2
CORRELATION BETWEEN THE LEARNING INTEREST AND INDEPENDENT LEARNING WITH ENGLISH LEARNING
ACHIEVEMENT OF MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA SENIOR HIGH SCHOOL
Reiza Nuary Asih Hartono
Psychology Faculty, Muhammadiyah University of Surakarta reiza.asihgmail.com
ABSTRACT
The main purpose of learning English is intended to improve students ability in communication with English, either verbally and written. English is
essential competencies required to face the challenges of the global world education. In the process of learning, the majority of students have not been able
to listen, speak, read and write well even with simple sentences, many students do not like the English lessons. Learning achievements used in many manifold, such
as feedback for teaching , for diagnostic purpose, guidance counseling, for the purpose of selection, for purpose of placement or majors, to determine the
contents of curriculum, and to define the school policy. The purpose of this research was to determine the relationship between learning by interest and
independent learning with learning English achievements. This study used quantitative research with correlational method. Population research were 328
students on grade 2 in senior high school of Muhammadiyah 1 Surakarta. Class XI consists of class XI IPA 1 - XI IPA 3 which have 120 students, XI IPS 1 - XI
IPS 5 which have 208 students. Samples or subjects taken in this research were 165 students 132 students were present, 33 students were absent with cluster
random sampling consisted of XI IPA 1 37 students, XI IPA 2 31 students, XI IPS 2 28 students and XI IPS 3 36 students. Data collection used a scale of
interest in learning, independent learning and document the value of learning English achievement, while analysis of data using Non-Parametric Correlation
Kendalls. Conclusion of research is there was not relationship between interest in learning and learning English achievement, there is no relationship between
independent learning and learning English achievement. Category learning English achievement 37.90 50 students is quite good. 62.10 82 students is
quite the learning achievement.
Keywords: interest, independent learning, learning achievement, English lesson
1. PENDAHULUAN
Salah satu masalah pada bidang pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan dan berakibat rendahnya rata-rata prestasi belajar.
Keadaan pendidikan di Indonesia sangat jauh dari harapan bahkan peringkatnya sampai menurun. Hal tersebut didukung oleh hasil laporan dari
3 kemendikbud pada tahun 2015 menyatakan bahwa pada tahun 2014 lalu,
menurut UNESCO, rangking pencapaian PUS Pendidikan Untuk Semua yang dicapai Indonesia berada di posisi 57, turun dari tahun 2013 yang berada
di posisi 54, walaupun naik dari posisi 64 pada tahun 2012. Tarigan 2015, Wakil Presiden Bidang Akademik English First EF
Christoper McCormick mengatakan kemampuan masyarakat Indonesia menggunakan Bahasa Inggris berada pada peringkat ke-28 di antara 63 negara,
menurut Christoper Bahasa Inggris merupakan kompetensi penting yang dibutuhkan dalam menghadapi tantangan dunia global, mulai dari tantangan
bisnis, ekonomi hingga pendidikan dan peningkatan kualitas hidup. Roz 2014,menyatakan bahwa Nilai yang dipatok untuk bisa
memenuhi KKM adalah 2,67 atau setaar nilai 66 sampai 70. Nilai rata-rata tersebut merupakan kesepakatan nasional.Fajar 2016, menyatakan bahwa
hasil nilai UN Ujian Nasional seluruh SMA di Indonesia memiliki nilai tertinggi jurusan IPA mata pelajaran Bahasa Inggris 86,0 dan nilai tertinggi
jurusan IPS mata pelajaran Bahasa Inggris 94,0. Downer, Sabol Hamre 2010 menjelaskan bahwa interaksi guru
siswa merupakan kebutuhan dasar siswa di sekolah. Interaksi guru-siswa yang baik memberi peluang bagi siswa untuk terlibat dalam kegiatan akademik,
mengembangkan keterampilan serta meningkatkan prestasi belajar siswa. Peters Mullis dalam Lacour Tissington, 2011
, ”
found that parental education had a significant effect on academic achievement. The
mother’s education level had a 20 higher affect than the father’s education
level on the academic outcomes of adolescents
” yang artinya menemukan bahwa pendidikan orang tua memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
prestasi belajar, dilihat dari pendidikan ibu yang mempunyai tingkat pengaruh 20 lebih tinggi daripada tingkat pendidikan ayah pada hasil belajar dari
remaja. Nasution 2001 menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti
keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.Guthrie Wigfield
4 dalam Aminah, Joyoatmojo Haryanto 2013 bahwa prestasi belajar juga
secara langsung dipengaruhi oleh keterlibatan atau aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Aspek-aspek prestasi belajar Bahasa
Inggris yaitu reading, dialog, subjunctive kata kerja”wish, as ifas though,
would rather, if only”, suggestion offering passive memberi saran pasif, making an offer membuat penawaran. Rambe Tarmidi 2010, faktor-
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor internal meliputi motivasi, konsep diri, minat dan kemandirian belajar, faktor
eksternal meliputi sarana prasarana, guru dan orang tua. Minat belajar adalah kencenderungan jiwa yang tetap untuk
memperhatikan secara intensif, merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan senang mempelajari materi itu. Slameto dalam Siagian,
2015 minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Djamarah dalam Siagian, 2015 menyebutkan
“minat belajar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah”.Lucas Britt
2000, aspek-aspek minat belajar adalah aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotorik, perhatian
attention
, ketertarikan
interest
, keinginan
desire
, keyakinan
conviction
, perbuatan
action
. Kemandirian belajar adalah tidak menggantungkan diri kepada orang
lain, siswa dituntut untuk memiliki keaktifan dan inisiatif sendiri dalam belajar sehingga siswa memiliki kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat
atau motif untuk menguasai kompetensi guna mengatasi suatu masalah. Sumarno dalam Haryati, 2010 menyatakan individu yang memiliki
kemandirian belajar yang tinggti cenderung belajar lebih aktif, mampu memantau, mengevaluasi, dan mengatur belajar lebih efektif yaitu menghemat
waktu dalam menyelesaikan tugasnya, mengatur waktu belajar secara efisien dan memperoleh skor tertinggi. Kesten dalam Broad, 2006 definisi belajar
mandiri sebagai: pembelajaran yang di mana peserta didik, dalam hubungannya dengan orang lain yang relevan, dapat membuat keputusan yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik sendiri. Song Hill
5 2007, aspek-aspek kemandirian belajar adalah atribut pribadi
personal atribut
, proses
processes
dan konteks pembelajaran
learning context
. Makna Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan
oleh ucapan vokal namun juga menggunakan, isyarat atau bahasa gambar. Peradapan manusia kuno sebelum mengenal tulisan adalah menggunakan
bahasa gambar. Kompetensi mata pelajaran Bahasa Inggris adalah siswa dapat berkomunikasi baik lisan maupun tertulis dengan menggunakan ragam bahasa
yang sesuai, lancar dan akurat Diknas, 2003. Pelajaran Bahasa Inggris mempunyai empat keterampilan yang harus dikuasai, yaitu
listening, speaking, reading dan writing.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bimbingan konseling bahwa nilai prestasi belajar Bahasa Inggris beberapa siswa memiliki nilai
dibawah rata-rata atau KKM yang sudah ditentukan. Hal ini dikarenakan siswa kurang mampu menguasai kosakata yang banyak dan enggan untuk
menulis, berbicara dengan kalimat sederhana. Sehingga di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta menerapkan tanda bel atau tanda pergantian
pembelajaran dengan menggunakan bahasa indonesia dan Bahasa Inggris hal ini untuk membiasakan siswa belajar dan memahami. Di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta memberikan ekstrakulikuler Bahasa Inggris untuk meningkatkan prestasi belajar sehingga siswa mampu menguasai dan
menerapkan di kehidupan sehari-hari terutama di dunia pendidikan. Hasil wawancara siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta bahwa hampir semua
siswa kurang minat pada mata pelajaran Bahasa Inggris baik laki-laki maupun perempuan sehingga prestasi belajar siswa dibawah KKM 75.00, selain itu
alasan kurang minatnya belajar Bahasa Inggris maupun dalam tugas siswa merasa malas, bosan, jenuh, tidak bisa mengerjakan dan lebih tertarik
melakukan kesenangan yang dimiliki. Kemudian, siswa-siswa tersebut memilih mengerjakan tugas dengan bertanya teman atau menyontek teman.
Siswa yang memiliki minat yang besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa
tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya
6 sehingga prestasi belajar siswa ditentukan dari minat siswa itu sendiri terhadap
pelajaran dan menyebabkan menurunnya nilai pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Minat yang besar akan memiliki prestasi yang tinggi atau besar
dikarenakan bahan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan, apabila siswa memiliki minat yang rendah akan memiliki
prestasi belajar yang rendah pula dikarenakan siswa tidak tertarik pada mata pelajaran tersebut dan merasa susah untuk dipelajari.Dengan demikian dapat
dilihat variasi pencapaian prestasi belajar yang diperoleh siswa yang kurang mempunyai minat belajar serta kemandirian belajar pada mata pelajaran
Bahasa Inggris. Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin melihat lebih dalam
hubungan antara minat belajar dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar Bahasa Inggris pada siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Berkaitan
dengan hal tersebut penulis merumuskan masalah penelitian yaitu : “Apakah ada hubungan antara minat belajar dan kemandirian belajar dengan prestasi
belajar Bahasa Inggris pada siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta ?”.
2. METODE PENELITIAN