sehingga menuntut pemain melakukan gerakan yang demikian. Hal ini akan membuat pemain lebih terampil dalam menggiring bola dengan cepat, trampil karena terbiasa
dan dengan gerakan yang sama waktu latihan. Sedangkan untuk latihan metode
lateral run drill, para pemain lebih banyak mengekspresikan kemampuan fisik karena rintangan yang dihadapi adalah metode
yang berubah, sehingga menuntut pemain menggunakan semua bagian kaki dengan gerak cepat untuk melewatinya. Dalam
dribbling sepakbola, pada intinya pemain berlari mendorong bola agar bergulir terus-menerus diatas tanah dengan waktu yang
sesingkat-singkatnya Engkos Kosasih, 1994:95.. Berdasarkan hal diatas, peneliti berasumsi bahwa latihan
agility ladder exercise lebih efektif dan optimal untuk melatih keterampilan dribbling bola pada
permainan sepakbola. Karena pada latihan ini, rintangan yang dilalui sudah disusun secara sistematis dan tetap setiap latihan sehingga secara tidak langsung pemain
sudah melakukan gerakan berulang-ulang secara otomatis untuk melewati rintangan atau lawan.Maka latihan
agility ladder exercise lebih baik daripada latihan metode lateral run drill untuk meningkatkan ketrampilan dribbling sepakbola.
2.2 Hipotesis
Menurut Sutrisno Hadi 2001:257 : “Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kenyataannya”. Sedangkan menurut
Suharsimi Arikunto 2006:71 : “Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul”.
Sesuai dengan keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada dalam
penelitian, yang masih perlu dibuktikan kebenarannya melalui perhitungan statistik dari data yang diperoleh. Dalam penelitian ini penulis mengambil hipotesis sebagai
berikut : 2.3.1
Ada pengaruh latihan agility ladder exercise terhadap peningkatan
keterampilan dribbling bola pada siswa Sekolah Sepakbola Pelangi.
2.3.2 Ada pengaruh latihan metode lateral run terhadap keterampilan dribbling bola
pada siswa Sekolah Sepkbola Pelangi. 2.3.3 Latihan
agility ladder exercise lebih baik dibandingkan latihan dengan metode lateral run drill untuk meningkatkan keterampilan dribbling bola pada siswa
Sekolah Sepakbola Pelangi.
34
BAB III METODE PENELITIAN
Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasarnya ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, berencana
dan mengikuti konsep ilmiah Suharsimi Arikunto, 2006:12. Syarat mutlak dalam suatu penelitian adalah metode penelitian. Berbobot tidaknya suatu penelitian
tergantung pada tanggung jawabnya dari metodologi penelitian. Dalam suatu penelitian penggunaan metodologi penelitian harus dapat
mengarah pada tujuan penelitian, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah pengaruh latihan
agility ladder exercise dengan metode lateral run drill terhadap peningkatan ketrampilan dribbling pada permainan sepakbola. Penelitian ini menggunakan
metode eksperimen, karena metode eksperimen digunakan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Metode eksperimen dirasa sebagai cara yang
tepat karena metode eksperimen merupakan kegiatan percobaan yang meliputi tes awal, latihan-latihan, dan diakhiri dengan tes akhir untuk menguji
kebenarannya. Untuk memahami penelitian perlu ditempuh langkah-langkah yang sistematis dan kerangka kerja yang logis.
Dalam bab ini akan menguraikan beberapa hal yang berkenaan dengan metedologi penelitian, yaitu sebagai berikut :