Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Kualitas Tidur Sebelum dan Sesudah Senam Hamil
Kualitas Tidur Frekuensi
Persentase Pre test
Post test Pre test
Post test
Baik Sedang
Buruk 6
2 23
14 13
4 19.4
6.5 74.1
45.1 42
12.9
Jumlah 31
31 100
100
Pada tabel 4.5 diperoleh hasil ibu hamil yang mengalami penurunan kualitas tidur sebanyak 23 responden
dengan 74,1 dan menurun setelah diberikan perlakuan berupa senam hamil hingga 12,9 .
4.3.2. Uji Normalitas
4.6. Tabel Hasil Uji Normalitas Pre-Test dan Post- Test Saphiro Wilk
Saphiro Wilk Statistic
Df Sign.
Pre Test Post Test
.742 .793
31 31
.824 .719
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 4.6 di atas kedua variabel memiliki signifikansi p 0,05. Uji
normalitas dengan menggunakan statistik Saphiro Wilk pada Variabel kualitas tidur sebelum diberikan perlakuan adalah
sebesar 0,742 dengan nilai probabilitas p atau nilai signifikansi sebesar 0,824 p 0,05. Oleh karena nilai
signifikansi p 0,05, maka distribusi data pre-test kualitas tidur pada ibu hamil berdistribusi normal. Hal yang sama
juga terjadi pada hasil post-test kualitas tidur ibu hamil yang menunjukan nilai statistik 0,793 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,719 yang berarti p 0,05, sehingga dapat disimpulkan data post-test kualitas tidur pada ibu hamil
berdistribusi normal.
4.3.3. Analisa Bivariat
Berikut ini tabel uji paired sampel t-test Pengaruh Tingkat Kualitas Tidur Sebelum dan Sesudah Senam.
Tabel 4.7
Distribusi Pengaruh
Kualitas Tidur
Sebelum dan Sesudah Senam Hamil
Variabel Mean
Std. Deviation
Std. Error
Mean T
df P
Value
Pre-Test 51.4234
13.899 2.496
5.363 30
.000
Post-Test 28.6507 14.139
2.539
Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan bahwa tingkat buruknya kualitas tidur responden sebelum senam hamil adalah nilai mean
sebesar 51.4234 dan jauh mengalami penurunan dengan kata lain kualitas tidur responden menjadi baik dengan nilai mean 28.6507.
Kriteria pengujian Jika t tabel t hitung maka H
o
diterima, dan H
a
di tolak dan jika t tabel t hitung maka Ho ditolak, dan Ha diterima.
Pengujian hipotesis dengan uji paired sample t test menunjukkan nilai t hitung sebesar 5.363
t
0,05
dengan nilai t tabel sebesar 2,042 atau nilai signifikan sebesar 0,00 0,05. Dengan demikian
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh terhadap kualitas tidur pada ibu hamil sebelum dan sesudah mengikuti senam hamil
dapat diterima. Pada pengujian paired sample t test kriteria
pengujian : Jika p value 0,05 maka H ditolak, jika p value 0,05
maka H diterima. Dari hasil pengujian paired sample t test pada
penelitian ini, diketahui p value 0,000, karena p value 0,05 maka H
ditolak dan H
a
diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat kualitas tidur pada ibu hamil sebelum dan
sesudah mengikuti senam hamil dimana tergambar kualitas tidur ibu hamil cenderung buruk sebelum diberikan perlakuan senam
sebanyak 12 kali dalam waktu 1 bulan dan mengalami peningkatan setelah diberikan perlakuan.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari 2013 yang menyatakan bahwa latihan
aerobilk dan edukasi tidur pada ibu hamil yang baik juga akan menurunkan gangguan tidur berupa insomnia. Gangguan tidur yang
dialami oleh wanita hamil juga berkaitan dengan adanya major depressive disorder MDD, seperti energi, napsu makan,
perubahan berat badan, tidur dan keluhan-keluhan somatik. Dari hasil yang didapatkan dapat terlihat bahwa senam hamil memiliki
banyak manfaat bagi ibu hamil khususnya untuk meningkatkan kualitas tidur ibu.
4.4. Pembahasan