6 sehingga prestasi belajar siswa ditentukan dari minat siswa itu sendiri terhadap
pelajaran dan menyebabkan menurunnya nilai pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Minat yang besar akan memiliki prestasi yang tinggi atau besar
dikarenakan bahan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan, apabila siswa memiliki minat yang rendah akan memiliki
prestasi belajar yang rendah pula dikarenakan siswa tidak tertarik pada mata pelajaran tersebut dan merasa susah untuk dipelajari.Dengan demikian dapat
dilihat variasi pencapaian prestasi belajar yang diperoleh siswa yang kurang mempunyai minat belajar serta kemandirian belajar pada mata pelajaran
Bahasa Inggris. Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin melihat lebih dalam
hubungan antara minat belajar dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar Bahasa Inggris pada siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Berkaitan
dengan hal tersebut penulis merumuskan masalah penelitian yaitu : “Apakah ada hubungan antara minat belajar dan kemandirian belajar dengan prestasi
belajar Bahasa Inggris pada siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta ?”.
2. METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 2 atau XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dengan jumlah 328 siswa. Kelas XI terdiri dari
kelas XI IPA 1 – XI IPA 3 dengan jumlah 120 siswa, XI IPS 1 – XI IPS 5
dengan jumlah 208 siswa. Pemilihan populasi ini dilatar belakangi oleh alasan bahwa siswa SMA adalah remaja awal yang sudah terbentuk perilaku
sehingga dimungkinkan dapat memahami dan menerapkan di kehidupan sehari-hari.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian adalah teknik cluster random sampling. Mulyatiningsih 2012 teknik cluster random
sampling sering diterapkan dalam wilayah sekolah atau pendidikan. Teknik cluster random sampling digunakan apabila populasi penelitian tergabung
dalam kelompok. Cluster random sampling adalah cara mengambil sampel untuk memperoleh satu kelas secara acak, dimana setiap kelas memiliki satu
kesempatan yang sama untuk terpilih. Pengambilan sampel dilakukan dengan
7 cara membuat gulungan kertas yang berisi tulisan kelas XI IPA 1
– XI IPA 3, XI IPS 1
– XI IPS 5, gulungan kertas tersebut berada dalam satu kotak.
3. HASILDAN PEMBAHASAN
Uji Asumsi
Uji asumsi dilakukan dalam penelitian ini untuk mengetahui terpenuhi atau tidaknya syarat-syarat yang diperlukan oleh suatu data agar dapat
dianalisis. Perhitungan analisis ini dilakukan dengan bantuan komputer seri program statistik SPSS edisi 15.0
for Windows Program.
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui distribusi sebaran data variabel tergantung Dependent apakah memiliki sebaran data normal,
dengan kata lain uji normalitas sebaran dilakukan untuk melihat apakah subjek dapat mewakili populasi atau tidak. Data dinyatakan berdistribusi normal jika
p 0,05 atau lebih dari 5. Hasil dari normalitas sebaran variabel minat belajar diperoleh nilai
Kolmogrov-Smirnov Z = 1,118 ; dengan sig.2-tailed 0,164 p 0,05, artinya minat belajar memiliki sebaran normal atau dapat mewakili subjek
dalam populasi tersebut. Kemandirian belajar diperoleh nilai Kolmogrov- Smirnov Z = 0,827 ; dengan sig.2-tailed = 0,501 p 0,05, artinya
kemandirian belajar memiliki sebaran normal atau dapat mewakili subjek dalam populasi tersebut. Prestasi belajar diperoleh nilai Kolmogrov-Smirnov
Z = 2,057 ; dengan sig 2-tailed = 0,000 p 0,05, artinya prestasi belajar Bahasa Inggris tidak memiliki sebaran normal atau tidak dapat mewakili
subjek dalam populasi tersebut. Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel bebas
minat belajar dan kemandirian beljar dengan variabel tergantung prestasi belajar Bahasa Inggris memiliki korelasi yang searah linier atau tidak.
Berdasarkan uji linieritas variabel minat belajar diperoleh nilai F pada deviation from linearity = 273, 015 ; signifikan p = 0,327 ; p 0,05. Hasil
tersebut menunjukkan variabel bebas minat belajar dan kemandirian belajar dengan variabel tergantung prestasi belajar Bahasa Inggrismemenuhi sebaran
data linier.
8
Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil perhitungan teknik
analisis
korelasi dari Kendall’s
Wnon parametric,
karena sebaran data tidak normal dan linear. Diperoleh nilai koefisien korelasi
sebesar 0,006 p = 0,462 p 0,01 artinya tidak ada hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar Bahasa Inggris. Nilai
koefisien korelasi sebesar -0,011 p = 0,434 p 0,01 artinya tidak ada
hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar Bahasa Inggris.
Kategorisasi
Kategori Minat Belajar Berdasarkan kategori skala minat belajar diketahui bahwa terdapat 0 0
siswa yang memiliki minat belajar yang sangat rendah. 0 0 siswa yang memiliki minat belajar rendah. 20 20 siswa yang tergolong sedang minat
belajar, lalu 92 92 siswa tergolong tinggi minat belajar. 20 20 siswa tergolong sangat tinggi minat belajar. Hal ini menunjukkan bahwa presentase
dari jumlah terbanyak berada pada posisi tinggi. Kategori Kemandirian Belajar
Berdasarkan kategori skala kemandirian belajar diketahui bahwa terdapat 0 0 siswa yang memiliki kemandirian belajar sangat rendah. 1 1 siswa
tergolong rendah kemandirian belajar. 42 42 siswa tergolong sedang kemandirian belajar. 78 78 siswa tergolong tinggi kemandirian belajar.
11 11 siswa tergolong sangat tinggi kemandirian belajar. Hal ini menunjukkan bahwa presentase dari jumlah terbanyak berada pada posisi
tinggi. Prestasi Belajar Bahasa Inggris
Berdasarkan kategori prestasi belajar Bahasa Inggris diketahui bahwa 0 0 siswa yang memiliki prestasi belajar Bahasa Inggris tergolong sangat baik.
37,90 50 siswa tergolong baik prestasi belajar Bahasa Inggris. 62,10 82 siswa tergolong cukup prestasi belajar. 0 0 siswa tergolong kurang
prestasi belajar. Hal ini menunjukkan bahwa presentase dari jumlah terbanyak berada pada posisi tinggi.
9 Penelitian antara minat belajar dan kemandirian belajar dengan prestasi
belajar Bahasa Inggris tidak dapat diketahui melalui analisis non parametrik sehingga hipotesis mayor tidak bisa di uji.
Berdasarkan uji kendall’s diperoleh hasil nilai koefisien korelasi sebesar 0,006, p = 0,462 p 0,01 artinya tidak ada hubungan antara
minat belajar dengan prestasi belajar Bahasa Inggris. Dengan demikian minat belajar siswa tidak memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar Bahasa
Inggris siswa. Sesuai dengan hasil penelitian Bunga, Prang, Nainggolan 2015 dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan secara
signifikan antara minat belajar dan hasil belajar matematika. Prestasi belajar yang rendah terhadap pelajaran Bahasa Inggris antara lain
disebabkan oleh berbagai macam faktor dan kendala. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar diantaranya yaitu faktor internal meliputi
motivasi, konsep diri, minat dan kemandirian belajar, faktor eksternal meliputi sarana prasarana, guru dan orang tua.
Berdasarkan hasil analisis variabel prestasi belajar bahwa rerata empirik RE sebesar 78,94 yang berarti prestasi belajar Bahasa Inggris termasuk
kategori cukup. Berdasarkan kategori prestasi belajar Bahasa Inggris diketahui bahwa 0
0 siswa yang memiliki prestasi belajar Bahasa Inggris tergolong sangat baik. 37,90 50 siswa tergolong baik prestasi belajar Bahasa Inggris. 62,10 82
siswa tergolong cukup prestasi belajar. 0 0 siswa tergolong kurang prestasi belajar. Hal ini menunjukkan bahwa presentase dari jumlah terbanyak
berada pada posisi cukup. Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa tidak terdapat siswa yang
memiliki prestasi belajar yang berada pada kategori rendah. Prosentase dan jumlah terbanyak berada pada kategori cukup, ini menjelaskan bahwa siswa
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta memiliki tingkat minat belajar yang cukup. Minat siswa yang rendah terhadap pelajaran Bahasa Inggris antara lain
disebabkan oleh berbagai macam faktor dan kendala. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa diantaranya yaitu dari siswa sendiri, sarana
10 pembelajaran, kemampuan guru, kemampuan rata-rata siswa rendah, siswa
tidak bertanggung jawab terhadap tugas, dan seringkali Bahasa Inggris masih dianggap terlalu sukar.
Menurut Witherington terjemahan Buchori 1991 berpendapat bahwa “Minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu obyek, seseorang, suatu soal
atau situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya”.
Berdasarkan pendapat tersebut minat merupakan suatu kesadaran untuk menerima tentangsuatu hal atau obyek yang berhubungan dengan
dirinya.Berdasarkan hasil analisis variabel minat belajar diketahui bahwa rerata empiric RE sebesar 73,77 dan rerata hipotetik RH sebesar 52,5 yang
berarti minat belajar termasuk kategori tinggi. Berdasarkan kategori skala minat belajar diketahui bahwa terdapat 0 0
siswa yang memiliki minat belajar yang sangat rendah. 0 0 siswa yang memiliki minat belajar rendah. 20 20 siswa yang tergolong sedang minat
belajar, lalu 92 92 siswa tergolong tinggi minat belajar. 20 20 siswa tergolong sangat tinggi minat belajar. Hal ini menunjukkan bahwa presentase
dari jumlah terbanyak berada pada posisi tinggi. Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa tidak terdapat siswa yang
memiliki tingkat minat belajar yang berada pada kategori rendah. Prosentase dan jumlah terbanyak berada pada kategori tinggi, ini menjelaskan bahwa
siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta memiliki tingkat minat belajar yang tinggi.
Berdasarkan Nilai koefisien korelasi sebesar -0,011, p = 0,434 p
0,01 artinya tidak ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar Bahasa Inggris. Dengan demikian kemandirian belajar siswa tidak ada
hubungan dengan prestasi belajar Bahasa Inggris siswa. Meyer, et al. dalam Patel, 2015, melakukan kajian komprehensif dari
literatur internasional belajar mandiri dan mencatat kesepakatan luas bahwa pelajar yang mandiri: mengembangkan nilai-nilai, sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang bertanggung jawab dan mengambil tindakan yang tepat dalam hal pembelajaran mereka
11 sendiri penasaran, percaya diri dan mandiri, memahami mereka sendiri
kebutuhan, kepentingan belajar dan nilai belajar untuk kepentingan diri sendiri.
Berdasarkan hasil analisis variabel kemandirian belajar diketahui bahwa rerata empiric RE sebesar 94,62 dan rerata hipotetik RH sebesar 70 yang
berarti kemandirian belajar termasuk kategori tinggi. Berdasarkan kategori skala kemandirian belajar diketahui bahwa terdapat
0 0 siswa yang memiliki kemandirian belajar sangat rendah. 1 1 siswa tergolong rendah kemandirian belajar. 42 42 siswa tergolong sedang
kemandirian belajar. 78 78 siswa tergolong tinggi kemandirian belajar. 11 11 siswa tergolong sangat tinggi kemandirian belajar. Hal ini
menunjukkan bahwa presentase dari jumlah terbanyak berada pada posisi tinggi. Hasil jumlah rerata berjumlah 94,62termasuk kategori tinggi, artinya
bahwa siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta memiliki kemandirian yang tergolong tinggi.
Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa prosentase dan jumlah terbanyak berada pada kategori tinggi. Hal tersebut dapat diartikan bahwa
remaja memiliki derajat kemandirian yang tinggi sehingga memiliki prestasi belajar Bahasa Inggris yang baik.
3. PENUTUP