Jumlah Anak Jenis Pekerjaan dan Lama Kerja

mendapatkan anak dari ibu yang lebih muda sama sehatnya dengan anak yang lahir dari ibu yang lebih tua.

5.2.2 Jumlah Anak

Jumlah anak dalam suatu keluarga juga menentukan status gizi anak. Pada tahun 1988-1991 besar keluarga atau sering disebut family size di Indonesia rata-rata adalah tiga anak, sedangkan pada tahun 2005 terjadi penurunan angka fertilitas yaitu setiap wanita melahirkan 2 orang anak WHO, 2010. Berdasarkan hasil penelitian, setengah dari responden 56,7 hanya memiliki 1 atau 2 anak, 29 24,2 responden memiliki 3 orang anak dan hanya 23 19,25 responden yang memiliki anak lebih dari 3 orang. Hal ini menunjukkan bahwa program Keluarga Berencana KB yang dicanangkan oleh pemerintah sudah berjalan dengan baik jika dibandingkan dengan wanita Indonesia pada tahun 1970 yang memiliki anak berjumlah 6-7 orang. Jika para ibu di Indonesia tidak mengikuti program KB pemerintah maka angka paritas di atas tiga akan memiliki dampak negatif kepada para ibu dan anak-anak mereka. Penurunan intake makanan, penurunan akses ke pelayanan kesehatan, dan peningkatan paparan anak terhadap agen infeksius adalah beberapa efek yang dihadapi oleh keluarga yang memiliki anak lebih banyak dari rata-rata Miller dan Rodgers, 2009.

5.2.3 Jenis Pekerjaan dan Lama Kerja

Era globalisasi yang menuntut para ibu untuk mencari nafkah menambah penghasilan suami sudah terjadi sejak tahun 80-an Bacchus dan Foster, 2005. Selain harus membersihkan rumah dan melakukan pekerjaan rumah tangga, para wanita harus bekerja di luar rumah. Mulai dari pekerjaan yang formal seperti pegawai kantoran, manajer perusahaan, atau sekretaris hingga pekerjaan yang non-formal seperti pembantu rumah tangga, buruh kasar dan lain-lain Jurnal Penelitian dan Pengembangan Usaha Kesejahteraan Sosial, 2006. Berdasarkan hasil penelitian, tampak bahwa jenis pekerjaan yang dilakukan Universitas Sumatera Utara oleh responden yang bekerja sangat beragam. Pekerjaan formal seperti guru, karyawan, pegawai supermarket, dan perawat dokter gigi adalah sebanyak 14 orang 23,4. Sedangkan pekerjaan di bidang non-formal seperti pedagang ayam, pedagang kue keliling, pedagang sayur, pembantu rumah tangga, pengantar parsel, penjahit, dan penjual kain merupakan pekerjaan terbanyak yang dilakukan oleh 46 responden lainnya 76,6. Tampak bahwa lapangan pekerjaan yang tersedia untuk kaum wanita masih banyak berada di sektor informal. Heriyadi 2010 mengatakan bahwa pekerjaan di sektor informal sangat berhubungan dengan kemiskinan, manajemen aset dan strategi mata pencaharian. Dia juga mengatakan bahwa ibu yang bekerja di sektor informal memiliki upah rendah. Hal ini akan berdampak pada kemampuan ibu untuk membeli makanan yang bergizi dan lebih mahal. Di Indonesia kemiskinan yang terjadi akibat kurangnya lapangan kerja yang tersedia dan krisis ekonomi sangat berbeda efeknya pada keluarga yang tinggal di perkotaan dengan di pedesaan Wediawaty, 2010. Wediawaty juga menambahkan bahwa pada seorang ibu yang tinggal di desa jika ia tidak dapat membeli makanan yang lebih mahal, maka ia akan mengantisipasi hal tersebut dengan menanam sayur-sayuran yang bernilai gizi baik atau dengan memelihara ayam dan mengambil produksi telurnya demi kepentingan gizi anak lebih tepatnya untuk perkembangan otak anak-anak mereka. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan dengan luas lahan yang sempit. Ibu yang bekerja pastilah lebih sering meninggalkan anaknya di rumah dengan atau tanpa pengasuh pengganti. Semakin lama ibu bekerja semakin sedikit waktu bersama yang dapat dihabiskan untuk mengasuh anak. Dari survey yang dilakukan oleh Organization for Economic Co-operation and Development OECD tahun 2002, jam kerja yang standar adalah 40 jam per minggunya. Sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.102MENVI2004 pada tahun 2004 tentang waktu kerja lembur dan upah kerja lembur, waktu kerja lembur adalah waktu kerja yang melebihi 7 jam sehari dan 40 jam dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja, atau 8 jam sehari dan 40 jam dalam satu Universitas Sumatera Utara minggu untuk 5 hari kerja atau waktu kerja pada hari istirahat mingguan dan atau pada hari libur yang ditetapkan pemerintah. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 17 orang responden atau 28,3 ibu yang bekerja di atas 40 jam dalam satu minggu. Lama kerja yang terlalu berlebihan, dapat mengakibatkan kesehatan ibu menurun sehingga kualitas hidupnya pun akan terganggu. Banyak penelitian terdahulu yang mendapatkan bahwa akumulasi keletihan fisik dan beban mental yang mereka dapatkan dari pekerjaan mempengaruhi pola asuh anak yang akhirnya akan berimbas ke status gizi anak mereka Verbrugge 1983, Floro 1995, Wolfe dan Haveman 1983 dalam Glick, 2002.

5.2.4 Pendidikan