Akibat Hukum Terhadap Putusnya Perkawinan Campuran Antara Warga Asing Ditinjau Dari Hukum Islam Dan Hukum Positif : Analisa Putusan Di Pengadilan Agama Jakarta Selatan No.459/Pdt.G/2006/PAJS

AKIBAT HUKUM TERHADAP PUTUSNY A PERKA WINAN
CAMPURAN ANTARA WARGA NEGARA INDONESIA
DENGAN WARGA NEGARA ASING DITINJAU DARI HUKUM
ISLAM DAN HUKUM POSITIF

(Analisa Putusan di Pengadilan Agama Jakarta Selata11 No. 459/ Pdt.
GI 20061 PAJS)

oleh:
DADAN MUHAMJ\1AD RAMDHAN

104043201352

KONSENTRASI PERBANDINGAN HUKUM
PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MADZHAB DAN HUKUM
FAKUL T AS SY ARI' AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDA YATULLAH
JAKARTA

2008M/1429 H


AK/BAT HUKUM TERHADAP PUTUSNYA PERKAWINAN
CAMPURAN ANTARA WAR(iA NE(iARA INDONESIA
DEN6'AN WARGA NEGARA AS/N(i DITINJAU DARI HUKUM
!SLAM DAN HUKUM POSITIF
(Analisa Putusan di Pengadilan Agama Jakarta Se/atan No. 4S91
Pdt. GI 20061 PAJS)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Hukum Islam (S.H.I)
Oleh:

DADAN MUHAMMAD RAMDHAN
Nlf\1: 102043201352

Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I

Dra. Hj. Afidah W


yuni, 1v1 .Ag

Nahrowi, SH, rvtH

NIP.150281943

NIP. 150293227

KONSENTRASI PERBANDINGAN HUKUM
PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MADZHAB DAN HUKUM
FAKULTAS SYARI' Alfi DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAY A TULLAH
JAKARTA

1429 HI 2008 M

PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi bc1judul AKIBA T HUKUM TERHADAP PUTUSNY A PERKA WINAN
CAMPURAN ANTARA WARGA NEGARA INDONESIA DENGAN WARGA
NEGARA ASING DITINJAU DARI HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

(Analisa Putusan di Pcngadilan Agama Jakarta Selatan No. 459/ Pdt. G/
2006/PAJS) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas
.Syari'ah dan Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakarta pada
tanggal 3 Juni 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum
Islam (SHI) pada Program Studi Perbandingan
Madzhab dan Hukum (PMH).

'-:Q'i __l'lIP:

MA .. MM.
I 50 2 I 0 422

Panitia Sidang Munaqasyah :
l(ctua

Sckr2taris
Pcmbimbing I
Pcmbimbing II
Pcnguji I

Pcnguji II

: DR. H. Mujar Ibnu Syarif, M. Ag.
NIP. 150 275 509
: H. Muhammad Taufiki. M.Ag.
NIP. 150 290 159
: Dra. Hj. Afidah Wahyuni. M.Ag
NIP. I 50 281 943
: Nahrowi, SH .. MH.
NIP. I 50 293 227
セdrN@
KHA. Juaini Syukri, Les., MA.
NIP. I 50 256 96()
: Dedy Nursamsi, SH., M. Hum.
NIP. I 50 264 001

セ@

) I !)=. ) I .& I ("""!
KATA PENGANTAR


Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT selalu terucapkan alas segala
nikmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Allahumma shalli 'Ala Muhammad s.a. w yang senantiasa selalu tercural1kan
untuk pemimpin umat manusia yang oleh karenanyalah ilmu dan cahaya Islam
bisa dirasakan sampai saat ini.
Penulis bersyukur dengan tiada henti karena pada akhimya tugas akhir
dalam jenjang pendidikan strata (SI) yang penulis hadapi telah selesai dikerjakan.
Manusia tak pemah luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf
bila dalam penulisan skripsi ini ada yang kurang berkenan di hati pembaca
Selain itu penulis karya ilmiah ini tidak akan bisa terselesaikan tanpa
bantuan dan dukungan dari semua pihak yang telah memberikan waktu dan
pikiran untuk membantu dan mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis haturkan kepada:
I. Bapak Prof Dr. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan

Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakarta
2. Bapak DR. H. Ahf\lad. Mukri Aji, MA, dan Bapak H. Muhammad
Taufiqi, M.Ag, selaku ketua dan sekretaris Program Studi Perbandingan
Madzhab dan Hukum Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. lbu Ora. Hj, Afidah Wahyuni, M. Ag., selaku pembimbing skripsi I dan
Bapak Nahrowi, SH, MH., selaku pembimbing skripsi II.

Bapak DR.

K.H.A. Juaini Syukri, Les., M.A selaku penguji skripsi I dan Bapak Dedi
Nursarnsi, SH,

M.

Hum., yang dengan penuh kesabaran telah

membimbing dan menguji penulis hingga mampu menyelesaikan karya
ilmiah ini.
4. Seluruh Dosen Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah mencurahkan disiplin ilmu.
5. Teristimewa kepada kedua orangtua penulis, Ayahanda dan lbunda
tercinta serta kakak-kakak dan adik tercinta yang telah memberi

dul·amgan baik dukungan spirituil maupun moril dengan segenap hati
yang tulus dan ikhlas, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Ketua dan Staff Pengadilan Agarna Jakarta Selatan.
7. Seluruh Staff dan pegawai kepustakaan Fakultas Syari'ah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8. Keluarga Besar KKS Nyalindung Sukabumi Bapak K.H Hidayat beserta
keluarga
9. Teman-teman Program Studi Perbandingan Madzhab Hukum angkatan
2002, Achmad Saprudin SHI, Muhayar SHI, Subhan, Ujang Tholib, Ade
Suryana, Saiful Bahri, Wahdah, Sartono, Muhyidin, Luthfi M Aqib, Riri
Aprianti, Nurhasanah Suhaemi, !wan Hendriawan, M. Jrsyad, M. Nur,
nオセェ。ョィ@

Ida Farida, Yoga Hidayat, A. Zulhijah, A. Muhyidin Noor,

Juned, MaJ...1ubullah, Lilis Lisnawati, Umniyati, Asep Marwali, Ahmad

Chudori, Imam, lbnu, Latif, Tita Gerhanawati, Abdul Rozak, Sadalh M.
Nur, Ahmad Ratomi Zein, Ahmad Solihin, Alwanih, Oyok, Joko, Amir,
Zena!, Aditya Indra, Hendra, Eka, Dede, Wahyu Pumomo Sidi ST,

Wahyu Wibowo, Himarian Danu Magath, Andik Sulistianto, Ronald,
Rizki, lkhwan Yanwar, Banu Ardi, Firman, Andika Bagja, Angga Nur
Prasetyo, Panji Priangoro, Shinda Mayang Sari SKG, Ratih Tunjung Sari
SKG, lntan Maharani, Yuki Paramita, Riris, Nina, Faradina Adisti, Heny,
Tia, Ita, Sabrina, Bianca. Terima kasih alas segala bantuan, kritik dan
saran yang semua terangla1m dalam sebuah kenangan indah yang tidak
dapat penulis lupakan.
Penulis menyadari bahwasanya "Tak ada gading yang tak retak". Akan
tetapi meski demikian, penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat.
Akhimya penulis hanya dapat berharap dan memohon kepada Allah SWT,
semoga apa yang telah dilakukan menjadi amal shaleh dan mendapat ganjaran
pahala yang berlipat ganda

Dan semoga penulis dapat bertambah wawasan.

Amin.
Jakarta 8 Juni 2008 M
4 Jumadil Akhir 1429 H

Penulis


DAFTAR ISi

KATA PENGANTAR ...
DAFTAR ISi.
BAB I.

IV

PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah ..
B Perumusan dan Pembatasan Masalah ..

4

C Tujuan dan Manfaat Penelitian . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . .. . . . ....

5

D Metode Penelitian .................. .


6

E

BAB II.

Sistematika Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . ... .. . . ........... .. .

7

PENGERTIAN PERKA WINAN CAMPURAN MENURUT HUKUM
ISLAM DAN HUKUM POSITIF

BAB Ill.

A Definisi Perkawinan .

10


B Pengertian Perkawinan Campuran Menurut 1-lukum Islam ....... .... .... ...

15

C Pengertian Kewarganegaraan ...... .

37

ANALISA PUTUSAN PERKAIRA NOMOR. 459/Pdt.G/2006/PAJS
TENTANG PUTUSNYA PERKAWINAN CAMPURAN
A Putusan Perkara Perceraian Nomor: 459/Pdt.G/2006/PAJS................

44

B Analisa Putusan Nomor: 459/ Pdt. GI 2006/ PAJS Menurut Hukum
Islam dan Hukum Positif... ........... ..
BAB IV.

AKIBAT HUKllM TERHADAP PllTllSNYA PERKAWINAN
CAMPllRAN
A Kedudukan Anak Pada Perkawinan Campuran Antar Negara

53

Menurut Hukum Islam dan Hukum Positif .............................. .

62

B NaJlah Terhadap Anak dan lstri ....

74

C Harta Bersama Dalam Perka\\inan .......... .

82

D Kedudukan Anak Sesudah BerlakunyaUndang-undang Nomor 12
Talmn 2006 Tentang Kewarganegaraan ............................................ .

91

E Analisis Persamaan dan Perbedaan Menurut Hukum Islam dan
Hukum Positif .................................................................................. .
BABV.

94

PENUTUP

A Kesimpulan ...... .

98

B Saran-saran .

104

DAFTAR PUSTAKA ........... .

105

LAMPIRAN ..... .

108

BABI

PENDAll ll LUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pernikahan menurut Hukum Islam merupakan suatu perjanjian suc1 antara
seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk membentuk keluarga yang bahagia.
Oleh karena itu kehidupan bersama antara seorang laki-laki dengan seorang
perernpuan sangatlah penting, dan hal itu biasa kita menyebutnya dengan istilah
perkawinan.
Di negara Indonesia khususnya masalah yang sekarang ini telah banyak
terjadi perkawinan campuran terutarna di tempat-ternpat wisatawan antara orang
Indonesia dengan warga negara asing. Peristiwa perkawinan campur ini sejak dari
awal

permulaan

telah

menirnbulkan

permasalahan

hukum

yang

kompleks,

perrnasalahan hukum yang timbul akibat peristiwa perkawinan tersebut tidak saja
rnempunyai akibat hukum yang bersifat keperdataan, narnun rnernpunyai akibat
hukum dibidang hukum publik terutama dalam bidang kewarganegaraan.
Perkawinan yang telah berlangsung tidak jarang berakhir dengan suatu
perceraian, di rnana dengan adanya peristiwa perceraian ini juga akan menimbulkan
persoalan baru, seperti peristiwa perceraian yang terjadi pada umumnya di mana
terjadi perrnasalahan hukurn akibat perceraian, maka perceraian yang terjadi pada
perkawinan carnpuran tidak luput juga menimbulkan akibat hukum atas terjadinya

2

perceraian tersebut, baik yang menyangkut hubungan suam1 istri maupun yang
menyangkut masalah anak.
Dalam kehidupan beragama, mengandung makna toleransi dalam agama.
Agama Islam mensyari'atkan nikah sebagai satu-satunya bentuk berpasangan antara
pria dan wanita yang dibenarkan, lalu dianjurkan untuk dikembangkan dalam
pembentukan keluarga. Di dalam QS. Al-Hujurat (49): 13 Allah SWT berfirman:

s
QセNjォAwェ@

J

(

QイZᆪセ@

,,,,

,,.. -,,""

;f'

> ... .,. ,, ,,

,. '

4Y.:., セェ@

OオQセI@

セ@

jャェヲセゥZイ@

,, l

,,,..

"'

J

,,"',,....

:&ToJ "µf セi@

セ@

l:..J セャji@

セ@

⦅ェZセヲ@

.J

エ[ZNセ@

J

セ@

,,

oJ

Artinya: "Hai manusia, Ses1111ggulmya kami me11ciptaka11 kamu dari seora11g lakilaki dan seorang perempuan dan menjadika11 kamu berbangsa - bangsa dan
bers11k11-511k11 supaya kamu sali11g ke11al-me11ge11al. Ses1111gg11h11ya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
taqwa dia11tara kamu. Ses1111gguhnya Allah Maha me11getahui lagi Maha
Me11ge11al (QS. A!-Hujurat 13)."
Di samping untuk menghindarkan diri dari terjerumus kepada perbuatan yang
tidak terpuji dan untuk ketentraman jiwa, pemikahan d.isyari'atkan juga untuk
melestarikan jenis manusia dan inilah tujuan utama dari pernikahan. Pad.a kehidupan
beragama, mengandung makna toleransi dalam agama.

Dalam bangsa dan negara

hukum berdasarkan Pancasila, diakui adanya berbagai hukum perkawinan sebagai
suatu perbuatan hukum yang menjadi landasan penting dalam suatu hubungan
perkawinan. Banyaknya keterbukaan bangsa Indonesia dalam aktivitas pergaulan
internasional

mengakibatkan

terjadinya

hubungan

antara

individu

yang

J

mengakibatkan perkawinan. khususnya perkawinan campuran antara warga negara
Indonesia dan warga negara asing.
Banyaknya individu yang berbeda kewarganegaraan yang menjalin hubungan
melalui perkawinan, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Dalam sistem hukum

.

perkawinan, Indonesia berpedoman kepada Undang-undang Nomor I Tahun 1974
dan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan. Kadangkadang pasangan tersebut gaga! dalam usahanya disebabkan perbedaan tabi'at dan
kemauan sehingga selalu terjadi perselisihan yang mengarah kepada perceraian.
Maka perceraian tersebut harus berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor I
Tahun 1974. Permasalahan-permasalahan yang timbul tidak lain disebabkan oleh para
subjek

akan

melangsungkan

perkawinan

mempunyai

perbedaan

dalam

hal

kewarganegaraan.
Jika terjadi percera1an, dan anak yang merupakan hasil dari perkawinan
campuran antara warga negara Indonesia dengan warga negara asmg maka status
anak tersebut harus mengikuti kewarganegaraan dari pihak suami atau bapak dari
anak yang bersangkutan.
Berangkat dari masalah tersebut, penulis merasa tertarik untuk membahasnya
dalam skripsi yang berjudul "Akibat Hukum Terhadap Putusnya Perkawman
Campuran Antara Warga Negara Indonesia Dengan Warga Negara Asing
Ditinjau Dari Hukum Islam Dan Hukum Positif (Analisa Putusan di Pengadi\ar.
Agama Jakarta Selatan No. 459/ Pdt. GI 2006/ PAJS)". Alasannya dikarenakan di
dalam putusan di atas status hukum dan kedudukan anak yang tergolong masih di
bawah umur belum diketahui keberadaannya secara jelas.

4

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah
l. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dan untuk
mempermudah pembahasan, maka penulis merumuskan pokok-pokok permasalahan
yang mengatur tentang putusnya perkawinan campuran sebagai berikut:
a. Bagaimanakah syarat putusnya perkawinan campuran antara warga negara
Indonesia dengan warga negara asing menurut Hukum Islam dan Hukum Positif
dan bagaimana putusan Pengadilan Agama Nomor 459/ Pdt. GI 2006/ PAJS
tentang mengenai putusnya perkawinan campuran?
b. Bagaimanakah akibat hukum putusnya perkawinan campuran antara warga negara
Indonesia dengan warga negara asing mengenai status kewarganegaraan anak,
harta bersama beserta nafkah anak dan istri?
c. Bagaimanakah persamaan dan perbedaan antara Hukum Islam dan Hukum Positif
tentang akibat putusnya perkawinan campuran antara warga negara Indonesia dan
warga negara asing?

2. Pembatasan Masalah
Dalam penyusunan skripsi ini penulis hanya membatasi terhadap bagaimana
kedudukan status kewarganegaraan anak pada perkawinan campuran antara warga
negara Indonesia dengan warga negara asing menurut Undang-undang Nomor 12
Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan, harta bersama beserta nafkah anak dan istri
dalam sebuah analisa.

5

Analisa ini membahas tentang perkawinan campuran yang dilaksanakan oleh
Ismail Jamail Tommas bin Edmond Jamail berkewarganegaraan Amerika dengan Rr.
Daisy Hartikti binti R. Bambang Soetikno berkewarganegaraan Indonesia. Dari hasil
perkawinan tersebut melahirkan tiga orang anak yang tergolong masih di bawah
umur.

Maka akan dibahas bagaimana status anak terhadap perkawinan campuran

berdasarkan Undang-undang No.12 tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan, dan
ketiga anak yang tergolong di bawah umur hams mengikuti kekuatan hukum yang
mana?.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penulis melaksanakan kegiatan kajian ini karena adanya hal-hal yang ingin
penulis capai. Tujuan penulisan ini adalah :
a.

Untuk mengetahui status anak pada perkawinan campuran antar negara
menurut

Undang-undang

Nomor

12

Tahun

2006

Tentang

Kewarganegaraan.
b. Untuk mengetahui bagaimana cara-cara memperoleh kewarganegaraan
anak pada perkawinan campuran menurut Undang-undang Nomor 12
Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan.
Sedangkan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
I. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan yang luas

dan mendasar mengenai perkawinan campuran dan akibatnya apabila terjadi
perceraian, sehingga hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan
dan pengalaman penulis.

6

2

Bagi akademis, menambah pembendaharaan kepustakaan hukum umumnya
dan hukum Islam serta membantu pihak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya bagi Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum dalam
rangka pemenuhan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

D. Metode Penelitian
Untuk mengumpulkan data dalam penulisan skripsi mt, penulis menggunakan
metode sebagai berikut:
I . Jenis Penelitian
Adapun jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data
kualitatif yakni deskripsi berupa kata-kata, ungkapan, norma-norma atau aturanaturan dari fenomena yang diteliti. Oleh karena itu, penulis berupaya mencermati
mengenai perkara putusnya perkawinan campuran antara warga negara Indonesia
dan warga negara asing.
Sedangkan dari segi tujuan dalam penelitian ini termasuk dalam penelitian
yang bersifat deskriptif analisis yakni penelitian lapangan yang menggambarkan
data dan informasi di lapangan berdasarkan fakta yang diperoleh secara
mendalam 1•
Dan dari seg1 tipe penelitian hukum penelitian doktriner komperatif.
Penelitian ini 1uga termasuk iems penelitian kepustakaan (library reseach),
penelitian kepustakaan dilakukan dengan menggunakan metode mengumpulkan

1

h..109.

Suharsimi Arikunto. A!n11ajeme11 l'enelitw11, (fakarta: PT Rincka Bakti: 199.1). Cct. Kc-2.

7

data-data berupa bahan-bahan atau keterangan-keterangan yang didapat dengan
cara mempelajari dari buku-buku, norma-norma baik berupa KUH Perdata,
peraturan perundang-undangan dan yurisprudensi yang berhubungan dengan
pembahasan skripsi ini.
2. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan studi dokumentasi yaitu dengan mengadakan pendekatan terhadap kasus
yang berhubungan dengan judul skripsi, khususnya di Pengadilan Agama Jakarta
Selatan. Adapun teknik pengumpulan datanya adalah melalui telaah terhadap
dokumentasi yang terdapat di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
3. Teknik Analisa Data
Setelah data terkumpul

lalu dianalisa dengan analisa kualitatif lalu

diinterpretasikan sedemikian rupa dengan metode deduktif
Penelitian ini menggunakan konten analisis yaitu tekriik analisis yang
berusaha menyimpulkan dengan menarik bagian atau hal yang bersifat khusus dalam
bentuk kasus dan data-data lapangan menjadi kesimpulan umum yang berlaku secara
general.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan buku "Pedoman Penulisan

Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum U/N Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 200 7 ".

E. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penyusun menyelesaikan pembahasan secara sistematis.
maka perlu disusun sistematika pembahasan sedemikian rupa. Adapun skripsi ini

8

disusun terdiri dari lima bab, masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab yang
isinya penulis uraikan sebagai berikut, yaitu:
BAB I

PENDAH U LUAN meliputi: la tar belakang masalah, perumusan dan
pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penelitian dan
sistematika penulisan.

BAB II

PENGERTIAN PERKA WINAN CAMPURAN MENURUT HUKUM
, ISLAM DAN

HUKUM

POSITIF meliputi: definisi perkawinan,

pengertian perkawinan campuran menurut hukum Islam, perkawinan
antara pria muslim dengan wanita musyrik, perkawinan antara pria
muslim dengan wanita ahli kitab, perkawinan antara pria non muslim
dengan wanita muslimah menurut pandangan ulama fiqh klasik, menurut
Undang-undang No. I Tahun 1974, menurut Hukum Perdata (BW),
pengertian kewarganegaraan, menurut Undang-undang Nomor. 12 Tahun
2006 tentang kewarganegaraan.
BAB Ill

ANALISA PUTUSAN PERKARA NOMOR. 459/Pdt. GI 2006/ PAJS,
meliputi: putusan perkara Nomor. 459/ Pdt G/ 2006/ PAJS), analisis
putusan Nomor. 459/ Pdt G/ 2006/ PAJS) menurut Hukum Islam dan
Hukum Positif.

BAB IV

AKIBAT HUKUM TERHADAP PUTUSNYA PERKAWINAN
CAMPURAN, meliputi: kedudukan anak pada perkawinan campuran
antar negara menurut hukum Islam dan hukum positif, anak sah, anak
tidak sah, natkah terhadap anak dan istri, harta bersama dalam

9

perkawinan, kedudukan anak sesudah berlakunya Undang-undang Nomor.
12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan, analisis persamaan dan
perbedaan menurut hukum Islam dan hukum positif
BAB V

PENUTUP, meliputi: Kesimpulan dan saran-saran yang berhubungan
dengan permasalahan yang dibahas.

BAB II
PENGERTIAN PERKA WIN AN CAMPURAN MENU RUT HUKUM ISLAM
DAN HUKUM POSITIF

A. Definisi Perkawinan
Perkawinan atau pernikahan dalam literatur fiqh berbahasa Arab disebut
dengan dua kata, yaitu nikah (

clS.l ) dan zawaj (l!IJj ).

Kedua kata ini yang terpakai

dalam kehidupan sehari-hari orang Arab dan banyak terdapat dalam Al-Qur' an dan
hadis Nabi. Kata na-ka-ha banyak dalam Al-Quran dengan arti kawin, seperti dalam
QS. An-Nisa' (3): 4 .

セェ@

...-J

():. セアQZ[@

-

,J

セ@

,.

,..

_.



J

,,,,.

,,,.,

yl.b G 1_,;s;:,1.9 :_;..:.JI

c.,.,



;,_w 1Iセ@

ゥI⦅Zセ@

J



J

,, J

I_,)-.,;;·,

セヲ@ セ@

ZOiセ@

.;: t

,,,,

0jj
;,,

;:;µ EJj

Artinya: "Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah
wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian
jika kamu takut tidak akan dapal berlaku adil. Maka (kawinilah) seorang
saja (QS.An-Nisa :3) ". 1
Demikian pula banyak terdapat kata za-wa-ja dalam Al-Qur' an dalam arti
kawin, seperti pada QS. Al-Ahzab (37): 33.

1

Prof. DR. Amir Syarifudin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Antara Fiqh Munakahat
dan Undang-undang Perkawinan, (Jakarta: Prenada Media: 2006), Cet. Ke-I, h.35.

11

Artinya: "Maka tatkala laid Telah mengakhiri keperluan terhadap /strinya
(menceraikannya), kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada
keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak
angkat mereka ... (QS.Al-Ahzab: 37)."
Secara arti kata nikah berarti "bergabung" ( ,....0), "hubungan kelamin"
(,..l..J) dan juga berarti "akad" ( .iic.) adanya dua kemungkinan arti ini karena kata

nikah yang terdapat dalam Al-Quran memang mengandung dua arti tersebut. Kata
nikah yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah (230): 2.

en·. :'l'/ofa.ll ) ... セ[Nᆪ@
セェ@

&

j;.. .h! セ@

Iセ@

Jj. セi@

galL uµ

Artinya: "Kemudian jika si suami mentalaknya HNセ・ウオ、。ィ@
Talak yang kedua), Maka
perempuan itu tidak /agi halal baginya hingga dia kawin dengan suami
yang lain (QS.Al-Baqarah: 230) ''. 2
Pemikahan Dalam bahasa Indonesia kata nikah diartikan dengan kawin.
Dalam istilah fiqh Islam disebut zawaj atau at-tazwij yaitu merupakan sinonim bagi
kata perkawinan. 3
Dalam Bahasa Arab perkawinan menurut bahasa berasal dari kata nakaha

( il:.;.JI 1£.'.i;i \?I セ@

)4yang artinya mengawini. 5 Sedangkan dalam Ensiklopedi Islam

dinyatakan bahwa menurut bahasa nikah berarti menghimpun dan mengumpulkan.

2

Ibid., h.36.

'Harun Nasution, (ed), "Nikah'', Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan: 1992),

h. 74 l.
"Al-Munjid fi al-Lughoh wa al-I'lam, "Nakaha", (Bcirnt: Dar Al-Masyriq: 1986), Cet. Ke-38,
h.836.
'Atabik Ali, Ahmad Zuhdi Muhdor, "Nakaha'', Kamus Kontemporer Al-Asri Arab-Indonesia,
(Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum PP. Krapyak: 1998). Cet. Ke-3, h.1944.

12

Dalam pengertian fiqh, nikah adalah akad yang mengandung kebolehan melakukan
hubungan suami istri dengan lafal nikah/kawin atau yang semakna dengan itu.

6

Kata "az-zawaj atau "an-nikah" dalam Syari'at Islam dapat dilihat dari
beberapa segi, yaitu :
I. Segi lbadah
Seseorang yang melakukan perkawinan karena Allah, berarti dia telah
melakukan perintah agamanya dan mengurangi sebagian hawa nafsunya demi
menjaga dirinya.
2. Segi Hukum
Perkawinan di sampmg sebagai ibadah juga merupakan perintah Allah,
apabila perkawinan dilakukan menurut syari'at Islam sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki seseorang yang melakukannya. Oleh karena itu kebolehan melakukan
perkawinan dapat berubah menjadi sunnah, wajib, makruh dan haram.
3. Segi sosial
Pergaulan manusia dengan masyarakat baik individu yang satu dengan yang
lainnya atau kepada masyarakat, terlebih lagi kepada lawan jenisnya, tidak hanya
terbatas kepada kegiatan masyarakat, tetapi lebih jauh dari itu sebagai makhluk
biologis. Allah SWT telah menetapkan pergaulan yang dapat menciptakan suasana
yang lebih indah dan harmonis, penuh kasih sayang yang diikat dengan sebuah tali
perkawinan. Firman Allah SWT QS. Ar-Ruum (21): 30.

6

Dewan Redaksi Ensiklopedi lslam,"Nikah", Ensiklopedilslam, (Jakarta: Ichtiar Barn Van
Hove: 1992), Cct. Kc-1, h.32.

13

;::4

セ@

o.;1'._.,
ヲMZNセL@
...r \

'

.,_,

... セMNQ@

,,._,,..

1::..

,,,.,, ....

,.,

_,..

4 1:
I\ 1-:.!
y .J c.J:l ,l.I l'UU::>.J .

·.U-4 w
\.:iS1 \"'. 1···.:ii I·.·
;.:.. \S•..o:..'.J 1·.J •-::..1..i...
••..11 ··
• • Y .J UL
U"'
• Y"' U-4

Artinya : " ... Makanan (.5embelihan) orang-orang yang diberi al-kitab itu halal
bagimu, dan makananmu halal (pula) bagi mereka. (Dan dihalalkan
mengawini) wanita-wanila yang me1yaga kehormatan di antara wanitawanila yang beriman dan wanita-wanita yang me1yaga kehormatan di
antara orang-orang yang diberi al-kitab sebelum kamu ... (Q.S. Al-Maidah :
5).

19

Syaikh Humaidy bin Abdul Aziz Al-Humaidy, Kawin Campur Dalam Syari 'at
ls/am,(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1993) Cct. Ke-3, h. 23.

19

2. Di antara sahabat ada pula yang pernah melakukan pernikahan ini. Mereka
menikahi wanita Ahli Kitab yang hidup dalam lingkungan pemerintahan Islam.
Utsman bin Affan menikahi Na'ilah binti Al-gharamidhah Al-Kalbiyah, seorang
wanita beragama Nasrani yang kemudian beragama Islam. Hudzifah juga
menikahi wanita Yahudi dari penduduk Mada'in.
3. Jabir r.a. pernah ditanya tentang pernikahan laki-laki muslim dengan wanita
Yahudi dan Nasrani. Maka ia menjawab: "Kamipun pernah nikah dengan mereka
pada waktu penaklukan Kufah bersama-sarna dengan Sa' ad bin Abi Waqqash.
4. Sabda Rasulullah SAW mengenai orang-orang Majusi : "Perlakukanlah bagi
rnereka sunnah Ahli Kitab, tanpa harus rnenikahi wanita-wanita mereka dan tidak
pula memakan sembelihan merekaw
Sedang golongan kedua yaitu Syi'ah Imamiah melandaskan pendapatnya pada
beberapa dalil :
I. Firman Allah dalarn surat Al-Baqarah ayat 221

Artinya : "Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka
beriman, sesungguhnya wanila budak yang mukmin lebih baik dari pada
wanila musyrikah walaupun dia menarik hatimu ... (Q. S. Al-Baqarah : 221).
Maksudnya bahwa Allah telah mengharamkan seorang muslim menikahi
wanita rnusyrikah. Sedang wanita ahli kitab terrnasuk orang kafir. Mereka

20

Ibid, h. 24

20

menganggap wanita ahli kitab termasuk orang musyrik berdasarkan riwayat lbnu
Umar r.a, bahwa ia pernah ditanya tentang hukum menikahi wanita Yahudi dan
Nasrani. Ia menjawab : "Sesungguhnya Allah mengharamkan wanita-wanita musyrik
bagi orang-orang mukmin. Saya tidak mengetahui kemusyrikan yang lebih besar dari
pada anggapan seorang wanita (Nasrani) bahwa Tuhannya adalah Isa, padahal Isa
hanya seorang manusia dan hamba Allah.
2. Golongan ini juga melandaskan pada firman Allah :

Artinya : "Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan
perempuan-perempuan kafir. "(Al-Mumtahanah: IO).
Maksudnya bahwa Allah melarang kaum muslimin berpegang kepada
perkawinan dengan wanita-wanita kafir. Sedang wanita ahlu kitab termasuk orangorang kafir. Larangan di sini dimaksudkan sebagai pengharaman. 21
Masjfuk Zuhdi menjelaskan bahwa kebanyakan ulama berpendapat bahwa
pria muslim boleh kawin dengan wanita ahli kitab (Yahudi dan nasrani) berdasarkan
firman Allah surat Al-Maidah ayat 5. Selain itu berdasarkan Sunnah Nabi SAW. Nabi
pernah menikah dengan ahli kitab Maria a!-Qibthiyah (nasrani). Demikian pula
seorang sahabat Nabi Khuzaifah bin a!-Yaman pernah menikah dengan seorang
wanita Yahudi, sedang para sahabat tidak ada yang menentangnya. 22

21

Ibid, h. 25

22

Masjfuk Zuhdi, Masai/ l'lqhiyah, (Jakarta: Masagung, 1991), Cet. Ke-I, h. 5

21

Selanjutnya ia menjelaskan bahwa ada sebagian ulama lain yang melarang
antara seorang pria muslim menikah dengan wanita Yahudi dan Nasrani, karena pada
hakekatnya doktrin dan praktek ibadah Yahudi dan Nasrani itu mengandung unsur
syirik yang cukup jelas, misalnya kepercayaan Uzair putra Allah bagi umat Yahudi,
ajaran Trinitas dan Mengkultuskan Nabi Isa AS dan ibunya, Maryam (Maria) bagi
umat Nasrani. 23
Imam-imam mazhab yang empat pada pnns1pnya mempunyai pandangan
yang sama bahwa wanita kitabiyah boleh dinikahi, sekalipun mereka berkeyakinan
bahwa Isa adalah Tuhan atau meyakini kebenaran Trinitas. Hal terakhir ini adalah
syirik yang nyata. Tetapi karena mereka mempunyai Kitab Samawi, mereka halal
untuk dinikahi sebagai takhsis dari ayat24

( ' £' ·• l'W I)
セ@

-

:

•(.).;,'fl
.• · .,_,_,I
t:.. ·. • · l.S.ll• 4111 •セ@ r ·- • ··.1
Y"" r-...9 (""""' (,p>
.. . 'セ@ . Z|GNセ@A

( t;, .[セwiI@ᄋ


lY-' ;_,
. @セ •

\''
_,., •...9





f .,.
U:l •] I;.·
(.)"' セ@

1 r_,.,•·...9 f •.•
.:.l 1'Gb"...9 •
U:l • f'



\;', a'.,,'"j I"...9 •w I..;..•,-'
• Y'"' I

Islam memberi kesempatan kepada laki-laki muslim untuk mengawini
perempuan ahli kitab, oleh karena adanya titik-titik pertemuan antara ajaran-ajaran
agama mereka dengan ajaran Islam. Hal ini terjadi oleh karena berasal dari satu

23

24

Ibid, h. 4.

A. AzJiar Basyir, Kawin Campur, Adopsi, Wasiat Menurut Hukum Islam, (Bandung: alMa'arif. 1972). h. 11.

22

sumber yaitu wahyu Allah, baik Yahudi, Nasrani maupun Islam mengajarkan iman
kepada Allah, kepada akhirat, kepada kitab-kitab Allah, kepada malaikat dan rasul.

25

Yusuf Qardhawi berpendapat; kebolehan menikah dengan kitabiyah tidak
mutlak tetapi terikat dengan ikatan-ikatan yang harus dipenuhi :
I. Kitabiyah itu benar-benar berpegang pada ajaran samawi.

2. Wanita kitabiyah yang mukhsonah (memelihara kehormatan diri dari
perbuatan zina).
3. Ia bukan kitabiyah yang kaumnya berada pada status permusuhan atau
peperangan dengan kaum muslimin.
4.

Di balik pemikahan itu tidak akan terjadi "fitnah", yaitu mafsadah dan
kemudharatan. 26

Menurut Sayyid Sabiq, menikah dengan wanita ahli kitab meskipun jaiz tetapi
makruh, karena suami tidak terjamin untuk tidak terkena "fitnah" agama istrinya. 27

c. Perlrnwinan antara pria non muslim dengan wanita muslimah
Terhadap masalah ini para ulama sepakat bahwa perempuan muslimah tidak
halal kawin dengan laki-laki yang bukan muslim, baik dia musyrik maupun ahlul
kitab. Berdasarkan firman Allah SWT dalam surat Al-Mumtahanah ayat l O :

25

Al-Jaziri, Ki/ab al-Fiqh "ala al-Madzahib al-Arba 'ah. (Beirut : Dar lhya' al-Turats alAmby, 1969), Juz IV, h. 75.
26

Yusuf al-Qardhawi, Huda al-Islam Fatawa Mu 'asiroh. (Kairo : Dar Afaq al-Gal, 1978) h.

414.
27

Sayyid Sabiq. Fiqh al-Sunnah. (Beirnt : Darnl-Fikr al-Araby. 1957). h. I 0 I.

23

•.uMセᄋQ@ \.! •. ·

w Li GNエセ@

I :i.:ll \ "·'
·' " U w I ..>?-'- 01> .)

. ' U&-' HNIセ@

•· I ·":il 11.'.\I_,
. .11·.J-'ALH.
'"ll":i,

11··· • •· "')!Jw\..i.."·' •.• ·.'.':'.t:.
01> .J"-':'-y
'
' Y' 01> _,....,...,....

Dokumen yang terkait

Kedudukan Perjanjian Perkawinan Dan Akibat Hukumnya Ditinjau Dari Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan Kompilasi Hukum Islam

0 35 116

Tinjauan Hukum Terhadap Anak-Anak yang Memperoleh Status Warga Negara Indonesia Dari Hasil Perkawinan Campuran

1 49 106

Cerai Thalak Di Bawah Tngan Dalam Perspektif Hukum Islam Dan Hukum Positif Di Indonesia Suatu Analisis Komparatif (Studi Kasus Di Wilayah Hukum Pengadilan Agama Jantho)

2 41 202

Analisa Terhadap Pelaksanaan Pencatatan Perkawinan Beda Agama Ditinjau Dari Pasal 2 UU No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Hukum Islam (Studi Di Wilayah Hukum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang)

0 5 27

Analisa Pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Malang Dalam Memutus Perkara Perceraian Nomor 2227/Pdt.G/2014/PA.Mlg Ditinjau Dari Hukum Islam dan Hukum Positif

0 4 26

Pelanggaran Etika Profesi Jaksa Ditinjau Dari Hukum Positif Dan Hukum Islam

4 30 38

Akibat Hukum Terhadap Putusnya Perkawinan Campuran Antara Warga Asing Ditinjau Dari Hukum Islam Dan Hukum Positif : Analisa Putusan Di Pengadilan Agama Jakarta Selatan No.459/Pdt.G/2006/PAJS

0 15 123

Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Penistaan Agama Menurut Hukum Islam Dan Hukum Positif : Analisis Yurisprudensi Terhadap Perkara Yang Bermuatan Penistaan Agama

0 35 101

Kedudukan Anak Hasil Perkawinan Di Bawah Tangan Menurut Hukum Islam Dan Hukum Positif Di Indonesia

0 0 12

Perkawinan Beda Agama Antar Warga Negara Indonesia Di Luar Negeri Ditinjau Dari Perspektif Hukum Perdata Internasional

0 0 16