BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010
29
2.2.2 INFLASI TRIWULANAN q.t.q
Secara triwulanan, perkembangan harga-harga di Gorontalo pada triwulan III-2010 mengalami inflasi sebesar 5,63 q.t.q lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang
mengalami deflasi sebesar -0,25 q.t.q. Kenaikan inflasi secara triwulanan terutama didorong oleh kenaikan harga-harga pada subkelompok bahan makanan dan subkelompok
transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.
Tabel 2.6 Kelompok Barang dan Jasa q.t.q
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo
Subkelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 12,57 q.t.q jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar -2,07 q.t.q. Lonjakan permintaan
masyarakat menyambut perayaan Ibadah Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri memberi tekanan kenaikan harga-harga pada triwulan laporan. Sementara itu, beberapa
permasalahan diantaranya faktor cuaca, keterlambatan panen beras, hambatan distribusi, ekspektasi harga, dan dominasi pedagang besar menghambat kelancaran di sisi pasokan.
Ketidakseimbangan sisi permintaan dan penawaran kemudian diterjemahkan dengan kenaikan harga-harga pada hampir seluruh komoditas bahan makanan. Di sisi lain, inflasi
subkelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 2,91 q.t.q lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar -0,21 q.t.q. Perayaan
ceremony lokal yaitu „Tumbilotohe‟ atau „malam pasang lampu‟ mendorong lonjakan
kenaikan harga minyak tanah. Perayaan „Tumbilotohe‟ merupakan budaya untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri dengan menyalakan lampu pada umumnya berbahan bakar
minyak tanah di seluruh wilayah Gorontalo secara serentak.
1 2
3 4
5 6
7 8
9
Umum
0.47 1.23
1.59 0.32
-0.92 -0.25
2.09 5.47
5.63 1 Bahan makanan
-0.18 2.73
4.25 1.02
-4.04 -2.07
2.22 12.67
12.57 2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
1.18 1.48
7.45 0.17
1.80 1.57
4.95 3.59
4.24 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
1.03 0.41
9.85 -0.18
0.25 0.42
1.55 2.45
2.11 4 Sandang
1.13 0.32
2.34 -0.49
0.17 1.33
1.35 2.01
1.00 5 Kesehatan
0.08 0.40
1.67 1.53
1.17 -0.08
0.16 0.68
0.69 6 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
0.03 -0.05
-0.05 -0.13
0.19 0.19
0.40 0.15
0.26 7 Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
0.08 0.04
0.05 0.02
-0.15 -0.21
0.84 1.32
2.91
2010
No Inflasi Triwulanan
PERKEMBANGAN INFLASI
30
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010
|
BANK INDONESIA Grafik 2.9 Perkembangan Harga-harga
Sumber : Diskoperindag Provinsi Gorontalo
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010
31
Konvergensi Inflasi Koefisien Konvergensi
Prob t-stat Adj R-squared
Dw-Stat
Gorontalo - Sulteng - Sulut 0.632
0.000 0.524
1.965 Gorontalo - Nasional
0.708 0.000
0.522 1.708
BOX 1 : KONVERGENSI INFLASI GORONTALO
Konsep Konvergensi Inflasi
Konvergensi inflasi dapat diartikan bahwa dalam jangka panjang pergerakan inflasi antar daerah akan menjadi konvergen searah atau diffrensial inflasi semakin lama
semakin kecil. Melalui analisis konvergensi inflasi dapat memberi gambaran apakah kebijakan moneter yang diterapkan berperan dalam membawa tingkat inflasi antar
daerah menjadi konvergen dan berpengaruh pula terhadap persistensi inflasi. Dalam analisis kuantitatif ekonometrika, untuk mengetahui konvergensi inflasi antar provinsi
digunakan metode Augmented Dickey-Fuller terhadap persamaan diferensial inflasi yang digunakan oleh Kocenda Papell 1997, sebagai berikut:
Dimana π merupakan inflasi dan φ merupakan koefisiensi konvergensi.
Inflasi antar daerah dinilai konvergen bila nilai koefisien konvergensi inflasi bernilai lebih kecil dari pada 1. Bila inflasi daerah konvergen, maka selisih antara inflasi
individual dengan rata-rata inflasi semakin kecil dari waktu ke waktu. Sebaliknya bila nilai koefisien konvergensi bernilai lebih besar dari 1 mengindikasikan divergensi. Tingkat
konvergensi dapat dinyatakan sebagai berikut r yang dihitung dengan menggunakan koefisien konvergensi
φ.
Hasil Analisis Konvergensi Inflasi
Tabel 2.7 Hasil Estimasi Analisis Konvergensi
Hasil analisis Pool Least Squared dengan periode 2003:1 – 2008:5 menunjukkan
bahwa inflasi daerah-daerah di Teluk Tomini yaitu Gorontalo, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Utara akan mengalami konvergensi dengan nilai koefisien konvergensi
sebesar 0,632. Sementara itu, hasil analisis juga menunjukkan bahwa inflasi Gorontalo dan inflasi nasional akan mengalami konvergensi dalam jangka panjang dengan nilai
koefisien konvergensi sebesar 0,708. Konvergensi inflasi antar wilayah di Teluk Tomini
PERKEMBANGAN INFLASI
32
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010
|
BANK INDONESIA
cenderung lebih cepat dibandingkan konvergensi inflasi antar Gorontalo-Nasional yang ditunjukkan dengan nilai koefisien inflasi wilayah Teluk Tomini yang lebih kecil
dibandingkan nilai koefisien inflasi Gorontalo-Nasional. Hal ini diperkirakan terjadi karena pergerakan inflasi daerah terkait erat dengan kelancarankecepatan distribusi barang
antar daerah sehingga kedekatan geografis mempengaruhi kecepatan tingkat konvergensi antar daerah.
Sumber: Badan Pusat Statistik
Grafik 2.10 Grafik 2.11
Inflasi Gorontalo –Sulut–Sulteng Inflasi Gorontalo – Nasional
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010
33
BAB 3 :
P
ERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
Kinerja perbankan di Provinsi Gorontalo selama triwulan III-2010 menunjukkan perkembangan yang cukup baik, tercermin dari beberapa indikator seperti penghimpunan
Dana Pihak Ketiga DPK, penyaluran kredi dan rasio kredit bermasalah NPLs. DPK yang berhasil dihimpun mengalami pertumbuhan, demikian pula dengan penyaluran kredit ke
masyarakat. Pertumbuhan penyaluran kredit diikuti oleh risiko kredit yang relatif terkendali seperti tercermin dari indikator NPLs yang masih berada pada level aman dibawah 5.
Hal yang masih perlu mendapat perhatian adalah potensi risiko likuiditas, mengingat rasio kredit terhadap dana pihak ketiga LDR menunjukkan angka yang masih berada pada level
‘kurang wajar’.
3.1 FUNGSI INTERMEDIASI Fungsi intermediasi perbankan di Gorontalo hingga triwulan III-2010