PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODE PENELITIAN PEMBAHASAN

2.1.3 ModelPembelajaran 18 2.1.3.1 Model Pembelajaran Kooperatif 19 2.1.3.2 Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together NHT 20 2.1.3.3 Teori-Teori Belajar Yang Mendukung Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together 22 2.1.4 Materi Operasi Hitung Aljabar 24 2.1.5 Penelitian yang Relevan 27 2.2 Kerangka Konseptual 29 2.3 Hipotesis Tindakan 29

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 30 3.2 Subjek dan Objek Penelitian 30 3.3 Jenis Penelitian 30 3.4 Prosedur Penelitian 30 3.5 Rencana Tindakan 31 3.6 Sumber Data 35 3.7 Instrumen Penelitian 35 3.7.1 Lembar Observasi 36 3.7.2 Pedoman Wawancara 36 3.7.3 Lembar Validasi 37 3.7.4 Tes Hasil Belajar 40 3.8 Teknik Analisis Data 40 3.9 Indikator Keberhasilan Penelitian 42

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 hasil Penelitian 43 4.1.1 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus I 43 4.1.2 Pelaksanaan dan Hasil Pelaksanaan Siklus II 50 4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 57 BAB V 5.1. Kesimpulalan 62 5.2. Saran 62 DAFTAR PUSTAKA 63 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Tahapan dalam model pembelajaran kooperatif 19 Tabel 2.2 Langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together NHT 21 Tabel 3.1 Klasifikasi Hasil Observasi 41 Tabel 4.1 Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran Siklus I 46 Tabel 4.2 Rata-rata Skor Item Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran Siklus I 46 Tabel 4.3 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 47 Tabel 4.4 Hasil Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal pada Siklus I 48 Tabel 4.5 Capaian Penelitian Tindakan pada Siklus I 50 Tabel 4.6 Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran Siklus II 53 Tabel 4.7 Rata-rata Skor Item Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran Siklus II 54 Tabel 4.8 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus II 55 Tabel 4.9 Hasil Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal pada Siklus II 55 Tabel 4.10 Capaian Penelitian Tindakan pada Siklus II 57 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1 Desain penelitian tindakan model Kemmis Taggar 33 Gambar 5.1 Gerbang Depan SMP NEGERI 36 Medan 157 Gambar 5.2 Siswa sedang mengerjakan pretes 157 Gambar 5.3 guru menerangkan materi yang di pelajari 157 Gambar 5.4 Mengorganisasi dalam 6 kelompok belajar 158 Gambar 5.5 Guru membimbing dan mengawasi siswa dalam belajar Kelompok 158 Gambar 5.6 Salah satu perwakilan kelompok kedepan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok siswa 158 Gambar 5.7 Siswa mengerjakan hasil tes belajar 159 Gambar 5.8 Peneliti mengawasi siswa yang mengerjakan tes hasil belajar 159 Gambar 5.9 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk Mengemukakan pendapat bertanya dan menunjuk salah satu siswa 159 Gambar 5.10 Guru bidang studi selaku observer megamati kemampuan guru mengelola pembelajaran 160 Gambar 5.11 Observer megamati aktivitas belajar siswa selama pembelajara 160 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Tes Awal 67 Lampiran 2 Lembar Observasi Keterlibatan Siswa 68 Lampiran 3 Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran I 71 Lampiran 4 Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran II 73 Lampiran 5 Pedoman Wawancara 75 Lampiran 6 Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 76 Lampiran 7 Lembar Validasi Lembar Kegiatan Peserta Didik 82 Lampiran 8 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar 88 Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I 94 Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II 98 Lampiran 11 Lembar Kegiatan Peserta Didik Pertemuan I 102 Lampiran 12 Lembar Kegiatan Peserta Didik II 104 Lampiran 13 Tes Hasil BelajarPertemuan I 106 Lampiran 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 107 Lampiran 15 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV 111 Lampiran 16 Lembar Kegiatan Peserta Didik III 115 Lampiran 17 Lembar Kegiatan Peserta Didik IV 118 Lampiran 18 Tes Hasil Belajar II 121 Lampiran 19 Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran III 122 Lampiran 20 Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran IV 124 Lampiran 21 Lembar Observasi Keterlibatan Siswa 121 Lampiran 22 Pedoman penskoran 129 Lampiran 23 Daftar nama siswa kelas VIII-3 smp negeri 36 medan 130 Lampiran 24 Analisis hasil tes kemempuan awal 131 Lampiran 25 Analisis hasil tes hasil belajar siswa I 133 Lampiran 26 Analisis hasil tes hasil belajar siswa II 135 Lampiran 27 Daftar Anggota Kelompok Kooperatif Kelas VIII 3 Siklus I 137 Lampiran 28 Daftar Anggota Kelompok Kooperatif Kelas VIII 3 Siklus II 138 Lampiran 29 Dokumentasi Penelitian 139 ` 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keterlibatan siswa dapat diartikan sebagai peran aktif siswa sebagai partisipan di dalam proses belajar mengajar. Keterlibatan siswa hanya bisa dimungkinkan jika siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi atau terlibat dalam proses pembelajaran . Dalam proses belajar mengajar tradisional, dimana strategi ceramah selalu digunakan, para murid diharuskan tunduk dan patuh pada peraturan dan prosedur yang kaku. Ceramah dalam kelas matematika tradisional akan mengambil 80 dari waktu pembelajaran di kelas yang dikhususkan hanya untuk ceramah oleh pengajar Brahier, 2000. Ini berarti bahwa hanya 20 dari waktu yang tersisa bagi peserta didik untuk berkomunikasi dan mengajukan pertanyaan. Jika guru mengajar dengan cara seperti ini dalam periode waktu 150 menit dengan 40 siswa, maka setiap siswa hanya dapat mengajukan pertanyaan dan memberikan alasan selama 45 detik saja. Jika pengetahuan dibangun melalui interaksi sosial, maka strategi ceramah tentunya tidak akan menyisakan banyak waktu bagi siswa dalam membangun pengetahuan. Nardi dan Steward 2003 mengatakan bahwa terdapat ketidakpuasan di kalangan siswa dalam kuliah dan format praktek individu pendidikan matematika tradisional saat ini. Budaya kelas tampaknya mendorong citra matematika sebagai kegiatan penyelesaian tugas yang tidak bermakna dan tidak memerlukan tingkat konsentrasi yang tinggi Nardi Steward, 2003. Pernyataan ini dapat dibuktikan kebenarannya di kelas matematika yang sebelumnya diampu oleh peneliti sendiri di mana siswa membicarakan topik yang tidak berhubungan sama sekali dengan matematika pada saat mereka sedang berlatih matematika. Tampaknya bukan hanya tidak relevannya tugas matematika yang diberikan kepada siswa, tetapi juga praktek yang menjadikan matematika sebagai usaha individu itulah yang menciptakan perasaan isolasi antara siswa. Pembelajaran kooperatif merupakan solusi di dalam kelas matematika di mana terdapat siswa yang tidak berpartisipasi dalam proses belajar karena sedikitnya kesempatan bagi mereka untuk berpartisipasi. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu strategi pembelajaran yang memungkinkan seorang siswa mendukung siswa lain. Tidak dapat dipungkiri bahwa terkadang siswa dapat menjelaskan strategi pemecahan masalah untuk siswa lain dengan cara yang lebih baik. Gillies 2006 menyatakan bahwa terdapat dua situasi yang terjadi ketika siswa diminta untuk bekerja sama, yaitu pembelajaran kooperatif dan kerja kelompok. Dalam kerja kelompok mungkin saja terdapat beberapa aturan dan struktur yang berlaku, tetapi tidaklah terlalu mengikat sehingga semua peserta hampir dapat dikatakan terbebas dari aturan dan struktur tersebut, dan siswa juga diizinkan untuk mengambil alih situasi. Elemen-elemen kunci dari pembelajaran kooperatif tidak dilaksanakan dalam kerja kelompok. Dalam situasi seperti ini, Cohen 1994 menyatakan bahwa kelompok-kelompok membentuk hirarki sosial di mana satu atau beberapa peserta didik dalam kelompok dianggap sebagai ahli yang menguasai sebagian besar situasi, percakapan, dan aspek-aspek lain dari pengalaman belajar. Sementara anggota lain dalam kelompok tersebut cenderung menjadi peserta yang pasif, yang tidak terlibat penuh dalam pengerjaan tugas dan hanya mempersilahkan sang ahli tadi untuk menyelesaikan tugas. Situasi yang sama juga terjadi di kelas VIII-3 SMP Negeri 36 Medan dimana tidak semua siswa terlibat dalam belajar. Dari hasil observasi, ditemukan bahawa beberapa siswamendominasi siswa lain dalam konteks sosial, yang sebenarnya tidak diharapkan. Oleh karena itu, timbul permasalahan perilaku dan permasalahan motivasi dalam diri siswa. Selain itu, dari hasil observasi juga ditemukan bahwa sebagian besar siswa 71 tidak berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok yang diselenggarakan guru,sebagian besar siswa 74 tidak memperhatikan penjelasan guru atau teman. Permasalahan yang demikian ini tidak akan muncul jika gurumenerapkan pembelajaran kooperatif sebagai strategi pembelajaran yang tidak hanya sekedar kerja kelompok, karena jika terstruktur dengan benar, lingkungan belajar kooperatif seharusnya dapat menjadi jawaban untuk masalah ini. Dari hasil wawancara dengan guru matematika di kelas VIII-3 SMP Negeri 36 Medan, terungkap bahwa model kooperatif yang selama ini ia gunakan hanya berorientasi pada hasil belajar siswa dan kurang memperhatikan proses pembelajaran. Lebih lanjut, dari hasil penelurusan dokumen daftar nilai siswa di kelas tersebut diketahui bahwa sebagian besar 52 siswa harus mengikuti remedial pada topik terakhir dikarenakan skor tes mereka belum memenuhi kriteria ketuntasan klasikal yaitu skor minimal 70 dari skor maksimal 100. Seringkali ketika sebuah strategi pembelajaran diterapkan pada kelas, strategi tersebut menyatu dengan apa yang selama ini sudah bekerja di dalam kelas dan diterapkan berdasarkan pada pengalaman dari guru. Cara penerapan seperti ini sering berujung pada kaburnya informasi tentang pengaruh langsung strategi yang baru terhadap peningkatan kualitas pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti berpendapat bahwa kerja kelompok harus dilakukan bersama dengan pengajaran langsung. Kerja kelompok sendiri hanya akan menggantikan pekerjaan siswa secara individu. Dengan teridentifikasinya permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pembelajaran matematika di kelas VIII-3 SMP Negeri 36 Medan, upaya peningkatan keterlibatan siswa perlu mendapat perhatian dan usaha yang serius dari guru sebagai objek sentral dalam proses pembelajaran di sekolah. Guru sebagai salah satu faktor penting penentu keberhasilan pembelajaran berperan dalam merencanakan, mengelola, mengarahkan dan mengembangkan materi pembelajaran termasuk di dalamnya pemilihan model, pendekatan atau metode yang digunakan sangat menentukan jenis interaksi pembelajaran yang dilakoni siswa sekaligus keberhasilan pengajaran matematika.Salah satu model pembelajaran yang dapat di terapkan dalam pelajaran matematika adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya.Pada model pembelajaranini. Anak akan aktif mencaritahu sehingga mengurangi kebosanan yang biasa terjadi ketika pembelajaran matematika berlangsung.Menurut Trianto 2011:57 kooperatif memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEDUNG ADEM BOJONEGORO

0 3 1

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKANAKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADASUB POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR DI KELAS VIIB SMP NEGERI 4 JEMBER TAHUN AJARAN 2012/20

0 9 1

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR DI KELAS VIIB SMP NEGERI 4 JEMBER TAHUN AJARAN 2012/

0 9 19

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

0 8 5

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

0 7 55

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

1 17 95

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

0 8 56

MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DI KELAS VII.2 SMP NEGERI 1 BARRU

0 2 6

1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RAMBAH SAMO

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM OPERASI BENTUK AKAR

0 0 9