Faktor Hukum Faktor Pembuat Undang-undang.

lxxxix bertaqwalah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang engkau kerjakan”. Jelas sekali dalam ayat ini kita diperintahkan untuk merencanakan apa yang akan kita perbuat untuk masa depan. 2. Teori Bekerjanya Hukum Ditinjau dari teori bekerjanya hukum menurut pendapat Chambliss dan Siedman, bahwa setiap peraturan hukum memberi tahu tentang bagaimana pemegang peran bertindak, sedangkan peraturan hukum adalah merupakan alat bagi pihak-pihak yang terkait, 92 di dalam Pelaksanaan Asuransi Takaful Dana Pendidikan peserta asuransi sebagai pemilik modal dan PT Asuransi Takaful sebagai pengelola modal sebagai pemegang peran sangat menentukan dapat atau tidaknya menghilangkan riba. Ada beberapa faktor dalam bekerjanya hukum diantaranya :

a. Faktor Hukum

Didalam Hukum Ekonomi, Islam memberi batasan yang sangat fleksibel sekali. Sebagaimana tersebut dalam Surat al- Baqarah.: 277 yang berbunyi : Sistim transaksi hanya dibatasi dengan dilarang dengan cara yang batal cara memperoleh harta dengan jalan yang tidak halal, transaksi dengan suka sama suka diantara kamu ﻢﻜﻨﻣ ضاﺮﺗ ﻦﻋ, ini adalah memberikan kebebasan yang amat luas dalam segala bentuk transaksi. Karena hukum ini bersumber dari perjanjian yang dibuat bersama, maka 92 Soeryono Soekanto. 1986. Efektifitas dan peranan Sosial, Remaja Karya Bandung. hal. 5. ﻦﻋ ةرﺎﺠﺗ نﻮﻜﺗ نا ﻻا ﻞﻃ ﺎﺒﻟﺎﺑ ﻢﻜﻨﯿﺑ ﻢﻜﻟاﻮﻣا اﻮﻠﻛءﺎﺗ ﻻو ﻢﻜﻨﻣ ضاﺮﺗ xc apa yang ditulis didalam surat perjanjian tersebut bentuknya mengikat kedua belah pihak, dan masing-masing akan melaksanakan isi akad tersebut, akad itu harus tidak bertentangan dengan konsep-konsep dasar yang dituangkan didalam al Qur’an. Larangan didalam al Quran dan al Hadits hanya berbentuk tekanan pada moral yaitu jual beli boleh sedangkan riba itu haram dan bentuk sanksinya adalah akhirat, bukan sanksi pidana didunia, sehingga pelanggaran riba ini sudah menjadi terbiasa didalam masyarakat baik yang mengetahui atau yang tidak, hal ini disebabkan karena belum adanya Undang-Undang yang khusus mengatur asuransi syariah yang dengan tegas memberikan sanksi pidana terhadap pelanggaran riba. Dari uraian diatas maka harus kembali pada tatanan yang tertuang didalam al Qur’an dan al Hadits yang telah ditafsirkan oleh para Imam Mazhab .

b. Faktor Pembuat Undang-undang.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian, Pasal 13 1 disebutkan bahwa investasi perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi wajib dilakukan pada jenis investasi yang aman dan menguntungkan serta memiliki tingkat likuiditas yang sesuai dengan kewajiban yang harus dipenuhi. 2 Menteri menetapkan jenis-jenis investasi yang tidak boleh dilakukan oleh Perusahaan asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Sedang dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah KHES Pasal 564 1 Perusahaan ta’min asuransi selaku pemegang amanah wajib melakukan investasi dari dana yang terkumpul. 2 Investasi sebagaimana dalam ayat 1 wajib dilakukan sesuai dengan prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah sendiri adalah prinsip-prinsip sebagaimana dimaksud dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama xci Indonesia Nomor 21DSN-MUIX2001. angka 2, yaitu tidak mengandung gharar ketidak jelasan, maysir perjudian, riba, dzulum penganiayaan, risywah suap, barang haram dan maksiat. Dan dalam Keputusan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 21DSN-MUIX2001, tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah, bagian kedelapan, tentang Investasi, disebutkan pada angka 1 Perusahaan selaku pemegang amanah wajib melakukan investasi dari dana yang terkumpul. 2 Investasi wajib dilakukan sesuai dengan syariah. Sedang bagian kesembilan disebutkan bahwa Asuransi syariah hanya dapat melakukan reasuransi kepada perusahaan reasuransi yang berlandaskan prinsip syariah. Dari hasil temuan, ternyata Asuransi Takaful Dana Pendidikan di PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Surakarta telah melaksanakan sesuai dengan apa yang termuat dalam fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 21DSN-MUIX2001, yang dijadikan dasar operasional asuransi tersebut yang mewajibkan kepada perusahaan agar investasi dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, sehingga pelaksanaan Asuransi Takaful Dana Pendidikan di PT Asuransi Keluarga Cabang Surakarta telah sesuai dengan prinsip syariah sebagaimana diatur dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah maupun Fatwa Dewan Syariah Indonesia, karena dana atau premi yang terkumpul dari para peserta Asuransi Takaful Pendidikan, oleh pengelola dana tersebut dinvestasikan melalui Deposito Bank Muamalat Indonesia yaitu Bank yang dikelola secara syariah dan ini tidak bertentangan dengan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah pasal 564 ayat 1 Perusahaan ta’min asuransi selaku pemegang amanah wajib melakukan investasi dari dana yang terkumpul, dan ayat 2 Investasi sebagaimana dalam ayat 1 wajib dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. xcii

c. Faktor lembaga pelaksana.