hendaknya lebih informatif terhadap perkembangan pelaksanaan
event kepada stakeholders. Sehingga dari terjalinnya koordinasi yang baik antara panitia dan
stakeholders dapat lebih memaksimalkan capaian dari tujuan pelaksanaan
event. 5.
Guna mengetahui keberhasilan pelaksanaan event selanjutnya, Kaukus perlu melakukan metode tambahan seperti menugaskan pihak lain untuk
memonitoring pelaksanaan event atau mewawancara pengunjng pasca pelaksanaan
event
,
sehingga hasil evaluasi event dapat bersifat objektif.
6. Penelitian selanjutnya diharapkan mempu meneliti terkait penelitian
manajemen atau pemasaran event dalam bentuk pembahasan yang
mengarah pada bentuk meotde kuantitatif sehingga harapannya dapat membantu perluasan referensi khalayak dalam meningkatkan kualitas
pelaksanaan event.