commit to user
27
BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengujian Kuat Tekan Mortar
Pengujian kuat tekan mortar pada penelitian ini menggunakan 6 buah benda uji berbentuk kubus dengan ukuran 50 x 50 x 50 mm pada umur 1 hari. Dari
pengujian tegangan yang dilakukan dengan alat
Compression Testing Machine
didapatkan beban maksimum, yaitu pada saat mortar hancur menerima beban tersebut
P
maks
. Dari data tersebut kemudian diolah sehingga didapatkan nilai kuat tekan mortar
c
f . Hasil pengujian kuat tekan mortar selengkapnya
disajikan dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil Uji Kuat Tekan Mortar
Variasi sample
Pkgf PN
A mm
2
Kuat tekan MPa
Kuat tekan Rata2
MPa Mortar
kubus 1 2000
20000 2500
8 7,80
kubus 2 1550
15500 2500
6,2 kubus 3
2300 23000
2500 9,2
MS-0 kubus 1
3180 31800
2500 12,72
13,73 kubus 2
2940 29400
2500 11,76
kubus 3 4180
41800 2500
16,72 MS-4
kubus 1 3030
30300 2500
12,12 10,51
kubus 2 2330
23300 2500
9,32 kubus 3
2520 25200
2500 10,08
MS-8 kubus 1
1860 18600
2500 7,44
7,12 kubus 2
1820 18200
2500 7,28
kubus 3 1660
16600 2500
6,64 MS-12 kubus 1
1300 13000
2500 5,2
5,33 kubus 2
900 9000
2500 3,6
kubus 3 1800
18000 2500
7,2 Sika
kubus 1 2240
22400 2500
8,96 8,85
kubus 2 1740
17400 2500
6,96 kubus 3
2660 26600
2500 10,64
commit to user 28
1 2
3 4
5 6
7 8
10 20
30 40
50 60
70 80
90 ∅ Creep Mortar
∅ Creep S.0 ∅ Creep S.4
∅ Creep S.8 ∅ Creep S.12
∅ Creep Sika
4.2. Hasil Pengujian Rangkak Tekan
4.2.1. Ditinjau pada Tingkat Pembebanan yang Sama
Pada penelitian digunakan benda uji silinder dengan ukuran diameter 75 mm dan tinggi 275 mm. Pengujian
creep
pada mortar dimulai saat mortar berumur 1 hari. Pengujian
creep
dilakukan pada umur mortar mencapai 1, 2, 3, 7, 10, 14, 21, 28, 35, 42, 49, 56, 70 dan 84 hari.
Coefficient Creep
didapat dari perhitungan nilai
Creep
di bagi nilai
Regangan Elastis.
Pengujian rangkak tekan dengan beban 30 dari kuat tekan. Dari data pengujian didapatkan grafik hubungan rangkak koefisien tekan dengan beban 30 dari kuat
tekan dengan umur mortar selengkapnya terdapat pada Lampiran C, disajikan dalam Gambar 4.1 sebagai berikut :
Gambar 4.1. Grafik Rangkak koefisien Tekan 30 dengan umur pengeringan
Dari Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa
repair
mortar dengan bahan tambah serat ban mampu mengurangi
Coefficient creep
secara signifikan bahkan dengan kadar
commit to user 29
y = 0,0013x
2
- 0,0437x + 0,9868 R² = 0,9506
0,000 0,500
1,000 1,500
2 4
6 8
10 12
14
GRAFIK RASIO COEFFICIENT CREEP MORTAR 0 DENGAN MORTAR SERAT BAN
serat ban 4 dibandingkan dengan
repair
mortar yang tanpa serat ban maupun
repair
mortar yang berada di pasaran yang dalam penelitian ini digunakan sika
repair
mortar. Dari Gambar 4.1 terlihat bahwa pada sika
repair
mortar rangkak koefisien yang terjadi sebesar 6,90
microstrain
saat umur 84 hari dan
repair
mortar dengan kadar serat ban 12 mengalami rangkak koefisien paling kecil yaitu 4,37
microstrain
saat umur 84 hari.
Gambar 4.2.
Grafik Perbandingan
Coefficient Creep
Mortar dengan Mortar Serat Ban
Dari Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa
repair
mortar dengan bahan tambah serat ban berpengaruh dalam memperkecil rangkak pada mortar dilihat dengan rasio
rangkak koefisien mortar 0 dengan mortar serat ban yang semakin kecil. Untuk penambahan serat ban 4 menurunkan rangkak koefisien sebesar 20,7,
penambahan serat ban 8 menurunkan rangkak sebesar 24,2, dan penambahan serat ban 12 menurunkan rangkak sebesar 36,8
Gambar 4.3.
Grafik Rasio
Coefficient Creep
Mortar dengan Mortar Serat Ban
commit to user 30
y = 0,0022x
2
- 0,0584x + 0,9842 R² = 0,9449
0,000 0,500
1,000 1,500
2 4
6 8
10 12
14
GRAFIK RASIO COEFFICIENT CREEP MORTAR SIKA DENGAN MORTAR SERAT BAN
Dari Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa
repair
mortar dengan bahan tambah serat ban berpengaruh dalam memperkecil rangkak. Dari grafik di atas dan hitungan
dalam
excel
dengan memasukkan rumus yang didapat dari hasil trend
y= 0,001x
2
-0,043x+ 0,986
Pada gambar bisa diamati trend yang terjadi bersifat kurva menghadap ke atas, sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar
serat ban
yang semakin tinggi dapat mengurangi rangkak.
Gambar 4.4.
Grafik Perbandingan Rangkak kefisien Sika dengan Mortar Serat Ban
Dari Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa
repair
mortar dengan bahan tambah serat ban berpengaruh dalam memperkecil rangkak pada mortar dilihat dengan rasio
rangkak koefisien mortar Sika dengan mortar serat ban yang semakin kecil. Untuk penambahan serat ban 4 menurunkan rangkak koefisien sebesar 26,1,
penambahan serat ban 8 menurunkan rangkak sebesar 29,3, dan penambahan serat ban 12 menurunkan rangkak sebesar 41,1
Gambar 4.5.
Grafik Rasio
Coefficient Creep
Mortar Sika dengan Mortar Serat Ban
y = 0,7395x y = 0,707x
y = 0,5897x 6
1 2
3 4
5 6
7 8
C R
E E
P 1
6
CREEP 106 SIKA GRAFIK PERBANDINGAN COEFFICIENT CREEP MORTAR SIKA DENGAN
MORTAR SERAT BAN
∅ Creep S.4 ∅ Creep S.8
commit to user 31
Dari gambar 4.5. dapat dilihat bahwa
repair
mortar dengan bahan tambah serat ban berpengaruh dalam memperkecil rangkak. Dari grafik di atas dan hitungan
dalam
excel
dengan memasukkan rumus yang didapat dari hasil trend
y= 0,002x
2
-0,058x+ 0,984
Pada gambar juga bisa diamati trend yang terjadi bersifat kurva menghadap ke atas, sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar
serat ban
yang semakin tinggi dapat mengurangi rangkak yang terjadi.
4.3. Hasil Perhitungan Prediksi Koefisien Rangkak
Perhitungan prediksi koefisien rangkak tekan akan ditinjau jangka panjang sampai umur 1000 hari, dimana nilai jangka panjang ini diprediksi dengan metode ACI
209R-82. Perhitungan prediksi koefisien rangkak pada umur 1000 hari dapat dilihat pada Tabel 4.3. Langkah-langkah selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran D.
Tabel 4.2. Hasil Prediksi Koefisien Rangkak KODE BENDA UJI
CREEP ULTIMIT Metode ACI 209R–82
∅ Creep Mortar 21,053
∅ Creep MS-0 15,909
∅ Creep MS-4 16,332
∅ Creep MS-8 10,963
∅ Creep MS-12 12,585
∅ Creep Sika 11,731
Hasil prediksi rangkak koefisien dapat dilihat pada Gambar 4.3. Sedangkan langkah-langkah dan gambar selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran D.
commit to user 32
Gambar 4.6. Prediksi Koefisien Rangkak Menggunakan Metode ACI 209R-82
Setelah mengalami pembebanan dalam jangka waktu yang relatif lama, maka rangkak pada mortar akan semakin kecil seiring dengan bertambah lamanya
waktu pembebanan. Nilai koefisien rangkak yang terjadi juga mengalami hal yang sama. Nilai rangkak akhir yang tidak akan bertambah lagi disebut dengan rangkak
ultimit. Prediksi ACI 209R–82 tersebut diatas menghasilkan nilai koefisien rangkak ultimit seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.3.
4.4. Pembahasan