61
4.1.3 Hasil Analisis Korelasi
4.1.3.1 Sumbangan Kekuatan Otot Tungkai dengan Kemampuan Smash
normal
Berdasarkan analisis diperoleh koefisien korelasi Kekuatan Otot Tungkai dengan Kemampuan Smash normal pada anggota Klub Bola Putra PORVIT
Kudus Tahun 2009 diperoleh hasil seperti pada tabel 5 berikut ini.
Tabel 5. Koefisiensi Korelasi Kekuatan Otot Tungkai dengan Kemampuan Smash normal
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.690
a
.476 .447
7.43584
Mencermati tabel 5 di atas diperoleh hasil bahwa koefisiensi korelasi antara Kekuatan Otot Tungkai dengan Kemampuan Smash normal sebesar 0,690. Uji
keberartian korelasi tersebut dilakukan dengan cara mengkonsultasikan harga r
hitung
dengan r tabel product moment. Pada = 5 dengan n = 20 diperoleh harga r
tabel
sebesar 0,444. Karena harga r
hitung
0,690 lebih besar dari r
tabel
= 0,444 maka dapat diputuskan bahwa hipotesis nihil Ho yang berbunyi “Tidak
ada sumbangan antara Kekuatan Otot Tungkai dengan Kemampuan Smash normal
pada anggota Klub Bola Putra PORVIT Kudus Tahun 2009”, ditolak dan
hipotesis kerja Ha yang berbunyi “Ada sumbangan antara Kekuatan Otot Tungkai dengan Kemampuan Smash normal pada anggota Klub Bola Putra
PORVIT Kudus Tahun 2009”, diterima.
62
Bentuk sumbangan antara Kekuatan Otot Tungkai dengan Kemampuan Smash normal pada anggota Klub Bola Putra PORVIT Kudus Tahun 2009 dapat
digambarkan dengan persamaan regresi yang tersaji pada tabel 6 berikut ini.
Tabel 6. Koefiensi Regresi antara Kekuatan Otot Tungkai dengan Kemampuan Smash normal
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
15.499 8.690
1.784 .091
Kekuatan Otot Tungkai
.690 .171
.690 4.045
.001
Mencermati tabel 6 di atas diperoleh hasil persamaaan regresi antara Kekuatan Otot Tungkai dengan Kemampuan Smash normal adalah
Y ˆ
= 15,499 + 0,690X
1
. Dari persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan Kekuatan Otot Tungkai sebesar 1 unit skor, maka akan diikuti dengan
Kemampuan Smash normal sebesar 0,690 unit skor pada konstanta 15,499 dan sebaliknya setiap terjadi penurunan Kekuatan Otot Tungkai sebesar 1 unit skor,
maka akan diikuti dengan menurunnya Kemampuan Smash normal sebesar 0,690 unit skor pada konstanta 15,499. Atau dengan kata lain bahwa untuk
menghasilkan Kemampuan Smash normal maka dibutuhkan Kekuatan Otot Tungkai yang panjang, begitu juga sebaliknya.
Besarnya sumbangan atau kontribusi yang diberikan oleh Kekuatan Otot Tungkai dengan Kemampuan Smash normal pada anggota Klub Bola Putra
PORVIT Kudus Tahun 2009 dari dilihat dari hasil r
2
. Beradasarkan hasil analisis diperoleh hasil r
2
sebesar 0,476 maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa sumbangan Kekuatan Otot Tungkai dengan Kemampuan Smash normal pada
63
anggota Klub Bola Putra PORVIT Kudus Tahun 2009 sebesar 47,60. Sedangkan sisanya sebesar 52,40 dipengaruhi oleh variable lainnya.
4.1.3.2 Sumbangan Kekuatan lengan dengan Kemampuan Smash normal