Target dan Realisasi Indikator Capaian Program Target dan Realisasi Standar Pelayanan Minimal

6 2. Indeks Kualitas Air Dari hasil uji kualitas air, di 5 lima titik pantau sepanjang sungai Serang, hasil perhitungan indeks kualitas air tidak dapat mencapai target kinerja sasaran, meskipun secara garis besar kualitas air sungainya masih dalam kategori memenuhi baku mutu lingkungan. Dari 5 titik pantau tersebut, 3 tiga masih memenuhi baku mutu air sungai, sedangkan 2 dua titik pantau masuk dalam kategori cemar ringan. Secara umum Indeks Kualitas Air tahun 2016 Indeks = 62 menurun dibanding tahun 2015 Indeks = 70. Pada tahun 2015 dari 3 titik pantau semuanya atau 100 memenuhi baku mutu. Sedangkan pada tahun 2016 dari 5 titik pantau hanya 3 titik yang memenuhi baku mutu atau 60 , sedangkan sisanya 2 titik atau 40 masuk dalam kategori cemar ringan. Pada tahun 2016 telah berhasil menambah 2 titik pantau baru dari semula hanya 3 titik pantau sehingga semuanya ada 5 titik pantau. Penyebab tidak tercapainya target Indeks Kualitas Air adalah tingginya kandungan bakteri Escherichia coli pada air sungai yang dipantau sehingga belum memenuhi baku mutu air sungai. Sebagaimana diketahui, E. coli merupakan jenis bakteri yang spesifik hidup pada saluran cerna manusia dan beberapa jenis hewan tertentu, sehingga adanya kandungan E. coli merupakan indikasi adanya cemaran oleh tinja manusia. Ini mungkin disebabkan oleh masih adanya perilaku buang air besar sembarangan, atau perilaku membuang pampers popok bayi atau popok dewasa bekas di aliran sungai, atau limbah kotoran hewan yang tidak ditangani secara benar. Dalam pencantuman target kinerja Indeks Kualitas Air tahun 2015 0.78 dan target kinerja tahun 2016 0.79 dapat diberikan catatan bahwa dalam formulasi pengukuran kinerja tersebut belum memasukkan koefisien untuk Indeks Kualitas Air sehingga formula pengukuran kinerja tersebut perlu direvisi dan dipergunakan sebagai bahan evaluasi untuk perencanaan ke depan. Sebagai informasi, pada tahun 2014, yaitu saat perubahan RPJMD Kabupaten disusun dan target kinerja tersebut dicantumkan, Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu KabupatenKota pertama di Indonesia yang mencantumkan indikator Indeks Kualitas Lingkungan Hidup IKLH dalam perencanaan kinerjanya, sehingga dapat dikatakan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo merupakan pioner dalam formulasi indikator tersebut.

B. Target dan Realisasi Indikator Capaian Program

Secara umum target dan realisasi indikator capaian program di Kantor Lingkungan Hidup pada tahun 2016 mencapai target, bahkan melebihi target sebagaimana terlihat pada tabel 7. 7 Tabel 7. Target dan Realisasi Indikator Capaian Program Kantor Lingkungan Hidup Tahun 2016 No. Indikator Kinerja Program Target Realisasi Capaian Kinerja Program Ketercapaian Target 1. Capaian perlindungan dan konservasi sumber daya alam 96,67 116,67 120,69 Tercapai 2. Capaian peningkatan pengendalian pence- maran perusakan LH 86,91 89,4 102,87 Tercapai

C. Target dan Realisasi Standar Pelayanan Minimal

Standar Pelayanan Minimal SPM bidang lingkungan hidup kabupaten, terdiri atas 4 jenis pelayananan dasar yang wajib dilaksanakan meliputi pelayanan pencegahan pencemaran air, pelayanan pencegahan pencemaran udara, pelayanan informasi status kerusakan lahan danatau tanah untuk produksi biomassa serta pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran danatau perusakan lingkungan hidup. Target dan Realisasi Pencapaian SPM di Kabupaten Kulon Progo mengacu pada Indikator dan nilai SPM Bidang Lingkungan Hidup serta Batas Waktu Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup secara nasional sebagai berikut tabel 8 : Tabel 8. Target dan realisasi Pencapaian Standar Pelayanan Minimal bidang LH No Jenis Pelayanan Target Realisasi 1. Pelayanan pencegahan pencemaran air 1. Tahun 2009 : 20 2. Tahun 2010 : 40 3. Tahun 2011 : 60 4. Tahun 2012 : 80 5. Tahun 2013 : 100 6. Tahun 2014 : 100 7. Tahun 2015 : 100 8. Tahun 2016 : 100 20 80 60 80 100 100 100 100 8 No. Jenis Pelayanan Target Realisasi 2. Pelayanan pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak 1. Tahun 2009 : 20 2. Tahun 2010 : 40 3. Tahun 2011 : 60 4. Tahun 2012 : 80 5. Tahun 2013 : 100 6. Tahun 2014 : 100 7. Tahun 2015 : 100 8. Tahun 2016 : 100 20 40 60 100 100 100 100 100 3. Pelayanan informasi status kerusakan lahan danatau tanah untuk produksi biomasssa 1. Tahun 2009 : 20 2. Tahun 2010 : 40 3. Tahun 2011 : 60 4. Tahun 2012 : 80 5. Tahun 2013 : 100 6. Tahun 2014 : 100 7. Tahun 2015 : 100 8. Tahun 2016 : 100 20 70 100 100 100 100 100 100 4. Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran danatau perusakan lingkungan hidup 1. Tahun 2009 : 50 2. Tahun 2010 : 60 3. Tahun 2011 : 70 4. Tahun 2012 : 80 5. Tahun 2013 : 100 6. Tahun 2014 : 100 7. Tahun 2015 : 100 8. Tahun 2016 : 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Program dan Kegiatan yang terkait dengan penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Tahun 2016 meliputi : I. Pemantauan Kualitas Lingkungan 1. Pemeriksaan Sampel air Pada tahun 2016, pemeriksaan sampel air terkait upaya pencegahan pencemaran air dari limbah usaha dan atau kegiatan dilakukan pada sebanyak 7 titik lokasi usaha Parameter uji kualitas limbah cair meliputi parameter fisika TSS dan suhu, parameter kimia pH, BOD, COD dan parameter biologi Bakteri Coliform. Penentuan Status Mutu Kualitas Lingkungan dalam kegiatan Pemantauan Kualitas Lingkungan menggunakan Peraturan Gubernur DIY Nomor 07 Tahun 2010 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri, Pelayanan Kesehatan, dan Jasa Pariwisata. Hasil Uji pada fasilitas kesehatan sebagai berikut tabel 9: 9 Tabel 9. Hasil uji kualitas limbah cair fasilitas kesehatan di Kulon Progo Parameter Satuan Lokasi Baku Mutu Metode RSUD Wates RS PKU Muh Nanggulan RS Pura Raharja RS Rizki Amalia Temon RS Rizki Amalia Lendah Puskesmas Temon 1 TSS mgL 10 25 13 5 5 3 30 APHA 2540-D, 2005 TDS mgL 737 117 603 1638 736 762 2000 IKM5.4.30BLK-Y Temperatur C 27,9 28,4 27,6 27,8 27,8 27,5 30 IKM5.4.127BLK-Y pH - 7,74 7,55 7,29 6,99 7,17 7,85 6-9 SNI 06-6989,11-2004 BOD mgL 22,46 8,38 33,72 1,82 9,13 1,23 50 IKM5.4.5BLK-Y COD mgL 72,16 154,4 89,44 20,64 48,16 44,72 80 APHA 5220-C, 2005 Amonia mgL 0,116 0,016 0,138 0,063 0,082 0,017 1 IKM5.4.38BLK-Y Deterjen mgL 0,346 0,075 0,274 0,146 0,269 0,162 3 IKM5.4.53BLK-Y DHL µmhoscm - 195 - - - - 1.562,50 Konduktrimetri Fenol mgL 0,052 0,012 0,015 0,026 0,05 0,029 0,5 IKM5.4.52BLK-Y Coliform MPN100 ml 14 58 x 10 2 ≥1898 x 10 2 99 84 x 10 38 x 10 2 5000 IKM5.4.1MBLK-Y Sumber : Data primer KLH Kulon Progo, 2016 10 Tabel 10. Hasil uji limbah cair industri PT. Putra Patria Adikarsa: Parameter Satuan Hasil Baku Mutu Metode TSS mgL 830,9 200 SNI 06-6989.3.2004 TDS mgL 920 2000 IK 9.5.4.1 Temperatur C 25 Deviasi 3 IK 9.5.4.1 pH - 7,18 6-9 IK 9.5.4.1 BOD mgL 8,04 50 IK 9.5.4.1 COD mgL 24,13 125 IK 9.5.4.1 Deterjen mgL 0,2825 5 SNI 06-6989.51.2005 Minyak Lemak Total mgL 8 5 SNI 6989.10-2011 Coliform MPN100 ml ≥2400 - IK 9.5.4.1 Sumber : Data primer KLH Kulon Progo, 2016 2. Pemeriksaan Sampel Udara dari Sumber Tidak Bergerak Pemeriksaan Sampel udara sebanyak 4 titik yang telah ditetapkan untuk dilakukan pemantauan yaitu PT. Kurnia Bumi Pertiwi 1 titik, PT Aneka Sinendo 1 titik, dan PT. Selo Adikarto 2 titik. Untuk PT. Selo Adikarto terdapat 2 sumber emisi yang berasal dari cerobong Genset. Baku mutu emisi sumber tidak bergerak untuk industri dan jenis kegiatan meliputi parameter NO 2 , SO 2 , partikel, opasitas dan kecepatan aliran gas. Parameter yang dianalisa di laboratorium merupakan parameter-parameter yang relatif stabil atau yang dapat diawetkan. Kegiatan pencegahan pencemaran udara meliputi kegiatan inventarisasi industri yang berpotensi mencemari udara, inventarisasi cerobong yang berpotensi mencemari udara dari industri yang ada di kabupatenkota minimal 1 cerobong, pelaksanaan pemantauan perlu pemeriksaan alat pengendali pencemaran udara, pemeriksaan persyaratan teknis cerobong, pengambilan contoh udara dan penyusunan laporan dan penyampaian informasi. 11 Tabel 11. Hasil pemantauan untuk kualitas udara emisi industri No Lokasi Parameter NO₂ mgm 3 SO₂ mgm3 Partikel mgm3 Opasitas Kecepatan Aliran Gas mdetik 1 Cerobong Fan Dryer PT. Aneka Sinedo, Sentolo, kulon Progo S= 07ᵒ 48,395 E= 110ᵒ 13,501 250.189 59.559 177.744 42,5 8.175 2 Cerobong Genset Merk. Komatsu Daya 385 kVA PT. Selo Adi Karto, Dukuh, Donomulyo, Nanggulan, kulon Progo S= 07ᵒ 48,955 E= 110ᵒ 12,096 270.755 148.235 158.915 26,0 11.086 3 Cerobong Genset Merk. Patria PL. 250 Daya 250 kVA PT. Selo Adi Karto, Dukuh, Donomulyo, Naggulan, Kulon Progo S= 07ᵒ 48,990 E= 110ᵒ 12,082 276.415 160.147 136.885 25,1 10.481 4 Cerobong Fan Dryer PT. Kurnia Bumi Pertiwi, Jln.Dean Deales, Pleret, Panjatan, Kulon Progo S= 07ᵒ 55,924 E= 110ᵒ 09,700 265.849 93.971 197.669 43,8 8.315 Baku Mutu 1.000 800 350 35 - Metode Alat SNI 19.7117.5 - 2005 SNI 19.7117.3.1 - 2005 SNI 19.7117.3.12 - 2005 SNI 19.7117.11 - 2005 SNI 19.7117.1 - 2005 Sumber : Data Primer KLH Kulon Progo, 2016 3. Informasi kerusakan lahan untuk produksi biomassa. Parameter pembatas kerusakan lahan di Kabupaten Kulon Progo berupa kebatuan permukaan, komposisi fraksi pasir, redoks, derajad pelulusan air, berat isi, dan porositas total. Penggunaan lahan di Kabupaten Kulon Progo didominasi oleh tegalan disebabkan karena sebagian besar topografinya berbukit-bukit. 12 Tabel 12. Hasil uji laboratorium kualitas tanah di Kab. Kulon Progo tahun 2016 13 Untuk tahun 2016 lahan untuk produksi biomassa yang dipantau pada lokasi Kecamatan Lendah dipantau pada lahan pertanian sawah dan tegalan untuk tanaman pangan dan kayu tahunan dan hasil uji menunjukkan tanah masih dalam kondisi relatif baik. II. Pemantauan Lingkungan dan Penanganan Kasus Lingkungan Hidup. Pengaduan kasus lingkungan hidup dapat disampaikan secara lisan danatau tertulis. Pengaduan secara lisan disampaikan dengan cara antara lain langsung kepada petugas pengaduan. Dalam hal pengaduan dilakukan secara lisan petugas penerima pengaduan harus mengisi formulir isian pengaduan sesuai format lampiran Permen LH No 09 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pengaduan dan Penanganan Pengaduan akibat Dugaan Pencemaran danatau Perusakan Lingkungan Hidup. Pengaduan secara tertulis dapat disampaikan melalui surat, surat elektronik, faksimile, layaan pesan singkatSMS danatau cara sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengaduan tertulis memuat informasi identitas pengadu yang paling sedikit memuat informasi nama, alamat, dan nomor telepon yang bisa dihubungi, lokasi 14 terjadinya pencemaran danatau kerusakan lingkungan hidup, dugaan sumber pencemaran danatau perusakan lingkungan hidup, waktu terjadinya pencemaran danatau perusakan lingkungan hidup dan media lingkungan hidup yang terkena dampak. Pengadu berhak menyampaikan kepada instansi lingkungan hidup maupun melalui kepala desalurah atau camat setempat. Kepala desalurah atau camat setempat menyampaikan pengaduan kepada instansi lingkungan hidup. Instansi lingkungan hidup Kabupaten Kulon Progo kewenangannya melakukan penanganan pengaduan terhadap usaha danatau kegiatan yang izin lingkungannya diterbitkan oleh bupati atau sesuai aturan yang berlaku. Tindak lanjut penanganan pengaduan dapat berupa : 1. Pemberitahuan kepada pengadu dan pihak yang diadukan dalam hal tidak terjadi pelanggaran izin lingkungan danatau peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; 2. Penerapan sanksi administrasi; 3. Penyelesaian sengketa lingkungan di luar pengadilan atau melalui pengadilan; danatau 4. Penegakan hukum pidana. Penanganan pengaduan akibat dugaan pencemaran danatau perusakan lingkungan hidup yaitu usaha danatau kegiatan yang izin lingkungannya diterbitkan oleh bupati. Tahapan penanganan pengaduan meliputi penerimaan, penelaahan, verifikasi, rekomendasi tindak lanjut verifikasi, penyampaian perkembangan dan hasil tindak lanjut verifikasi pengaduan kepada pengadu. Penanganan pengaduan terkait adanya dugaan pencemaran danatau kerusakan lingkungan berupa mediasifasilitasi dan penyelesaian kasus-kasus lingkungan tahun 2016 sebanyak 7 kasus, dan semua telah ditindaklanjuti, meliputi tabel 13 : 15 Tabel 13. Aduan yang diterima dan ditindaklanjuti oleh KLH Kulon Progo pada tahun 2016 No. Jenis Aduan Lokasi 1. Dugaan pencemaran lingkungan akibat usaha kegiatan peternakan ayam Jatirejo, Lendah 2. Dugaan pencemaran lingkungan akibat usaha kegiatan peternakan sapi Gebang II, Plumbon, Temon 3. Dugaan pencemaran lingkungan akibat usaha kegiatan batik Ngentakrejo, Lendah 4. Aduan penolakan warga Banaran terhadap IUP-OP PT. Pasir Alam Sejahtera kegiatan pertambangan dan pengolahan pasir sungai Progo Banaran, Galur 5. Aduan penolakan warga terhadap rencana penambangan pasir sungai Progo an. Sukardi Banaran, Galur 6. Dugaan pencemaran lingkungan akibat usaha kegiatan PT. Karya Hidup Sentosa Tuksono, Sentolo 7. Dugaan kerusakan lingkungan terganggunya mata air akibat usaha kegiatan penambangan batu andesit CV. Elita Pengasih Sumber : Data primer KLH Kulon Progo, 2016

D. Target dan Realisasi Anggaran