commit to user 28
1 2
3 4
5 6
7 8
10 20
30 40
50 60
70 80
90 ∅ Creep Mortar
∅ Creep S.0 ∅ Creep S.4
∅ Creep S.8 ∅ Creep S.12
∅ Creep Sika
4.2. Hasil Pengujian Rangkak Tekan
4.2.1. Ditinjau pada Tingkat Pembebanan yang Sama
Pada penelitian digunakan benda uji silinder dengan ukuran diameter 75 mm dan tinggi 275 mm. Pengujian
creep
pada mortar dimulai saat mortar berumur 1 hari. Pengujian
creep
dilakukan pada umur mortar mencapai 1, 2, 3, 7, 10, 14, 21, 28, 35, 42, 49, 56, 70 dan 84 hari.
Coefficient Creep
didapat dari perhitungan nilai
Creep
di bagi nilai
Regangan Elastis.
Pengujian rangkak tekan dengan beban 30 dari kuat tekan. Dari data pengujian didapatkan grafik hubungan rangkak koefisien tekan dengan beban 30 dari kuat
tekan dengan umur mortar selengkapnya terdapat pada Lampiran C, disajikan dalam Gambar 4.1 sebagai berikut :
Gambar 4.1. Grafik Rangkak koefisien Tekan 30 dengan umur pengeringan
Dari Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa
repair
mortar dengan bahan tambah serat ban mampu mengurangi
Coefficient creep
secara signifikan bahkan dengan kadar
commit to user 29
y = 0,0013x
2
- 0,0437x + 0,9868 R² = 0,9506
0,000 0,500
1,000 1,500
2 4
6 8
10 12
14
GRAFIK RASIO COEFFICIENT CREEP MORTAR 0 DENGAN MORTAR SERAT BAN
serat ban 4 dibandingkan dengan
repair
mortar yang tanpa serat ban maupun
repair
mortar yang berada di pasaran yang dalam penelitian ini digunakan sika
repair
mortar. Dari Gambar 4.1 terlihat bahwa pada sika
repair
mortar rangkak koefisien yang terjadi sebesar 6,90
microstrain
saat umur 84 hari dan
repair
mortar dengan kadar serat ban 12 mengalami rangkak koefisien paling kecil yaitu 4,37
microstrain
saat umur 84 hari.
Gambar 4.2.
Grafik Perbandingan
Coefficient Creep
Mortar dengan Mortar Serat Ban
Dari Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa
repair
mortar dengan bahan tambah serat ban berpengaruh dalam memperkecil rangkak pada mortar dilihat dengan rasio
rangkak koefisien mortar 0 dengan mortar serat ban yang semakin kecil. Untuk penambahan serat ban 4 menurunkan rangkak koefisien sebesar 20,7,
penambahan serat ban 8 menurunkan rangkak sebesar 24,2, dan penambahan serat ban 12 menurunkan rangkak sebesar 36,8
Gambar 4.3.
Grafik Rasio
Coefficient Creep
Mortar dengan Mortar Serat Ban
commit to user 30
y = 0,0022x
2
- 0,0584x + 0,9842 R² = 0,9449
0,000 0,500
1,000 1,500
2 4
6 8
10 12
14
GRAFIK RASIO COEFFICIENT CREEP MORTAR SIKA DENGAN MORTAR SERAT BAN
Dari Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa
repair
mortar dengan bahan tambah serat ban berpengaruh dalam memperkecil rangkak. Dari grafik di atas dan hitungan
dalam
excel
dengan memasukkan rumus yang didapat dari hasil trend
y= 0,001x
2
-0,043x+ 0,986
Pada gambar bisa diamati trend yang terjadi bersifat kurva menghadap ke atas, sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar
serat ban
yang semakin tinggi dapat mengurangi rangkak.
Gambar 4.4.
Grafik Perbandingan Rangkak kefisien Sika dengan Mortar Serat Ban
Dari Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa
repair
mortar dengan bahan tambah serat ban berpengaruh dalam memperkecil rangkak pada mortar dilihat dengan rasio
rangkak koefisien mortar Sika dengan mortar serat ban yang semakin kecil. Untuk penambahan serat ban 4 menurunkan rangkak koefisien sebesar 26,1,
penambahan serat ban 8 menurunkan rangkak sebesar 29,3, dan penambahan serat ban 12 menurunkan rangkak sebesar 41,1
Gambar 4.5.
Grafik Rasio
Coefficient Creep
Mortar Sika dengan Mortar Serat Ban
y = 0,7395x y = 0,707x
y = 0,5897x 6
1 2
3 4
5 6
7 8
C R
E E
P 1
6
CREEP 106 SIKA GRAFIK PERBANDINGAN COEFFICIENT CREEP MORTAR SIKA DENGAN
MORTAR SERAT BAN
∅ Creep S.4 ∅ Creep S.8
commit to user 31
Dari gambar 4.5. dapat dilihat bahwa
repair
mortar dengan bahan tambah serat ban berpengaruh dalam memperkecil rangkak. Dari grafik di atas dan hitungan
dalam
excel
dengan memasukkan rumus yang didapat dari hasil trend
y= 0,002x
2
-0,058x+ 0,984
Pada gambar juga bisa diamati trend yang terjadi bersifat kurva menghadap ke atas, sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar
serat ban
yang semakin tinggi dapat mengurangi rangkak yang terjadi.
4.3. Hasil Perhitungan Prediksi Koefisien Rangkak