25
2.1.9.2 Manfaat Pemakaian Tameng Muka
Tameng muka atau topeng las digunakan untuk melindungi muka dari sinar las sinar ultraviolet, inframerah, radiasi panas las serta percikan bunga api
las. apabila muka juru las tidak dilindungi maka kulit muka akan terbakar dan sel- sel kulit maupun daging akan rusak. Pelindung muka dipakai untuk melindungi
seluruh muka terhadap kebakaran kulit akibat dari cahaya busur, percikan dan lain yang tidak dapat dilindungi dengan hanya memakai pelindung mata saja. Bentuk
dari pelindung muka bermacam-macam dapat berbentuk helmet dan dapat berupa pelindung yang harus dipegang.
2.1.9.3 Syarat dalam Pemilihan dan Fungsi
Hal yang harus diperhatikan dalam memilih tameng muka: 1 Harus mempunyai daya penerus yang tepat terhadap cahaya tampak; 2 Harus mampu
menahan cahaya dan sinar yang berbahaya; 3 Harus tahan lama dan mempunyai sifat tidak mudah berubah; 4 Harus memberi rasa nyaman pada pemakai.
Fungsi dari alat pelindung muka untuk melindungi muka dari: 1 Lemparan dari benda-benda kecil; 2 Lemparan dari benda-benda panas; 3
Pengaruh cahaya; 4 Pengaruh dari radiasi tertentu.
2.1.10 Pemeliharaan Alat Pelindung Diri
Secara umum pemeliharaan APD dapat dilakukan antara lain dengan : mencuci dengan air sabun, kemudian dibilas dengan air secukupnya. Terutama
26
untuk helm, kacamata, aer plug, sarung tangan kain, karet, dan kulit A.M. Sugeng Budiono, 2003:333.
2.1.11 Penyimpanan Alat Pelindung Diri
Untuk menjaga daya guna dari APD, hendaknya disimpan ditempat khusus sehingga terbebas dari debu, kotoran, gas beracun dan gigitan serangga atau
binatang. Tempat tersebut hendaknya kering dan mudah dalam pengambilannya A.M. Sugeng Budiono, 2003:334.
2.1.12 Pelatihan Alat Pelindung Diri
Pembinaan yang terus menerus dapat meningkatkan kesadaran dan wawasan tenaga kerja. Salah satu cara yang efektif adalah melalui pelatihan.
Peningkatan wawasan dan penetahuan akan meyadarkan tentang pentingnya penggunaan APD, sehingga efektif dan benar dalam penggunaan, serta tepat
dalam pemeliharaan dan penyimpanannya. Memakai APD yang rusak akan memberikan pengaruh buruk seperti
halnya tidak menggunakan APD atau bahkan lebih berbahaya. Tenaga kerja akan berfikir telah terlindungi, padahal sesungguhnya tidak. Kebiasaan memakai
dengan benar harus senantiasa ditanamkan agar menjadi suatu kegiatan yang otomatis tanpa paksaan A.M. Sugeng Budiono, 2003:334.
2.1.13 Dasar Hukum Penggunaan Alat Pelindung Diri
2.1.13.1 Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang kesehatan kerja menetapkan
syarat keselamatan kerja yang berkaiatan dengan penyedian APD kepada tenaga kerja.
27
2.1.13.1.1 Pasal 9 ayat 1 Undang-undang No. 1 tahun 1970 mewajibkan
manajemen perusahaan untuk menunjukkan dan menjelaskan : 1.
Kondisi dan bahaya dapat timbul dalam tempat kerjanya. 2.
Semua pengaman dan alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerja. 3.
Alat-alat pelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan. 4.
Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya. 2.1.13.1.2
Pasal 12 b Undang-undang No.1 tahun 1970 mengatur mengenai kewajiban dan hak tenaga kerja memakai alat-alat pelindung diri yang diwajibkan.
2.1.13.1.3 Pasal 14 c Menyediakan secara cuma-cuma semua alat pelindung
diri yang mewajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain untuk memasuki tempat kerja tersebut,
disertai petunjuk-petunjuk yang diperlukan menuntut petunjuk pegawai, pengawas atau ahli keselamatan kerja.
2.1.13.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 03Men
1982 tentang pelayanan kesehatan kerja. 2.1.13.2.1
Pasal 1 ayat 2 tujuan pelayanan kesehatan kerja adalah melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerja atau
lingkungan kerja. 2.1.13.2.2
Pasal tugas pokok pelayanan kesehatan kerja adalah memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan APD yang
diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan di tempat kerja.
28
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Alat Pelindung Muka
2.2.1 Kapasitas Pekerja
Kapasitas kerja adalah kemampuan yang dimiliki oleh pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Kemampuan seorang tenaga kerja berbeda dengan yang
lain tergantung pada pendidikan, pengetahuan, masa kerja, jenis kelamin,umur dan sikap Suma’mur P.K, 1996:50.
Menurut A.M. Sugeng Budiono 2003:99, kapasitas kerja banyak tergantung pada:
2.2.1.1 Tingkat Pendidikan
Menurut Soekidjo Notoatmodjo 2003:83, pendidikan adalah suatu
bantuan yang diberikan kepada individu, kelompok atau masyarakat dalam rangka mencapai peningkatan kemampuan yang diharapkan. Pendidikan formal
memberikan pengaruh besar dalam membuka wawasan dan pemahaman terhadap nilai-nilai yang baru yang ada dalam lingkungannya. Seseorang dengan tingkat
pendidikan yang tinggi akan lebih mudah untuk memahami perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya dan orang tersebut bermanfaat bagi dirinya.
Seseorang yang pernah mengeyam pendidikan formal diperkirakan akan lebih mudah menerima dan mengerti tentang pesan-pesan kesehatan yang
disampaikan melalui penyuluhan maupun media masa Soekidjo Notoatmodjo, 1997:145.
2.2.1.2
Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil ”tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penggindraan terhadap suatu obyek tertentu.Pengidraan terjadi melalui