STUDI PENGGUNAAN AMLODIPIN PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT (IMA) (Penelitian dilakukan di RSUD Sidoarjo)

SKRIPSI
APRILIA WIDYASTUTI
STUDI PENGGUNAAN AMLODIPIN PADA
PASIEN INFARK MIOKARD AKUT (IMA)
(Penelitian dilakukan di RSUD Sidoarjo)

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

Lembar Pengesahan

STUDI PENGGUNAAN AMLODIPIN PADA PASIEN
INFARK MIOKARD AKUT (IMA)
(Penelitian dilakukan di RSUD Sidoarjo)

SKRIPSI
Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi Pada
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang

2015
Oleh:

Aprilia Widyastuti
201110410311143

Disetujui Oleh:

Pembimbing I

Pembimbing II

Nailis Syifa’, S.Farm., Apt., M.Sc
NIDN 0727118602

Drs. Didik Hasmono, M.S., Apt
NIP 1195809111986011001

ii


Lembar Pengujian

STUDI PENGGUNAAN AMLODIPIN PADA PASIEN
INFARK MIOKARD AKUT (IMA)
(Penelitian dilakukan di RSUD Sidoarjo)

SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan didepan tim penguji
Pada tanggal 27 Agustus 2015
Oleh

Aprilia Widyastuti
201110410311143

Tim Penguji:

Penguji I

Penguji II


Nailis Syifa’, S.Farm., Apt., M.Sc
NIDN 0727118602

Drs. Didik Hasmono, M.S., Apt
NIP 1195809111986011001
Penguji III

Penguji IV

Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS Dra.Lilik Yusetyani, Apt.,Sp.FRS
NIP UMM. 11406090449
NIP UMM. 11407040450

iii

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Syukur Alhamdulillah dan terimakasih penulis panjatkan kepada Allah
SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul ―STUDI PENGGUNAAN AMLODIPIN PADA PASIEN
INFARK MIOKARD AKUT (IMA) (Penelitian dilakukan di RSUD
Sidoarjo)‖

untuk

memenuhi

salah

satu

persyaratan

akademik

dalam

menyelesaikan Program Sarjana Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini berbagai pihak telah memberikan
bimbingan, bantuan serta doa kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu penulis menyampaikan rasa
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.

Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep., Sp. Kom. selaku Dekan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2.

Bapak dr. Atok Irawan, Sp. P selaku Direktur RSUD Sidoarjo, Kepala
Bidang Rekam Medik beserta staf pegawai RSUD Sidoarjo yang turut
membantu

dan

memberikan

kesempatan


kepada

penulis

dalam

pengambilan data skripsi di RSUD Sidoarjo.
3.

Bapak Drs. Susanto, M.Si selaku Kepala Bidang Budaya Politik beserta
staf Bankesbangpol Provinsi Jawa timur dan Kepala beserta staf
Bankesbangpol Kabupaten Sidoarjo yang mempermudah dan membantu
memberikan izin penelitian di RSUD Sidoarjo.

4.

Ibu Nailis Syifa’, S.Farm,. Apt,. M.Sc. selaku Ketua Program Studi
Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang beserta dosen dan seluruh
staf pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang

yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan kepada saya
selama mengikuti program sarjana.

iv

5.

Bapak Drs. Didik Hasmono, M.S., Apt sebagai Pembimbing I dan Ibu
Nailis Syifa’, S.Farm., Apt., M.Sc sebagai Pembimbing II yang dengan
tulus ikhlas dan penuh kesabaran, membimbing dan selalu meluangkan
waktu maupun dorongan moral, memberikan arahan terbaiknya kepada
saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

6.

Ibu Hidajah Rachmawati,S.Si.,Apt.,Sp.FRS dan Ibu Dra. Lilik Yusetyani,
Apt.,Sp.FRS sebagai Tim Penguji yang memberikan saran, masukan, dan
kritik yang membangun terhadap skripsi yang telah saya kerjakan.

7.


Ibu Dian Ermawati, M.Farm.,Apt sebagai Dosen Wali yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan nasehat selama mengikuti pendidikan
di Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

8.

Ibu Sendi Lia Yunita, S.Farm., Apt., selaku dosen penanggung jawab
skripsi yang telah membantu jalanya ujian skripsi sehingga kami dapat
melaksanakan ujian skripsi dengan baik.

9.

Orang tua, adik, dan keluarga penulis yang telah memberikan motivasi,
doa, kasih sayang, nasihat, kesabaran, serta dukungan moral maupun
materi. Saya akan terus berusaha keras untuk membuat kalian bangga.

10.

Teman-teman skripsi klinis yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Terimakasih atas kebersamaan, bantuan, motivasi, semangat serta kerja
samanya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

11.

Teman-teman Program Studi Farmasi UMM 2011 khususnya keluarga
Farmasi C 2011 yang tidak disebutkan namanya satu per satu, terimakasih
sudah menjadi keluarga terdekat selama saya menuntut ilmu, melewati
suka dan duka bersama di bangku kuliah.

12.

Untuk orang-orang terdekat dan sahabat-sahabat saya, serta para penghuni
kos J21: Yasmin, Depret, Ria, Mbak Ipeh, Mbak Arik, Mbak, Cyn, Mar,
Cebolt, Iva, dll. terimakasih atas semangat, dukungan, dan bantuannya.
Serta semua pihak yang tidak disebutkan namanya, yang telah membantu
dalam proses pengerjaan skripsi ini, terimakasih banyak atas bantuan dan
doanya.
Semoga amal baik semua pihak yang membantu dalam proses penyelesaian


skripsi ini mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bawa skripsi ini

v

jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kebaikan skripsi ini. Semoga penulisan ini
dapat berguna bagi penelitian berikutnya, amin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Malang, 27 Agustus 2015

Aprilia Widyastuti

vi

RINGKASAN
STUDI PENGGUNAAN AMLODIPIN PADA PASIEN INFARK
MIOKARD AKUT (IMA)
(Penelitian dilakukan di RSUD Sidoarjo)
Infark miokard akut (IMA) merupakan gejala klinis karena adanya kematian
sel dan jaringan miokard jantung yang disebabkan karena adanya

ketidakseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan oksigen. Berdasarkan
pemeriksaan EKG, IMA dibagi menjadi dua yaitu, IMA dengan elevasi
gelombang ST (STEMI), dan IMA tanpa elevasi gelombang ST (NSTEMI).
Setelah terjadi infark, sel miokard akan rusak secara permanen yang menyebabkan
jantung menjadi nonkontraktil, daerah infark inelastis, dan fungsi jantung
menurun. Komplikasi gagal jantung dapat terjadi setelah beberapa bulan atau
tahun sejak terjadinya infark yang disebabkan karena terganggunya kontraktilitas
sel miokard jantung dan menyebabkan cedera lebih lanjut ke jantung. Diagnosis
IMA ditetapkan berdasarkan hasil pemeriksaan yang berupa gejala karakteristik,
pemeriksaan EKG, dan adanya penurunan atau peningkatan serum jantung. Gejala
karakteristik IMA yang dapat digunakan untuk diagnosis adalah nyeri dada yang
berlangsung lama,nyeri dada dapat tembus sampai ke punggung dan menjalar ke
rahang dan lengan. Pasien juga dapat mengalami mual, berkeringat,
hipertensi/hipotensi. Serum jantung yang dapat digunakan untuk diagnosis yaitu
troponin, CK, dan CK-MB. Troponin, CK, dan CK-MB merupakan serum jantung
dengan jumlah yang sedikit atau bahkan tidak ada pada orang normal, namun
jumlah troponin, CK, dan CK-MB dapat meningkat pada orang yang mengalami
cedera jantung.
Pemberian terapi pada pasien IMA bertujuan untuk reperfusi jaringan yang
iskemik untuk mengurangi ukuran infark, mengobati gejala akut, mencegah
terjadinya komplikasi, dan mencegah infark berulang. Terapi yang diberikan pada
pasien IMA meliputi oksigen, vasodilator nitrat, antiplatelet, antikoagulan,
morfin, fibrinolitik, beta bloker, ACE Inhibitor, penghambat kanal kalsium,
angiotensin receptor blocker, dan statin.
Penghambat kanal kalsium diberikan jika pasien intoleransi dengan beta
bloker. Penghambat kanal kalsium juga dapat digunakan tunggal atau pun
kombinasi dengan antihipertensi lain. Penggunaan penghambat kanal kalsium
bertujuan untuk vasodilatasi pembuluh darah, mengurangi luas infark, mengurangi
kebutuhan oksigen miokard dan meningkatkan suplai darah ke pembuluh darah.
Salah satu obat penghambat kanal kalsium adalah amlodipin. Amlodipin
merupakan long-acting dihidropiridin yang bekerja menghambat kanal kalsium
tipe L dengan menembus membran plasma pada sel otot polos sistemik dan
koroner. Pada penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa amlodipin
dapat menurunkan resiko terjadinya infark dan manfaat pada cardiovascular.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan amlodipin
pada pasien infark miokard akut di RSUD Sidoarjo. Pola penggunaan amlodipin
baik tunggal maupun kombinasi meliputi dosis, rute, frekuensi, dan aturan
penggunaan.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif dengan mengolah
data rekam medis kesehatan (RMK) pasien IMA periode Desember 2013 sampai

vii

Maret 2015 di RSUD Sidoarjo. Diperoleh data sesuai kriteria inklusi sebanyak 20
pasien.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa IMA banyak terjadi pada laki-laki
(75%) dibandingkan pada perempuan (25%). Pasien IMA lebih banyak yang
berusia ≥ 55 tahun (55%) daripada yang berusia < 55 tahun (45%). Faktor resiko
pada pasien IMA lebih banyak pada penyakit hipertensi (26%) kemudian pasien
diabetes melitus (19%), panyakit jantung (7%), dan dislipidemia (4%). Lama
penggunaan amlodipin dalam rentang 1-5 hari sebesar 70%, 6-10 hari 25%, dan
11-15 hari 5%. Lama perawatan pasien di rumah sakit selama 3-7 hari sebesar
75% dan selama 8-16 hari 25%. Keadaan KRS pasien IMA lebih banyak dengan
keadaan perbaikan (75%).
Amlodipin lebih banyak digunakan kombinasi (97%) daripada amlodipin
tunggal (3%). Kombinasi amlodipin paling banyak adalah kombinasi 3 obat
(51%) dan kombinasi terbanyak yaitu kombinasi amlodipin dengan captopril
(3x25 mg) p.o dan bisoprolol (1x2,5 mg) p.o dan (1x5 mg) p.o sebesar 39%.

viii

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
LEMBAR PENGUJIAN ........................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
RINGKASAN ....................................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
2.1 Definisi Infark Miokard Akut .......................................................................6
2.2 Epidemiologi Infark Miokard Akut ............................................................. 7
2.3 Etiologi dan Faktor Resiko Infark Miokard Akut ........................................ 8
2.4 Patogenesis Infark Miokard Akut .............................................................. 11
2.5 Patofisiologi Infark Miokard Akut ............................................................. 12
2.6 Presentasi Klinis Infark Miokard Akut ...................................................... 15
2.7 Diagnosis Infark Miokard Akut ....................................................................... 16

ix

2.7.1 Riwayat Klinis .................................................................................... 17
2.7.2 Data Pemeriksaan Fisik ............................................................................. 18
2.7.3 Data Laboratorium .............................................................................. 18
2.7.4 Elektrokardiogram .............................................................................. 19
2.7.5 Biomarker Serum Jantung ......................................................................... 20
2.7.5.1 Troponin ...................................................................................... 20
2.7.5.2 Serum Creatine Kinase (CK) ...................................................... 21
2.7.5.3 Serum Creatine Kinase Isoenzim................................................ 21
2.7.6 Cardiac Imaging ............................................................................... 22
2.8 Klasifikasi Klinis Infark Miokard Akut .................................................... 23
2.8.1 Infark Miokard Spontan (MI tipe 1) ................................................... 23
2.8.2 Infark Miokard Sekunder Sebagai Ketidakseimbangan Iskemik
(MI tipe 2) .......................................................................................... 23
2.8.3 Kematian Jantung Karena Infark Miokard (MI Tipe 3) ..................... 24
2.8.4 Infark Miokard Yang Berhubungan Dengan Prosedur Revaskularisasi (MI Tipe 4 dan 5) ...................................................................... 24
2.9 Komplikasi Infark Miokard Akut ............................................................... 25
2.9.1 Cardiac Arrest (Henti Jantung) ................................................................ 25
2.9.2 Gagal Jantung ..................................................................................... 25
2.9.3 Syok Kardiogenik ............................................................................... 26
2.9.4 Perikarditis .......................................................................................... 26
2.10 Penatalaksanaan Terapi Infark Miokard Akut ............................................. 26
2.10.1 Oksigen ............................................................................................. 28
2.10.2 Nitrat ................................................................................................. 29
2.10.2.1 Nitrogliserin ............................................................................ 29
2.10.2.2 Isosorbid Dinitrat .................................................................... 29
2.10.3 Obat-Obat Antiplatelet ............................................................................ 29
x

2.10.3.1 Aspirin .............................................................................................. 30
2.10.3.2 Klopidogrel ...................................................................................... 30
2.10.4 Obat-Obat Antikoagulan ......................................................................... 30
2.10.4.1 Heparin dan Warfarin .................................................................... 30
2.10.4.2 Fondaparinux .................................................................................. 31
2.10.5 Obat Trombolitik .............................................................................. 31
2.10.5.1 Streptokinase .................................................................................. 31
2.10.6 Beta-Blocker ..................................................................................... 31
2.10.6.1 Bisoprolol......................................................................................... 32
2.10.6.2 Propanolol ....................................................................................... 32
2.10.7 ACE Inhibitor ................................................................................... 32
2.10.7.1 Captopril........................................................................................... 33
2.10.7.2 Ramipril............................................................................................ 33
2.10.8 Penghambat Kanal Kalsium ................................................................... 33
2.10.8.1 Verapamil ......................................................................................... 34
2.10.8.2 Amlodipin ................................................................................ 34
2.10.8.2.1 Mekanisme Kerja Amlodipin ............................................. 35
2.10.8.2.2 Dosis Amlodipin ............................................................ 37
2.10.8.2.3 Efek Samping Amlodipin ................................................... 37
2.10.8.2.4 Amlodipin Untuk Terapi Pada Pasien IMA ..................... 37
2.10.8.2.5 Sediaan Amlodipin di Indonesia ........................................ 38
2.10.9 Angiotensin Receptor Blockers ............................................................. 39
2.10.9.1 Candesartan ..................................................................................... 39
2.10.9.2 Valsartan .......................................................................................... 39
2.10.10 Obat Golongan Statin .......................................................................... 40
2.10.10.1 Simvastatin .................................................................................... 40

xi

2.10.10.2 Atorvastatin ................................................................................... 40
2.10.11 Analgesik ....................................................................................... 40
2.10.11.1 Morfin ............................................................................................ 41
2.10.12 Antiaritmia ..................................................................................... 41
2.10.12.1 Lidokain .......................................................................................... 41
2.10.12.2 Amiodaron ...................................................................................... 42
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ................................................................43
3.1 Uraian Kerangka Konseptual ......................................................................... 43
3.2 Kerangka Konseptual ..................................................................................... 44
3.3 Kerangka Operasional Terapi pada Pasien IMA ............................................ 45
BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................................46
4.1 Rancangan Penelitian .................................................................................... 46
4.2 Populasi dan Sampel ..................................................................................... 46
4.2.1 Populasi ................................................................................................ 46
4.2.2 Sampel ............................................................................................ 46
4.2.3 Kriteria Data Inklusi ....................................................................... 46
4.2.4 Kriteria Data Eksklusi ........................................................................... 46
4.3 Bahan Penelitian........................................................................................... 46
4.4 Instrumen Penelitian..................................................................................... 47
4.5 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 47
4.6 Definisi Operasional..................................................................................... 47
4.7 Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 48
4.8 Analisis Data ................................................................................................ 48
BAB V HASIL PENELITIAN ..............................................................................49
5.1 Demografi Pasien ....................................................................................49
5.1.1 Jenis Kelamin .............................................................................. 50

xii

5.1.2 Umur ............................................................................................ 50
5.1.3 Status Pasien ................................................................................ 50
5.2 Faktor Resiko ............................................................................................... 51
5.3 Penggunaan Obat pada Pasien Infark Miokard Akut ................................... 51
5.4 Penggunaan Amlodipin pada Pasien Infark Miokard Akut ......................... 53
5.4.1 Pola Penggunaan Amlodipin Tunggal dan Kombinasi pada
Pasien Infark Miokard Akut di RSUD Sidoarjo ............................... 54
5.5 Lama Penggunaan Amlodipin pada Pasien Infark Miokard Akut di

RSUD

Sidoarjo................................................................................................. 56
5.6 Lama Perawatan Pasien Infark Miokard Akut di RSUD Sidoarjo ................. 57
5.7 Keadaan Keluar Rumah Sakit (KRS)............................................................. 57
BAB VI PEMBAHASAN ......................................................................................58
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................70
7.1 Kesimpulan .................................................................................................... 70
7.2 Saran............................................................................................................ ...70
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 71
LAMPIRAN ........................................................................................................ ..75

xiii

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

Tabel II.1 Kadar Serum Jantung ........................................................................... 20
Tabel II.2 Klasifikasi IMA .................................................................................... 25
Tabel II.3 Sediaan Amlodipin Di Indonesia ......................................................... 38
Tabel V.1 Faktor Resiko terkait IMA di RSUD Sidoarjo ..................................... 51
Tabel V.2 Pola penggunaan terapi pada pasien IMA di RSUD Sidoarjo ............. 52
Tabel V.3 Pola penggunaan terapi penyerta pada pasien IMA di RSUD
Sidoarjo................................................................................................. 53
Tabel V.4 Pola penggunaan amlodipin pada pasien IMA di RSUD Sidoarjo ..... 53
Tabel V.5 Pola penggunaan amlodipin tunggal dan kombinasi pada pasien
IMA di RSUD Sidoarjo ........................................................................ 54

xiv

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

Gambar 2.1 Anatomi Jantung ................................................................................. 6
Gambar 2.2 Proses Perkembangan Plak dan Terjadinya IMA .............................. 10
Gambar 2.3 Patofisiologi IMA .............................................................................. 14
Gambar 2.4 Penatalaksanaan Terapi Pasien IMA ................................................. 28
Gambar 2.5 Struktur Amlodipin ........................................................................... 34
Gambar 2.6 Mekanisme Kerja Amlodipin ............................................................ 36
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ........................................................................ 44
Gambar 3.2 Kerangka Operasional ....................................................................... 45
Gambar 5.1 Skema Inklusi dan Eksklusi Penelitian Pada Pasien Infark
Miokard Akut ................................................................................... 49
Gambar 5.2 Diagram presentase distribusi jenis kelamin pada pasien IMA
di RSUD Sidoarjo ............................................................................ 50
Gambar 5.3 Diagram persentase distribusi umur pada pasien IMA di RSUD
Sidoarjo ............................................................................................ 50
Gambar 5.4 Diagram persentase distribusi status asuransi pada pasien IMA
di RSUD Sidoarjo ............................................................................ 51
Gambar 5.5 Diagram distribusi lama penggunaan amlopidin pada pasien IMA
di RSUD Sidoarjo ............................................................................ 56
Gambar 5.6 Diagram distribusi lama perawatan pasien IMA di RSUD
Sidoarjo ............................................................................................ 57
Gambar 5.7 Diagram distribusi kondisi pasien IMA saat KRS di RSUD
Sidoarjo ............................................................................................ 57

xv

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................75
2. Surat Pernyataan ...............................................................................................76
3. Keterangan Kelayakan Etik ..............................................................................77
4. Daftar Nilai Normal Data Laboratorium ........................................................... 81

xvi

DAFTAR SINGKATAN
ACCF

=

american college of cardiology foundation

ACE

=

angiotensin converting enzym

ADP

=

adenosin difosfat

AHA

=

american heart association

ARB

=

angiotensin receptor blockers

CABG

=

coronary arteri bypass grafting

CAD

=

coronary artery disease

CAST

=

cardiac arrhythmia suppression trial

CCB

=

calcium channel blocker

CHF

=

congestive heart failure

CK

=

creatine kinase

COX

=

cyclooxygenase

cTnI

=

cardiac troponin I

cTnT

=

cardiac troponin T

DAPT

=

dual antiplatelet therapy

EKG

=

Elektrokardiogram

ESC

=

european society of cardiology

GTN

=

glyceryl trinitrate

HMG-CoA =

HMG coenzyme A

IMA

=

infark miokard akut

LBBB

=

left bundle branch block

LDL

=

low-density lipoprotein

LV

=

left ventricle

MI

=

myocardial infarction

NSTEMI

=

non ST-elevation myocardial infarction

PAI

=

plasminogen activator inhibitor

PCI

=

precutaneous coronary intervention

PGI2

=

prostaglandin I2

PJK

=

penyakit jantung koroner

RV

=

right ventricle

STEMI

=

ST-elevation myocardial infarction
xvii

t-PA

= tissue plasminogen activator

TXA2

= Thromboxane A2

UA

= unstable angina

WHF

= world health federation

WHO

= World health organization

xviii

DAFTAR PUSTAKA

Aaronson, P. I. & Ward, J. P., 2008. At a Glance: The Cardiovascular System,
Jakarta: Erlangga.
Aberg, Judith A., Jr., William A., Armstrong, L., et al., 2007. Drug Information
Handbook, Ed. 17th, Amerika: Lexi-Comp Inc.
Anderson, Philip O., Knoben, James E., and Troutman, William G., 2002.
Handbook of Clinical Drug Data, Ed. 10th, United States of America:
McGraw-Hill.
Antman, E.M., Loscalzo, J., 2012. ST-Segment Elevation Myocardial Infarction.
In: Longo, D.L., Kasper, D.L., Jameson, J.L., Fauci, A.S., Hauser, S.L.,
Loscalzo, J. (Ed.). Harrison’s Principles of Internal Medicine, Ed. 18th,
United States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Benowitz, Neal L., 2012. Antihypertensive Agents. In: Bertram G. Katzung,
Susan B. Masters, Anthony J. Trevor (Eds.). Basic & Clinical
Pharmacology, Ed. 12th, United States: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Besser, Pam, Harvey, Joyce B. Dr., Allbright, M., Bellak, M., Kerber, Sharon A.,
Lord, Cynthia B., Bevern, Pamela V., Shannon, K., Bryant, Juanita R.,
Winland-Brown, Jill E., Jentzen, Sandra A., Vaughans, Bennita W., 2003.
Circulation: The Cardiovascular and Lymphatic System. In: Cohen, B.J.
(Ed.). Medical Terminology: An Illustrated Guide, Ed. 4th, Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Bonow, Robert O., Douglas L. Mann, Douglas P. Zipes, and Peter Libby, 2012.
Braunwald's Heart Disease: A Textbook of Cardiovascular Medicine,
Ed. 9th, Philadelphia: Saunders, an imprint of Elsevier Inc., pp. 1087-1135.
Daubert, M.A., Jeremias, A., and Brown, D.L., 2010. Diagnosis of Acute
Myocardial Infarction. In: Jeremias, A., and Brown, D.L. (Eds.). Cardiac
Intensive Care, Ed. 2nd, Philadelphia: Saunders, an imprint of Elsevier
Inc., Chapter 10.
Depkes, 2011. Menkes : Akses Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan
Jantung Meningkat. Sekretariat Jenderal Kementrian Kesehatan RI. Rabu, 30
Maret 2011. www.depkes.go.id/pdf.php?id=1452. Diakses tanggal 20
Oktober 2014.
DiPiro, Joseph T., Robert L. Talbert, Gary C. Yee, Gary R. Matzke, Barbara G.
Wells, and L. Michael Posey, 2008. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic
Approach, Ed.7th, United States of America: The McGraw-Hill
Companies, Inc., pp. 175 & 269.

xix

Fauci, Anthony S., Dennis L. Kasper, Dan L. Longo, Eugene Braunwald, Stephen
L. Hauser, J. Larry Jameson, and Joseph Loscalzo, 2008. Harrison's
Principles of Internal Medicine, Ed. 17th, United States of America: The
McGraw-Hill Companies, Inc.
Greene, Russell J., Harris, N. D., 2008. Pathology and Therapeutics for
Pharmacists: A basis for clinical pharmacy practice, Ed. 3rd, Great
Britain: Cambridge University Press, 258-266.
Gunawan, Sulistia Gan, 2009. Farmakologi Dan Terapi. Edisi ke-5, Jakarta:
Balai Penerbit FKUI, hal 358.
Hume, Joseph R., and Grant, Augustus O., 2012. Agents Used in Cardiac
Arrhythmias. In: Bertram G. Katzung, Susan B. Masters, Anthony J. Trevor
(Eds.). Basic & Clinical Pharmacology, Ed. 12th, United States: The
McGraw-Hill Companies, Inc.
Kalra, S., Agrawal, N., Hussain, F., Mitra, A., 2009. Mangement Of Hypertension
With Concomitant Coronary Artery Disease: Result From The Imperial
Study-4. The Internet Journal of Family Practice. 2009 Volume 8 Number
2.
Khan, Nadia A., Grubisic, Maja, Hemmelgarn, Brenda, Humphries, Karen, King,
Kathryn M., and Quan, Hude, 2010. Outcomes After Acute Myocardial
Infarction in South Asian, Chinese, and White Patients. American Heart
Association.
Koda-Kimble, Mary Anne, Young, Lloyd Yee, Alldredge, Brian K., Corelli,
Robin L., Guglielmo, B. Joseph, Kradjan, Wayne A., and Williams, Bradley
R., 2009. Applied Therapeutics: The Clinical Use Of Drugs, Ed. 9th,
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, Chapter 17.
Kones, Richard, 2011. Oxygen Therapy for Acute Myocardial Infarction—Then
and Now. A Century of Uncertainty. J. Am. J. Med.
Martin, John, 2011. BNF, ed. 61th, London: BMJ Group.
Mason, R. P., Marche, P., Hintze, T. H., 2003. Novel Vascular Biology of ThirdGeneration L-Type Calcium Channel Antagonists: Ancillary Actions of
Amlodipine. Arterioscler Thromb Vasc Biol.
Mendis, Shanthi, Thygesen, Kristian, Kuulasmaa, Kari, Giampaoli, Simona,
Mahonen, Markku, Blackett, Kathleen Ngu, and Lisheng, Liu, 2010. World
Health Organization definition of myocardial infarction: 2008–09 revision.
Int. J. Epidemiol.
Murthy, M. B., and Murthy B., 2011. Amlodipine-induced petechial rash. J.
Postgraduate. Med. October 2011 Vol 57 Issue 4.
Neal, M.J., 2005. At a Glance Farmakologi Medis. Jakarta: Penerbit Erlangga.

xx

O’Gara, P.T., et al. 2012. 2013 ACCF/AHA Guideline for the Management of
ST-Elevation Myocardial Infarction: A Report of the American College of
Cardiology Foundation/American Heart Association Task Force on Practice
Guidelines. Circulation, Vol. 127
Olafiranye, O., Zizi, F., Brimah, P., Jean-louis, G., Makaryus, A. N., McFarlane,
S., and Ogedegbe, G., 2011. Research Article: Management of Hypertension
among Patients with Coronary Heart Disease. Int. J. Hypertens.
Pramudianto, A., Evaria, 2010. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Edisi ke10, Jakarta: UBM Medica Asia Pte Ltd.
Perk, Joep, Backer, G. D., Gohlke, H., Graham, I., Reiner, Z., Verschuren, W.M.
M., Albus, C., Benlian, P., Boysen, G., Cifkova, R., Deaton, C., Ebrahim, S.,
Fisher, M., Germano G., Hobbs, R., Hoes, A., Karadeniz, S., Mezzani, A.,
Prescott, E., Ryden, L., Scherer, M., Syvanne, M., Reimer, W.J.M.S.O.,
Vrints, C., Wood, D., Zamorano, J. L., and Zannad, F., 2012. European
Guidelines on cardiovascular disease prevention in clinical practice (version
2012). Eur. Heart J. Vol. 33
Rimawi, Ramzy H., 2013. Bedside Critical Care Guide. OMICS Group eBooks.
Rosendorff, Clive, 2000. Calcium antagonists and secondary prevention of
myocardial infarction. The Lancet, pg. 1738.
Shetty, S., 2010. Acute Coronary Syndromes. In: J.J. Marini and A.P. Wheeler
(Eds.). Critical Care Medicine, Ed. 4th, Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins, p. 397.
Staessen, Jan A., Yan Li, Lutgarde THIJS, and Ji-Guang Wang, 2005. Blood
Pressure Reduction and Cardiovascular Prevention: An Update Including the
2003–2004 Secondary Prevention Trials. Hypertens Res Vol. 28, No. 5.
Steg, Ph. Gabriel, James, Stefan K., Atar, Dan, Badano, Luigi P., BlomstromLundqvist, Carina, Borger, Michael A., Mario, Carlo Di, Dickstein, Kenneth,
Ducrocq, Gregory, Fernandez-Aviles, Francisco, Gershlick, Anthony H.,
Giannuzzi, Pantaleo, Halvorsen, Sigrun, Huber, Kurt, Juni, Peter, Kastrati,
Adnan, Knuuti, Juhani, Lenzen, Mattie J., Mahaffey, Kenneth W.,
Valgimigli, Marco, Hof, Arnoud van ’t, Widimsky, Petr, and Zahger, Doron,
2012. ESC Guidelines for the management of acute myocardial infarction in
patients presenting with ST-segment elevation. Eur. Heart J. (2012) 33,
2569–2619.
Sweetman, Sean C., 2009. Martindale The Complete Drug Reference, Ed. 36th,
China: Everbest Printing Co. Ltd.
Syamsudin, 2011. Buku Ajar Farmakoterapi Kardiovaskular dan Renal.
Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

xxi

Tatro, David S., 2003. A to Z Drug Facts. U.S: Facts and Comparisons.
Thygesen, K., Alpert, Joseph S., White, Harvey D., 2007. Universal Definition of
Myocardial Infarction. Eur. Heart J. (2007) 28, 2525–2538.
Thygesen, Kristian, Joseph S. Alpert, Allan S. Jaffe, Maarten L. Simoons,
Bernard R. Chaitman and Harvey D. White, 2012. Third Universal Definition
of Myocardial Infarction. J. Am. Coll. Cardiol. Vol. 60, No. X, pp. 6-8.
Wang, Ji-Guang, Li, Yan, Franklin, S. S., Safar, Michel, 2007. Prevention of
Stroke and Myocardial Infarction by Amlodipine and Angiotensin Receptor
Blockers: A Quantitative Overview. American Heart Association.
Wang, T.Y., Ohman, E.M., 2009. Myocardial Infarction. In: Runge, M.S.,
Greganti, M.A. (Eds.). Netter’s Internal Medicine, Ed. 2nd, Philadelphia:
Saunders, an imprint of Elsevier Inc., pp. 194-200.
Weber, Michael A., Schiffrin, Ernesto L., White, William B., Mann, S.,
Lindholm, Lars H., Kenerson, John G., Flack, John M., Carter, Barry L.,
Materson, Barry J., C. Ram, Venkata S., Cohen, Debbie L., Cadet, JeanClaude, Jean-Charles, Roger R., et al, 2014. Clinical Practice Guidelines for
the Management of Hypertension in the Community: A Statement by the
American Society of Hypertension and the International Society of
Hypertension. J. of Clin. Hypertens.
WHO, 2013. Cardiovascular diseases (CVDs). World Health Organization.
Yeh, Robert W., Stephen Sidney, Malini Chandra, Michael Sorel, Joseph V.
Selby, and Alan S. Go, 2010. Population Trends in the Incidence and
Outcomes of Acute Myocardial Infarction. N Engl J Med vol. 362 no. 23.
Zhender, James L., 2012. Drugs Used in Disorders of Coagulation. In: Bertram
G. Katzung, Susan B. Masters, Anthony J. Trevor (Eds.). Basic & Clinical
Pharmacology, Ed. 12th, United States: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Zhu, Yanlin, Fen Wang, Quan Li, Mingshe Zhu, Alicia Du, Wei Tang, and
Weiqing Chen, 2013. Amlodipine Metabolism in Human Liver Microsomes
and Roles of CYP3A4/5 in the Dihydropyridine Dehydrogenation. Drug
Metab Dispos 42:245–249.

xxii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian nomor satu

di

seluruh dunia. Semakin banyak orang yang meninggal setiap tahun karena
penyakit kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular terdiri dari penyakit jantung
koroner, penyakit serebrovaskular, penyakit arteri perifer, penyakit jantung
rematik dan penyakit jantung bawaan, trombosis vena dan emboli paru. Penyakit
jantung koroner sendiri merupakan penyakit kardiovaskular yang berkaitan
dengan pembuluh darah yang mengangkut suplai oksigen ke jantung (WHO,
2013).
Infark miokard terjadi sebagai hasil dari ketidakseimbangan antara
ketersediaan dan kebutuhan oksigen pada sel miokard. Kebanyakan infark
miokard timbul dari keadaan patologis aterosklerosis pada arteri koroner. Cedera
endotel pembuluh darah dan inflamasi lokal, penyerapan dan oksidasi low-density
lipoprotein (LDL), dan proliferasi sel otot halus ikut berkontribusi pada
pembentukan plak aterosklerosis yang akan pecah dan tersebar pada sirkulasi
darah. Gangguan jaringan fibrosa menyebabkan inflamasi, aktivasi platelet,
pembentukan trombin, dan pembentukan trombus. Hal ini dapat menyebabkan
penurunan aliran darah epikard pada iskemi miokard dan lebih rentan untuk
mengalami nekrosis (Wang dan Ohman, 2009).
Infark miokard akut terjadi ketika aliran darah koroner menurun secara
drastis setelah adanya oklusi trombosis pada suatu arteri koroner yang menyempit
karena aterosklerosis dan menghasilkan cedera. Cedera ini dipercepat oleh faktorfaktor seperti merokok, hipertensi, dan akumulasi lipid (Syamsudin, 2011). Infark
miokard terjadi karena sel miokard mati yang disebabkan oleh iskemia yang
berkepanjangan. Terbentuknya nekrosis miokard membutuhkan beberapa waktu
setelah onset dari infark miokard muncul. Sel miokard akan mengalami nekrosis
sepenuhnya setidaknya selama 2-4 jam atau lebih tergantung pada aliran darah di
zona infark, oklusi sebagian atau penuh di arteri koroner, dan kebutuhan oksigen
dan nutrisi individu (Thygesen et al, 2012).

1

2

Infark miokard sendiri terbagi menjadi dua klasifikasi berdasarkan hasil dari
pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) yaitu, pasien yang mengalami elevasi
gelombang ST (STEMI) dan yang tidak mengalami elevasi gelombang ST
(NSTEMI) (Fauci, 2008). Pasien infark miokard biasanya datang dengan gejala
nyeri dada di tengah seperti ditekan, yang dapat menjalar ke lengan, rahang, atau
leher dan berlangsung selama lebih dari 30 menit dan tidak mereda dengan
nitrogliserin. Pasien seringkali berkeringat dan tampak dingin, mual atau muntah
dan timbul perasaan sangat cemas (Aaronson dan Ward, 2008).
Penyakit kardiovaskuler merupakan masalah kesehatan global yang
berkontribusi hingga 30% dari kematian dunia dan 10% dari beban penyakit
global. Pada tahun 2005, dari total 58 juta kematian di dunia, 17 juta dikarenakan
penyakit kardiovaskuler dan, di antara mereka, 7,6 juta adalah karena penyakit
jantung koroner. Infark miokard adalah salah satu dari lima manifestasi utama
penyakit jantung koroner, yaitu angina pektoris stabil, angina pektoris tidak stabil,
MI (myocardial infarction), gagal jantung, dan kematian mendadak (Mendis et al,
2010). Pasien IMA Asia Selatan pada umumnya berumur lebih muda
dibandingkan pasien IMA kulit putih (Khan et al, 2010).
Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian utama di Indonesia.
Berdasarkan data WHO (World Health Organization), sekitar 23,6 juta orang
akan meninggal karena penyakit kardiovaskular pada tahun 2030. Sedangkan
berdasrkan Riskesdas, 2007 menunjukan bahwa prevalensi penyakit jantung
secara nasional adalah 7,2%. Penyakit jantung iskemik mempunyai proporsi
sebesar 5,1% dari seluruh penyakit penyebab kematian di Indonesia, dan penyakit
jantung mempunyai angka proporsi sebesar 4,6% dari seluruh kematian. Selain
itu, hasil penelitian kohort di Pusat Jantung Nasional Harapan Kita dan 5 rumah
sakit di Indonesia di tahun 2006 menunjukan bahwa angka kematian karena
penyakit kardiovaskular di rumah sakit adalah sekitar 6-12% dan angka rehospitalisasi yaitu 29% (Depkes, 2011).
Penatalaksanaan dan pemilihan terapi pada pasien IMA diberikan
berdasarkan keadaan pasien. Pasien yang diberikan PCI (Precutaneus Coronary
Intervention) primer seharusnya menerima kombinasi DAPT (dual antiplatelet
therapy) dengan aspirin dan penghambat reseptor adenosin difosfat (ADP) sedini

3

mungkin sebelum angiografi, dan antikoagulan secara parenteral. Fibrinolisis
merupakan strategi reperfusi penting, terutama dalam keadaan di mana PCI primer
tidak dapat diberikan kepada pasien STEMI dalam batas waktu yang dianjurkan.
Pengobatan jangka panjang pasien dengan beta-blocker setelah STEMI juga
memiliki keuntungan yang baik. Namun, penggunaan beta-blocker merupakan
kontraindikasi pada pasien dengan tanda-tanda klinis hipotensi atau gagal jantung
kongestif. Penghambat kanal kalsium disarankan untuk diberikan pada pasien
yang kontraindikasi dengan beta-blocker. Statin harus diberikan kepada semua
pasien dengan infark miokard akut. Pemberian statin tidak berhubungan pada
kadar kolesterol pasien. Nitrat yang diberikan pada pasien berfungsi untuk
mengontrol gejala angina pasien. ACE inhibitors diberikan pada pasien yang
mengalami gagal jantung di fase awal dan jika pasien kontraindikasi dengan ACE
inhibitors dapat diberikan ARB (Steg et al, 2012).
Penggunaan antagonis kalsium untuk pengobatan infark miokard akut telah
diteliti dalam setidaknya 25 studi Randomized Controlled. Sebagian besar
penelitian ini dilakukan di era sebelum agen trombolitik atau angioplasti banyak
digunakan untuk pengobatan infark miokard akut. Efikasi kalsium antagonis dapat
secara substansial dimodifikasi oleh trombolisis atau angioplasti, karena
perawatan ini memodulasi setidaknya beberapa mekanisme kerja dari kalsium
antagonis seperti; kontraktilitas miokard dan kebutuhan oksigen sehingga
mempengaruhi reaktivitas dan kemampuan vaskular koroner, dan memodifikasi
fungsi endotel. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa antagonis kalsium dapat
digunakan sebagai pencegahan sekunder pada kejadian iskemi miokard, serta
menunjukkan bahwa sebagian besar dari studi CCB digunakan untuk pencegahan
sekunder infark miokard (Rosendorff, 2000).
Amlodipin, penghambat saluran kalsium golongan dihidropiridin, secara
luas digunakan dalam pengobatan berbagai gangguan kardiovaskular. Terdapat
kasus yang menunjukkan adanya ruam petekie bilateral pada tungkai bawah yang
merupakan efek samping amlodipin. Efek samping lain dari amlodipin yaitu
menyebabkan edema pergelangan kaki namun lebih ringan dibandingkan dengan
obat golongan dihidropiridin lainnya. Ruam petekie yang terjadi merupakan efek
samping dari amlodipin dan terkadang tanpa atau dengan edema. Petekie yang

4

disebabkan oleh amlodipin merupakan hasil dari peningkatan tekanan hidrostatik
dalam kapiler (Murthy, 2011).
Di sisi lain tentang adanya efek samping amlodipin, terdapat penelitian yang
menyatakan bahwa penghambat kanal kalsium (yang digunakan amlodipin)
banyak mengurangi resiko dari stroke dan infark miokard. Jika dibandingkan
dengan long acting penghambat kanal kalsium, amlodipin, ARB kurang efektif
untuk menurunkan tekanan darah dan juga menunjukkan inferioritas pencegahan
stroke dan infark miokard. Penelitian tentang amlodipin dibandingkan dengan
diuretik, β-blockers, atau penghambat ACE seperti hasil meta-analisis sebelumnya
menunjukkan

penghambat

kanal

kalsium

pada

umumnya

memberikan

perlindungan lebih baik terhadap stroke dan khususnya amlodipin memberikan
perlindungan yang sama terhadap infark miokard (Wang et al, 2007).
Berdasarkan penjelasan di atas perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
apakah amlodipin banyak digunakan sebagai terapi tambahan pada pasien IMA.
Dilakukan di RSUD Sidoarjo untuk mengetahui amlodipin sering digunakan atau
tidak di rumah sakit ini pada pasien IMA karena kebutuhan setiap rumah sakit
berbeda-beda.

1.2

Rumusan Masalah
Bagaimana pola penggunaan amlodipin pada pasien infark miokard akut?

1.3

Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pola penggunaan obat-obat pada pasien infark miokard akut
meliputi dosis, rute, frekuensi, dan aturan penggunaan.
2. Mengetahui pola terapi obat amlodipin pada pasien infark miokard akut
meliputi dosis, rute, frekuensi, dan aturan penggunaan.

1.4

Manfaat Penelitian
1. Mengetahui outcome terapi pada pasien infark miokard akut sehingga
farmasis dapat memberikan pelayanan kefarmasian yang lebih baik
dengan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya.

5

2. Mengetahui pola penggunaan amlodipin untuk terapi obat pada pasien
infark miokard dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kepada pasien.