xli Asuransi sosial adalah
program asuransi
wajib yang
diselenggarakan pemerintah berdasarkan Undang-Undang. Maksud dan tujuan asuransi sosial adalah menyediakan jaminan dasar bagi
masyarakat dan tidak bertujuan untuk mendapatkan keuntungan komersial.
Dari tiga kategori asuransi tersebut yang menyebutkan program asuransi jiwa dan asuransi jiwa diantaranya asuransi untuk
pendidikan, sehingga perlu mengemukakan tentang asuransi jiwa.
c. Pengertian Asuransi Jiwa
Menurut H. M. N. Purwosutjipto, SH. mendifinisikan asuransi jiwa sebagai :
“Perjanjian timbal balik antara penutup pengambil asuransi dengan penanggung, dengan mana penutup asuransi mengikatkan diri
selama jalannya pertanggungan membayar uang premi kepada penanggung, sedangkan penanggung sebagai akibat langsung dari
meninggalnya seseorang yang jiwanya dipertanggungkan atau telah lampaunya jangka waktu yang diperjanjikan, mengikatkan diri untuk
membayar sejumlah uang tertentu kepada orang yang ditunjuk oleh penutup asuransi sebagai penikmatnya”
48
Asuransi jiwa merupakan suatu cara sekelompok orang untuk bekerja sama meratakan beban kerugian karena kematian relatif muda
premature death atau hidup terlalu lama, sehingga menurunnya
melampaui produktivitas atau ketidak mampuan menyediakan kebutuhan ekonominya.
49
Menurut Abas Salim, “Asuransi jiwa adalah asuransi yang bertujuan menanggung orang terhadap kerugian finansial tak terduga
48
H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Jakarta, Djambangan, l983, hlm.118.
49
Supardjono, Perasuransian di Indonesia, Cet. 1, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. l999, hlm. 140.
xlii yang disebabkan karena meninggalnya terlalu cepat atau hidup nya terlalu
lama”. Disini terlukis bahwa dalam asuransi jiwa risiko yang dihadapi
untuk : 1.
Risiko kematian 2.
Hidup seseorang terlalu lama
50
Dari beberapa pengertian tentang asuransi jiwa di atas, pada prinsipnya satu sama lain terdapat persamaan. Meskipun teks
penyampaiannya berbeda-beda, tetapi tidak terlepas dari tiga unsur yang tercakup dalam asuransi jiwa yaitu :
a. Pihak yang mengikatkan diri untuk membayar premi pemegang polis
b. Pihak yang mengikatkan diri untuk membayar sejumlah uang
penanggung c.
Pembayaran sejumlah uang yang digantungkan pada peristiwa tertentu meninggalnya tertanggung yang belum diketahui kapan terjadinya.
Definisi yuridis tentang asuransi jiwa telah ditetapkan dalam pasal 1 Undang-undang Nomor 2 Tahun l992 tentang Usaha Perasuransian
adalah: “Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dimana
pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang
yang dipertanggungkan”.
51
50
Abbas Salim, Asuransi dan Menejemen Risiko, Eds 2-9. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2007, hlm. 25.
51
C.S.T. Kansil dan Kristine, Kitab Undang-Undang Hukum Perusahaan, Jakarta: Pradnya Paramita, 2000.hlm.232.
xliii Berkaitan dengan pasal 1 sub 6 Undang-Undang Nomor 2 tahun
1992, menyebutkan bahwa : “Perusahaan asuransi jiwa adalah perusahaan yang memberikan jasa
dalam penanggulangan resiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan”.
52
Tentang jiwa sebagai obyek pertanggungan, hal ini sesuai dengan pasal 302 KUHD, yang menyebutkan :
“Jiwa seseorang dapat, guna keperluan yang berkepentingan, dipertanggungkan, baik untuk selama hidupnya, maupun untuk sesuatu
yang ditetapkan dalam perjanjian”.
53
Jadi, secara yuridis, untuk suatu kepentingan, jiwa dapat dipertanggungkan, sebelum lahirnya Udang-Undang Nomor 2 Tahun
1992 tentang Usaha Perasuransian, para sarjana didalam mendefinisikan asuransi jiwa selalu merujuk kepada KUHD dimana didalamnya tidak ada
pasal yang memuat definisi asuransi jiwa secara limitatif, tetapi normatif. Maka dapat disimpulkan pengertian asuransi jiwa adalah Perjanjian
timbal balik antara penutup asuransi pemegang polis dengan penanggung, dengan mana pemegang polis mengikatkan diri untuk
membayar premi kepada penanggung selama jalannya pertanggungan, sedang penanggung berkewajiban membayar sejumlah uang kepada ahli
waris atau penerima manfaat yang ditunjuk dalam polis, sebagai akibat jatuhnya peristiwa yang belun pasti, yang dikaitkan dengan hidup atau
meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan.
d. Berakhirnya Perjanjian Asuransi Jiwa.