3.2.1.2.1. Karakteristik Remaja
Menurut Hurlock 1981 remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk 2000 memberi batasan usia
remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall dalam Santrock, 2003 usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan
batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat
bervariasi. Remaja seringkali dikatakan sebagai masa peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa, bukan hanya dalam artian psikologis tapi juga fisik. Anne Ahira dalam http:www.anneahira.com remaja
ini bisa dipahami dari istilah yang berbeda, di Indonesia sendiri bisa saja mereka disebut sebagai anak tanggung, anak bau kencur, dsb.
Dalam bahasa pengajaran psikologi, adolescence atau remaja berasal dari kata latin
“Adoiescere” yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa artinya masa masa remaja berada dalam periode
transisi, yakni periode dimana tidak bisa kembali ke titik awal, remaja secara fisik akan semakin matang, sesuai dengan penambahan volume
otak, dan pertumbuhan lainnya. Kepribadian remaja akan terbentuk sesuai dengan tempat dan
lingkungan remaja tersebut berada. Keluarga, teman, atau tokoh-tokoh tertentu adalah beberapa contoh orang yang biasanya menjadi panutan
para renaja untuk membentuk suatu kepribadian. Hal inilah yang
kadang kerap menjadi masalah, dimana mereka terkadang belum bisa memahami antara hal yang positif dan hal yang negatif sehingga
dalam keadaan ini mereka memerlukan suatu bimbingan. Sebuah tontonan televisi juga bisa mempengaruhi sifat dan kepribadian
seorang remaja, baik itu sinetron, reality show, ataupun sebuah iklan televisi sekalipun. Seorang remaja akan mencerna apa yang mereka
lihat dan terkadang mereka berusaha meniru dengan apa yang dilihatnya. Terlepas dari hal tersebut seorang remaja biasanya
memiliki pemikiran atas apa yang mereka lakukan. Dalam kata lain, sebenarnya mereka telah sedikit tahu baik buruk tindakan yang
mereka lakukan dalam kaitannya dengan norma bermasyarakat. Namun mereka tetap mengikuti kata hati dan obsesi dirinya sehingga
membentuk sebuah diri yang idealis bagi dirinya. Menurut Piaget dalam Santrock, 2003: 110 secara lebih nyata
pemikiran opersional formal bersifat lebih abstrak, idealistis dan logis. Remaja berpikir lebih abstrak dibandingkan dengan anak-anak
misalnya dapat menyelesaikan persamaan aljabar abstrak. Remaja juga lebih idealistis dalam berpikir seperti memikirkan karakteristik
ideal dari diri sendiri, orang lain dan dunia. Remaja berfikir secara logis yang mulai berpikir seperti ilmuwan, menyusun berbagai
rencana untuk memecahkan masalah dan secara sistematis menguji cara pemecahan yang terpikirkan.
Dari pemaparan yang telah dibahas, penulis memilih remaja dalam rentang usia 12-18 tahun yang dijadikan sebagai khalayak
sasaran. Rentang usia ini dipilih karena pada usia yang masih tergolong usia sekolah ini setiap remaja masih membutuhkan
bimbingan, baik dari keluarga, lingkungan sekitar, ataupun lingkungan sekolah yang nantinya akan turut membentuk pribadi mereka. Lewat
iklan yang akan ditayangkan melalui media elektronik ini, diharapkan Iklan Layanan Masyarakat Go Green dapat berkontribusi membentuk
pola pikir remaja yang cinta lingkungan dan peduli terhadap keadaan bumi.
Adapun remaja yang menjadi khalayak sasaran untuk Iklan Layanan Masyarakat Go Green ini adalah remaja dengan ciri: 1
Selalu ingin tahu terhadap hal yang baru; 2 Menggemari teknologi; 3 Mudah dipengaruhi oleh tontonan dari media massa; 4 Peduli
terhadap lingkungannya.
3.2.1.3. Penempatan Media