Mahasiswa Program Studi Pend.Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
2.11 Analisis Peta dengan Kerangka SIG
Analisis Peta dengan Kerangka SIG adalah sistem informasi yang didesain untuk mengolah data yang berkenaan dengan koordinat geografis atau keruangan.
2.12 Analisis Data Sosial dan Ekonomi
Adapun tahapan pengolahan data yang dilakukan pada analisis deskriptif ini yaitu ; Pengeditan Editing, Pemberian Kode Coding, Pembuatan tabel Tabulating, dan
Penganalisaan Analyzing.
2.13 Analisis SWOT
Dalam penelitian ini analisis SWOT dipergunakan untuk merumuskan strategi pengelolaan kawasan hutan mangrove Desa Dongko dengan merebut peluang yang tersedia
maupun untuk mengatasi kelemahan yang dihadapi.
III Hasil Penelitian 3.1
Pengetahuan Penduduk tentang Hutan Mangrove 3.1.1
Pengetahuan tentang Fungsi dan Manfaat Hutan Mangrove
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 153 orang 72,51 belum mengetahui dan 58 orang 27,49 sudah mengetahui. Hubungannya dengan kerusakan
ekosistem hutan mangrove adalah karena masih minimnya pengetahuan penduduk tentang fungsi dan manfaat hutan mangrove sehingga memungkinkan ikut berperang terhadap
terjadinya kerusakan ekosistem hutan mangrove.
3.1.2 Jarak Ekosistem Hutan Mangrove dengan Tempat Tinggal Penduduk
Hasil penelitian menunjukkan dekat 0-500 meter sebanyak 120 orang 56,88, sedang 500-1000 meter sebanyak 76 orang 36,01 dan jauh 1000 meter sebayak 15
orang 7,11. Hubungannya dengan kerusakan ekosistem hutan mangrove yaitu sangat besar kemungkinan terjadi pengalihfungsian lahan yang diakibat oleh aktivitas sosial
ekonomi penduduk.
3.1.3 Pemanfaatan Hutan Mangrove oleh Penduduk
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan hutan mangrove yang dilakukan oleh penduduk pada bagian tumbuhan sangat tinggi yaitu bagian pohon kayu,
buah, biji, dan akar sebanyak 197 orang 93,36 dan pemanfaatan biota sebayak 14 orang 6,64. Hubungannya dengan kerusakan ekosistem hutan mangrove adalah semakin
berkurangnyan spesies pohon mangrove akibat pemanfaatan yang dilakukan oleh penduduk lambat laun semakin habis.
Mahasiswa Program Studi Pend.Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
3.1.4 Pengalihfungsian Kawasan Hutan Mangrove
1 Pengalihfungsian Kawasan Hutan Mangrove Menjadi Lahan Pertambakan
Berdasarkan hasil penelitian dari 211 orang 100 menjawab ya atau telah terjadi pengalihfungsian kawasan hutan mangrove menjadi pertambakan. Ancaman langsung
yang paling serius terhadap mangrove pada umumnya diakibatkan pembalakan liar mangrove untuk pembangunan tambak ikan dan udang.
2 Pengalihfungsian Kawasan Hutan Mangrove Menjadi Lahan Pembangunan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 211 orang 100 menjawab terdapat alihfungsi lahan, bahwa di Desa Dongko telah terjadi pengalihfungsian kawasan hutan
mangrove menjadi kawasan pembangunanareal terbangun baik berupa pemukiman penduduk maupun sarana umum. Seiring dengan perkembangan penduduk yang semakin
meningkat, maka kebutuhan lahan semakin meningkat pula. Hal ini mengakibatkan terjadinya pengalihfungsian kawasan hutan mangrove menjadi lahan pemukiman
penduduk dan sarana pelayanan pendukung pemukiman.
3.1.5 Kondisi Kerusakan Ekosistem Hutan Mangrove 1 Kondisi Ekosistem Hutan Mangrove