Mungkin diperlukan rencana baru yang lebih sesuai dengan keadaan klien dan perubahan-perubahan yang dihadapi klien. Jika
ini yang diperlukan maka konselor dan klien secara fleksibel menyusun alternatif atau rencana yang lebih tepat.
B. KERANGKA KONSEP
Untuk menjelaskan bahwa psikoterapi khususnya terapi realitas dapat mengurangi nyeri kronik, maka perlu disampaikan kerangka konseptual
perubahan persepsi nyeri yang terjadi sehubungan dengan pemberian terapi realitas, yaitu:
1. Paradigma psikobiologi 1. 1. Pasien nyeri yang tidak diberikan psikoterapi
Impuls nyeri merupakan impuls
“ emergency”
yang berjalan ke atas dalam jalur sensorik menuju thalamus. Sinyal tersebut sedianya menuju Korteks
sensorik, tetapi sebagian besar sinyal tersebut dibajak dan dibelokkan menuju amigdala, hanya sebagian kecil saja yang terus menuju korteks sensoris untuk
proses kognitif, kemudian berlanjut ke korteks transisional untuk proses kognitif berikutnya Le Doux, 1998 Cit. Mulyata, 2005. Amigdala sebagai pusat yang
terlibat dalam perubahan emosi, karena sinyal yang datang bersifat darurat, Amigdala belum siap dan mengirim sinyal ke Hipotalamus, terutama ke Nukleus
Paraventrikularis. Nukleus Hipotalami tersebut merespon sinyal darurat dengan melepas CRF yang juga bersifat darurat, selanjutnya sinyal tersebut mengaktifkan
Hipofisa dan Sistim Saraf Otonom Kaplan, 1995, Cit. Mulyata, 2005.
1.2. Pasien yang diberikan psikoterapi.
Sinyal kognitif berjalan ke otak melewati jalur sensorik, auditorik dan visual. Sinyal ini sifatnya tidak darurat, sesudah mencapai thalamus kemudian ke
Korteks sensoris tanpa mengalami pembajakan, terus berlanjut ke korteks transisional untuk proses kontrol kognitif. Sesudah proses di Korteks selesai,
selanjutnya sinyal tersebut diproyeksikan ke Hippokampus untuk disimpan sebagai memori, selain itu sinyal tersebut juga diproyeksikan ke Amigdala serta
organ lain yang terkait untuk diekspresikan ke luar. Sinyal kognitif tersebut memiliki kemampuan untuk menghentikan arus pembajakan sinyal darurat dari
korteks menuju Amigdala dan dari Amigdala menuju Hipotalamus. Dengan demikian sinyal yang berasal dari pemberian psikoterapi sesudah mencapai
Korteks untuk proses kognisi, saat diproyeksikan ke Hipokampus dan ke Amigdala sudah merupakan sinyal yang tertata baik, sedangkan sinyal darurat
yang menimbulkan nyeri sudah terhambat dan hilang Le Doux, 1998 Cit. Mulyata, 2005,
1.3. Mekanisme
Coping
Pada umumnya metode analgesia yang menggunakan tehnik pendekatan psikologis, bekerjanya dengan cara meningkatkan daya
coping
pasien tersebut. Daya
coping
sudah terbentuk sejak masa kanak-kanak, tetapi daya
coping
juga dapat dibentuk dan dikembangkan dengan cara pendidikan dan latihan, yang mana
akan dihasilkan perubahan persepsi nyeri pada pasien Folkman Lazarus, 1988 Cit. Mulyata, 2005.
2. Paradigma Patofisiologi