UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR MELALUI MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DI KELAS VIII SMP NEGERI 36 MEDAN T. A. 2016/2017.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN SISWA DALAM PROSES PE MBEL AJARAN O PERASI H ITUNG BENT UK ALJABAR

MELAL UI MO DEL KOO PERATI F NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DI KELAS VIII SMP

NEGERI 36 MEDAN T. A. 2016/2017

Oleh :

Wenny Uliandari Yusni NIM. 4123111086

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

M E D A N

2 0 1 7


(2)

(3)

iii

UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

MELALUI MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DI KELAS VIII SMP NEGERI 36

MEDAN T. A. 2016/2017

Wenny Uliandari Yusni (NIM. 4123111086) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui apakah model kooperatif Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan keterlibatan siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 36 Medan. (2) Mengetahu bagaimana hasil belajar matematika siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 36 Medan pada topik operasi hitung bentuk aljabar melalui pembelajaran model kooperatif Numbered Head Together (NHT). Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 36 Medan yang berjumlah 30 orang sedangkan objek dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan keterlibatan belajar matematika siswa pada materi operasi hitung bentuk aljabar tahun ajaran 2016/2017. Cara pengambilan data dilakukan melalui observasi dan tes, dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa siklus I diperoleh rata – rata 50%, meningkat pada siklus II diperoleh 86.7%. dari hasil tes awal diperoleh 13 orang siswa yang tuntas, ketuntasan klasikal 43,3%, rata –rata nilai tes 51,61%. Dari tes hasil belajar diperoleh 18 orang siswa yang tuntas,dengan ketuntasan klasikal 60%, rata –rata nilai tes 69,66%. Rata – rata nilai tes siswa meningkat 18,38% dari tes awal. Karena hasil belajar siswa termasuk dalam kategori sedang belum mencapai ketuntasan klasikal , maka pembelajaran dilanjutkan kesiklus II.

Pada pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dengan memgajak siswa lebih aktif untuk bertanya, memberikan soal latihan dan memberikan lebih banyak bimbingan saat proses pembelajaran upaya – upaya tersebut dari hasil belajar II diperoleh siswa yang tuntas 26 orang siswa dengan ketuntasan klasikal 86%, rata-rata nilai tes 86,16%.

Dari hasil penelitian yang dapat dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran numbered head together (NHT) dapat meningkatkan keterlibatan siswa SMP NEGERI 36 MEDAN.


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Keterlibatan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Operasi Hitung Bentuk Aljabar Melalui Model Kooperatif Numbered Head Together (Nht) Di Kelas VIII Smp Negeri 36 MedanT.A. 2016/2017”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Muliawan Firdaus, S.Pd., M.si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan dorongan, bimbingan serta saran kepada penulis sejak awal pembuatan proposal penelitian hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.si., Bapak Dr. Mulyono, M.si dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.si selaku dosen–dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian hingga terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si., Ph.D, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, Bapak Dr. Syafari, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah memberikan bantuan demi kelancaran penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Bahri selaku kepala sekolah SMP Negeri 36 Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dr. Hj, Novelina, S.Pd selaku guru


(5)

v

bidang studi matematika serta seluruh Bapak dan Ibu guru SMP Negeri 36 Medan yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian di sekolah tersebut.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda tercinta Yustoni Tanjung dan Ibunda tercinta Jusmaini Jambak yang terus memberikan motivasi dan doa demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini, juga kepada Adek Dwi Dyva Yusni, Muhammad Rizky Yusni yang juga selalu memberikan dukungan dan motivasi.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada kakanda Wici Fauzi, Naza, Rahman, Ridwan, Dwi, Nindy, Masni, Uyun, Uci, Risky A.S.L, Elsi, Indri. Ucapan terima kasih kepada sahabat tercinta saya Fany dan Sri selama 4 tahun perkuliahan selalu sama maupun senang ataupun sedih dan teman-teman lain yang tidak bisa disebut satu persatu, semangat dan do’anya hingga skripsi ini dapat selesai sebagaimana yang diharapkan.

Tak lupa pula rasa terima kasih penulis sampaikan kepada teman-teman program studi pendidikan matematika kelas reguler C 2012 atas semangatnya dan dorongannya.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu pengetahuan.

Medan, Januari 2017 Penulis,

Wenny Uliandari Yusni 4123111086


(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN i

RIWAYAT HIDUP ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Identifikasi Masalah 4

1.3 Batasan Masalah 5

1.4 Rumusan Masalah 5

1.5 Tujuan Penelitan 5

1.6 Manfaat Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis 7

2.1.1 Belajar 7

2.1.1.1 Pengertian Belajar 7

2.1.1.2 Hasil Belajar Matematika 8

2.1.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar 10

2.1.2 Keterlibatan Siswa 13

2.1.2.1 Definisi Keterlibatan Siswa 13


(7)

vii

2.1.3 ModelPembelajaran 18

2.1.3.1 Model Pembelajaran Kooperatif 19

2.1.3.2 Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together (NHT) 20

2.1.3.3 Teori-Teori Belajar Yang Mendukung Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together 22

2.1.4 Materi Operasi Hitung Aljabar 24

2.1.5 Penelitian yang Relevan 27

2.2 Kerangka Konseptual 29

2.3 Hipotesis Tindakan 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 30

3.2 Subjek dan Objek Penelitian 30

3.3 Jenis Penelitian 30

3.4 Prosedur Penelitian 30

3.5 Rencana Tindakan 31

3.6 Sumber Data 35

3.7 Instrumen Penelitian 35

3.7.1 Lembar Observasi 36

3.7.2 Pedoman Wawancara 36

3.7.3 Lembar Validasi 37

3.7.4 Tes Hasil Belajar 40

3.8 Teknik Analisis Data 40

3.9 Indikator Keberhasilan Penelitian 42

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 hasil Penelitian 43

4.1.1 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus I 43


(8)

viii

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 57 BAB V

5.1. Kesimpulalan 62

5.2. Saran 62


(9)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tahapan dalam model pembelajaran kooperatif 19 Tabel 2.2 Langkah-langkah dalam model pembelajaran

kooperatif Numbered Head Together (NHT) 21 Tabel 3.1 Klasifikasi Hasil Observasi 41 Tabel 4.1 Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran Siklus I 46

Tabel 4.2 Rata-rata Skor Item Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran

Siklus I 46 Tabel 4.3 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 47 Tabel 4.4 Hasil Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal

pada Siklus I 48 Tabel 4.5 Capaian Penelitian Tindakan pada Siklus I 50 Tabel 4.6 Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran Siklus II 53 Tabel 4.7 Rata-rata Skor Item Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran

Siklus II 54 Tabel 4.8 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus II 55 Tabel 4.9 Hasil Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal

pada Siklus II 55 Tabel 4.10 Capaian Penelitian Tindakan pada Siklus II 57


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Desain penelitian tindakan model Kemmis & Taggar 33 Gambar 5.1 Gerbang Depan SMP NEGERI 36 Medan 157 Gambar 5.2 Siswa sedang mengerjakan pretes 157 Gambar 5.3 guru menerangkan materi yang di pelajari 157 Gambar 5.4 Mengorganisasi dalam 6 kelompok belajar 158 Gambar 5.5 Guru membimbing dan mengawasi siswa dalam belajar

Kelompok 158 Gambar 5.6 Salah satu perwakilan kelompok kedepan untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompok siswa 158 Gambar 5.7 Siswa mengerjakan hasil tes belajar 159 Gambar 5.8 Peneliti mengawasi siswa yang mengerjakan tes hasil belajar 159 Gambar 5.9 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

Mengemukakan pendapat/ bertanya dan menunjuk salah

satu siswa 159 Gambar 5.10 Guru bidang studi selaku observer megamati kemampuan guru

mengelola pembelajaran 160 Gambar 5.11 Observer megamati aktivitas belajar siswa selama pembelajara 160


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Tes Awal 67 Lampiran 2 Lembar Observasi Keterlibatan Siswa 68 Lampiran 3 Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran I 71 Lampiran 4 Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran II 73 Lampiran 5 Pedoman Wawancara 75 Lampiran 6 Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 76 Lampiran 7 Lembar Validasi Lembar Kegiatan Peserta Didik 82 Lampiran 8 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar 88 Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I 94 Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II 98 Lampiran 11 Lembar Kegiatan Peserta Didik Pertemuan I 102 Lampiran 12 Lembar Kegiatan Peserta Didik II 104 Lampiran 13 Tes Hasil BelajarPertemuan I 106 Lampiran 14 RencanaPelaksanaan Pembelajaran III 107 Lampiran 15 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV 111 Lampiran 16 Lembar Kegiatan Peserta Didik III 115 Lampiran 17 Lembar Kegiatan Peserta Didik IV 118 Lampiran 18 Tes Hasil Belajar II 121 Lampiran 19 Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran III 122 Lampiran 20 Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran IV 124 Lampiran 21 Lembar Observasi Keterlibatan Siswa 121 Lampiran 22 Pedoman penskoran 129 Lampiran 23 Daftar nama siswa kelas VIII-3 smp negeri 36 medan 130 Lampiran 24 Analisis hasil tes kemempuan awal 131 Lampiran 25 Analisis hasil tes hasil belajar siswa I 133


(12)

xii

Lampiran 26 Analisis hasil tes hasil belajar siswa II 135 Lampiran 27 Daftar Anggota Kelompok Kooperatif Kelas VIII 3

(Siklus I) 137

Lampiran 28 Daftar Anggota Kelompok Kooperatif Kelas VIII 3

(Siklus II) 138 Lampiran 29 Dokumentasi Penelitian 139


(13)

(14)

` 1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keterlibatan siswa dapat diartikan sebagai peran aktif siswa sebagai partisipan di dalam proses belajar mengajar. Keterlibatan siswa hanya bisa dimungkinkan jika siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi atau terlibat dalam proses pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar tradisional, dimana strategi ceramah selalu digunakan, para murid diharuskan tunduk dan patuh pada peraturan dan prosedur yang kaku. Ceramah dalam kelas matematika tradisional akan mengambil "80% dari waktu pembelajaran di kelas yang dikhususkan hanya untuk ceramah oleh pengajar" (Brahier, 2000). Ini berarti bahwa hanya 20% dari waktu yang tersisa bagi peserta didik untuk berkomunikasi dan mengajukan pertanyaan. Jika guru mengajar dengan cara seperti ini dalam periode waktu 150 menit dengan 40 siswa, maka setiap siswa hanya dapat mengajukan pertanyaan dan memberikan alasan selama 45 detik saja. Jika pengetahuan dibangun melalui interaksi sosial, maka strategi ceramah tentunya tidak akan menyisakan banyak waktu bagi siswa dalam membangun pengetahuan.

Nardi dan Steward (2003) mengatakan bahwa terdapat ketidakpuasan di kalangan siswa dalam kuliah dan format praktek individu pendidikan matematika tradisional saat ini. "Budaya kelas tampaknya mendorong citra matematika sebagai kegiatan penyelesaian tugas yang tidak bermakna dan tidak memerlukan tingkat konsentrasi yang tinggi" (Nardi & Steward, 2003). Pernyataan ini dapat dibuktikan kebenarannya di kelas matematika yang sebelumnya diampu oleh peneliti sendiri di mana siswa membicarakan topik yang tidak berhubungan sama sekali dengan matematika pada saat mereka sedang berlatih matematika. Tampaknya bukan hanya tidak relevannya tugas matematika yang diberikan kepada siswa, tetapi juga praktek yang menjadikan matematika sebagai usaha individu itulah yang menciptakan perasaan isolasi antara siswa.

Pembelajaran kooperatif merupakan solusi di dalam kelas matematika di mana terdapat siswa yang tidak berpartisipasi dalam proses belajar karena


(15)

2

sedikitnya kesempatan bagi mereka untuk berpartisipasi. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu strategi pembelajaran yang memungkinkan seorang siswa mendukung siswa lain. Tidak dapat dipungkiri bahwa terkadang siswa dapat menjelaskan strategi pemecahan masalah untuk siswa lain dengan cara yang lebih baik.

Gillies (2006) menyatakan bahwa terdapat dua situasi yang terjadi ketika siswa diminta untuk bekerja sama, yaitu pembelajaran kooperatif dan kerja kelompok. Dalam kerja kelompok mungkin saja terdapat beberapa aturan dan struktur yang berlaku, tetapi tidaklah terlalu mengikat sehingga semua peserta hampir dapat dikatakan terbebas dari aturan dan struktur tersebut, dan siswa juga diizinkan untuk mengambil alih situasi. Elemen-elemen kunci dari pembelajaran kooperatif tidak dilaksanakan dalam kerja kelompok. Dalam situasi seperti ini, Cohen (1994) menyatakan bahwa kelompok-kelompok membentuk hirarki sosial di mana satu atau beberapa peserta didik dalam kelompok dianggap sebagai ahli yang menguasai sebagian besar situasi, percakapan, dan aspek-aspek lain dari pengalaman belajar. Sementara anggota lain dalam kelompok tersebut cenderung menjadi peserta yang pasif, yang tidak terlibat penuh dalam pengerjaan tugas dan hanya mempersilahkan sang ahli tadi untuk menyelesaikan tugas.

Situasi yang sama juga terjadi di kelas VIII-3 SMP Negeri 36 Medan dimana tidak semua siswa terlibat dalam belajar. Dari hasil observasi, ditemukan bahawa beberapa siswamendominasi siswa lain dalam konteks sosial, yang sebenarnya tidak diharapkan. Oleh karena itu, timbul permasalahan perilaku dan permasalahan motivasi dalam diri siswa. Selain itu, dari hasil observasi juga ditemukan bahwa sebagian besar siswa (71%) tidak berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok yang diselenggarakan guru,sebagian besar siswa (74%) tidak memperhatikan penjelasan guru atau teman. Permasalahan yang demikian ini tidak akan muncul jika gurumenerapkan pembelajaran kooperatif sebagai strategi pembelajaran yang tidak hanya sekedar kerja kelompok, karena jika terstruktur dengan benar, lingkungan belajar kooperatif seharusnya dapat menjadi jawaban untuk masalah ini.


(16)

3

Dari hasil wawancara dengan guru matematika di kelas VIII-3 SMP Negeri 36 Medan, terungkap bahwa model kooperatif yang selama ini ia gunakan hanya berorientasi pada hasil belajar siswa dan kurang memperhatikan proses pembelajaran. Lebih lanjut, dari hasil penelurusan dokumen daftar nilai siswa di kelas tersebut diketahui bahwa sebagian besar (52%) siswa harus mengikuti remedial pada topik terakhir dikarenakan skor tes mereka belum memenuhi kriteria ketuntasan klasikal yaitu skor minimal 70 dari skor maksimal 100.

Seringkali ketika sebuah strategi pembelajaran diterapkan pada kelas, strategi tersebut menyatu dengan apa yang selama ini sudah bekerja di dalam kelas dan diterapkan berdasarkan pada pengalaman dari guru. Cara penerapan seperti ini sering berujung pada kaburnya informasi tentang pengaruh langsung strategi yang baru terhadap peningkatan kualitas pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti berpendapat bahwa kerja kelompok harus dilakukan bersama dengan pengajaran langsung. Kerja kelompok sendiri hanya akan menggantikan pekerjaan siswa secara individu.

Dengan teridentifikasinya permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pembelajaran matematika di kelas VIII-3 SMP Negeri 36 Medan, upaya peningkatan keterlibatan siswa perlu mendapat perhatian dan usaha yang serius dari guru sebagai objek sentral dalam proses pembelajaran di sekolah. Guru sebagai salah satu faktor penting penentu keberhasilan pembelajaran berperan dalam merencanakan, mengelola, mengarahkan dan mengembangkan materi pembelajaran termasuk di dalamnya pemilihan model, pendekatan atau metode yang digunakan sangat menentukan jenis interaksi pembelajaran yang dilakoni siswa sekaligus keberhasilan pengajaran matematika.Salah satu model pembelajaran yang dapat di terapkan dalam pelajaran matematika adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya.Pada model pembelajaranini. Anak akan aktif mencaritahu sehingga mengurangi kebosanan yang biasa terjadi ketika pembelajaran matematika berlangsung.Menurut Trianto (2011:57) kooperatif memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok.


(17)

4

Adapun tipe pembelajaran kooperatif yang bisa di aplikasikan pada pembelajaran matematika, Numbered Head Together (NHT) merupakan salah satu dari strategi pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993). Model NHT mengacu pada belajar kelompok siswa, masing-masing anggota memiliki bagian tugas (pertanyaan) dengan nomor yang berbeda-beda ( Shoimin, 2014:107).

Menurut Istarani (2012:12) menyatakan bahwa:

Numbered Head Together (NHT) merupakan rangkaian penyampaaian materi dengan menggunakan kelompok sebagai wadah dalam menyatukan persepsi/pikiran siswa terhadap pertanyaan yang dilontarkan atau diajukan oleh guru, yang kemudianakan dipertanggungjawabkan oleh siswa sesuai dengan nomor permintaan guru dari masing-masing kelompok. Dengan demikian, dalam kelompok siswa diberi nomor masing-masing sesuai dengan nomor urutannya.

Dari uraian di atas model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dapat membantu siswa dalam memahami materi – materi pembelajaran matematika dikarenakan dalam model pembelajaran ini para siswa akan lebih terbuka untuk berkomunikasi dengan teman sebayanya. Model NHT (Numbered Head Together) dapat mengembangkan pemikiran siswa dan menyatukan aspek – aspek kognitif dan aspek – aspek sosial dalam pembelajaran serta dapat memberikan kesempatan terbuka kepada siswa untuk berbicara dan mengutarakan gagasannya sendiri dan memotivasi siswa untuk terlibat percakapan dalam kelas.

Dengan demikian model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) layak menjadi acuan pengembangan pembelajaran matematika di SMP Negeri 36 Medan sebagai upaya untuk meningkatkan keterlibatan siswa.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

a. Sebagian besar siswa SMPN 36 Medan tidak berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok yang diselenggarakan guru.

b. Sebagian besar siswa SMPN 36 Medan tidak memperhatikan penjelasan guru atau teman.


(18)

5

c. Model kooperatif yang selama ini digunakan guru hanya berorientasi pada hasil belajar siswa SMPN 36 Medan dan kurang memperhatikan proses pembelajaran.

d. Hasil belajar matematika siswa SMPN 36 Medan masih berada dalam kategori rendah.

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini memusatkan perhatian pada upaya peningkatan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dari aspek keterlibatan perilaku. Selain itu, hasil belajar siswa yang diukur adalah hasil belajar dalam ranah kognitif.

1.4 Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

a. Apakah model kooperatif Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan keterlibatan siswa pada topik operasi hitung bentuk aljabar di kelas VIII-3 SMP Negeri 36 Medan?

b. Bagaimanakah hasil belajar matematika siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 36 Medan pada topik operasi hitung bentuk aljabar melalui pembelajaran model kooperatif Numbered Head Together (NHT)?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

a. Mengetahui apakah model kooperatif Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan keterlibatan siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 36 Medan.

b. Mengetahu bagaimana hasil belajar matematika siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 36 Medan pada topik operasi hitung bentuk aljabar melalui pembelajaran model kooperatif Numbered Head Together (NHT).

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

a. Guru, dalam melatih kemampuan melaksanakan penelitian tindakan, dan meningkatkan inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran matematika.


(19)

6

b. Siswa, dalam upaya menumbuh-kembangkan kemampuan-kemampuan matematis dan aktivitasnya dalam pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan kemampuan dalam memahami matematika sebagai bekal keterampilan hidup di masyarakat.

c. Sekolah, dalambentuk rekomendasi tentang tindakan-tindakan inovatif pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru untuk meningkatkan kualitas hasil dan proses pembelajaran.


(20)

62 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Model kooperatif Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan keterlibatan siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 36 Medan.

2. Model kooperatif tipe NHT memberikan dampak pada peningkatan hasil belajar matematika siswa untuk materi Operasi Aljabar.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada guru matematika khususnya guru bidang studi matematika SMP Negeri 36 Medan dapat menerapkan model model pembelajaran koopertaif tipe NHT sebagai model pembelajaran yang berpusat pada siswa.

2. Kepada siswa SMP Negeri 36 Medan disarankan lebih berani dan aktif saat mengikuti proses pembelajaran dan bersedia membantu teman lainnya untuk belajar dan juga bersedia melakukan kerja sama dalam kelompok.

3. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian tindakan kelas ini disarankan untuk mengembangkan penelitian ini dengan lebih baik sehingga kedepanya diharapkan hasil yang lebih baik lagi.

4. kelemahan dari model pembelajaran NHT adalah bahwa model ini tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu yang lama dan tidak semua anggota kelompok dipanggil.


(21)

63

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, M. (2010). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta : Rineka Cipta.

Anderman, E. M.(2002). School Effects On Psychological Outcomes During Adolescence. Journal Of Educational Psychology, 94, 795-809.

Arikunto, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Astrawan .B. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Materi Bangun ruang sisi lengkung Kelas VIII SMP 3 Malang .jurnal Jurusan Pendidikan Matematika. Volume: 4 No.1 Tahun 2015.

Brahier, D. J.(2000). Teaching Secondary And Middle School Mathematics. Needham Heights, Massachusetts: Allyn & Bacon.

Chapman, E. (2003). Alternative Approaches To Assessing Student Engagement Rates. Practical Assessment Research & Evaluation, 8(13).

Connell, J. P. (1994). Educational Risk And Resilience In African-American Youth: Context, Self, Action, And Outcomes In School. Child Development, 65(2), 493-506.

Dimyati, M. (2013). Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta : Pt Rineka Cipta.

Djaali & Pudji, M. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Pt Grasindo.

Finn, J. D., & Voelkl, K. E. (1993). School Characteristics Related To Student Engagement. Journal Of Negro Education, 62(3), 249-268.

Fredricks, J. A., Blumenfeld, P. C., & Paris, A. H. (2004). School Engagement: Potential Of The Concept, State Of The Evidence. Review Of Educational Research, 74(1), 59-109.

Gamoran, A., & Nystrand, M. (1992). Taking Students Seriously. In F. M. Newmann (Ed.), Student Engagement And Achievement In American Secondary Schools (Pp.11-61). New York: Teachers College Press.

Gregory, R. J. (2000). Psycological Testing: History, Principles And Aplications. Boston: Allyn And Bacon.


(22)

64

Gustawiarna. ( 2012). Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas VII 3 SMPN 2 Kota Solok. Jurnal pendidikan matematika, Vol. IV. No. 1.

Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar, Bandung : Bumi Akasara Istarani. (2012). Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada.

Jimerson, S. R., Campos, E., & Greif, J. L. (2003). Toward An Understanding Of Definitions And Measures Of School Engagement And Related Terms. The California School Psychologist, 8, 7-27.

Jufri, W. 2013. Belajar Dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta Ladd, G. W. (1990). Having Friends, Keeping Friends, Making Friends, And Being

Liked By Peers In The Classroom: Predictors Of Children's Early School Adjustment? Child Development, 61(4), 1081-1100.

La Suha Is Habu, (2013), The Improve Learning Results and Creativity Student to Lesson Operation Count Numbers Through Cooperative Learning Type Numbered Heads Together (NHT) in Class IV SD District 6 3 Ambon-Indonesia, Journal Mathematical Theory and Moddeling ISSN: 2224-5804 Vol.3.No 5.

Mardianto. (2014). Psikologi Pendidikan, Medan : Perdana Publishing.

Maman, M. (2015) The Improve Learning Results And Engagement Student To Fraction Cooperative Numbered Heands Together (NHT) In Class VIII SMPN 2 Maros. International Journal Of Evaluation And Research In Education (IJERE). Vol.5, No.2 : 174 – 180.

Mukhtar, Mulyono, Firdaus, M. (2014). Pengembangan Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Dan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Sekolah Menengah Atas. Laporan Hasil Penelitian. Unimed: Tidak Dipublikasi.

Nardi, E., & Steward, S. (2003). Is Mathematics T.I.R.E.D.? A Profile Of Quiet Disaffection In The Secondary Mathematics Classroom. British Educational Reasearch Journal, 29, 345-367.

Pamungkas, S., Riyadi, Dan Usodo, B. (2015). Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heand Together Dan Talking Bread Pada Pokok Bahasan Geometri Dan Pengukuran Ditinjau Dari Kecerdasan Majemuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri Se-Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran


(23)

65

2014/2015. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika. Vol.3, No.8, Hal 894-903.

Pintrich, P. R., & De Groot, E. (1990). Motivated And Self-Regulated Learning Components Of Academic Performance. Journal Of Educational Psychology. 82, 33-40.

Purwanto, M. N. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Rubiyanto, R. Dan Marsudi, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas Dan Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: Fkip Ums.

Rusman. (2012). Model- Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru). Raja grafindo persada. Jakarta.

Sadirman A. M. (2011). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Pt Raja Grafindo Persada.

Schlechty, P. C. (2001). Shaking Up The School House: How To Support And Sustain Educational Innovation. San Francisco: Jossey-Bass.

Slameto (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta.

Suprijono, A. (2010). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Surabaya: Pustaka Belajar.

Sumantri. (2013). Upaya Meningkatkan Keterlibatan Siswa Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe Numbered Head Together ( NHT) Pada Materi sistem persamaan liniar dua variabel (SPLDV) Di Kelas VIII SMP Yapendak PTPN IV Tinjowan. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol.3, No.1 Tahun 2013.

Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya : Kencana Prenada Media Group.

Ula, S. S. (2013). Revolusi Belajar Optimalisasi Belajar Melalui Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk. Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.

Willms, J. D., Friesen, S. & Milton, P. (2009). What Did You Do In School Today? Transforming Classrooms Through Social, Academic And Intellectual Engagement. (First National Report) Toronto: Canadian Education Association.


(24)

66

Winkel, W. S. (1996) Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo.

Zimmerman, B. J. (1990). Self-Regulated Learning And Academic Achievement: An Overview. Educational Psychologist, 21, 3-17.


(1)

b. Siswa, dalam upaya menumbuh-kembangkan kemampuan-kemampuan matematis dan aktivitasnya dalam pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan kemampuan dalam memahami matematika sebagai bekal keterampilan hidup di masyarakat.

c. Sekolah, dalambentuk rekomendasi tentang tindakan-tindakan inovatif pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru untuk meningkatkan kualitas hasil dan proses pembelajaran.


(2)

62

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Model kooperatif Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan keterlibatan siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 36 Medan.

2. Model kooperatif tipe NHT memberikan dampak pada peningkatan hasil belajar matematika siswa untuk materi Operasi Aljabar.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada guru matematika khususnya guru bidang studi matematika SMP Negeri 36 Medan dapat menerapkan model model pembelajaran koopertaif tipe NHT sebagai model pembelajaran yang berpusat pada siswa.

2. Kepada siswa SMP Negeri 36 Medan disarankan lebih berani dan aktif saat mengikuti proses pembelajaran dan bersedia membantu teman lainnya untuk belajar dan juga bersedia melakukan kerja sama dalam kelompok.

3. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian tindakan kelas ini disarankan untuk mengembangkan penelitian ini dengan lebih baik sehingga kedepanya diharapkan hasil yang lebih baik lagi.

4. kelemahan dari model pembelajaran NHT adalah bahwa model ini tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu yang lama dan tidak semua anggota kelompok dipanggil.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, M. (2010). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta : Rineka Cipta.

Anderman, E. M.(2002). School Effects On Psychological Outcomes During Adolescence. Journal Of Educational Psychology, 94, 795-809.

Arikunto, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Astrawan .B. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Materi Bangun ruang sisi lengkung Kelas VIII SMP 3 Malang .jurnal Jurusan Pendidikan Matematika. Volume: 4 No.1 Tahun 2015.

Brahier, D. J.(2000). Teaching Secondary And Middle School Mathematics. Needham Heights, Massachusetts: Allyn & Bacon.

Chapman, E. (2003). Alternative Approaches To Assessing Student Engagement Rates. Practical Assessment Research & Evaluation, 8(13).

Connell, J. P. (1994). Educational Risk And Resilience In African-American Youth: Context, Self, Action, And Outcomes In School. Child Development, 65(2), 493-506.

Dimyati, M. (2013). Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta : Pt Rineka Cipta.

Djaali & Pudji, M. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Pt Grasindo.

Finn, J. D., & Voelkl, K. E. (1993). School Characteristics Related To Student Engagement. Journal Of Negro Education, 62(3), 249-268.

Fredricks, J. A., Blumenfeld, P. C., & Paris, A. H. (2004). School Engagement: Potential Of The Concept, State Of The Evidence. Review Of Educational Research, 74(1), 59-109.

Gamoran, A., & Nystrand, M. (1992). Taking Students Seriously. In F. M. Newmann (Ed.), Student Engagement And Achievement In American Secondary Schools (Pp.11-61). New York: Teachers College Press.

Gregory, R. J. (2000). Psycological Testing: History, Principles And Aplications. Boston: Allyn And Bacon.


(4)

Gustawiarna. ( 2012). Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas VII 3 SMPN 2 Kota Solok. Jurnal pendidikan matematika, Vol. IV. No. 1.

Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar, Bandung : Bumi Akasara Istarani. (2012). Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada.

Jimerson, S. R., Campos, E., & Greif, J. L. (2003). Toward An Understanding Of Definitions And Measures Of School Engagement And Related Terms. The California School Psychologist, 8, 7-27.

Jufri, W. 2013. Belajar Dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta Ladd, G. W. (1990). Having Friends, Keeping Friends, Making Friends, And Being

Liked By Peers In The Classroom: Predictors Of Children's Early School Adjustment? Child Development, 61(4), 1081-1100.

La Suha Is Habu, (2013), The Improve Learning Results and Creativity Student to Lesson Operation Count Numbers Through Cooperative Learning Type Numbered Heads Together (NHT) in Class IV SD District 6 3 Ambon-Indonesia, Journal Mathematical Theory and Moddeling ISSN: 2224-5804 Vol.3.No 5.

Mardianto. (2014). Psikologi Pendidikan, Medan : Perdana Publishing.

Maman, M. (2015) The Improve Learning Results And Engagement Student To Fraction Cooperative Numbered Heands Together (NHT) In Class VIII SMPN 2 Maros. International Journal Of Evaluation And Research In Education (IJERE). Vol.5, No.2 : 174 – 180.

Mukhtar, Mulyono, Firdaus, M. (2014). Pengembangan Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Dan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Sekolah Menengah Atas. Laporan Hasil Penelitian. Unimed: Tidak Dipublikasi.

Nardi, E., & Steward, S. (2003). Is Mathematics T.I.R.E.D.? A Profile Of Quiet Disaffection In The Secondary Mathematics Classroom. British Educational Reasearch Journal, 29, 345-367.

Pamungkas, S., Riyadi, Dan Usodo, B. (2015). Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heand Together Dan Talking Bread Pada Pokok Bahasan Geometri Dan Pengukuran Ditinjau Dari Kecerdasan Majemuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri Se-Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran


(5)

2014/2015. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika. Vol.3, No.8, Hal 894-903.

Pintrich, P. R., & De Groot, E. (1990). Motivated And Self-Regulated Learning Components Of Academic Performance. Journal Of Educational Psychology. 82, 33-40.

Purwanto, M. N. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Rubiyanto, R. Dan Marsudi, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas Dan Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: Fkip Ums.

Rusman. (2012). Model- Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru). Raja grafindo persada. Jakarta.

Sadirman A. M. (2011). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Pt Raja Grafindo Persada.

Schlechty, P. C. (2001). Shaking Up The School House: How To Support And Sustain Educational Innovation. San Francisco: Jossey-Bass.

Slameto (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta.

Suprijono, A. (2010). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Surabaya: Pustaka Belajar.

Sumantri. (2013). Upaya Meningkatkan Keterlibatan Siswa Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe Numbered Head Together ( NHT) Pada Materi sistem persamaan liniar dua variabel (SPLDV) Di Kelas VIII SMP Yapendak PTPN IV Tinjowan. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol.3, No.1 Tahun 2013.

Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya : Kencana Prenada Media Group.

Ula, S. S. (2013). Revolusi Belajar Optimalisasi Belajar Melalui Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk. Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.

Willms, J. D., Friesen, S. & Milton, P. (2009). What Did You Do In School Today? Transforming Classrooms Through Social, Academic And Intellectual Engagement. (First National Report) Toronto: Canadian Education Association.


(6)

Winkel, W. S. (1996) Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo.

Zimmerman, B. J. (1990). Self-Regulated Learning And Academic Achievement: An Overview. Educational Psychologist, 21, 3-17.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEDUNG ADEM BOJONEGORO

0 3 1

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKANAKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADASUB POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR DI KELAS VIIB SMP NEGERI 4 JEMBER TAHUN AJARAN 2012/20

0 9 1

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR DI KELAS VIIB SMP NEGERI 4 JEMBER TAHUN AJARAN 2012/

0 9 19

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

0 8 5

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

0 7 55

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

1 17 95

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

0 8 56

MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DI KELAS VII.2 SMP NEGERI 1 BARRU

0 2 6

1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RAMBAH SAMO

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM OPERASI BENTUK AKAR

0 0 9