Partisipasi Masyarakat dalam KORELASI ANTARA KONDISI LINGKUNGAN FISIK, SOSIAL-BUDAYA DAN SOSIAL-EKONOMI DENGAN PARTISIPASI WARGA MASYARAKAT DALAM PNPM-MP | Bona | Jurnal Nasional Pariwisata 6681 11591 1 PB

Jurnal Nasional Pariwisata, Vol. 4, Nomor 1, April 2012 1 8 hubungan sosial yang terjadi antara seseorang dengan keluarganya, baik yang berjalur ayah maupun ibunya. Sistem kekerabatan merupakan kerangka interaksi antar-individu yang merasa memiliki pertalian persahabat- an. Sistem kekerabatan bukan hanya berupa ikatan perkawinan atau hubungan kekeluargaan, tetapi juga karena adanya hubungan darah. Kunci pokok sistem perkawinan berupa kelompok keturunan atau line-age dan garis keturunan atau descent. Anggota kelompok keturunan saling berkaitan karena memiliki nenek moyang sama. Kelompok keturunan ini dapat bersifat patrilineal, matrilineal, atau bilineal b. Solidaritas Sosial Sikap solidaritas masyarakat pelaut dan nelayan sedikit banyak dilandasi oleh karakter masyarakat desa yang bernilai kekeluargaan familism. Arti- nya, masyarakat desa masih tercermin nilai kekeluargaan yang tinggi karena eratnya keakraban antar mereka yang memiliki pertalian kekerabatan. Solida- ritas bermasyarakat dimanifestasikan dalam istilah hidup; “Pokadulu” gotong royong. Pokadulu merupakan bentuk kerja sama atau partisipasi warga dalam membangun desa dan berkegiatan keagamaan. Pokadulu merupakan wujud kearifan lokal yang terimplikasi pada setiap proses pem- bangunan desa. c. Sarana dan Prasarana Pendidikan merupakan modal dasar bagi pembangunan masyara- kat.Tingkat dan kualitas pendidikan seseorang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan salah satu indikator kualitas sumber daya manusia yang menentu- kan gerak roda pembangunan masya- rakat. Untuk meningkatkan sumber daya manusia diperlukan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Sarana pendidikan di Desa Lohia pada tahun 2008 tercatat, TK 1 unit. Sekolah Dasar 3 unit yaitu SDN 13 Lohia, SDN 7 Lohia, dan SDN Kecil Napabale. Transportasi Antar Wilayah Prasarana dan transportasi me- rupakan salah satu faktor pendukung bagi mobilitas penduduk. Permukaan jalan yang menghubungkan antar wilayah kecamatan pada umumnya baik karena telah diaspal. Jalan merupakan prasarana penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Semakin meningkat usaha pem- bangunan, semakin ditingkatkan pula pembangunan jalan untuk memudah- kan mobilitas penduduk, memper- lancar transportasi antar daerah, dan mempermudah kunjungan wisatawan dari dan ke lokasi obyek-obyek wisata.

2. Partisipasi Masyarakat dalam

PNPM-MP. Partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan wilayah merupakan keter- libatan mereka dalam setiap proses, baik langsung maupun tidak langsung. Partisipasi itu terwujud berdasarkan kemampuan yang dimiliki, semangat kerja sama, kelancaran penyampaian informasi atau sosialisasi pro- gram, penggalian gagasan dan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemanfaatan, dan pengembangan program sebagai wujud tanggung jawab warga masyarakat. Bentuk partisipasi warga masyarakat dalam kegiatan pembangunan merupakan kontribusi yang diberikannya untuk membantu dan mendu- kung berhasilnya setiap rencana dan pembangunan. Hal itu diwujudkan melalui sumbangan ide pemikiran, usulgagasan, tenaga, materi, uang, waktu, lahan, dan keahlianketerampilan. Partisipasi warga masyarakat dalam pelaksanaan Program Nasional Pember- dayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan PNPM-MP dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 9 a. Perencanaan Kegiatan Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat partisipasi warga masyarakat dalam tahap perencanaan program adalah tingkat kehadirannya dalam pertemuan musyawarah di lingkup desa dan kotribusi mereka dalam memberikan masukan ide, sa- ran, atau gagasan. Rekapitulasi data hasil kuesioner tingkat partisipasi warga masyarakat untuk hadir dalam memberikan kontribusi penilaian pada tahapan perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan PNPM-MP akan dijelaskan dalam hasil analisis dengan statistik deskriptif. Dalam penelitian ini data pada tahap-tahap variabel meliputi nilai rata-rata, standar deviasi, distribusi frekuensi, dan persentase. Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori terikat untuk analisis deskriptif berpedoman pada kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah. Seorang ahli 7 menyatakan bahwa jika Y + SD tergolong tinggi, jika – SD Y + SD tergolong kelompok sedang, dan jika Y –SD tergolong kelompok rendah, data menunjukan bahwa nilai rata-rata mean pada tahap perencanaan sebesar 1,950 dengan standar deviasi 0,642. Berdasarkan hasil analisis data deskriptif, tingkat partisipasi responden pada tahap perencanaan dalam penelitian ini tercatat kategori rendah 28, kategori sedang 56, dan kategori tinggi 16. Data ini memberikan gambaran bahwa partisipasi masyarakat dalam tahap perencanaan pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan PNPM-MP di Desa Lohia tergolong sedang. b. Pelaksanaan Kegiatan Partisipasi masyarakat dalam tahap pelaksanaan, yang telah dicanangkan pada tahap perencanaan, dan disetujui untuk dibiayai serta dilaksanakan pada waktunya diukur dari tingkat kehadiran untuk memberikan kontribusi, baik waktu, materi maupun bahan. Rekapi- tulasi data hasil kuesioner tingkat partisipasi masyarakat dalam memberi- kan kontribusi dalam pelaksanaan pro- gram adalah nilai rata-rata mean pada tahap pelaksanaan sebesar 2,080 dengan standar deviasi 0,646. Berdasarkan hasil analisis data deskriptif, tingkat partisipasi responden pada tahap pelaksanaan dalam peneli- tian ini tercatat kategori rendah 17, kategori sedang 58, dan kategori tinggi 25. Data ini memberikan gambaran bahwa partisipasi masyarakat dalam tahap pelaksanaan pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan PNPM-MP di Desa Lohia tergolong sedang. Dalam pelaksanaan kegiatan PNPM-MP, partisipasi warga masyara- kat lebih dominan dalam bentuk tenaga sebagai akibat dari dilibatkannya kelompok masyarakat kurang mampu dalam pelaksanaan program. Kesukses- an pelaksanaan PNPM-MP tersebut lebih diutamakan pada pemberdayaan kelompok rumah tangga miskin RTM. c. Pengawasan Kegiatan Tingkat keaktifan warga masya- rakat dalam memantau dan mengawasi pelaksanaan program dan melaporkan tindakan yang tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam setiap kegiatan menunjukkan bahwa nilai rata-rata mean pada tahap pengawasan sebesar 2,020 dengan standar deviasi 0,651. Berdasarkan hasil analisis data deskriptif, tingkat partisipasi responden pada tahap pengawasan program tercatat kategori rendah 20, kategori 7 Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar evaluasi pendidikan edisi refisi. Bumi Aksara. Jakarta. Hamzah Bona , Korelasi antara Kondisi Lingkungan Fisik, Sosial-Budaya dan Sosial-Ekonomi dengan Partisipasi Warga... Jurnal Nasional Pariwisata, Vol. 4, Nomor 1, April 2012 2 0 sedang 58, dan kategori tinggi 22. Data ini memberikan gambaran bahwa partisipasi masyarakat dalam tahap pengawasan Program Nasional Pember- dayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan PNPM-MP di Desa Lohia berkategori sedang. d. Pemanfaatan Kegiatan Pada tahap pemanfaatan indikator yang digunakan berdasarkan frekuensi penggunaan sarana yang telah di- bangun serta keikutsertaan mereka dalam kegiatan kegiatan pemeliharaan bersama-sama warga masyarakat lainnya. Data menunjukkan bahwa nilai rata-rata mean pada tahap pemanfaat- an sebesar 2,100 dengan standar deviasi 0,674. Berdasarkan hasil analisis data deskriptif, tingkat partisipasi responden pada tahap pemeliharaan dan pe- manfaatan program tercatat kategori rendah 18, kategori sedang 54, dan kategori tinggi 28. Data ini mem- berikan gambaran bahwa partisipasi masyarakat dalam tahap pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan PNPM- MP di Desa Lohia berkategori sedang. e. Tingkat Partisipasi Warga Masyarakat. Desa Lohia dengan keterbatasan infrastruktur dan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang heterogen memperlihatkan tingkat partisipasi warga masyarakat yang juga sangat tergantung terhadap intervensi pro- gram pemberdayaan dari pemerintah. Seorang ahli 8 mengatakan bahwa daerah tidak berkembang ketika keter- sediaan infrastruktur sangat terbatas, tingkat partisipasi masyarakat sangat rendah, serta cenderung mengharapkan dan tergantung pada intervensi pro- gram pemerintah, sumber daya alam setempat, dan tingkat penyesuaiannya dengan situasi dan kondisi setempat. Keterlibatan warga masyarakat dalam pengembangan pariwisata berdasarkan tahapan-tahapan pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan PNPM-MP pada tahun anggaran 2009 adalah sebagai berikut. Data yang merupakan hasil analisis dengan statistik deskriptif menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebesar 2,170 dengan standar deviasi 0,604. Berdasarkan hasil analisis data deskriptif, tingkat partisipasi responden pada pengembangan pariwisata tercatat kategori rendah 11, kategori sedang 61, dan kategori tinggi 28. Berdasar- kan data ini memberikan gambaran bahwa tingkat partisipasi masyarakat secara keseluruhan dalam pengem- bangan pariwisata melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan PNPM-MP di Desa Lohia berkategori sedang.

3. Analisis Statistik Inferensial

Dokumen yang terkait

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM

0 11 11

Partisipasi masyarakat dalam program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perkotaan (PNPM-MP) (Kasus implementasi program ekonomi bergulir PNPM-MP di Desa Cimanggu I, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor)

0 5 110

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DAN PARTISIPASI MASYARAKAT Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Sooka, Kecamatan

0 0 16

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DAN PARTISIPASI MASYARAKAT Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Sooka, Kecamatan

0 1 17

DAMPAK SOSIAL BUDAYA INTERAKSI WISATAWAN DENGAN MASYARAKAT LOKAL DI KAWASAN SOSROWIJAYAN | Oktaviyanti | Jurnal Nasional Pariwisata 6693 11631 1 PB

0 0 8

Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Pogram Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan

0 0 8

KONDISI SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI MASYAR (1)

0 0 6

Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyar

0 1 11

HUBUNGAN ANTARA KONDISI SOSIAL EKONOMl MASYARAKAT DENGAN KONDISI PEMUKIMAN

0 0 47