PTKP. Setiap Wajib Pajak Orang Pribadi yang berstatus sebagai karyawan wajib mendaftarkan diri dan kepadanya diberikan NPWP. Wajib Pajak Orang Pribadi yang
berstatus sebagai karyawan dapat mengajukan permohonan untuk mendapatkan NPWP di KPP domisili atau melalui KPP lokasi.
Pemberian NPWP secara jabatan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang berstatus sebagai karyawan didahului dengan kegiatan pencarian data Wajib Pajak
Orang Pribadi berstatus karyawan.
2. Pemberian NPWP di lokasi usaha terhadap Orang Pribadi pengusaha
tertentu yang mempunyai lokasi usaha di sentra perdagangan atau perbelanjaan, pertokoan, perkantoran, mal, plaza, kawasan industri dan
sentra ekonomi lainnya
Dalam rangka tertib administrasi, Pasal 3A KEP 161P.J2001 menegaskan bahwa setiap Pengusaha Orang Pribadi yang melakukan penyerahan Barang Kena
Pajak BKP atau Jasa Kena Pajak JKP wajib memiliki NPWP. Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha adalah setiap penyewapengguna tempat
usaha yang melakukan usaha perdagangan atau melakukan usaha jasa di pusat perdagangan dan atau pertokoan.
Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki tempat usaha di pusat perdagangan dan atau pertokoan adalah setiap Orang Pribadi yang berdasarkan hukum memiliki
objek pajak yang digunakan sebagai tempat kegiatan usaha Wajib Pajak. Setiap objek pajak yang berada di pusat perdagangan dan atau pertokoan wajib didaftarkan dengan
Universitas Sumatera Utara
mengisi Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP melalui kegiatan pemutakhiran data Objek Pajak. Setiap Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha
dan atau memiliki tempat usaha di pusat perdagangan dan atau pertokoan wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP melalui
kegiatan Ekstensifikasi yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak.
3. Pemberian NPWP berdasarkan data yang dimiliki atau diperoleh, ternyata
belum terdaftar sebagi WP baik di domisili atau lokasi
Wajib Pajak Orang Pribadi wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP ke KPP yang wilayahnya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan
Wajib Pajak. Wajib Pajak yang telah memiliki penghasilan diatas PTKP juga wajib memiliki NPWP atau mendaftarkan diri, dan apabila belum terdaftar akan diberikan
NPWP berdasarkan domisili atau lokasi.
4. Penentuan jumlah angsuran PPh Pasal 25 yang harus disetorkan dalam
tahun berjalan
PPh Pasal 25 merupakan angsuran Pajak Penghasilan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan dalam tahun pajak berjalan, sebagaimana
dimaksud dalam pasal 25 UU No. 122000 Tentang Pajak Penghasilan. Angsuran Pajak Penghasilan tersebut dapat dijadikan sebagai kredit pajak terhadap pajak yang
terutang atas seluruh penghasilan Wajib Pajak pada akhir tahun pajak yang dilaporkan didalam SPT tahunan PPh.
Universitas Sumatera Utara
Besarnya angsuran pajak dalam tahun berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulannya adalah sebesar PPh yang terutang dikurangi
dengan PPh yang dipotong dan atau dipungut serta dibayar atau terutang diluar negeri yang boleh dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21, pasal 22, pasal 23,
pasal 24 dibagi 12 atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.
F. UNIT ORGANISASI YANG MELAKUKAN KEGIATAN
EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK DAN INTENSIFIKASI PAJAK
1. Seksi Pengolahan Data dan Informasi PDI pada Kantor Pelayanan Pajak
KPP serta Kantor Penyuluhan Pajak yang berada diluar kota kedudukan KPP;
2. Dalam hal kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak
dimaksudkan untuk menghitung jumlah pajak yang terutang, Kepala KPP dapat menunjukkan petugas pada Seksi PPh, Seksi PPN,dan Pajak tidak
Langsung Lainnya, serta seksi lainnya di KPP untuk diperbantukan pada Seksi PDI dan atau Kantor Penyuluhan Pajak.
Petugas Pelaksana yang melaksanakan kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak adalah Petugas yang memenuhi kualifikasi sebagai Pelaksana
kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak, meliputi :
Universitas Sumatera Utara
a. Petugas yang ditunjuk oleh Kepala KPP;
b. Petugas Kantor Penyuluhan Pajak yang ditunjuk oleh Kepala KPP;
c. Petugas lain yang ditunjuk oleh Kepala Kanwil DJP.
G. PEMERIKSAAN PAJAK
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan serta tujuan lain, dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Tujuan pemeriksaan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 625KMK.041994 yang diubah menjadi Keputusan Menteri Keuangan No.
545KMK2000 tentang tujuan pemeriksaan yaitu: 1.
Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam rangka memberikan kepastian hukum, keadilan dan pembinaan kepada Wajib
Pajak dan 2.
Tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan.
Pemerikasaan pajak dilakukan oleh pegawai DJP, yakni PNS yang memiliki keahlian sebagai pemeriksa, selain itu pemeriksa pajak bisa merupakan tenaga ahli
yang ditunjuk oleh DJP dan diberi wewenang, tugas dan tanggung jawab pajak sebagai pemeriksa pajak. Tenaga ahli yang ditunjuk oleh DJP adalah Pegawai Badan
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan BPKP, Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan, Itjen Depkeu dan Pemeriksa dari Akuntan Publik. Adapun jenis
pemeriksaan berdasarkan SE-04PJ.042007 Tentang Rencana Pemeriksaan dan Kebijakan Umum Pemeriksaan Tahun 2007 terdiri dari :
1. Pemeriksaan Rutin