7
saat dikaji sudah melewati tindakan pembedahan dan sudah melewati dua hari fase penyembuhan, pasien. dengan intensitas nyeri pasien dapat terkontrol.
Diagnosa kedua adalah Nyeri berhubungan dengan cidera fisik. Adapaun tujuan dari diagnosa tersebut menurut wilkinson 2015. adalah nyeri berkuranng
dengan kriteria hasil secara verbal, klien mengatakan nyeri berkurang, skala nyeri menurun, klien tenang, ekpresi wajah rileks.
Diagnosa yng ketiga adalah Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka neuromuskuler, pembatasan gerak. Adapun tujuan dari
diagnosa tersebut menurut Wilkinson 2004. Klien mampu melakukan mobilitas fisik seoptimal mungkin, dengan kriteria hasil : Klien dapat melakukan aktivitas
secara mandiri, kekuatan otot meningkat.
Diagnosa yang ke empat adalah Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh. Adapun tujuan dari diagnosa tersebut
menurut Wilkinson, 2004. Infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil : tidak ada tanda-tanda peradangan tumor, dolor, kalor, rubor dan fungsiolesa. Tanda
– Tanda Vital dalam batas normal, dengan acuan sebagai berikut : Tekanan Darah :
110 - 12070 - 80mmHg, Nadi : 60 - 100xmenit, RespiratoryRate : 16 - 22xmenit dan S : 36 - 37,5ºC.
1.3. Intervensi Keperawatan
Tujuan tindakan keperawatan dalam 3 x 24 jam diharapkan mampu merawat diri secara mandiri dan kriteria hasil yang didapat dari pasien. Pasien mengatakan
dapat dan mampu melakukan aktifitas, menerapkan kegiatan mandiri tersebut pada waktu di Rumah Sakit dalam tahap pemulihan, maupun setelah dirumah.
Untuk kegiatan selanjutnya, mampu merawat diri sesuai tingkat kemampuan dan melakukan personal hygine atau kebersihan diri secara mandiri.
Personal hygine kebersihan diri merupakan perawatan diri yang dilakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri, baik secara fisik maupun
mental. Tingkat kebersihan diri seseorang umumnya dilihat dari penampilan yang bersih dan rapi, serta upaya yang dilakukan seseorang untuk menjaga kebersihan
dan kerapihan tubuhnya setiap hari.
Kebersihan diri merupakan langkah awal dalam mewujudkan kesehatan diri, karena tubuh yang bersih meminimalkan risiko seseorang terjangkit suatu
penyakit. Maupun status kesehatan serta kondisi dan mental mempengaruhi dalam proses perawatan diri. Orang yang sedang sakit atau mengalami cacat fisik
dan gangguan mental akan terhambat kemampuanya untuk merawat diri secara mandiri Saputra, 2013.
Rencana tindakan keperawatan yang dilakukan adalah kaji kemampuan pasien dalam merawat dirinya, untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dalam
merawat diri. Bantupasien memenuhi kebutuhan sehari – hari, dengan programm
latihan. Sediakan waktu untuk pasien melakukan aktivitas
segenap kemampuannya. Berikan pujian terhadap kemampuan yang dicapai oleh pasien
dalam menolong dirinya, rasionalnya untuk memotivasi agar mematuhi program rehabilitasi Wilkinson, 2015.
Manajemen perawatan diri terdiri dari mengkaji kemandirian ADL, mengobservasi alat bantu ADL, melibatkan keluarga untuk memenuhi ADL, dan
mengajari klien untuk mnadiri, terutama personal hygiene agar tidak terjadi ketergantungan pada orang lain WHO, 2006.
8
Ketergantungan pasien pada keluarga terutama saat mandi, toileting dan berganti pakaian, dan tindakan yang dilakukan perawat yaitu membantu
mengakses ke kamar mandi, menyediakan perlengkapan mandi, menjelaskan cara mandi menggunakan sabun diatas tempat tidur maupun di kamar mandi
rasionalnya melatih untuk pasien mandi dengan melakukan sendiri dengan mandiri dipantau keluarga, melakukan perawatan mulut. Walaupun dengan
keterbatasan gerak, untuk memenuhi kemampuan toileting tugas perawat hanya menyiapkan alat untuk toiletingnya. Tindakan selanjutnya melatih pasien berjalan
menggunakan alat bantu krak.
Aktivitas yang menggunakan ekstermitas atas seperti makan, perawatan diri, dan mandi maupun selama perawatan di rumah sakit. Aktivitas dilakukan
ditempat tidur sehingga kemampuan ektermitas atas berperan penting Ropyanto, 2011.
Berdasarkan rencana tindakan keperawatan diatas, semua tindakan keperawatan dilakukan oleh penulis : yaitu mengkaji kemampuan pasien dalam
merawat diri, membantu pasien memenuhi kebutuhan sehari - hari dan memberikan pujian terhadap kemampuan yang dicapai.
Alasan penulis melakukan tindakan tersebut adalah untuk kenyamanan pasien, difokuskandalam merawat diri terutama melatih pasien agar mandi secara
mandiri, walaupun belum bisa sepenuhnya mandiri, sebagai program latihan untuk kesiapan pulang dan sebagai tindakan keperawatan di rumah sakit, karena
pasien tidak mau mandi, menunggu keluarga untuk dimandikan. Jika keluarga tidak ada tidak mau mandi.
Rencana tindakan untuk diagnosa kedua adalah kaji skala nyeri pasien, memberikan posisi semi fowler, immobilisasi pada bagian yang sakit ajarkan
teknik relaksasi, kolaboratif pemberian analgetik Hasil penelitian tentang upaya penurunan skala nyeri terhadap pasien post
operasi open fraktur dengan teknik relaksasi nafas dalam mampu menurunkan skala nyeri, hal ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh
Ayudianingsih 2009 tentang pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien pasca operasi fraktur femur. Hasil dari
penelitian tersebut dengan teknik relaksasi nafas dalam mampu mengurangi nyeri minimal 50 terhadap 60 sampai 70 pasien dengan keluhan nyeri..
Rencana tindakan untuk diagnosa ketiga adalah : Kaji imobilitas klien, Pertahankan postur tubuh dan posisi yang nyaman, Lakukan kerjasama dengan
keluarga dalam perawatan klien, Pertahankan balutan atau bidai sebagai alat immobilisasi di bagian yang sakit, Motivasi klien untuk membatasi pergerakan
pada bagian yang fraktur.
ROM range of motion terbukti untuk menigkatkan dan menyelamatkan klien dari kecacatan pada anggota gerak yang mengalami fraktur hal ini sesuai
dengan teori Lukman dan Ningsih , 2009 yang menyatakan bahwa fraktur dapat menyebabkan kecacatan pada anggota gerak yang mengalami fraktur, untuk itu
diharuskan segera dilakukan tindakan untuk menyelamatkan klien dari kecacatan fisik. Sedangkan kecacatan fisik dapat dipulihkan secara bertahap melalui latihan
rentang gerak yaitu dengan latihan ROM range of motion .
Rencana tindakan untuk diagnosa keempat adalah : Pantau Tanda - Tanda Vital, Kaji tanda-tanda peradangan infeksi, lakukan perawatan luka dengan teknik
aseptik, Lakukan perawatan luka terhadap prosedur invasif, Kolaborasi pemberian antibiotik.
9
1.4. Implementasi Keperawatan