YURRISPRUDENTIE presedent TRAKTAT PENGANTAR ILMU HUKUM 004

c LEX POSTERIOR DEROGAT LEGI PRIORI: UU yang berlaku belakangan membatalakan UU terdahulu sejauh UU itu mengatur hal yang sama d NULLUM DELICTIM NOELLA POENA SINC PRAEVIA LEGI POENATE: tidak ada pembuatan dapat di hukum kecuali sudah ada peraturan sebelum perbuatan dilakukan. Jadi UU yang telah diundangkan di anggap telah di ketahui setiap orang sehingga pelanggar UU mengetahui UU yang bersangkutan.

2. KEBIASAAN

Kebiasaan merupakan sumber hukum tertua. Kebiasaan adalah perbuatan manusia yang tetap dan berulang. Sehingga merupakan pola tingkah laku yang tetap, ajeg, lazim, dan normalperilaku yang di ulang yang mnimbulkan kesadaran bahwa perbuatan itu baik. Kebiasaanadatcustom akan menimbulkan hukum jika UU menunjukkan pada kebiasaan untuk di berlakukan. Pasal 15 AB: kebiasaan tidak menimbulkan hukum, kecuali jika UU menunjuk pada kebiasaan untuk di berlakukan kebiasaan dapat menjadi sumber hukum, Syarat-syaratnya yaitu: 1 Perbuatan itu harus sudah berlangsung lama. 2 Menimbulkan keyakinan umum bahwa perbuatan itu merupakan kwajiban hukum. “Demikian Selanjutnya” 3 Ada akibat hukum jika kebiasaan hukum dilanggar. Pasal 1339 “BW” persutujuan tidak hanya mengikat untuk apa yang telah di tetapkan dengan tegas oleh persetujuan, tetapi juga untuk segala sesuatu menurut sifat persetujuan itu di wajibkan oleh kebiasaan. Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa dan mengadili suatu perkara yang diajukan, dengan dalih bahwa hukum tidak kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya.

3. YURRISPRUDENTIE presedent

Yurrisprudentie adalah putusan hakim pengadilan yang mengikutimendasarkan putusan hakim terdahulu dalam perkara yang sama. Ada 3 penyebab alasan seorang hakim mengikuti 2 putusan hakim yang lain menurut utrecht, yaitu: a Psikologis: seorang hakim mengikuti putusan hakim lainnya kedudukannya lebih tinggi, karena hakim adalah pengwas hakim di bawahnya. Putusan hakim yang lebih tinggi membpunyai “GEZAG” karena di anggap lebih brpengalaman. b Praktisi: mengikuti 2 putusan hakim lain yang kedudukannya lebih tinggi yang sudah ada. Karena jika putusannya beda dengan hakim yang lebih tinggi maka pihak yang di kalahkan akan melakukan bandingkasasi kepada hakim yang pernah memberi putusan dalam perkara yang sama agar perkara di beri putusan sama dengan putusan sebelumnya. c Sudah adil, tepat dan patut: sehingga tidak ada alasan untuk keberatan mengikuti putusan hakim yang terdahulu.

4. TRAKTAT

Traktat adalah perjanjian yang diadakan oleh 2 negaralebih. a Negara: bilateral. b Lebih dari 2 negara: multilateral. c Perjanjian terbukakolektif: perjanjian multilateral yang memberi kesempatan negara lain yang tidak ikut mengadakan perjanjian untuk menjadi pihak. Perjanjian antar negara di bedakan mendadi treaty dan agreement treaty adalah perjanjian yang kurang penting. Treaty harus di sampaikan kepada parlement untuk mendapat persetujuan sebelum diratifikasi presidentkepala negara. MATERI-MATERI TREATY: a Masalah-masalah politikyang lain yang dapat mempengaruhi haluan politik negeri. b Ikatan-ikatan sedemikian rupa yang mempengaruhi haluan politik negara. c Masalah-masalah yang menurut UUDperaturan perundang-undangn harus diatur dengan UU. AGREMENT merupakan perjanjian dengan menteri-menteri lain yang hanya disampingkan kepada parlementDPR untuk di ketahui setelah di shkan kepala negara. Fasetahap traktat. a Sluiting: penetapan isi perjanjian oleh delegasi pihak-pihak yang bersangkutan, melahirkanmenghasilkan konsep traktasluiting soor konde. b Persutujuan masing-masing parlement yang bersangkutan. c Ratifikasi pengesahan oleh masing-masing kepala negara. Maka berlaku untuk semua wilayah negara. Di afkondiging pengumuman saling menyampaikan piagam perjanjian. Traktat berlaku setelah ratifikasi.

5. DOKTRIN