Konsep Islam Tentang Asuransi Pengertian Kafalah

xxxi bidang hak milik. Islam melarang kapitalis, menumpuk harta kekayaan, mengembangkan dan membelanjakan yang sama sekali tidak memperhatikan kepentingan orang lain, bahkan merampas hak milik individu. Ekonomi Islam bersifat tengah-tengah, tidak mendhalimi masyarakat khususnya kaum lemah, juga tidak mendhalimi hak individu, Islam mengakui hak individu dan masyarakat.

4. Konsep Islam Tentang Asuransi

Perjanjian asuransi adalah hal baru yang belun pernah terjadi pada masa Rasulullah SAW, para sahabat serta tabi’in, tetapi tentang timbulnya asuransi, belum didapati bahan lengkap yang mengungkapkannya. Menurut penelitian para ahli, sesunguhnya sejarah lahirnya sistem asuransi di Eropa mulai pada abad ke 14 Masehi. Sedangkan di dunia Timur, hal itu baru dikenal setelah lima abad kemudian, yaitu sekitar abad 19 Masehi abad ke 23 H, ketika kian kuatnya perhubungan ekonomi antara dunia barat dan timur. 28 Persoalan asuransi merupakan bentuk muamalah baru, namun masalah akad tanggung menanggung telah dikenal pada masa Rasulullah yang kita kenal dengan istilah kafalah. Persoalan kafalah dalam fiqh Islam berkaitan dengan masalah utang piutang antara seseorang dan pihak lain dengan melibatkan pihak ketiga sebagai penjamin.

1. Pengertian Kafalah

a. Menurut arti bahasa: 29 Imam Hanafi dan Hambali ﻢﻀﻟا , menurut Imam Syafi’I ماﺰﺘﻟﻻا 28 Hamzah Ya’qub, Kode Etik Dagang Menurut Islam, CV. Diponegoro,.Bandung, hlm.290. 29 Wahbah Zuhaily, al Fiqhul Islamy wa Adillatuhu, Darul Fikri, Cet Ketiga, Damaskus, 1989. hal. 132 xxxii b. Pengertian kafalah. 1 Menurut Imam Hanafi : 2 Menurut Ulama Habaliyah, Malikiyah dan Syafiyah : 2. Macam-macam kafalah: 30 a. Kafalah Nafs b. Kafalah Mal c. Kafalah A’Yan Para Imam Mazhab sepakat kafalah itu dibolehkan, adapun kafalah yang berbentuk hukuman ada beberapa pendapat. 31 Menurut Imam Syafii Hanabilah berpendapat : 30 Ibid 31 Abdurrahman al Jazairi, Kitabul Fiqhi ala Mazahibil arbaah, Daul Kotob Ilmiyah, Beirut, Cetakan Ketiga, 2008. Juz. V. hl. 223. ﻖﺤﻟا ماﺰﺘﻟا ﻲﻓ ﮫﻨﻋ نﻮﻤﻀﻤﻟا ﺔﻣ ذ ﻲﻟا ﻦﻣ ﺎﻀﻟا ﺔﻣ ذ ﻢﺿ ﻦﯾﺪﻟا ﻲﻓ يا beban penanggung pada tertanggung untuk memperoleh hak atau pembayaran sejumlah utang. ﻲﻟا ﻞﯿﻔﻜﻟا ﺔﻣذ ﻢﺿ يا ﺎﻘﻠﻄﻣ ﺔﺒﻟ ﺎﻄﻤﻟا ﻲﻓ ﺔﻣ ذ ﻲﻟا ﺔﻣ ذ ﻢﺿ ﻦﯾﺪﻟا ﺔﻣ ذ beban penanggung atas sejumlah tanggungan نﺎﯿﻋﻻاﺎﺑ ﺔﻟﺎﻔﻜﻟا لﺎﻤﻟﺎﺑ ﺔﻟﺎﻔﻜﻟا ﺲﻔﻨﻟﺎﺑ ﺔﻟﺎﻔﻜﻟا ﻲھ ﺔﻟﺎﻔﻜﻟا عاﻮﻧا Macam-2 kafalah yaitu kafalah jiwa, kafalah harta, kafalah tolong- menolong. ﻮھو ﻞﻌﻔﻟﺎﺑ ﺔﻟﺎﻔﻛ ﺲﻔﻨﻟﺎﺑ ﺔﻟﺎﻔﻜﻟا نﻻ ﻖﺤﻟا ﮫﯿﻠﻋ ﻦﻣ ﺲﻔﻨﺑ ﺔﻟﺎﻔﻜﻟا ﺢﺼﺗ ﻢﯿﻠﺴﺗ ﺲﻔﻨﻟا dibolehkan kafalah jiwa seseorang yg berhak , karena kafalah jiwa adalah kafalah dengan perbuatan . ﻲﻣدﻻ ﺔﺑﻮﻘﻋ ﮫﯿﻠﻋ ﻦﻤﻟ وا لﺎﻣ ﮫﯿﻠﻋ ﻦﻤﻟ نﺪﺒﻟا وا ﺲﻔﻨﻟﺎﺑ ﺔﻟﺎﻔﻜﻟا ﺔﺤﺻ ﻲﻟﺎﻌﺗ ﷲادوﺪﺣ ﻲﻓ ﻎﻨﻣو صﺎﺼﻘﻛ boleh kafalah jiwa atau badan bagi orang yang berharta atau orang yang mendapat hukuman pidana terhadap sesama manusia seperti qisas, dan tidak dibenarkan kafalah terhadap hukuman hudud seperti pencuri dan pemabuk ﻲﻣدﻻ ما ﷲا ﻖﺣ نﺎﻛ ءاﻮﺳ ﺪﺣ ﮫﯿﻠﻋ ﻦﻣ نﺪﺒﺑ ﺔﻟﺎﻔﻜﻟا ﺢﺼﺗﻻ tidak dibenarkan kafalah badan seseorang yang terkena hukuman baik yang hudud hak Allah atau manusia xxxiii Jumhur ulama mendefinisikan kafalah dengan “ mengumpulkan tanggung jawab penjamin dengan tanggung jawab orang yang dijamin dalam masalah hak atau utang, sehinga hak atau utang itu menjadi tanggung jawab keduanya.” Ulama Madzhab Hanafi mendifinisikan dengan “Mempersatukan tanggung jawab lainnya dalam hal tuntutan secara mutlak, baik berkaitan dengan jiwa, utang , materi, maupun pekerjaan”. 32 Kafalah ada dua macam: a. Kafalah jiwa, yaitu adanya kemestian pada pihak kafil untuk menghadirkan orang yang ia tanggung yang ia janjikan tanggungan makful lahu. 33 b. Kafalah harta, yaitu kewajiban yang harus dipenuhi kafil dengan pemenuhan berupa harta, jenis ini ada tiga macam: 1 Kafalah bi ad-dain , yaitu kewajiban membayar hutang yang menjadi tanggungan orang lain. 34 Didalam hadits Salamah bin Al Akwa’, bahwa Nabi SAW tidak mau menyalatkan orang yang mempunyai kewajiban membayar hutang. Lalu Qotadah mengatakan : ﮫﯿﻠﻋ ﻞﺻو ﮫﻨﯾ د ﻲﻠﻋو ﷲا ل ﻮﺳر ﺎﯾ ﮫﯿﻠﻋ ﻞﺻ “ Wahai Rasulullah, Sholatkanlah dia, dan aku yang berkewajiban membaya rkan hutangnya. Rasulullah kemudian menyalatkannya ” . 32 Abdul Aziz Dahlan, Opcit, hlm. 846-847. 33 Sayyid Sabiq, Fikhus Sunnah. Hlm. 162 34 Ibid. xxxiv 2 Kafalah dengan materi atau kafalah dengan menyerahkan, yaitu kewajiban menyerahkan materi tertentu yang ada di tangan orang lain, seumpamanya mengembalikan barang yang ghasab kepada si pelaku ghasab, dan menyerahkan barang jualan kepada si pembeli. 3 Kafalah dengan darak Maksudnya dengan barang yang didapat berupa harta terjual dan mendapat bahaya, lantaran sebab lama yang ada pada barang jualan. Berarti ia sebagai penjamin untuk si pembeli kepada si penjual., apabila tampak pada barang yang dijual orang yang berhak. Seperti, jika terbukti bahwa barang yang dijual adalah milik orang lain, yang bukan penjual tadi atau barang itu adalah barang gadaian. 35

3. Dasar Hukum Kafalah