Bab I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Selama berabad-abad, anjing -canis familiaris dan manusia -homo sapiens telah berbagi hubungan yang unik di alam, dan kebenaran tersebut telah dijelaskan
secara ilmiah dan arkeologi. Hubungan yang kuat ini telah dibuktikan dengan adanya fosil yang ditemukan di Israel 12.000 tahun yang lalu, yaitu sebuah
tengkorak dari seorang manusia dengan tangannya memeluk kepala anjing yang bersebelahan dengannya seperti sedang melindunginya. Satu teori yang nampak
logis adalah manusia mengakui kekuatan superior yang dimiliki anjing dalam kecepatan, penglihatan, dan pendengarannya, serta kepatuhan dan kesetiaannya
terhadap orang terdekat Grossman 1993. Dewasa ini, anjing telah banyak digunakan oleh polisi di seluruh dunia
dalam pekerjaan kepolisian, termasuk di Indonesia, karena anjing mempunyai pendengaran yang tajam, penglihatan yang bagus, dan insting yang kuat.
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh seekor anjing ini dapat dimanfaatkan oleh pihak kepolisian dalam melacak zat-zat terlarang seperti narkoba dan bahan
peledak. Anjing tersebut harus memiliki tingkat intelegensi yang tinggi dengan temperamen yang dapat diatur, dan dapat menyerang tetapi tidak agresif. Selain
itu, anjing juga harus kelihatan impresif dengan penampilan kekuatannya yang dapat dikontrol. Anjing yang dipilih oleh kepolisian telah melalui tes penyaringan
pendengaran, fisik dan temperamen sebelum dilakukan pelatihan Mugford 1994. Sehubungan dengan hal ini pihak kepolisian RI POLRI mendirikan
Subdirektorat Satwa Subdit Satwa yang khusus memfasilitasi pelatihan anjing pelacak. Ras-ras anjing yang biasa dilatih sebagai anjing pelacak di Subdit Satwa
POLRI adalah Rotweiller, Golden Retriever, Labrador Retriever, German Shepherd dan Doberman.
Untuk pekerjaan yang membutuhkan tenaga penciuman ekstra tajam dibutuhkan sejenis Labrador Retriever yang telah terbukti memiliki kesempurnaan
dalam mendeteksi keberadaan narkoba dan bahan peledak. Anjing keturunan, seperti Labrador Retriever memiliki nilai lebih bagi kepolisian untuk kemampuan
penciuman mereka dalam mencari obat-obatan terlarang dan substansi lainnya yang diselundupkan. Anjing sejenis itu dipekerjakan oleh kepolisian di beberapa
negara untuk berpatroli pada tempat-tempat tertentu di darmaga dan bandara. Setiap anjing narkoba dilatih untuk mendeteksi suatu substansi tertentu, sehingga
efisien dalam pekerjaannya. Anjing tersebut dapat mendeteksi kehadiran suatu substansi dan memberikan petunjuk kepada pelatihnya bahkan dalam kondisi
yang tersulit, seperti di area bandara yang ramai, ketika substansi tersebut ditutup dengan rapat dan dibungkus didalam tas yang penuh dengan pakaian Sianipar
dkk 2004. Untuk menjaga stamina anjing supaya tetap dalam kondisi prima harus ada
pemeriksaan kesehatan yang rutin. Salah satu indikator untuk mengetahui kondisi kesehatan melalui pemeriksaan darahnya. Namun diperlukan parameter acuan
dalam interpretasi hasil pemeriksaan. Parameter acuan yang digunakan harus bersumber dari hasil pengukuran nilai darah normal hewan sejenis dengan kondisi
lingkungan yang sama, karena menurut Coles 1986, kondisi lingkungan sangat mempengaruhi gambaran nilai darah. Berbagai analisis gambaran darah pada
anjing dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh lingkungan lokal terhadap faktor fisiologi. Darah adalah cairan yang tedapat pada semua hewan tingkat
tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga
sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri Martini et al. 1992. Oleh karena itu darah merupakan indikator penting untuk mengetahui perubahan
fisiologi dan patologi pada hewan. Karena sampai saat ini, belum banyak ditemukan data mengenai nilai hematologi anjing ras seperti Labrador Retriever.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran darah pada Labrador Retriever sebagai anjing pelacak khusus narkoba di Subdit Satwa POLRI-Depok,
karena darah adalah komponen tubuh yang dapat cepat berubah bila tubuh mendapatkan gangguan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai hematologi anjing ras Labrador Retriever, yaitu eritrosit jtmm3, Hb gr, PCV rata-rata , MCV
fl, MCH pg, MCHC g, leukosit rbmm3, dan persentase limfosit, neutrofil, monosit, eosinofil, serta basofil ras Labrador Retriever di Sub Direktorat
Satwa Kepolisian Republik Indonesia, Depok.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai suatu acuan dan langkah awal dalam pengembangan ilmu kedokteran yang erat kaitannya
dengan nilai hematologi khususnya pada anjing ras Labrador Retriever, serta gambaran darah ini dapat dijadikan sebagai suatu indikator adanya penyakit-
penyakit tertentu.
Bab II TINJAUAN PUSTAKA