20
Dari definisi dan penjelasan di atas, dapat ditarik pengertian definisi bahwa masyarakat siaga bencana adalah masyarakat yang memiliki
kemampuan untuk mengelola risiko bencana di lingkungannya. Kemampuan tersebut diukur dengan dimilikinya perencanaan penanggulangan bencana
sebelum, saat, dan setelah bencana, ketersediaan logistik, keamanan dan kenyamanan di lingkungan masyarakat, infrastruktur, serta sistem
kedaruratan, yang mendukung oleh adanya pengetahuan dan kemampuan kesiapsiagaan, prosedur tetap standard operational procedure, dan sistem
peringatan dini. Kemampuan tersebut juga dapat dinalar melalui adanya simulasi regular dengan kerja bersama berbagai pihak terkait yang
dilembagakan dalam kebijakan lembaga masyarakat tersebut untuk mentranformasikan pengetahuan dan praktik penanggulangan bencana dan
pengurangan risiko bencana kepada seluruh warga masyarakat sebagai konstituen lembaga masyarakat Konsorsium, 2008:10.
2. Konsep Dasar Kesiapsiagaan
Pengupayaan kesiapsiagaan
masyarakat terhadap
bencana merupakan perwujudan dari Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko
Bencana RAN PRB 2010-2012 Prioritas 5 yang merupakan penerjemahan dari proritas 5 dalam Kerangka Kerja Aksi Hyogo 2005-2015, yaitu
memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana untuk merespon yang efektif di semua tingkatan masyarakat. Selain itu, dalam konteks pendidikan
pengurangan risiko bencana, konsep dasar ini merupakan perwujudan dari Kerangka Kerja Hyogo 2005-2015, prioritas 3 tiga, yaitu menggunakan
21
pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun sebuah budaya keselamatan dan ketahanan di semua tingkat.
3. Parameter dan Indikator Kesiapsiagaan Bencana
Parameter dan indikator untuk mengukur upaya yang dilakukan masyarakat dalam membangun MSB perlu ditetapkan. Parameter adalah
standar minimum yang bersifat kualitatif dan menentukan tingkat tingkat minimum yang harus dicapai dalam pemberian respon pendidikan.
Indikator merupakan “penanda” yang menentukan apakah standar telah dicapai. Indikator memberikan cara mengukur dan mengkomunikasikan
dampak, atau hasil dari suatu program, sekalipun juga proses, atau metode yang digunakan. Indikator juga bersifat kualitatif.
Parameter kesiapsiagaan masyarakat diidentifikasi terdiri dari empat faktor Konsorsium, 2008:11-18, yaitu:
a. Sikap dan Tindakan Dasar dari setiap sikap dan tindakan manusia adalah presepsi,
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. MSB ingin membangun kemampuan seluruh warga masyarakat, baik individu maupun warga
masyarakat secara kolektif, untuk menghadapi bencana secara cepat dan tepat guna. Dengan demikian, seluruh warga masyarakat menjadi target sasaran,
tidak hanya masyarakat. b. Kebijakan Masyarakat
Kebijakan masyarakat adalah keputusan yang dibuat secara formal oleh masyarakat mengenai hal-hal yang perlu didukung dalam pelaksaan
22
Pengurangan Risiko Bencana PRB di masyarakat, baik secara khusus maupun terpadu. Keputusan tersebut bersifat mengikat. Pada praktiknya,