Syarat - Syarat Hadhanah.

44 kecil itu, antara si ibu dengan suami yang baru paman si anak ini. 53 Sedangkan dalam Kitab Kifayatul Ahyar Jilid II, syarat – syarat seseorang yang dapat diberikan hadhanah atau hak asuh anak, yakni : a. Berakal sehat, b. Merdeka, c. Beragama islam, d. Memelihara kehormatannya, e. Dapat dipercaya, f. Tinggal menetap, g. Dan tidak bersuami baru. 54

3. Pihak – Pihak Yang Berhak Atas Hadhanah

Dalam proses perceraian antara suami dan istri, orang yang paling mempunyai hak asuh atau hadhanah terhadap anak yang masih dibawah umur adalah ibunya. Namun, ada pula pihak – pihak lain yang juga mempunyai hak asuh atau hadhanah terhadap anak tersebut, tetaoi lebih diutamakan dari pihak ibu. Adapun urutan orang – orang 53 Muhammad Syaifuddin et al., Op.cit., hlm : 379 54 Asep Saepudin Jahar et al.Op.Cit, hlm : 64 45 yang berhak menerima hak asuh atau hadhanah anak tersebut menurut para ahli fiqih, adalah : a. Ibu, b. Nenek dari pihak ibu dan terus keatas, c. Nenek dari pihak ayah, d. Saudara kandung anak tersebut, e. Saudara perempuan seibu, f. Saudara perempuan seayah, g. Anak perempuan dari saudara perempuan sekandung, h. Anak perempuan dari saudara perempuan seayah, i. Saudara perempuan ibu yang sekandung, j. Saudara perempuan yang seibu dengannya bibi, k. Saudara perempuan ibu yang seayah dengannya bibi, l. Anak perempuan dari saudara perempuan seayah, m. Anak perempuan dari saudara laki – laki sekarang, n. Anak perempuan dari saudara laki – laki seibu, o. Anak perempuan dari laki – laki seayah, p. Bibi yang sekandung dengan ayah, q. Bibi yang seibu dengan ayah, r. Bibi yang seayah dengan ayah, s. Bibi dari pihak ibu, t. Bibi ayah dari pihak ibunya, 46 u. Bibi ibu dari pihak ayahnya, v. Bibi ayah dari pihak ayah. 55 Apabila anak tersebut tidak mempunyai kerabat perempuan dari kalangan mahram atas, atau ada tetapi tidak bisa mengasuhnya, maka pengasuhan akan beralih kepada kerabat laki – laki yang masih mahramnya atau masih ada hubungan darah nasab yang sesuai dengan urutan masing – masing dalam persoalan waris, sebagai berikut : a. Ayah kandung anak, b. Kakek dari pihak ayah dan terus keatas, c. Saudara laki – laki sekandung, d. Saudara laki – laki seayah, e. Anak laki – laki dari saudara laki – laki sekandung, f. Anak laki – laki dari saudara laki – laki seayah, g. Paman yang sekandung dengan ayah, h. Paman yang seayah dengan ayah, i. Pamannya ayah yang sekarang, j. Pamannya ayah yang seayah dengan ayah. 56 55 Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan., Op.cit., hlm :309 56 Ibid., 47 Jika tidak ada seorang kerabat dari mahram laki- laki atau tidak bisa mengasuh abak, maka hak pengasuh anak itu beralih mahram – mahramnya yang laki – laki selain kerabat dekat, yaitu : a. Ayah ibu kakek, b. Saudara laki – laki seibu, c. Anak laki – laki dari saudara laki- laki seibu, d. Paman yang seibu dengan ayah, e. Paman yang sekandung dengan ibu, f. Paman yang seayah dengan ayah, 57 57 Ibid., hlm : 310