2
act ROM Range of Motion. The exercise program can strengthen muscles and increase the independence, Patient able to indulge aided by tools, patient confidence back, independence
in caring for her patients increased.The results can be used as a basis for nursing interventions in the form of activities such as exercise, eating, personal care, bathing,
toileting use by integrating the management of pain in post rehabilitation phase ORIF lower limbfractures.
Keywords: Post ORIF, self-reliance, self Caring, Nursing, Fracture.
1. PENDAHULUAN
Fraktur adalah hilangnya kontiunitas tulang rawan baik bersifat total maupun sebagian, penyebab utama dapat disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik tulang itu
sendiri dan jaringan lunak disekitarnya. Tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi lengkap atau tidak lengkap Helmi, 2012.
Badan kesehatan WHO tahun 2010 menyebutkan bahwa terdapat lebih dari 7 jutaorang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan, dan sekitar 2 juta orang
mengalami cacat fisik. Salah satu insiden kecelakaan yang memiliki prevalensi yang cukup tinggi adalah insiden fraktur ektermitas bawah, yaitu sebanyak 46,2 didapat
dari kecelakaan Lukman, 2011.
Fraktur di Indonesia menjadi penyebab kematian terbesar ketiga di bawah penyakit jantung koroner dan tuberculosis. Menurut hasil data Riset Kesehatan Dasar
tahun 2011, di Indonesia terjadi fraktur yang disebabkan oleh cidera seperti terjatuh, kecelakaan lalu lintas dan trauma tajamtumpul. Riset Kesehatan Dasar 2011
menemukan ada sebanyak 45.987 peristiwa terjatuh yang mengalami fraktur sebanyak 1.775 orang 3,8 . Kasus kecelakaan lalu lintas sebanyak 20.829 kasus, dan yang
mengalami fraktur sebanyak 1.770 orang 8,5 , dari 14.127 trauma benda tajamtumpul, yang mengalami fraktur sebanyak 236 orang 1,7 Nurcahiriah,
2014. Data dari rekam medik di bangsal Ceplok Sriwedari Rumah Sakit Ortopedi Dr.
R. Soeharso Surakarta untuk satu bulan terakhir dari tanggal 31 Maret 2016 tercatat sebanyak 20 kasus yang mengakibatkan fraktur pada ekstermitas bawah.
Salah satu masalah yang sering berhubungan dengan pasien dalam masalah ortopedi adalah kehilangan kemandirian, termasuk diantaranya pasien post operasi fraktur
femur. Pasien ini mengalami keterbatasan dalam melakukan aktifitas sehari
– hari, berhubungan dengan menurunnya tonus otot. Sehingga mengalami kehilangan
kemandirian. Tujuan keperawatan utama untuk pasien dengan masalah tersebut agar
3
pasien dapat melakukan perawatan diri secara total sejauh kemampuan yang bisa dilakukan dengan mandiri Ropyanto, 2011.
Fungsi kemandirian akan menurun pada kegiatan yang memerlukan perubahan posisi yang dominan, seperti berpakaian, mandi, makan, dan penggunaan urinal.
Walaupun dilakukan diatas tempat tidur, aktivitas yang menggunakan ekstermitas atas seperti makan, perawatan diri terutama mandi, semua dilakukan diatas tempat tidur.
Sehingga kemampuan ekstermitas atas sangat berperan penting dalam aktifitas tersebut.
Perbedaan terjadi saat melakukan aktivitas yang memerlukan perubahan posisi diatas tempat tidur, baik bergeser maupun duduk yang mengakibatkan peningkatan
nyeri pada area fraktur. Kemampuan ekstremitas bawah berperan penting untuk mencapai keseimbangan. Maka perlu dilatih untuk keseimbangan dengan melatih kaki
yang tidak sakit agar tidak mengalami kekakuan otot. Penurunan fungsi ekstremitas bawah memberikan dampak terhadap stabilitas keseimbangan. Keseimbangan terdiri
dari keadaan statis, dinamis dan komponen fungsional yang berfokus pada keseimbangan dan kesembuhannya Ropyanto, 2011.
Proses kesembuhan ketidakadekuatan bantuan, memberikan bantuan untuk melakukan aktivitas yang sebenarnya mampu untuk melakukannya tetapi memberikan
bantuan. Bantuan yang berlebihan tersebut dapat mengurangi perkembangan kemampuan klien untuk mandiri. Sehingga berpengaruh terhadap fungsi kemandirian.
Bantuan diberikan berlebihan akan mengurangi kesempatan yang berulang - ulang. Latihan terbaik untuk memperbaiki kinerja pasien atau meningkatkan kemandirian
adalah melakukan nya secara berulang ulang dengan aktivitas mandiri Hoppenfield, 2011.
Pasien post operasi selama di bangsal sebelum mendapatkan terapi latihan dari fisioterapi masih tergantung pada perawat dan keluarga, karena pasien takut
menggerakan ekstermitas bawahnya dan takut merasa sakit, terkadang sudah diberi latihan, pasien masih malas untuk latihan mobilitas. Terlihat dari diri pasien untuk
merawat diri pun tampak malas malasan, sebenarnya pasien mampu untuk melakukan aktivitas, tetapi selalu menunggu keluarga untuk membantu melakukan kebutuhan
sehari – hari. Hal ini kemungkinan karena ketidaktahuan pasien untuk melakukan
pergerakan karena kurang imformasi dan pengetahuan pasien tentang keadaannya. Fungsi latihan tersebut untuk menguatkan otot dan memandirikan pasien agar
tidak tergantung kepada orang lain,dan untuk kesiapan pasien kembali ke rumah agar
4
tidak tergantung pada orang lain dalam perawatan dirinya. Latihan tersebut dilakukan oleh pasien dengan bantuan dan pantauan keluargadan perawat.
Pentingnya peningkatan kemandirian adalah untuk meningkatkan kemampuan merawat diri pasien, diharapkan mencapai ideal diri. Peningkatan kemandirian juga
berdasarkan pada perubahan sistem tubuh dan gangguan fisiknya melalui proses pemulihan dengan program latihan, pasien dapat hidup mandiri tanpa ketergantungan
penuh keluarga, dalam tahap pemulihan maupun setelah keluar dari rumah sakit melakukan aktifitas di rumah. Dari data diatas mendorong penulis untuk melakukan
studi kasus tentang upaya kemandirian dalam merawat diri
1. METODE PENELITIAN