REMAJA KERANGKA TEORI 1. KOMUNIKASI MASSA, MEDIA MASSA

Film komedi juga biasanya selalu berakhir dengan penyelesaian cerita yang memuaskan penontonnya happy ending. Film komedi secara umum dibagi menjadi dua jenis yakni, komedi situasi unsur komedi menyatu dengan cerita serta komedi lawakan unsur komedi bergantung pada figur komedian. Kedua jenis komedi ini juga sering berkombinasi. Genre komedi secara khusus dapat dipecah menjadi beberapa jenis dan bentuk, yakni slapstick menekankan aksi konyol, komedi verbal menekankan dialog, screwball comedy komedi tim berpasangan dan populer di era 40-an, komedi hitam mengangkat tema gelap seperti, perang, kematian, kriminal, serta parodi atau satir imitasi film-film populer. Genre komedi sering berkombinasi dengan genre aksi, drama, musikal, serta roman. Sasaran film komedi umumnya ditujukan untuk penonton remaja, keluarga, dan anak-anak. Pratista, 2008: 17

4. REMAJA

Dalam perkembangan kepribadian seseorang, remaja mempunyai arti yang khusus, namun begitu masa remaja mempunyai tempat yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan seseorang. Ia tidak termasuk golongan anak, tetapi ia tidak pula termasuk golongan orang dewasa atau golongan tua. Remaja ada di antara anak dan orang dewasa. Remaja masih belum mampu untuk menguasai fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya. Ditinjau dari segi tersebut mereka masih termasuk golongan kanak-kanak, mereka masih harus menemukan tempat dalam masyarakat. Pada umumnya mereka masih belajar di sekolah menengah atau perguruan tinggi F.J. Monks, Knoers, Siti Rahayu Haditono, 2001: 258-259. Remaja akan mengalami periode perkembangan fisik dan psikis sebagai berikut F.J Monks, KnoersSiti Rahayu Haditono, 2001: 262 :  Masa Pra-pubertas 12 - 13 tahun Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja. Perkembangan intelektualitas yang sangat pesat juga terjadi pada fase ini. Akibatnya, remaja-remaja ini cenderung bersikap suka mengkritik karena merasa tahu segalanya, yang sering diwujudkan dalam bentuk pembangkangan ataupun pembantahan terhadap orangtua, mulai menyukai orang dewasa yang dianggapnya baik, serta menjadikannya sebagai hero atau pujaannya.  Masa pubertas 14 - 16 tahun Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana perkembangan fisik mereka begitu menonjol. Remaja sangat cemas akan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga bahwa hal itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-anak lagi. Pada masa ini, emosi remaja menjadi sangat labil akibat dari perkembangan hormon-hormon seksualnya yang begitu pesat. Keinginan seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini. Kasus-kasus gay dan lesbi banyak diawali dengan gagalnya perkembangan remaja pada tahap ini. Di samping itu, remaja mulai mengerti tentang gengsi, penampilan, dan daya tarik seksual. Karena kebingungan mereka ditambah labilnya emosi akibat pengaruh perkembangan seksualitasnya, remaja sukar diselami perasaannya. Kadang mereka bersikap kasar, kadang lembut. Kadang suka melamun, di lain waktu dia begitu ceria. Perasaan sosial remaja di masa ini semakin kuat, dan mereka bergabung dengan kelompok yang disukainya dan membuat peraturan-peraturan dengan pikirannya sendiri.  Masa akhir pubertas 17 - 18 tahun Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan dapat menerima kodratnya, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka. Masa ini berlangsung sangat singkat.  Periode remaja Adolesen 19 - 21 tahun Pada periode ini umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang sempurna, baik segi fisik, emosi, maupun psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam hal yang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang didapat dari pikiran mereka. Mereka mulai menyadari bahwa mengkritik itu lebih mudah daripada menjalaninya. Sikapnya terhadap kehidupan mulai terlihat jelas, seperti cita-citanya, minatnya, bakatnya, dan sebagainya. Dari sekian untaian pertumbuhan dan perkembangan remaja, masa yang paling sering menjadi perhatian tentu saja adalah ketika masa pubertas itu datang. Pertumbuhan secara jasmani pastilah sangat mudah dilihat ketika terjadi ketidakseimbangan berbagai anggota badan yang seringkali didukung oleh perkembangan secara hormonal. Jenjang pertumbuhan secara jasmani tersebut dapat dipakai sebagai ciri pertumbuhan remaja di tingkat awal yang selanjutnya akan dilanjutkan dengan masa ketika remaja mengalami fase penyesuaian diri antar-pribadi dan lingkungan sosial yang lebih luas. Sebelum ada televisi model jati diri remaja datang dalam bentuk orangtua, keluarga, saudara sekandung, teman sebaya di lingkungan rumah, orang-orang terkenal yang didengar dari percakapan atau dari radio atau dibaca di koran dan majalah, dan bintang film yang ditonton di bioskop, yang ditonton tidak lebih dari 2 kali seminggu. Santrock, 2003: 317

5. ASPEK PORNOGRAFI