Etnosentrisme Etnosentrisme Konsumen Negara Asal Country-of-Origin Negara A Asal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Etnosentrisme

Etnosentrisme mengacu pada kecenderungan individu yang melihat kelompok budaya mereka sendiri sebagai norma-norma preferensi perilaku yang dapat diterima. Individu yang etnosentris cenderung bersifat tidak toleran dan menghakimi budaya yang berbeda dari kebudayaan mereka sendiri. Fenomena etnosentrisme ini diamati berkembang dalam kebanggaan terhadap keluarga, regionalisme, prasangka agama, diskriminasi rasial dan nasionalisme dan berakar dalam kelompok. Menurut Luque-Martínez et al 2000, etnosentrisme adalah bagian dari sifat manusia.

2.2 Etnosentrisme Konsumen

Shimp dan Sharma 1987 merumuskan konsep pemasaran etnosentrisme konsumen sebagai keyakinan yang dipegang oleh konsumen Amerika tentang kesesuaian maupun moralitas dalam pembelian produk buatan luar negeri. Meskipun pertama kali dikembangkan dari perspektif Amerika, tetapi dalam berbagai penelitian, validitas teori ini telah terbukti lintas-budaya. Menurut Kaynak dan Kara 2002, konsep etnosentrisme konsumen mengungkapkan efek dari niat membeli suatu produk yang dikaitkan dengan negara asal produk tersebut. Konsep etnosentrisme konsumen menunjukkan perilaku membeli yang dapat diterima atau tidak dapat diterima dalam suatu kelompok dimana konsumen

2.1 Etnosentrism sme

Etno no se ntrisme e me me ng n acu pa pa da da k kec ecen e de de ru ru ng ngan a individu ya y ng melihat kelo o m mpok bud d ay aya mereka sen n di di ri ri s s eb eb ag ag ai ai n n or or ma m -norma pre e fe fere re nsi peri rila l ku yang d dapat di di te te ri im ma. In n di di vidu yang etno se nt ris cenderung be be rsifat t t t id d ak ak toleran an dan meng ngha ha k kimi b b ud aya ya ng berbeda d ar i kebudayaan mereka se s ndir r i. i. F F enome ena et et no nos sentri i s sm e ini diamat i be rkemba ng dalam k ebanggaan te rh had a ap k k el el u uarga a , , re re gi g onal al is me, pr as angka agam a, diskr im inasi ra sial dan nas io na lism e e dan n be ber raka a r r dalam ke lompok. Me nu ru t Lu qu e- Ma rt ín ez et a l t 20 00 l , etnosentr i isme ada ala h h ba bagi g an n dari sifa t manusia.

2. 2 2

2 Etnosentrisme Konsumen Sh Sh im im p p d dan Sh Shar ar ma ma 19 19 87 87 merumu u sk sk an an k k on on se se p p pe p masaran et et no nose sent ntri ri s sme ko ko ns ns um umen en s s eb eb ag ag ai ai k k ey eyakinan an yang g di dipega ga n ng o l le h h ko k ns ns um um en en A A me me ri rika ka t tentang kesesuaian maupun moralitas da dalam pe e mb m elian produk buatan luar negeri. Meskipun pertama kali dikemb bangkan da ari perspektif Amerika, tetapi dalam berbagai penelitian, validitas teo ori ini telah terbukti lintas-budaya. Menurut Kaynak dan Kara 2002, konsep etn nos osentrisme konsumen mengungkapkan efek itu tinggal. Etnosentrisme konsumen meningkatkan pemahaman tentang bagaimana konsumen membandingkan dan membeli produk dalam dan luar negeri. Konsumen dengan tingkat etnosentrisme tinggi cenderung menilai produk dalam negeri dengan perspektif yang positif dan mengabaikan sisi baik dari produk asing Kaynak dan Kara, 2002. Konsumen etnosentris percaya bahwa produk yang dihasilkan di negara mereka adalah yang terbaik, maka mereka lebih suka barang-barang domestik. Meskipun kualitas produk dalam negeri lebih rendah daripada kualitas produk yang diimpor atau dengan kata lain produk yang berasal dari luar negeri, mereka tetap mendorong konsumen untuk membeli barang-barang domestik berdasarkan keprihatinan moral. Orang-orang etnosentris percaya bahwa kesejahteraan pribadi dan nasional mereka terancam karena adanya barang impor. Etnosentrisme konsumen dinyatakan melalui perilaku ekonomi seperti pengurangan pembelian dan boikot, berdasarkan ketakutan bahwa produk buatan luar negeri merugikan individu dan ekonomi nasional. Dimensi moral dan sosial ini tercapai ketika konsumen menghindari atau mencegah orang lain dari membeli produk impor karena kekhawatiran akan hal ini. Etnosentrisme konsumen mempengaruhi sikap nasionalis terhadap produk yang akhirnya mempengaruhi niat pembelian Kaynak dan Kara, 2002. Vida dan Reardon 2008 merangkum temuan dan mengidentifikasi tiga komponen utama konsumen etnosentrisme: a. Komponen kognitif, yaitu konsumen biasanya merasakan produk dari satu negara sebagai produk yang lebih unggul dari produk negara lain; negeri. Konsumen dengan ting ng ka kat etnosent ri ri sm sm e tinggi cenderung menilai produk dalam negeri denga ga n n perspektif yang positif dan me meng n abaikan sisi baik dari produk asing ng Kaynak dan Kar ar a, , 2 2 00 00 2 2. . Ko K ns ns umen etnosentr tris i percaya bahwa produk k y ang dihasilk kan an d d i i negara mereka adal lah ah y yan ang g te terbaik, maka me m reka lebih su u k ka baran an g- g-ba ba ra ra ng d d om om es tik. Meski pu n kual it as s p p roduk k da da la la m nege eri r lebih rendah ah d d ar arip ipada a k ku alit as produk yang d iimpor atau de ng an k k ata l lain in p pro ro du d k y yang be e ra ra sa a l l dari ri l uar negeri , mereka t et ap mendo ro ng konsume n n untu uk k m membel eli ba ba ra ra ng-b baran g domestik ber da sarkan kep rihatinan moral. Orang-o ra a ng n e etn tnos os en e tris percay y a a bahwa ke se jahteraan pr ib ad i da n na sional m er eka tera n ncam karen ena a adanya a barang impor. Etn osen tr isme konsume n di nyatakan mel al lui per er i ilak u u ekon n om om i sepert i pe pe ng ng ur ur an an ga ga n n pembelian da da n n bo bo ik ik ot ot , , berd asar ka a n n ketaku u ta ta n n ba b hwa produk buatan luar neger i i me me ru ru gi kan individu dan ekonomi nas s io io na na l l. k Di Dime e ns ns i moral dan sosial ini tercapai ketika konsumen meng g hi hi nd nda a ri ri a a t tau me me nc nc egah h orang l l ai ain n da dari ri mem be beli li p p ro rodu duk k i impor ka ka re re na na k k k ek h ha wa tiran n ak ak a an hal ini. E E tn tn osentris is me me k onsumen me mempenga a r ruhi sikap nas io io na na lis te h rhad adap produk yang akhirnya mempengaruhi nia at pembelia an Kaynak dan Kara, 2002. Vida dan t Reardon 2008 merangkum tem m u uan dan m mengidentifikasi tiga komponen utama konsumen etnosentrisme: a Komponen kognitif yaitu konsu u men biasanya merasakan produk dari satu b. Komponen afektif yang terdiri dari rasa cinta konsumen, rasa memiliki dan ikatan emosional dengan negara mereka. Elemen ini dapat didasarkan pada hubungan pribadi dan impersonal dengan negara. Hubungan pribadi mengacu pada negara dimana individu lahir dan merasakan rasa memiliki terhadap negeri ini. Sebaliknya, hubungan impersonal diperoleh dari hasil kepentingan konsumen; c. Komponen normatif terjadi ketika konsumen merasakan suatu kewajiban moral untuk membeli produk yang berasal dari negara asal mereka sendiri dibandingkan dari negara-negara pesaing. Shimp dan Sharma 1987 menjelaskan hal ini secara lebih rinci dengan menyatakan bahwa pembelian barang impor tidak tepat karena berpotensi akan merugikan perekonomian nasional, mengakibatkan kehilangan pekerjaan dan bersifat tidak patriotik. Faktor-faktor penentu etnosentrisme konsumen dapat bervariasi dari satu negara ke negara dan dari satu budaya ke budaya lain. Ada banyak anteseden dan konsekuensi yang membantu menjelaskan bagaimana dan dimana kondisi etnosentrisme konsumen berkembang luas. Di antaranya adalah demografi konsumen, keterbukaan terhadap budaya asing, nasionalisme, individualisme — kolektivisme, konservatisme, dan lain-lain. Shankarmahesh 2006 mengkaji anteseden etnosentrisme konsumen dan mengklasifikasikannya ke dalam empat kategori utama: sosio-psikologis, ekonomi, politik dan demografi. hubungan pribadi dan n i impersonal l de de ng ng an negara. Hubungan pribadi mengacu pada da n egara dimana individu lahir dan n me m rasakan rasa memiliki terhad d ap ap negeri ini. Sebal al ik k ny ny a, a h h ub ub un u ga ga n impersonal d dip ip eroleh dari hasil ke kepentingan ko on nsum um en e ; c. Komp mp on on en en norma ma ti ti f f terjadi keti ka kon sume e n n merasa a ka ka n n su s atu ke ewa w jiban mo mo ra ral l untu tu k k me mb eli produk y an g berasal dari n eg ar ra a asal m mer erek ek a se nd n iri di diband nd in gk an dar i ne gara-neg ar a pesaing. S himp dan Sha a rm rm a a 1987 7 me e njel askan hal ini se ca ra lebih r inci den ga n menyatakan b ah h wa w p p em em be be lian b ba rang impor t id ak tepat kar en a berp ot en si akan me ru gikan pe erekonomi i an an n na sional, mengakibat kan kehi langan pek erja an dan bersifat tida k patrio o ti tik. F Fa kt or -f ak tor pe pe ne ne nt nt u u et et no n sentrisme ko ko ns ns um um en en d d ap at b ervari as asi i dari s s at at u u ne n gara ke negara dan dari satu bud d ay ay a ke ke budaya lain. Ada banyak anteseden en d dan an ko kons s ek ek uensi yang membantu menjelaskan bagaimana dan diman ana ko kond nd isi et et no nose s ntri i sme k kons ns um um en en berke kemb mban an g g lu lu as. Di i a a nt nt ar ar anya a d da l lah de demo mo grafi konsum umen e , kete te rb rb uk ukaan terhadap p budaya asing, nasiona li li sm sm e, in di divi vi du dualisme — kolektivisme, konservatisme, dan n lain-lain. Shankarmahesh 2006 men engkaji an nteseden etnosentrisme konsumen dan mengklasifikasikannya ke dalam m em mpat kategori utama: sosio-psikologis, ekonomi politik dan demografi Gambar 2.1 Antesedan dan Konsekuensi dari Etnosentrisme Konsumen Sumber: Shankarmahesh 2006 : 161 Sebagian besar penelitian yang meneliti etnosentrisme konsumen menegaskan bahwa semakin tinggi kecenderungan etnosentris, maka akan muncul sikap yang lebih negatif terhadap produk asing atau impor, dan dengan demikian muncul sikap yang lebih positif terhadap produk dalam negeri. Dalam studi di negara-negara berkembang, konsumen menganggap barang-barang asing lebih baik dibandingkan terutama jika produk berasal dari negara atau kota yang bergengsi dengan produk dalam negeri. Mengenai anteseden etnosentrisme konsumen, beberapa studi telah menemukan bahwa konsumen laki-laki, lebih Gambar 2.1 Antesedan dan Kon n se se ku ku ensi dari Etnosentrisme Konsum men en Sumber: Shankarmahesh 2006 : 161 Se Se ba ba gi gi an an b b es es ar ar p p en en el el it it ia ia n n ya ya ng ng m men n el el it it i i et et no no se se nt nt ri ri sm sm e e ko kons ns u umen mene ne ga gask sk an an b bahwa wa semakin tingg ggi kecend er erungan etnose se nt nt ris, m m ak aka ak ak a an muncul sikap yang lebih negatif terhadap p produk a si s ng atau impor, dan dengan demikian muncul sikap yang lebih positif f terhadap produk dalam negeri. Dalam studi di negara-negara berkembang, konsum umen m menganggap barang-barang asing lebih baik dibandingkan terutama jika pro r duk berasal dari negara atau kota yang berpendidikan dan mereka yang memiliki pendapatan yang lebih tinggi cenderung kurang etnosentris. Sedangkan untuk konsumen perempuan, tua, dan orang-orang yang kurang berpendidikan cenderung lebih etnosentris dan patriotik.

2.3 Negara Asal Country-of-Origin

Country-of-Origin memainkan peran penting dalam persepsi konsumen terhadap produk dan merek dari negara tertentu yang selanjutnya mempengaruhi niat beli konsumen. COO secara langsung bisa memberikan dampak positif pada evaluasi kualitas produk oleh konsumen. Thakor dan Pacheco 1997 dalam Listiana 2012 menjelaskan COO merupakan isyarat dalam atribut produk yang mempengaruhi evaluasi konsumen dalam mengidentifikasi asal negara suatu produk. Saeed 1994 dalam Tong dan Li 2013 mendefinisikan Country-of- Origin sebagai negara asal dari produsen produk atau negara dimana merek itu terkait. Definisi serupa juga disampaikan oleh Han dan Tempra 1988 dalam Listiana 2012 yang mendefinisikan COO adalah negara asal perusahaan atau negara dimana nama merek berasal. Menurut Listiana 2012, beberapa istilah-istilah lahir dari konsep country- of-origin yaitu Country of design, country of manufacture, country of assembly, dan country of part dimana semua istilah tersebut menunjukkan bahwa beberapa perusahaan global dan transnasional tidak lagi melakukan keseluruhan rangkaian produksi di negaranya. Rangkaian produksi dilakukan di negara lain, tetapi tetap mengacu pada negara asalnya. Berikut dikemukakan pengertian dari setiap komponen COO tersebut: yang kurang berpendidikan ce e nd nderung lebih h et et no n sentris dan patriotik.

2.3 Negara A Asal

Country-of-O O ri r gi g n n Co Country-of-Ori rig gin n m m emainkan peran pen en ti ting ng d d alam perseps s i i konsumen te e rh rhadap p p ro rodu duk k dan me me r re k dari negar a terten tu y an an g g selanj njut utny ny a a mempen engaruhi niat b b el el i i ko ko nsum m en . COO secara lan gsun g bisa mem be ri ka n n damp p ak ak p p os os itif p pada ev v al al ua a s si ku ua litas produk oleh kons um en. Thak or dan Pach ec co o 1 1 99 99 7 7 dalam m Li Li st sti iana 20 12 menjelaska n COO me ru pakan is ya rat dalam atri bu u t t prod od uk uk y yang mempe enga ruhi eva lu asi kons umen dal am m en gidentif ik as i asal n negara suat atu u pr p oduk k . Saeed 1994 dalam Ton g dan Li 2013 mendefinisikan Countr tr y y-of f- Orig gin in seb ag ai n eg g ar ar a a as as al al d d ar ar i produsen p p ro ro du du k k at at au au n eg ara di ma na na merek i tu tu te t rkait. Definisi serupa juga disamp mp ai i ka ka n oleh Han dan Tempra 1988 da dala la m m Li List ia ia na na 2012 yang mendefinisikan COO adalah negara asal perus us ah ahaa aa n n at at au ne nega gara dim i ana nama ma m m er er k ek beras s al al . Me Me nurut Li Li st st i iana 2012, b b eb e erapa is istilah-istilah la hi hi r r da d ri kon on se sep country- of-origin yaitu Country of desig gn, country of manufacture, country of assembly, dan country of part dimana semu ua istilah t tersebut menunjukkan bahwa beberapa perusahaan global dan transnasiona a l l tida a k k lagi melakukan keseluruhan rangkaian produksi di negaranya Rangkaian pro o duksi dilakukan di negara lain tetapi tetap a. Country of Origin COO, didefinisikan sebagai negara dimana suatu produk diproduksi. b. Country Of Manufacture COM, merupakan negara tempat produk dimanufakturdiproduksi atau dirakit. c. Country Of Design COD, merupakan negara tempat produk didisain dan biasanya menjadi tempat merek secara umum diasosiasikan. d. Country Of Assembly COA, merupakan negara dimana sebagian besar perakitan produk akhir dilakukan. e. Country Of Part COP, merupakan negara tempat sebagian besar material yang digunakan dalam produk dihasilkan, atau negara tempat bagiankomponen produk dibuat. Menurut Hsieh et al. 2004 dalam Listiana 2012 pada dasarnya, citra negara dalam perspektif pemasaran dapat didefinisikan pada tiga tingkat, yaitu: overall country image, aggregate product country image, dan specific product country image. a. Overall country image citra negara keseluruhan, merupakan keseluruhan kepercayaan, ide dan kesan dari suatu negara tertentu sebagai hasil evaluasi konsumen atas persepsinya tentang kelebihan dan kelemahan negara tersebut. b. Aggregate product country image citra negara asal produk keseluruhan, merupakan keseluruhan perasaan kognitif yang diasosiasikan dengan produk dari negara tertentu atau kesan terhadap keseluruhan kualitas produk yang berasal dari suatu negara tertentu. Misalnya pandangan umum konsumen b. Country Of Manufac c tu tu r re COM, m m er e upakan negara tempat produk M M dimanufaktur r d d i iproduksi atau dirakit. c. Countr r y y Of Design COD D , m m er e up up ak ak an a n n egara tempat p p ro ro duk didisain dan bi bi asanya menja a di d t t em m pat merek secara umu mu m m di di as as osiasikan. d d. Coun n tr tr y y Of Of Assem em b bly COA, m erupakan n n eg eg ara di dima ma na na sebagia an n besar pe pera ra ki ki tan p pr od uk a khir dilakuk an . e. e C Coun n t tr y Of Part CO P, merup ak an negar a te mpat sebag ia ian be esa sa r r materi i al a yan ng digunakan d alam p ro du k di ha silkan, atau n eg egara a te tem mpat b bagi ankom po ne n produk d ib ua t. M Me nurut Hsieh et a l . 2 00 4 dalam L is tian a 2012 pada d as arnya, , citr a nega ra ra dalam per sp p ek ek ti ti f f pe pe ma ma sa s ran dapat di i de de fi fi ni ni si si ka ka n n pa p da t ig a ti ng ng k kat, yai ai tu u : : ov o erall country image, aggregate p p ro ro du du ct country image, dan specific pro rodu du c ct co coun un tr tr y y image. a. a. Over l al l l coun tr try y im im ag e c it it ra ra n n eg egar ara a k keseluru u ha ha n n , , merupa k kan ke e se se lu lu r ruhan ke ke pe p rcay y aa aa n n, i ide dan kesan n d d ari suat at u u negara tertent ntu u se se baga g i ha ha si sil evaluasi konsumen atas persepsin nya tentang g kelebihan dan kelemahan negara tersebut. b. Aggregate product country im mage e citra negara asal produk keseluruhan, merupakan keseluruhan perasaan n kognitif yang diasosiasikan dengan produk terhadap produk buatan Jepang berteknologi tinggi, produk buatan Cina harganya murah, dan produk buatan Jerman memiliki daya tahan tinggi. c. Specific product country image citra negara asal dilihat pada kategori produk tertentu, merupakan keseluruhan perasaan kognitif yang diasosiasikan dengan spesifikasi produk dari negara tertentu. Misalnya pandangan umum konsumen yang mengapresiasi kosmetik buatan Perancis, susu olahan dari Belanda, barang elektronik dari Jepang. Konsep utama lainnya tentang citra negara, dikemukakan oleh Lee dan Ganesh 1999 dalam Listiana 2012, adalah: a. Pandangan pertama, citra negara pada level produk. Dalam hal ini citra negara didefinisikan sebagai persepsi umum kualitas produk dari negara tertentu. Pendekatan ini menggambarkan citra negara sebagai elemen yang terbentuk dari totalitas produk, merek dan beragam organisasi khusus dari suatu negara. Definisi ini bersifat unidimensional dan berfokus pada persepsi umum kualitas produk. Dalam pandangan ini, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan citra negara oleh konsumen lebih ditekankan dari atribut produk secara umum. b. Pandangan kedua, citra negara pada level negara. Dalam hal ini citra negara didefinisikan dari sudut citra negara secara umum, yang berbeda dari definisi citra negara yang berfokus pada level produk. c. Specific product count t ry ry i image cit it ra ra n n egara asal dilihat pada kategori produk terte e nt ntu, k merupakan keseluruhan p p er e asaan kognitif yang diasosia iasikan dengan spe pe si i fi f ka ka si si p p ro ro du u k k dari negara te te rtentu. Misalnya pa pandangan umum um k k on o sumen yang mengapr p es es ia ia si si k osmetik buat atan Perancis, susu u o ola laha han n dari B B el el an da, barang elektronik d d ar ar i i Jepang ng . Ko Ko ns ns ep u u ta ta ma l ainnya tentang c itra negara, d ik em uk uk akan o o le leh h Lee dan Ga Ga ne n sh sh 19 9 9 99 dalam Li st ia na 2012, ad alah: a. a Pa a n nd an gan pertama, c it ra neg ar a pada lev el produk. Dal am m hal al i i ni ni citra n ne gara didef in is ikan seb ag ai p er seps i umum kua li tas produk dari nega a ra ra a t te rtentu. Pendekatan ini m en ggamba rk an cit ra negara sebagai e lemen yan g g te te rben tu k dari t t ot ot al al it it as as p p ro r duk, merek d d an an b b er er ag ag am a o rganisas i i kh khusus d d a ar i i suatu negara. Definisi ini b ber e si si fa fat unidimensional dan berfokus pa pa da da pe pe rsepsi umum kualitas produk. Dalam pandangan ini, faktor r -f -f ak akto o r r ya ya ng mempenga ru hi hi p pem em b bentuk ukan an c c it it ra ra n neg egara ol l eh eh k k on on sumen l le b bih di di te teka ka nkan da da ri a tr ibut ut p produk secara um mum. b. Pandangan kedua, citra neg gara pada le evel negara. Dalam hal ini citra negara didefinisikan dari sudut c cit i ra negar ara secara umum, yang berbeda dari definisi citra negara yang berf f ok o us p ada level produk.

2.4 Niat Beli Purchase Intention