SEJARAH ETNIS TIONGHOA DI KOTA BINJAI.

SEJARAH ETNIS TIONGHOA DI KOTA BINJAI

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

Oleh :
AMLIANSYAH
NIM 3122121001

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

ABSTRAK
AMLIANSYAH. 3122121001. SEJARAH ETNIS TIONGHOA DI KOTA
BINJAI. SKRIPSI S-1. JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH. FAKULTAS
ILMU SOSIAL. 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah masuknya etnis tionghoa di
Kota Binjai yang ditinjau dari keberadaan etnis tionghoa dikota Binjai.Yang

kedua untuk mengetahui keberadaan etnis Tionghoa ditinjau dari suku suku di
etnis Tionghoa.Ketiga, untuk mengetahui aktivitas kehidupan etnisTionghoa di
kota Binjai. Dan yang ke empat,untuk mengetahui kegiatan perekonomiandan
social etnis Tionghoa dikota Binjai. Untuk memperoleh data - data yang
diperlukan, peneliti menggunakan metode study pustaka (library reasearch) dan
penelitian lapangan (field reasearch). Kemudian teknik untuk mengumpulkan
data dilakukan dengan observasi ke lokasi penelitian, wawancara kepada tokoh
masyarakat dan penduduk sekitar lokasi penelitianyaitukotaBinjai. Dari hasil
penelitian yang dilakukan dan informasi yang diberikan oleh informan diketahui
bahwa sejarah kedatangan etnis Tionghoa di kota Binjai bermula dari pembukaan
lahan perkebunan Deli yang merupakan daerah penghasil tembakau terbaik yang
dikuasai oleh pengusaha dan tuan tanah Belanda. Awalnya etnis Tionghoa yang di
datangkan dari semenanjung Malaysia hanya berupa kuli biasa, lambat laun peran
mereka berkembang menjadi tuan kebun yang jabatanya cukup di hormati pada
saat itu. Perekonomian perkebunan Belanda mulai meningkat dan orang-orang
Tionghoa mulai disebar hingga ke Binjai sebagai pegawai dan kuli. Seiring
berjalannya waktu mereka menetap di Binjai dan beralih profesi menjadi
pedagang, pengumpul barang bekas, peternak,pemilik kebun hingga menjadi
pemilik toko. Permukiman terpusat mereka memungkinkan mereka untuk saling
berinteraksi sesama non pribumi hingga menjadi sebuah komunitas besar etnis

Tionghoa.
Kata kunci

: Sejarah, Etnis Tionghoa,Kota Binjai.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, Tuhan Yang Maha
Esa atas berkat dan pertolongan Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “Sejarah Etnis Tionghoa Di Kota Binjai “.
Adapun tujuan Skripsi ini disusun yaitu sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak
mengalami kendala. Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin didalam
menyelesaikan skripsi ini walaupun penulis menyadari bahwa masih memiliki
kekurangan didalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan agar para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk melengkapi skripsi ini.
Didalam menyelesaikan penyusunan Skripsi ini, penulis menghadapi
beberapa kendala namun berkat bantuan, bimbingan, dukungan dan kerjasama

dari berbagai pihak, kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk
itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan kepada:
1. Allah Swt yang telah mencurahkan Nikmat dan Rahmat Nya kepada
penulis, Sehingga penulisan Skripsi ini dapat terlaksana dengan baik.
2. Kedua orang tua saya, Almarhum ayahanda tercinta Darwan dan
ibunda tercinta Padiannur. Penghormatan dan penghargaan setinggi-

tinggi nya saya berikan kepada mereka. Karena dengan kasih sayang
dan dukungan dari mereka saya bisa menyelesaikan tulisan ini.
3. Kepada Abang dan kakak saya, Budi S.pd, Erniati S.pd, dan Firman
S.pd yang selalu memberi dukungan, semangat dan doa hingga
terselesaikanya tulisan ini.
4. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Universitas
Negri Medan
5. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd Selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial
6. Bapak dan Ibu pembantu Dekan di lingkungan Fakultas
7. Bapak Drs.Yushar Tanjung, Msi, selaku ketua jurusan Pendidikan
sejarah sekaligus dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih

buat

pemikiran-pemikiran

bapak

yang

telah

membantu

mengembangkan pemikiran penulis. Terima kasih juga buat
bimbingan, arahan dan masukan-masukan yang selama ini bapak
berikan kepada saya hingga pada akhirya saya dapat menyelesaikan
tulisan ini.
8. bapak Drs.Syahrul Nizar Saragih,Ma selaku sekretaris jurusan
sekaligus dosen Penguji Penulis
9. Ibu Dra. Lukitaningsih, M, Hum. Selaku dosen pembimbing
akademik dan penguji penulis yang telah banyak memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis selama masa perkuliahan.

10. Bapak Drs. Ponirin M,Si selaku dosen penguji ahli yang banyak
memberikan masukan positif dalam pengembangan skripsi ini.
11. Bapak dan Ibu dosen serta staff tata usaha di lingkungan Jurusan
Pendidikan Sejarah Unimed.
12. Teman- teman senasib dan seperjuangan A reguler 2012 Pendidikan
Sejarah Imam Suharyadi, Bayu Satria, Hendro Andrew Manik, Wido
Manurung, Niko Adriano Hutabarat, Wiranda Sialoho, Arifin
Wiratama Manurung, Sarwendy Sigalingging Rioby Tarigan, Omy
Rahmayani, Dyna Hutagaol, Dhiah Ristanti, Zein Hasanah, Siti
Mada Lubis, Neneng Sudarmi, Novika Sari Ramadhani, Tria
Anggiani Situmorang dan teman- teman yang tidak dapat disebutkan
satu- persatu, terimakasih telah menemani selama masa perkuliahan
ini.
13. Sahabat Pplt Unimed Smp N 1 Hinai, Anni Marhamah, Ahmad
Mustofa(atas bantuan kameramen nya), Diwa Winanda, Fitrah
Habibullah, Nurliadi,Aminuddin

Hsb.Lailan


Khairiyah, Silvia

Andriani, Donny yang sangat membantu saya dalam memotivasi
dan mendukung saya dalam lingkungan perkuliahan hingga masamasa penulisan skripsi ini, semoga komunikasi kita tetap baik hingga
kita semua sukses.
14. Sahabat kampusku, Jatmiko dCaprio, Walfaret Berutu, Omy
Rahmayani, Novika Sari Rahmadani, Tria Anggiani Situmorang atas
motivasi dan bantuannnya,semoga kita tetap solid.
15. Abangda Nadry Tanjung Spd, Irwansyah, Erwinsyah, Julhendi
Tanjung, Hendrig Nstl, Soliha Nst. Dan teman teman seperantauan
yang sudah memberikan semangat kepada penulis.

16. Abangda Nur Alamsyah Batu Bara, yang telah sudi meluangkan
waktunya untuk menemani peneliti dan sekaligus kameramen
penelitian.
17. Skripsi ini bisa terselesaikan berkat bantuan dan doa dari semua
pihak termasuk juga kepada pihak yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu namanya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih
dan semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pembaca.


Medan,

Asustus 2016

Penulis

Amliansyah
NIM. 3122121001

DAFTAR ISI
ABSTRAK

i

DAFTAR ISI

vi

DAFTAR TABEL


viii

DAFTAR LAMPIRAN

i

BAB I PENDAHULUAN

1

1.1. Latar Belakang

1

1.2. Identifikasi Masalah

4

1.3. Pembatasan Masalah


4

1.4. Rumusan Masalah

4

1.5. Tujuan Penelitian

5

1.6. Manfaat Penelitian

5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS
2.1. Kajian Pustaka

.


6
6

2.2 Kerangka Teori

7

2.2.1. Teori Adaptasi

7

2.2.2

8

Teori Akulturasi

2.3 Kerangka Konseptual
2.3.1


8

Konsep Sejarah .........................................................................8

vi

2.3.2

Etnis Tionghoa .........................................................................12

2.3.3

Kota Binjai ...............................................................................14

2.4 Kerangka Berfikir .................................................................................17
2.5 Hipotesis ...............................................................................................18
BAB III METODELOGI PENELITIAN

19

3.1. Metode Penelitian

19

3.2. Lokasi Penelitian

20

3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................... 20
3.3.1. Populasi ......................................................................... 20
3.3.2. Sampel ........................................................................... 21
3.3. sumber Data Penelitian

21

3.4. Teknik Penggumpulan data

22

3.5. Teknik Analisis Data

23

3.6. Informan Peneliti

23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Demografi Penduduk

24
24
24

vii

4.1.2. Etnik dan Agama

25

4.1.3. Kehidupan Sosial

26

4.1.4 Pendidikan di Kota Binjai

29

4.2. Sejarah awal kota Binjai

35

4.3. Kedatangan Etnis Tionghoa ke Sumtra Timur

39

4.3.1.1. Latar Belakang Etnis Tiongho ke Sumatra Timur

39

4.3.1.2 Masuknya Etnis Tionghoa ke Sumatra Timur

41

4.4. Migrasi Etnis Tionghoa ke Binjai

44

4.5. Perkembangan Etnis Tionghoa di Kota Binjai

47

4.6. Aktivitas Kehidupan Etnis Tionghoa di Kota Binjai

49

4.7. Ekonomi dan Sosial Etnis Tionghoa diKota Binjai

53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

59

5.1. Kesimpulan

59

5.2. Saran

60

DAFTAR PUSTAKA

62

LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL
Tabel

1: Perkembangan Jumlah Sekolah di Kota Binjai

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar instrument wawancara
Lampiran 2 : Daftar nama nama Informan Wawancara
Lampiran 3 : Peta administrative Kota Binjai
Lampiran 4 : lokasi Penelitian
Lampiran 5: Foto – Foto Penelitian

ix

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Etnis

Tionghoa

merupakan

bahan

kajian

yang

menarik

untuk

diperbincangkandengan segala permasalahan yang dihadapinya. Membicarakan
etnis Tionghoa adalah sesuatu yang menyenangkan dan menjadi bagian dari
diskusi mengenai peradaban manusia dengan segala substansinya. Etnis Tionghoa
sebagai etnis yang sukses dalam hal merantau ke negeri Orang termasuk ke
Indonesia, terutama di Sumatera Timur.
Kedatangan etnis Tionghoa di Sumatera Timur di mulai pada abad ke 15
ketika armada perdagangan Cina datang mengunjungi pelabuhan Sumatera Timur
dan melakukan hubungan dagang dengan sistem Barter. Hubungan ini
berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Pada tanggal 7 Juli 1863
.Alk,Kuyper, Elliot dan J,Nienhuys dari perusahaan tembakau Belanda Van
Leewen en Mainz dan Co tiba di Deli dengan kapal Josephin. Mereka mendapat
hak Erphat dari Sultan selama 20 tahun. Namun karena perusahaan itu mengalami
kerugian,Nienhuys di pecat. Karena itu ia mendirikan usaha sendiri dengan
bantuan modal dari Perusahaan Belanda dan membuka kebun tembakau di
Sumatera Timur. Usaha perkebunan tembakau ini terus berkembang, tenaga kerja
yang cukup banyak juga semakin di butuhkan. Pihak Belanda merasa tidak cocok
dengan buruh Pribumi. Karena itu, pengusaha Belanda berusaha mendatangkan
tenaga kerja dari Cina.

1

Ketika Nienhuys mendirikan N.V. De Deli Maatschappij pada 1868, dan
menghapus sistem kerja borongan dan mengenalkan sistem kerja kontrak untuk
kuli-kuli kebun tembakaunya, maka lahirlah sistem “kuli kontrak”. Dalam sistem
kontrak, setiap kuli diikat sebuah perjanjian kerja di perkebunan selama lima
tahun-lalu diturunkan tiga tahun dengan ketentuan yang berat sebelah.Sistem ini
ternyata merupakan celah bagi kebanyakan kuli Tionghoa untuk merubah nasib
mereka yang hanya berupa kuli,setelah kontrak habis, mereka menjadi seorang
pedagang dengan modal tabungan hasil gaji mereka sebagai kuli, mereka
membuka kedai-kedai kecil dan berdagang keliling.
Inilah merupakan titik balik bagi perekonomian etnis Tionghoa dan hal ini
juga yang membuat masuknya etnis Tionghoa ke Indonesia yang kemudian
menetap di Indonesia. Tetapi mereka bukanlah kesatuan yang homogen,di negeri
China sendiri mereka terdiri dari beberapa kelompok suku,demikian pula lah
halnya dengan etnis Tionghoa di Indonesia.
Suku-suku di etnis Tionghoa ini mulai menyebar ke pelosok Sumatra
Timur termasuk ke kota Binjai, mereka melakukan beragam aktifitas seperti
aktiitas sosial,ekonomi dan kegiatan lainnya, sehingga membentuk komunitaskomunitas etnis Tionghoa yang didasari pada persamaan nasib dan suku bangsa.
Faktor kerja kontrak ini ternyata memiliki arti penting bagi pergerakan dan
perkembangan etnis Tionghoa di Sumatra Timur, walaupun para tuan kebun
mengginginkan agar para kuli tetap memperpanjang kontrak kerjanya di
perkebunan, tetapi tekat yang kuat untuk memiliki kehidupan yang lebih layak
dengan tabungan uang yang diperoleh selama menjadi kuli, mendorong orang

2

Tionghoa untuk mengubah nasibdari daerah perkebunan ke tempat-tempat
strategis lainnya, meski tidak sedikit para kuli yang kembali ke negaranya setelah
kontrak habis.
Etnis tionghoa mulai membeli tanah-tanah dari orang orang Pribumi
daerah Binjai di wilayah lainnya seperti,Lubuk Pakam, Tebing Tinggi dan Siantar
dan mulai tersebar ke seluruh wilayah Sumatra Timur, makin lama mereka mulai
menetap dan membentuk pemukiman Tionghoa yang kemudian menuju ke tengah
kota dan membentuk usaha vital di kota. Pasang surut perkembangan etnis
Tionghoa terjadi seiring dengan banyak nya peraturan-peraturan yang
mempengaruhi sisi kehidupan etnis Tionghoa, sampai tahun 1968, agama dan adat
istiadat Cina tidak diberikan kesempatan berkembang oleh pemerintah. dan pada
masa itu etnis Tionghoa merasa sedikit tersisih di pemerintahan dan agama,
ditambah lagi pada masa itu etnis Tionghoa juga dilarang untuk menggunakan
bahasa Cina dan harus bersekolah di sekolah pemerintahan. Banyak juga dari
mereka yang memeluk agama Kristen. Baru pada tahun 1969, pemerintah
mengakui dua agama minoritas yaitu Buddha dan Konghucu, sebagai agama yang
diakui secara resmi dalam UU no.5/1969.
Di kota Binjai sendiri ternyata pada masa-masa perkebunan juga sudah ada
etnis Tionghoa yang bermukim, mereka mengaku sudah mendirikan pekongpekong kecil sebagai tempat persembahan dan ucapan terima kasih atas hidup
mereka, dan hingga saat ini sudah sangat pesat perkembangan etnis Tionghoa di
kota Binjai, sudah berdiri megah beberapa Vihara mewah dan besar di pusat kota
Binjai, juga terdapat tempat perkumpulan sosial sebagai tempat berkumpul dan

3

mengadakan acara keagaman, serta sekolah-sekolah yang mayoritas etnis
Tionghoa dan mereka sudah tergabung dalam perkumpulan Batak Tionghoa
Indonesia dan juga tergabung ke dalam “PASTI” atau Paguyuban Suku Tionghoa
Indonesia. Etnis Tionghoa ini menarik minat penulis untuk melakukan
penelitianyang berjudulSejarah Etnis Tionghoa di kota Binjai

1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dikemukakan suatu
identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Migrasi etnis Tionghoa ke kota Binjai
2. Pertumbuhan suku suku etnis Tionghoa di kota Binjai
3. Aktivitas Kehidupan Etnis Tionghoa di kota Binjai
4. Ekonomi dan Sosial Etnis Tionghoa di kota Binjai

1.3.Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas bahwa kajian tentang masyarakat
Tionghoa di kota Binjaiini memiliki kajian yang cukup luas, oleh karena itu,
peneliti membatasi masalah yang terfokus pada :MigrasiEtnis Tionghoa di Kota
Binjai

1.4.Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah,rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:

4

1. Bagaimana Migrasi etnis Tionghoake kota Binjai ?
2. Bagaimana keberadaan etnis Tionghoa di kota Binjai dikaitkan dengan
suku suku ?
3. Bagaimana Aktivitas Kehidupan Etnis Tionghoa di kota Binjai ?
4. Bagaimana Ekonomi dan Sosial Etnis Tionghoa di kota Binjai ?
1.5.Tujuan Penelitian
1.

Untuk menjelaskanMigrasi Etnis Tionghoa ke kota Binjai

2.

Untuk mengetahui perkembangan etnis Tionghoa di kota Binjai

3.

Untuk mengetahui aktivitas kehidupan Etnis Tionghoa di kota Binjai

4.

Untuk mengetahui ekonomi dan social Etnis Tionghoa dikota Binjai

1.6.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Memperluas wawasan peneliti tentang etnis Tionghoa di Kota Binjai.
2. Menambah sumber kajian mahasiswa Pendidikan Sejarah tentang
Sejarah Lokal.
3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang bermaksud
mengadakan penelitian lebih lanjut tentang pendidikan maupun sejarah
di Kota Binjai.
4. Sebagai sumber belajar sejarah dan bahan informasi kepada
masyarakat Kota Binjai.
5. Hasil

penelitian

ini

menjadi

gambaran

untuk

menambah

perbendaharaan ilmu untuk bahan masukan bagi lembaga pendidikan
pada umumnya, UNIMED pada khususnya

5

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian di atas maka kesimpulan yang dapat diperoleh
sebagai berikut yakni :
1. Kedatangan etnis Tionghoa ke Binjai dilakukan secara bergelombang
sejak ratusan tahun lalu. Kedatangan mereka berasal dari semenanjung
Malaysia dan beberapa daerah seperti bangka. Mereka tinggal dan
berbaur dengan masyarakat sekitar sebagai pekerja kuli perkebunan
tembakau Deli dan juga perkebunan lada bersamaan dengan orangorang Jawa dan pribumi lainnya. penyebaran mereka ke Kota Binjai
juga akibat dari dibukanya perkebunan deli yang terus menyebar ke
seluruh wilayah Sumatra Timur pada saat itu.
2. Setelah masa kerja kontrak berakhir mereka memilih menetap dan
membangun perkampungan dan ada pula yang memilih balik ke negri
asalnya yaitu Tiongkok. Yang memilih menetap umumnya beralih
profesi menjadi pedagang keliling, pencari barang bekas, bercocok
tanam palawija atau membuka warung atau kedai kecil,peternak dan
sekarang kebanyakan dari mereka adalah pedagang atau pengusaha
yang sukses di kota Binjai.
3. Kota Binjai sebagai kota multietnis yang dihuni oleh banyak suku
bangsa merupakan kota yang sangat menghargai keanekaragaman
yang mana tidak pernah terjadi konflik besar besaran antara etnis

59

Tionghoa dengan Pribumi, seperti yang terjadi di Kota Medan dan
Sekitarnya. orang Tionghoa yang ada di kota Binjai ini mampu
berbenah dan memperbaiki nasib mereka hingga sekarang mereka
mampu bersaing dengan pengusaha pribumi dan bahkan menguasai
perekonomian sektor menengah ke atas di kota Binjai.
4. Kemajuan mereka di bidang ekonomi berdampak pada pembangunan
kota

Binjai,

vihara-vihara,

sekolah-sekolah

umum

bernuansa

Tionghoa, gedung-gedung pertokoan di pusat kota, hingga industri
menengah dan besar adalah sedikit contoh kontribusi mereka di bidang
sosial ekonomi di kota Binjai dan diharapkan oleh pemda Kota Binjai
kerjasama yang erat antara pemerintah, pengusaha Tionghoa serta
pribumi dalam meningkatkan kesejahteraan di kota Binjai.
5.2 Saran
Berdasarkan pengalaman saat melakukan penelitian dan analiasa terhadap
hasil penelitian, peneliti mencoba memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi masyarakat setempat
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber pengetahuan
sejarah yang dapat menjadi pembelajaran kedepannya agar masyarakat
setempat dapat saling menghargai akan sejarah yang dimiliki oleh setiap
etnis khususnya etnis Tionghoa.

2. Bagi Etnis Tionghoa
60

Sebagai makluk social, memang sudah seharusnya untuk tetap
menjaga tradisi yang kita miliki sebagai jati diri atau identitas yang
dimiliki supaya tidak punah oleh zaman.Diharapkan agar masyarakat
Tionghoa khususnya kaum muda semakin bergiat dalam melestarikan
identitas mereka.Namun bukan sebagai bukti kesetian kepada negara
leluhur namun hanya bukti keragaman budaya yang dimiliki Indonesia.

3. Bagi Pemerintahan setempat
Pemerintah diharapkan dapat menyamaratakan dalam memberikan
dukungan baik secara moral maupun secara materi terhadap etnis
apapun tanpa ada pengecualiaan sehingga tidak menimbulkan
kesenjangan dan tidak ada etnis yang merasa di eksklusifkan didalam
pemerintahan.

4. Bagi peneliti
Diharapkan dengan penelitian ini, peneliti semakin memahami
pentingnya mempelajari

Sejarah yang dimiliki oleh setiap etnis.

Sehingga ketika turun kelapangan dalam menerapkan ilmunya maka
peneliti dapat menerapkan dengan baik.

61

DAFTAR PUSTAKA
Ali,Moh.R. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia.Yogyakarta. LkiS
Arikunto, Suharsimi.2013.Prosedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta
Buku Pedoman.2013. Panduan Penulisan Skripsi. Jurusan Pendidikan Sejarah
:Medan
Daldjoeni, N.1992. Seluk Beluk Masyarakat Kota.Bandung. Alumni
Hamdani, Nasrul. 2013. Komunitas Cina di Medan. Medan. LIPI
Kartodirjo, Sartono.1977.Masyarakat Kuno dan Kelompok Kelompok Sosial.
Jakarta. Yayasan Obor
Koentjaraningrat.2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta.Rineka Cipta
Liem, Yusiu. Prasangka Terhadap Etnis Tionghoa. Jakarta. Penerbit Djembatan
Lubis, Rajab.M. 1995. Pribumi di Mata Orang Cina. Medan. PT Pustaka
Widyasarana
Madjid, Dien.M. Wahyudi Johan. 2014. Ilmu Sejarah Sebuah Pengantar. Jakarta.
Prenada Meida Group
Sentosa, Iwan. 2012. Peranakan Tionghoa di Nusantara. Jakarta. Kompas.
Sjamsuddin, Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Bandung. Ombak
Suryadinata, Leo. 1999. Etnis Tionghoa dan Pembangunan Bangsa. Jakarta.
LP3ES
62

Tan,Mely. 2008. Etnis Tionghoa di Indonesia. Jakarta. Obor
Tanjung, Yushar. 2014. Pendidikan Sejarah Suatu Pengantar. Medan. Unimed
Press
Z.M

Hidayat.

1993.

Masyarakat

Indonesia.Bandung.TARSITO.

63

dan

Kebudayaan

Cina