Kapasitas Pekerja Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Alat Pelindung Muka

28

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Alat Pelindung Muka

2.2.1 Kapasitas Pekerja

Kapasitas kerja adalah kemampuan yang dimiliki oleh pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Kemampuan seorang tenaga kerja berbeda dengan yang lain tergantung pada pendidikan, pengetahuan, masa kerja, jenis kelamin,umur dan sikap Suma’mur P.K, 1996:50. Menurut A.M. Sugeng Budiono 2003:99, kapasitas kerja banyak tergantung pada: 2.2.1.1 Tingkat Pendidikan Menurut Soekidjo Notoatmodjo 2003:83, pendidikan adalah suatu bantuan yang diberikan kepada individu, kelompok atau masyarakat dalam rangka mencapai peningkatan kemampuan yang diharapkan. Pendidikan formal memberikan pengaruh besar dalam membuka wawasan dan pemahaman terhadap nilai-nilai yang baru yang ada dalam lingkungannya. Seseorang dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih mudah untuk memahami perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya dan orang tersebut bermanfaat bagi dirinya. Seseorang yang pernah mengeyam pendidikan formal diperkirakan akan lebih mudah menerima dan mengerti tentang pesan-pesan kesehatan yang disampaikan melalui penyuluhan maupun media masa Soekidjo Notoatmodjo, 1997:145. 2.2.1.2 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil ”tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penggindraan terhadap suatu obyek tertentu.Pengidraan terjadi melalui 29 pancaindera manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih lama daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Peneliti Rogers 1974, mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri oarang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni: 1 Awareness kesadaran, yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulasi terlebih dahulu; 2 Interst, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus; 3 Evaluation menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus terhadap dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih lagi; 4 Trial, orang telah mencoba perilaku baru; 5 Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus Soekidjo Notoatmodjo, 2007:140. Pengetahuan yang tercakup dalam domian kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu: 2.2.1.2.1 Tahu know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu meteri yang telah dipelajari sebelumnya. Oleh sebab itu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. 30 2.2.1.2.2 Memahami comprehension Memahami sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut. Orang yang telah paham terhadap meteri harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap materi yang dipahami. 2.2.1.2.3 Aplikasi aplication Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata. 2.2.1.2.4 Analisis Analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi ke dalam komponen, tetapi masih didalam suatu organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. 2.2.1.2.5 Sintesis Sintetis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 2.2.1.2.6 Evaluasi evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penelian terhadap suatu materi. Penilaian-penilaian ini dasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang sudah ada Soekidjo Notoatmodjo, 2007:141. 31 2.2.1.3 Masa Kerja Menurut M.A Tulus 1992:121, yang dikutip Meylani Astining Asih bahwa masa kerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja yang bekerja disuatu tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif maupun negative. Pengaruh positif bila dengan semakin lamanya masa kerja personal semakin berpengengalaman dalam melaksanakan tugasnya. Sebaliknya akan memberikan pengaruh negatif bila dengan semakin lamanya masa kerja maka akan menimbulkan kebiasaan pada tenaga kerja. 2.2.1.4 Jenis Kelamin Ada perbedaan antara tenaga kerja wanita dengan pria yang meliputi segi- segi berikut ini: secara fisik ukuran tubuh dan ukuran otot dari tenaga kerja wanita relatif kurang jika dibandingkan dengan pria. Kenyataan ini sebagai akibat dari pengaruh hormonal yang berbeda antara wanita dan pria Suma’mur P.K, 1996:270. 2.2.1.5 Umur Umur seseorang menunjukkan tingkat kematangan dalam bekerja. Efek menjadi tua merupakan kecenderungan terhadap terjadinya kecelakaan, seperti terjatuh. Juga angka nilainya kecelakaan rata-rata lebih meningkat mengikuti bertambahnya usia Suma’mur P.K, 1996:305. 2.2.1.6 Sikap Sikap sebagai produksi dari proses sosialisasi dimana seseorang yang bereaksi dengan rangsangan dan diterimanya. Dengan demikian sikap merupakan 32 respon. Respon akan timbul apabila individu dihadapkan pada stimulasi yang menghendaki respon individual. Respon yang dinyatakan sebagai sikap didasari oleh proses evaluasi dari dalam individu, yang memberikan kesimpulan nilai terhadap stimulus dalam bentuk baik atau buruk, positif atau negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan, suka tau tidak suka yang kemudaian mengkristalkan sebagai potensi reaksi terhadap reaksi terhadap suatu obyek sikap. Ekspresi sikap individu tergantung dari berbagi kondisi serta situasi yang betul bebas dari berbagi bentuk tekanan atau hambatan yang dapat mengganggu ekspresi sikapnya maka dapat diharapkan bahwa bentuk perilaku yang ditampakkan merupakan ekspresi sikap sebenarnya.

2.2.2 Beban Kerja

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kapasitas vital paru pada pekerja bengkel las di Pisangan Ciputat tahun 2010

3 15 93

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kapasitas Vital Paru pada Pekerja Bengkel Las di Kelurahan Cirendeu, Tahun 2014

3 31 145

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KENYAMANAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG WAJAH PADA PEKERJA LAS LISTRIK KAWASAN SIMONGAN SEMARANG

2 19 109

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PEKERJA DI PT SUMATERA TROPICAL SPICES BATANG ANAI PADANG PARIAMAN TAHUN 2013.

0 2 11

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT. LEMBAH KARET PADANGTAHUN 2014.

1 11 10

(ABSTRAK) FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG MUKA PADA PENGELAS DI BENGKEL LAS LISTRIK KAWASAN BARITO KOTA SEMARANG.

0 0 3

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MANUSIA YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA DI BENGKEL PENGELASAN JALAN BARITO -SEMARANG TAHUN 2008 - UDiNus Repository

0 0 3

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI JIG PADA DEPARTEMENT MACHINERY DI PT MAITLAND _SMITH INDONESIA SEMARANG 2005 - UDiNus Repository

0 0 2

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG

2 8 62

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Kenyamanan Pekerja dengan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) di Bengkel Las Listrik Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten HSU Tahun 2016

0 0 8