commit to user
5
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
Ada banyak bentuk pengekangan yang dapat terjadi pada beton, susut terkekang dapat terjadi jika pergerakan mortar akibat penyusutan mengalami pengekangan.
Jika perilaku susut pada mortar semakin besar, maka tegangan tarik juga semakin besar. Sementara tegangan tarik bertambah, pada mortar timbul rangkak yang
dapat mengurangi tegangan tarik tersebut. Selisih regangan antara susut dan rangkak susut dikurangi rangkak menentukan besarnya regangan aktual yang
akan menyebabkan tegangan tarik.
Perhitungan tegangan susut terkekang adalah pekerjaan yang sangat sulit karena susut, derajad pengekangan, modulus elastisitas, rasio poisson, rangkak, umur
beton, dan kualitas beton mempengaruhi tegangan susut ini. Hampir semua faktor ini tergantung pada campuran beton, temperatur, kelembaban, dan dimensi
struktur Silfwerbrand, 1997.
Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah, atau agregat-agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat
dari semen dan air membentuk suatu massa mirip batuan. Terkadang, satu atau lebih bahan aditif ditambahkan untuk menghasilkan beton dengan karakteristik
tertentu, seperti kemudahan pengerjaan
workability
, durabilitas, dan waktu
pengerasan Mc. Cormac, 2000:1
Karakteristik dari beton harus dipertimbangkan dalam hubunganya dengan kualitas yang dituntut untuk suatu tujuan konstruksi tertentu. Pendekatan praktis
yang paling baik untuk mengusahakan kesempurnaan semua sifat beton, akan
commit to user 6
berarti pemborosan bila dipandang dari segi ekonomi yang paling diharapkan dari suatu konstruksi ialah dapat memenuhi harapan maksimal dengan tepat mngikuti
variasi sifat-sifat beton, dan tidak hanya terpancang pada satu pandangan saja,
misalnya kekuatan harus semaksimal mungkin Murdock:1986:7
Beton adalah material yang tahan lama namun terkadang masih ada beton yang perlu diperbaiki, masalahnya adalah defisiensi secara structural, estetika atau
keduanya. Secara umum defisiensi dapat disebabkan oleh desain yang salah, kualitas kerja yang jelek, lingkungan agresif yang tidak normal, beban structural
yang berlebihan, kecelakaan, dan kombinasinya. Perbaikan dan restorasi menjadi perlu untuk mengembalikan beton kepada kondisi yang memuaskan dari
kemampuan structural, ketahanan, maupun penampilan. Nugraha, 2007:226
2.2. Mortar