BAB II PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
Dalam merancang suatu program tentu saja diperlukan peralatan pendukung tools system. Peralatan pendukung ini sangat berguna untuk menjelaskan proses
jalannya program sehingga mudah dimengerti oleh siapa saja yang akan menggunakan program yang dibuat.
A. Pengertian Perancangan
Pengertian perancangan menurut Soetedjo 1991:1 adalah : 1.
Merancang dalam arsitektur berkaitan dengan penggunaan gambar untuk mengembangkan ruang dan bentuk.
2. Perancangan adalah aktifitas kreatif menuju sesuatu yang baru dan berguna
yang tidak ada sebelumnya. Pengertian perancangan menurut Ginty 1991:2adalah :
1. Mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih baik.
2. Perancangan meliputi fungsi-fungsi : mengidentifikasi masalah menggunakan
metode-metode dan melakukan sintesa 3.
Perancangan merupakan proses tiga bagian : keadaan semula, proses transformasi, keadaan kemudian proses sintesa kondisi awal transformasi
pemecahan permasalahan usaha dan kreasi masalah yang berwujud nyata.
B. Pengertian Penjualan Menurut Moekijat 2000:488 mengemukakan bahwa “Penjualan adalah suatu
kegiatan yang ditujukan untuk mencari pembeli, mempengaruhi dan memberi petunjuk agar pembeli dapat menyesuaikan kebutuhannya dengan produk yang
ditawarkan serta mengadakan perjanjian mengenai harga yang dapat menguntungkan bagi kedua belah pihak”.
Dalam transaksi penjualan tunai pembeli datang ke toko melakukan pemilihan barang atau produk yang dibeli, melakukan pembayaran ke kasir dan kemudian
menerima barang yang dibeli. Dalam over the counter sale toko memerima uang tunai atau pembayaran langsung dari pembeli, sebelum barang diserahkan kepada
pembeli.
C. Pengertian Program
Menurut Sugiyono 2005:21 mengemukakan bahwa “Program adalah Suatu rangkaian instruksi-instruksi dalam bahasa komputer yang disusun secara logis dan
sistematis”. Menurut Arief 2004:1 mengemukakan bahwa “Microsoft visual basic 6.0
merupakan salah satu aplikasi pemrograman visual yang dibuat oleh Microsoft”. Visual basic 6.0 menyediakan berbagai perangkat yang digunakan untuk
membuat program aplikasi baik aplikasi kecil dan sederhana untuk keperluan sendiri, hingga aplikasi untuk enterprise yang besar dan rumit, atau bahkan aplikasi yang
dijalankan melalui internet.
Bahasa pemrograman komputer dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu :
1. Bahasa Pemrograman Tingkat Tinggi High Level Language Merupakan bahasa pemrograman yang memiliki aturan-aturan gramatikal
dalam penulisan ekspresi atau pernyataan dengan standar bahasa yang dipahami langsung oleh manusia.
2. Bahasa Pemrograman Tingkat Rendah Low Level Language Merupakan bahasa pemrograman yang berorientasi pada mesin. Pemrograman
yang digunakan bahasa ini harus dapat berpikir berdasarkan logika mesin komputer, sehingga bahasa ini dinilai kurang fleksibel dan sulit dipahami oleh
komputer. Kata pemrograman dapat diartikan kegiatan menulis kode atau perintah-
perintah program yang akan dieksekusi oleh komputer. Perintah-perintah ini membutuhkan suatu bahasa tersendiri yang dapat dimengerti oleh komputer.
Bahasa yang dapat dimengerti oleh komputer adalah bahasa pemrograman. Bahasa pemrograman adalah prosedur penulisan program. Ada tiga faktor dalam
bahasa pemrograman, yaitu : a. Sintaks adalah aturan penulisan bahasa pemrograman.
b. Semantik adalah arti atau maksud yang terkandung didalam statement tersebut. c. Kebenaran logika adalah berhubungan dengan benar tidaknya urutan statement.
Proses pemrograman komputer tidak hanya sekedar menuliskan suatu urutan dan instruksi yang harus dikerjakan oleh komputer tetapi bertujuan untuk
memecahkan masalah serta membuat mudah sebuah pekerjaan yang diinginkan oleh pemakai user.
Ada lima langkah yang harus dilakukan oleh seorang pemrogram programmer dalam proses pemecahan suatu masalah dengan menggunakan
program komputer, yaitu sebagai berikut : 1.
Menganalisa dan memahami persoalan yang ada, kemudian mengembangkan suatu proses logika untuk menyelesaikan suatu masalah tersebut dalam bentuk
algoritma. 2.
Menentukan bentuk data apa yang diperlukan, sebagai input didalam program yang akan dibuat, serta apa saja yang ingin dihasilkan, sebagai output dari
program yang akan dibuat. 3.
Pengkodean dari algoritma yang sudah dibuat, diterjemahkan kedalam bentuk statement-statement yang sesuai dan terdapat di dalam bahasa pemrograman
yang digunakan. 4.
Melakukan test program dari proses logika yang akan dibuat, apakah program tersebut sudah benar dan bebas dari unsur kesalahan atau masih terus direvisi
atau diperbaiki kembali. 5.
Melakukan pendokumentasian program sebagai cadangan back-up yang mana proses ini penting untuk dilakukan, untuk usaha pengembangan program
selanjutnya. Menurut Jogianto 2005:582 “Pemrograman terstruktur adalah suatu
tindakan untuk mengorganisasikan dan membuat kode-kode program supaya program mudah untuk dimengerti dan dimodifikasi”.
D. Normalisasi