Pemeriksaan Rutin Pemeriksaan Khusus Pemeriksaan Kriteria Seleksi

Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan BPKP, Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan, Itjen Depkeu dan Pemeriksa dari Akuntan Publik. Adapun jenis pemeriksaan berdasarkan SE-04PJ.042007 Tentang Rencana Pemeriksaan dan Kebijakan Umum Pemeriksaan Tahun 2007 terdiri dari :

1. Pemeriksaan Rutin

Pemeriksaan Rutin adalah pemeriksaan yang bersifat rutin yang dilakukan terhadap Wajib Pajak yang berhubungan dengan pemenuhan hak dan kewajiban perpajakannya, yaitu antara lain : a. Pemeriksaan Rutin diprioritaskan terhadap SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan atau Orang Pribadi yang menyatakan lebih bayar; b. Pemeriksaan Rutin terhadap SPT Tahunan PPh Rugi Tidak Lebih Bayar yang diprioritaskan yang memiliki potensi penerimaan pajak yang signifikan, atau yang akan daluwarsa, atau pada saat rugi tersebut dikompensasikan.

2. Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan Khusus yang secara khusus dilakukan terhadap Wajib Pajak sehubungan dengan adanya data, informasi, laporan, atau pengaduan yang berkaitan dengan Wajib Pajak tersebut, atau untuk memperoleh data atau informasi untuk tujuan tertentu lainnya. Pemeriksaan ini sifatnya sangat selektif, yaitu antara lain : a. Wajib Pajak yang diduga telah melakukan tindak pidana di bidang perpajakan Universitas Sumatera Utara b. Wajib Pajak tertentu berdasarkan pengaduan masyarakat c. Wajib pajak tertentu berdasarkan pertimbangan DJP Erat hubungannya dengan hal tersebut di atas, adanya himbauan untuk melakukan pembetulan SPT, sebagaimana dituangkan daalm Instruksi Direktorat Jenderal Pajak No. 325PJ.2002 Tentang Pemanfaatan Data, Wajib Pajak yang tidak memenuhi himbauan DJP dimaksud, termasuk Wajib Pajak yang akan diperiksa berdasarkan kriteria pemeriksaan khusus ini bahkan kemungkinan dapat dilakukan penyidikan.

3. Pemeriksaan Kriteria Seleksi

Pemeriksaan yang dilakukan terhadap Wajib Pajak Badan atau Orag Pribadi yang terpilih berdasarkan skor resiko tingkat kepatuhan secara komputerisasi. Penggunaan sistem kriteria seleksi semacam ini dimaksudkan untuk mengurangi unsur subjektifitas dalam menentukan pilihan Wajib Pajak yang akan diperiksa, karena mekanisme pemilihannya berdasarkan beberapa variabel yang sudah terukur dalam suatu program aplikasi komputer. Berdasarkan sistem pemilihan seperti diatas, Wajib Pajak yang akan diperiksa adalah Wajib Pajak yang mempunyai potensi fiskal tinggi, tetapi menunjukkan adanya indikasi telah melakukan pelanggaran terhadap kewajiban perpajakannya.

4. Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain