BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Etnosentrisme
Etnosentrisme mengacu pada kecenderungan individu yang melihat kelompok budaya mereka sendiri sebagai norma-norma preferensi perilaku yang
dapat diterima. Individu yang etnosentris cenderung bersifat tidak toleran dan menghakimi budaya yang berbeda dari kebudayaan mereka sendiri. Fenomena
etnosentrisme ini diamati berkembang dalam kebanggaan terhadap keluarga, regionalisme, prasangka agama, diskriminasi rasial dan nasionalisme dan berakar
dalam kelompok. Menurut Luque-Martínez et al 2000, etnosentrisme adalah bagian dari sifat manusia.
2.2 Etnosentrisme Konsumen
Shimp dan Sharma 1987 merumuskan konsep pemasaran etnosentrisme konsumen sebagai keyakinan yang dipegang oleh konsumen Amerika tentang
kesesuaian maupun moralitas dalam pembelian produk buatan luar negeri. Meskipun pertama kali dikembangkan dari perspektif Amerika, tetapi dalam
berbagai penelitian, validitas teori ini telah terbukti lintas-budaya. Menurut Kaynak dan Kara 2002, konsep etnosentrisme konsumen mengungkapkan efek
dari niat membeli suatu produk yang dikaitkan dengan negara asal produk tersebut. Konsep etnosentrisme konsumen menunjukkan perilaku membeli yang
dapat diterima atau tidak dapat diterima dalam suatu kelompok dimana konsumen
2.1 Etnosentrism sme
Etno no
se ntrisme
e me
me ng
n acu pa
pa da
da k
kec ecen
e de
de ru
ru ng
ngan a
individu ya
y ng melihat
kelo o
m mpok bud
d ay
aya mereka sen n
di di
ri ri
s s
eb eb
ag ag
ai ai
n n
or or
ma m
-norma pre e
fe fere
re nsi peri
rila l
ku yang d
dapat di di
te te
ri im
ma. In n
di di
vidu yang etno
se nt
ris cenderung be
be rsifat
t t
t id
d ak
ak toleran
an dan meng
ngha ha
k kimi b
b ud
aya ya ng
berbeda d ar
i kebudayaan mereka se
s ndir
r i.
i. F
F enome
ena et
et no
nos sentri
i s
sm e ini diamat
i be rkemba
ng dalam
k ebanggaan te
rh had
a ap k
k el
el u
uarga a
, ,
re re
gi g
onal al
is me,
pr as
angka agam a,
diskr im
inasi ra
sial dan nas io
na lism
e e dan
n be
ber raka
a r
r dalam
ke lompok. Me
nu ru
t Lu
qu e-
Ma rt
ín ez
et a
l t
20 00
l , etnosentr
i isme ada
ala h
h ba
bagi g
an n
dari sifa t
manusia.
2. 2 2
2 Etnosentrisme Konsumen
Sh Sh
im im
p p
d dan
Sh Shar
ar ma
ma 19
19 87
87 merumu
u sk
sk an
an k
k on
on se
se p
p pe
p masaran et
et no
nose sent
ntri ri
s sme
ko ko
ns ns
um umen
en s
s eb
eb ag
ag ai
ai k
k ey
eyakinan an
yang g
di dipega
ga n
ng o l
le h
h ko
k ns
ns um
um en
en A
A me
me ri
rika ka
t tentang
kesesuaian maupun moralitas da dalam pe
e mb
m elian produk buatan luar negeri.
Meskipun pertama kali dikemb bangkan da
ari perspektif Amerika, tetapi dalam berbagai penelitian, validitas teo
ori ini telah terbukti lintas-budaya. Menurut
Kaynak dan Kara 2002, konsep etn nos
osentrisme konsumen mengungkapkan efek
itu tinggal. Etnosentrisme konsumen meningkatkan pemahaman tentang bagaimana konsumen membandingkan dan membeli produk dalam dan luar
negeri. Konsumen dengan tingkat etnosentrisme tinggi cenderung menilai produk dalam negeri dengan perspektif yang positif dan mengabaikan sisi baik dari
produk asing Kaynak dan Kara, 2002. Konsumen etnosentris percaya bahwa produk yang dihasilkan di negara mereka adalah yang terbaik, maka mereka lebih
suka barang-barang domestik. Meskipun kualitas produk dalam negeri lebih rendah daripada kualitas produk yang diimpor atau dengan kata lain produk yang
berasal dari luar negeri, mereka tetap mendorong konsumen untuk membeli barang-barang domestik berdasarkan keprihatinan moral. Orang-orang etnosentris
percaya bahwa kesejahteraan pribadi dan nasional mereka terancam karena adanya barang impor. Etnosentrisme konsumen dinyatakan melalui perilaku
ekonomi seperti pengurangan pembelian dan boikot, berdasarkan ketakutan bahwa produk buatan luar negeri merugikan individu dan ekonomi nasional.
Dimensi moral dan sosial ini tercapai ketika konsumen menghindari atau mencegah orang lain dari membeli produk impor karena kekhawatiran akan hal
ini. Etnosentrisme konsumen mempengaruhi sikap nasionalis terhadap produk yang akhirnya mempengaruhi niat pembelian Kaynak dan Kara, 2002. Vida dan
Reardon 2008 merangkum temuan dan mengidentifikasi tiga komponen utama konsumen etnosentrisme:
a. Komponen kognitif, yaitu konsumen biasanya merasakan produk dari satu negara sebagai produk yang lebih unggul dari produk negara lain;
negeri. Konsumen dengan ting ng
ka kat etnosent
ri ri
sm sm
e tinggi cenderung menilai produk dalam negeri denga
ga n
n perspektif yang positif dan me meng
n abaikan sisi baik dari
produk asing ng Kaynak dan Kar
ar a,
, 2
2 00
00 2
2. . Ko
K ns
ns umen etnosentr
tris i
percaya bahwa produk
k y
ang dihasilk kan
an d d
i i
negara mereka adal lah
ah y yan
ang g
te terbaik, maka
me m
reka lebih su
u k
ka baran an
g- g-ba
ba ra
ra ng d
d om
om es
tik. Meski pu
n kual it
as s
p p
roduk k
da da
la la
m nege eri
r lebih
rendah ah
d d
ar arip
ipada a
k ku
alit as
produk yang d
iimpor atau de ng
an k
k ata
l lain
in p pro
ro du
d k y
yang be
e ra
ra sa
a l
l dari ri
l uar negeri
, mereka t
et ap
mendo ro
ng konsume
n n untu
uk k
m membel
eli ba
ba ra
ra ng-b
baran g domestik ber
da sarkan
kep rihatinan moral. Orang-o
ra a
ng n
e etn
tnos os
en e
tris percay
y a
a bahwa
ke se
jahteraan pr
ib ad
i da
n na
sional m
er eka tera
n ncam karen
ena a
adanya a
barang impor. Etn
osen tr
isme konsume n di
nyatakan mel al
lui per er
i ilak
u u
ekon n
om om
i sepert
i pe
pe ng
ng ur
ur an
an ga
ga n
n pembelian da
da n
n bo
bo ik
ik ot
ot ,
, berd
asar ka
a n
n ketaku
u ta
ta n
n ba
b hwa produk buatan luar neger
i i me
me ru
ru gi
kan individu dan ekonomi nas s
io io
na na
l l.
k Di
Dime e
ns ns
i moral dan sosial ini tercapai ketika konsumen meng g
hi hi
nd nda
a ri
ri a
a t
tau me
me nc
nc egah
h orang
l l
ai ain
n da
dari ri mem
be beli
li p
p ro
rodu duk
k i
impor ka
ka re
re na
na k k
k ek
h ha
wa tiran
n ak
ak a
an hal ini.
E E
tn tn
osentris is
me me
k onsumen me
mempenga a
r ruhi sikap nas
io io
na na
lis te
h rhad
adap produk yang akhirnya mempengaruhi nia
at pembelia an Kaynak dan Kara, 2002. Vida dan
t Reardon 2008 merangkum tem
m u
uan dan m mengidentifikasi tiga komponen utama
konsumen etnosentrisme: a Komponen kognitif yaitu konsu
u men biasanya merasakan produk dari satu
b. Komponen afektif yang terdiri dari rasa cinta konsumen, rasa memiliki dan ikatan emosional dengan negara mereka. Elemen ini dapat didasarkan pada
hubungan pribadi dan impersonal dengan negara. Hubungan pribadi mengacu pada negara dimana individu lahir dan merasakan rasa memiliki
terhadap negeri ini. Sebaliknya, hubungan impersonal diperoleh dari hasil kepentingan konsumen;
c. Komponen normatif terjadi ketika konsumen merasakan suatu kewajiban moral untuk membeli produk yang berasal dari negara asal mereka sendiri
dibandingkan dari negara-negara pesaing. Shimp dan Sharma 1987 menjelaskan hal ini secara lebih rinci dengan menyatakan bahwa pembelian
barang impor tidak tepat karena berpotensi akan merugikan perekonomian nasional, mengakibatkan kehilangan pekerjaan dan bersifat tidak patriotik.
Faktor-faktor penentu etnosentrisme konsumen dapat bervariasi dari satu negara ke negara dan dari satu budaya ke budaya lain. Ada banyak anteseden dan
konsekuensi yang membantu menjelaskan bagaimana dan dimana kondisi etnosentrisme konsumen berkembang luas. Di antaranya adalah demografi
konsumen, keterbukaan terhadap budaya asing, nasionalisme, individualisme —
kolektivisme, konservatisme, dan lain-lain. Shankarmahesh 2006 mengkaji anteseden etnosentrisme konsumen dan
mengklasifikasikannya ke dalam empat kategori utama: sosio-psikologis, ekonomi, politik dan demografi.
hubungan pribadi dan n
i impersonal
l de
de ng
ng an negara. Hubungan pribadi
mengacu pada da
n egara dimana individu lahir dan
n me
m rasakan rasa memiliki
terhad d
ap ap negeri ini. Sebal
al ik
k ny
ny a,
a h
h ub
ub un
u ga
ga n impersonal d
dip ip
eroleh dari hasil ke
kepentingan ko on
nsum um
en e
; c. Komp
mp on
on en
en norma
ma ti
ti f
f terjadi keti
ka kon
sume e
n n
merasa a
ka ka
n n
su s
atu ke ewa
w jiban
mo mo
ra ral
l untu tu
k k me
mb eli produk
y an
g berasal dari n
eg ar
ra a
asal m mer
erek ek
a se nd
n iri
di diband
nd in
gk an dar
i ne gara-neg
ar a pesaing.
S himp dan
Sha a
rm rm
a a
1987 7
me e
njel askan hal ini se
ca ra lebih
r inci den
ga n
menyatakan b ah
h wa
w p
p em
em be
be lian
b ba
rang impor t
id ak tepat
kar en
a berp
ot en
si akan me
ru gikan
pe erekonomi
i an
an n
na sional, mengakibat
kan kehi
langan pek
erja an
dan bersifat tida k
patrio o
ti tik.
F Fa
kt or
-f ak
tor pe
pe ne
ne nt
nt u
u et
et no
n sentrisme ko
ko ns
ns um
um en
en d
d ap
at b ervari
as asi
i dari s s
at at
u u
ne n
gara ke negara dan dari satu bud d
ay ay
a ke ke
budaya lain. Ada banyak anteseden en
d dan
an ko
kons s
ek ek
uensi yang membantu menjelaskan bagaimana dan diman ana ko
kond nd
isi et
et no
nose s
ntri i
sme k
kons ns
um um
en en berke
kemb mban
an g
g lu lu
as. Di i
a a
nt nt
ar ar
anya a
d da
l lah de
demo mo
grafi konsum
umen e
, kete te
rb rb
uk ukaan terhadap
p budaya
asing, nasiona li
li sm
sm e, in
di divi
vi du
dualisme —
kolektivisme, konservatisme, dan n lain-lain.
Shankarmahesh 2006 men engkaji an
nteseden etnosentrisme konsumen dan mengklasifikasikannya ke dalam
m em mpat kategori utama: sosio-psikologis,
ekonomi politik dan demografi
Gambar 2.1 Antesedan dan Konsekuensi dari Etnosentrisme Konsumen Sumber: Shankarmahesh 2006 : 161
Sebagian besar penelitian yang meneliti etnosentrisme konsumen menegaskan bahwa semakin tinggi kecenderungan etnosentris, maka akan muncul
sikap yang lebih negatif terhadap produk asing atau impor, dan dengan demikian muncul sikap yang lebih positif terhadap produk dalam negeri. Dalam studi di
negara-negara berkembang, konsumen menganggap barang-barang asing lebih baik dibandingkan terutama jika produk berasal dari negara atau kota yang
bergengsi dengan produk dalam negeri. Mengenai anteseden etnosentrisme konsumen, beberapa studi telah menemukan bahwa konsumen laki-laki, lebih
Gambar 2.1 Antesedan dan Kon n
se se
ku ku
ensi dari Etnosentrisme Konsum men
en Sumber: Shankarmahesh 2006 : 161
Se Se
ba ba
gi gi
an an
b b
es es
ar ar
p p
en en
el el
it it
ia ia
n n
ya ya
ng ng
m men
n el
el it
it i
i et
et no
no se
se nt
nt ri
ri sm
sm e
e ko kons
ns u
umen mene
ne ga
gask sk
an an
b bahwa
wa semakin tingg ggi kecend
er erungan etnose
se nt
nt ris,
m m
ak aka
ak ak
a an muncul
sikap yang lebih negatif terhadap p produk a
si s
ng atau impor, dan dengan demikian muncul sikap yang lebih positif
f terhadap
produk dalam negeri. Dalam studi di negara-negara berkembang, konsum
umen m
menganggap barang-barang asing lebih baik dibandingkan terutama jika pro
r duk berasal dari negara atau kota yang
berpendidikan dan mereka yang memiliki pendapatan yang lebih tinggi cenderung kurang etnosentris. Sedangkan untuk konsumen perempuan, tua, dan orang-orang
yang kurang berpendidikan cenderung lebih etnosentris dan patriotik.
2.3 Negara Asal Country-of-Origin
Country-of-Origin memainkan peran penting dalam persepsi konsumen terhadap produk dan merek dari negara tertentu yang selanjutnya mempengaruhi
niat beli konsumen. COO secara langsung bisa memberikan dampak positif pada evaluasi kualitas produk oleh konsumen. Thakor dan Pacheco 1997 dalam
Listiana 2012 menjelaskan COO merupakan isyarat dalam atribut produk yang mempengaruhi evaluasi konsumen dalam mengidentifikasi asal negara suatu
produk. Saeed 1994 dalam Tong dan Li 2013 mendefinisikan Country-of- Origin sebagai negara asal dari produsen produk atau negara dimana merek itu
terkait. Definisi serupa juga disampaikan oleh Han dan Tempra 1988 dalam Listiana 2012 yang mendefinisikan COO adalah negara asal perusahaan atau
negara dimana nama merek berasal. Menurut Listiana 2012, beberapa istilah-istilah lahir dari konsep country-
of-origin yaitu Country of design, country of manufacture, country of assembly, dan country of part dimana semua istilah tersebut menunjukkan bahwa beberapa
perusahaan global dan transnasional tidak lagi melakukan keseluruhan rangkaian produksi di negaranya. Rangkaian produksi dilakukan di negara lain, tetapi tetap
mengacu pada negara asalnya. Berikut dikemukakan pengertian dari setiap komponen COO tersebut:
yang kurang berpendidikan ce e
nd nderung lebih
h et
et no
n sentris dan patriotik.
2.3 Negara A Asal
Country-of-O O
ri r
gi g
n n
Co Country-of-Ori
rig gin
n m
m emainkan peran pen
en ti
ting ng d
d alam perseps
s i
i konsumen
te e
rh rhadap p
p ro
rodu duk
k dan me
me r
re k dari negar
a terten
tu y an
an g
g selanj
njut utny
ny a
a mempen engaruhi
niat b b
el el
i i
ko ko
nsum m
en . COO secara lan
gsun g bisa mem
be ri
ka n
n damp p
ak ak
p p
os os
itif p pada
ev v
al al
ua a
s si ku
ua litas produk oleh kons
um en. Thak
or dan Pach
ec co
o 1
1 99
99 7
7 dalam
m Li
Li st
sti iana
20 12 menjelaska
n COO me
ru pakan
is ya
rat dalam atri bu
u t
t prod
od uk
uk y yang
mempe enga
ruhi eva lu
asi kons umen
dal am
m en
gidentif ik
as i asal
n negara suat
atu u
pr p
oduk k
. Saeed 1994 dalam
Ton g dan Li 2013
mendefinisikan Countr
tr y
y-of f-
Orig gin
in seb
ag ai
n eg
g ar
ar a
a as
as al
al d
d ar
ar i produsen p
p ro
ro du
du k
k at
at au
au n
eg ara
di ma
na na
merek i
tu tu
te t
rkait. Definisi serupa juga disamp mp
ai i
ka ka
n oleh Han dan Tempra 1988 da dala
la m
m Li
List ia
ia na
na 2012 yang mendefinisikan COO adalah negara asal perus
us ah
ahaa aa
n n at
at au
ne nega
gara dim i
ana nama ma
m m
er er
k ek beras
s al
al .
Me Me
nurut Li Li
st st
i iana 2012, b
b eb
e erapa is
istilah-istilah la hi
hi r
r da
d ri kon
on se
sep country- of-origin yaitu Country of desig
gn, country of manufacture, country of assembly,
dan country of part dimana semu ua istilah
t tersebut menunjukkan bahwa beberapa
perusahaan global dan transnasiona a
l l
tida a
k k lagi melakukan keseluruhan rangkaian
produksi di negaranya Rangkaian pro o
duksi dilakukan di negara lain tetapi tetap
a. Country of Origin COO, didefinisikan sebagai negara dimana suatu produk diproduksi.
b. Country Of Manufacture COM, merupakan negara tempat produk dimanufakturdiproduksi atau dirakit.
c. Country Of Design COD, merupakan negara tempat produk didisain dan biasanya menjadi tempat merek secara umum diasosiasikan.
d. Country Of Assembly COA, merupakan negara dimana sebagian besar perakitan produk akhir dilakukan.
e. Country Of Part COP, merupakan negara tempat sebagian besar material yang digunakan dalam produk dihasilkan, atau negara tempat
bagiankomponen produk dibuat. Menurut Hsieh et al. 2004 dalam Listiana 2012 pada dasarnya, citra
negara dalam perspektif pemasaran dapat didefinisikan pada tiga tingkat, yaitu: overall country image, aggregate product country image, dan specific product
country image. a. Overall country image citra negara keseluruhan, merupakan keseluruhan
kepercayaan, ide dan kesan dari suatu negara tertentu sebagai hasil evaluasi konsumen atas persepsinya tentang kelebihan dan kelemahan negara
tersebut. b. Aggregate product country image citra negara asal produk keseluruhan,
merupakan keseluruhan perasaan kognitif yang diasosiasikan dengan produk dari negara tertentu atau kesan terhadap keseluruhan kualitas produk yang
berasal dari suatu negara tertentu. Misalnya pandangan umum konsumen b. Country Of Manufac
c tu
tu r
re COM, m
m er
e upakan negara tempat produk
M M
dimanufaktur r
d d
i iproduksi atau dirakit.
c. Countr r
y y Of Design COD
D , m
m er
e up
up ak
ak an
a n
n egara tempat p
p ro
ro duk didisain dan
bi bi
asanya menja a
di d t
t em
m pat merek secara umu
mu m
m di
di as
as osiasikan.
d d. Coun
n tr
tr y
y Of
Of Assem
em b
bly COA,
m erupakan
n n
eg eg
ara di dima
ma na
na sebagia
an n
besar pe
pera ra
ki ki
tan p
pr od
uk a
khir dilakuk an
. e.
e C Coun
n t
tr y Of Part
CO P, merup
ak an negar
a te
mpat sebag ia
ian be esa
sa r
r materi
i al
a yan
ng digunakan d
alam p
ro du
k di ha
silkan, atau n
eg egara
a te
tem mpat
b bagi
ankom po
ne n produk
d ib
ua t.
M Me
nurut Hsieh et a l
. 2
00 4 dalam
L is
tian a 2012 pada d
as arnya,
, citr
a nega
ra ra
dalam per sp
p ek
ek ti
ti f
f pe
pe ma
ma sa
s ran dapat di
i de
de fi
fi ni
ni si
si ka
ka n
n pa
p da
t ig
a ti
ng ng
k kat, yai
ai tu
u :
: ov
o erall country image, aggregate p
p ro
ro du
du ct country image, dan specific pro
rodu du
c ct
co coun
un tr
tr y
y image.
a. a. Over
l al
l l coun
tr try
y im
im ag
e c it
it ra
ra n n
eg egar
ara a
k keseluru
u ha
ha n
n ,
, merupa
k kan ke
e se
se lu
lu r
ruhan ke
ke pe
p rcay
y aa
aa n
n, i
ide dan kesan n
d d
ari suat at
u u negara tertent
ntu u
se se
baga g
i ha ha
si sil evaluasi
konsumen atas persepsin nya tentang
g kelebihan dan kelemahan negara tersebut.
b. Aggregate product country im mage
e citra negara asal produk keseluruhan,
merupakan keseluruhan perasaan n
kognitif yang diasosiasikan dengan produk
terhadap produk buatan Jepang berteknologi tinggi, produk buatan Cina harganya murah, dan produk buatan Jerman memiliki daya tahan tinggi.
c. Specific product country image citra negara asal dilihat pada kategori produk tertentu, merupakan keseluruhan perasaan kognitif yang
diasosiasikan dengan spesifikasi produk dari negara tertentu. Misalnya pandangan umum konsumen yang mengapresiasi kosmetik buatan Perancis,
susu olahan dari Belanda, barang elektronik dari Jepang. Konsep utama lainnya tentang citra negara, dikemukakan oleh Lee dan
Ganesh 1999 dalam Listiana 2012, adalah: a. Pandangan pertama, citra negara pada level produk. Dalam hal ini citra
negara didefinisikan sebagai persepsi umum kualitas produk dari negara tertentu. Pendekatan ini menggambarkan citra negara sebagai elemen yang
terbentuk dari totalitas produk, merek dan beragam organisasi khusus dari suatu negara. Definisi ini bersifat unidimensional dan berfokus pada
persepsi umum kualitas produk. Dalam pandangan ini, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan citra negara oleh konsumen lebih ditekankan
dari atribut produk secara umum. b. Pandangan kedua, citra negara pada level negara. Dalam hal ini citra negara
didefinisikan dari sudut citra negara secara umum, yang berbeda dari definisi citra negara yang berfokus pada level produk.
c. Specific product count t
ry ry
i image cit
it ra
ra n n
egara asal dilihat pada kategori produk
terte e
nt ntu,
k merupakan keseluruhan
p p
er e
asaan kognitif yang diasosia
iasikan dengan spe pe
si i
fi f
ka ka
si si
p p
ro ro
du u
k k
dari negara te
te rtentu. Misalnya
pa pandangan umum
um k
k on
o sumen yang mengapr
p es
es ia
ia si
si k
osmetik buat atan Perancis,
susu u
o ola
laha han
n dari B B
el el
an da, barang
elektronik d
d ar
ar i
i Jepang
ng .
Ko Ko
ns ns
ep u u
ta ta
ma l
ainnya tentang c
itra negara, d ik
em uk
uk akan o
o le
leh h
Lee dan
Ga Ga
ne n sh
sh 19 9
9 99
dalam Li st
ia na 2012,
ad alah:
a. a
Pa a
n nd
an gan pertama,
c it
ra neg
ar a
pada lev
el produk. Dal
am m hal
al i
i ni
ni citra
n ne
gara didef in
is ikan seb
ag ai p
er seps
i umum
kua li
tas produk dari nega
a ra
ra a
t te
rtentu. Pendekatan ini m
en ggamba
rk an cit
ra negara sebagai e
lemen yan
g g
te te
rben tu
k dari
t t
ot ot
al al
it it
as as
p p
ro r
duk, merek d d
an an
b b
er er
ag ag
am a
o rganisas
i i
kh khusus d
d a
ar i
i suatu negara. Definisi ini
b ber
e si
si fa
fat unidimensional dan berfokus pa
pa da
da pe
pe rsepsi umum kualitas produk. Dalam pandangan ini, faktor
r -f
-f ak
akto o
r r ya
ya ng
mempenga ru
hi hi p
pem em
b bentuk
ukan an c
c it
it ra
ra n neg
egara ol l
eh eh k
k on
on sumen
l le
b bih di
di te
teka ka
nkan da
da ri a
tr ibut
ut p
produk secara um mum.
b. Pandangan kedua, citra neg gara pada le
evel negara. Dalam hal ini citra negara didefinisikan dari sudut c
cit i
ra negar ara secara umum, yang berbeda dari
definisi citra negara yang berf f
ok o
us p
ada level produk.
2.4 Niat Beli Purchase Intention