PELAKSANAAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP KEPENTINGAN PIHAK KETIGA (Studi pada PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung)

(1)

PELAKSANAAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP KEPENTINGAN PIHAK KETIGA

(Studi pada PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung)

OLEH

ADISTY ANGGUN FEBRIANA

Perjanjian sewa beli terjadi karena konsumen tidak dapat membeli kendaraan bermotor roda empat secara tunai. Pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian sewa beli adalah pihak konsumen dan lembaga pembiayaan PT Batavia Prosperindo Finance (BPF). Setelah terjadinya perjanjian sewa beli maka pihak pembiayaan melakukan perjanjian kerjasama dengan PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung untuk mengalihkan risiko, dengan adanya perjanjian asuransi maka menimbulkan hubungan yang saling terikat pada kedua perjanjian itu, dimana perjanjian asuransi tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya perjanjian lain yang menyertainya. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana prosedur penutupan asuransi kendaraan bermotor, pelaksanaan pembayaran klaim ganti kerugian asuransi kendaraan bermotor, serta berakhirnya asuransi kendaraan bermotor pada PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif-empiris (applied law research) dengan menggunakan tipe penelitian deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data sekunder terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka, studi dokumen dan wawancara. Setelah data terkumpul, selanjutnya diolah dengan cara seleksi data, klasifikasi data, dan sistematisasi data. Analisis yang digunakan adalah analisis data secara kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa prosedur penutupan asuransi kendaraan bermotor oleh PT Batavia Prosporindo Finance (BFI) telah memenuhi syarat dan prosedur yang ditetapkan oleh PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung. Pelaksanaan pembayaran klaim ganti kerugian asuransi kendaraan bermotor untuk kepentingan pihak ketiga telah sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dalam polis. Berakhirnya asuransi kendaraan bermotor


(2)

dapat terjadi karena 2 (dua) hal, yaitu karena terjadi kerugian total atau jangka waktu perjanjian asuransi berakhir.


(3)

A. Latar Belakang

Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu mengalami risiko, yaitu suatu peristiwa yang belum dapat dipastikan terjadinya dan bila terjadi dapat menimbulkan kerugian baik bagi dirinya sendiri, keluarga, orang lain dan harta bendanya. Risiko yang dimaksud adalah suatu ketidaktentuan yang berarti kemungkinan terjadinya suatu kerugian di masa yang akan datang. Untuk mengatasi risiko yang tidak tentu salah satunya dengan cara mengalihkan atau membagi kepada pihak lain yang disebut dengan asuransi. Jadi asuransi menjadikan suatu ketidakpastian menjadi suatu kepastian yaitu dalam hal terjadinya kerugian maka akan memperoleh ganti rugi.

Berdasarkan ketentuan Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan suatu penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.

Menurut ketentuan Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian (UUUP) asuransi atau pertanggungan adalah


(4)

perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan di derita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang di pertanggungkan”.

Pada Pasal 4 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, perusahaan asuransi dikelompokan menjadi 3 (tiga) jenis dengan lingkup kegiatannya sebagai berikut:

a. Perusahaan Asuransi Kerugian hanya dapat menyelenggarakan usaha dalam bidang asuransi kerugian;

b. Perusahaan Asuransi Jiwa hanya dapat menyelenggarakan usaha dalam bidang asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan diri, dan usaha anuitas, serta menjadi pendiri dan pengurus dana pensiun sesuai dengan peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku;

c. Perusahaan Reasuransi hanya dapat menyelenggarakan usaha asuransi ulang.

Asuransi jiwa pada rumusan Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian berbunyi

“Asuransi jiwa adalah perjanjian antara 2 pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi, untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang diasuransikan”. Objek yang diperjanjikan dalam asuransi jiwa berupa jiwa dan badan manusia sebagai satu kesatuan. Jiwa seseorang merupakan objek asuransi yang tidak berwujud, yang hanya dapat dikenal melalui wujud badannya”.


(5)

Reasuransi atau asuransi ulang menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian mendefinisikan sebagai usaha yang memberikan jasa dalam asuransi ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian atau perusahaan asuransi jiwa. Reasuransi adalah kontrak asuransi di mana sebuah perusahaan asuransi memindahkan semua atau sebagian risikonya kepada perusahaan asuransi lain.1

Asuransi kerugian memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa tidak pasti. Objek yang diperjanjikan dalam asuransi kerugian melekat pada benda atau harta kekayaan. Objek asuransi kerugian selalu dapat dinilai dengan uang, dapat rusak, musnah dan hilang. Asuransi kerugian meliputi asuransi kebakaran, asuransi laut, asuransi tanggung jawab dan asuransi kendaraan bermotor.2

Asuransi kendaraan bermotor adalah salah satu bentuk asuransi kerugian yang berupaya untuk menanggulangi peristiwa atau musibah yang tidak dapat diduga yang tujuannya memberikan perlindungan terhadap kendaraan yang diasuransikan. Salah satu perusahaan asuransi yang akan diteliti adalah PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar lampung.

Asuransi kendaraan bermotor umumnya dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu asuransi kendaraan bermotor roda dua dan asuransi kendaraan bermotor roda empat. Asuransi yang akan dibahas ialah asuransi kendaraan bermotor roda empat seperti

1 A. Hasyim Ali,Bidang Usaha Asuransi, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 236 2 Abdulkadir Muhammad,Hukum Asuransi Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung,


(6)

mobil, terutama mobil pribadi. Risiko-risiko yang dijaminkan dalam polis standar asuransi kendaraan bermotor indonesia meliputi tabrakan, benturan, tergelincir, terperosok, perbuaatan jahat, pencurian yang termasuk didahului atau serta diikuti dengan kekerasan ataupun ancaman, dan kebakaran (baik kebakaran akibat benda lain, sambaran petir atau musnah). Dalam hal ini memfokuskan pada kerusakan sebagian, seperti terbentur, lecet, tergores dan kerusakan lain yang nilai risikonya diatas risiko sendiri yang telah ditentukan yaitu sebesar Rp 200.000,- (dua ratus ribu rupiah).

Asuransi kendaraan bermotor roda empat yang diteliti ini merupakan asuransi kendaraan bermotor secara sewa beli. Terjadinya perjanjian sewa beli karena, konsumen tidak dapat membeli kendaraan bermotor roda empat secara tunai. Dengan adanya perjanjian sewa beli maka terdapat pihak-pihak yang terikat didalamnya. Pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian sewa beli adalah pihak konsumen dan lembaga pembiayaan, lembaga pembiayaan yang dimaksud yaitu PT Batavia Prosperindo Finance (BPF).

Setelah terjadinya perjanjian sewa beli, pihak PT Batavia Prosporindo Finance (BPF) melakukan perjanjian kerjasama yang telah disepakati oleh PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung untuk mengasuransikan kendaraan bermotor yang melakukan perjanjian sewa beli melalui PT Batavia Prosperindo Finance (BPF) dengan tujuan membagi atau mengalihkan risiko apabila terjadi evenemen berupa tabrakan, benturan, tergelincir, terperosok, perbuaatan jahat, pencurian yang termasuk didahului atau serta diikuti dengan kekerasan ataupun ancaman, dan kebakaran (baik kebakaran akibat benda lain, sambaran petir atau musnah)


(7)

atas benda atau harta kekayaan milik pihak konsumen. Dengan adanya perjanjian asuransi yang dibuat, terdapat pihak-pihak pula yang terikat di dalamnya, yaitu pihak penanggung PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung, pihak tertanggung PT Batavia Prosporindo Finance (BPF) dan konsumen (sebagai pihak ketiga dalam perjanjian asuransi). Dengan terjadinya perjanjian sewa beli dan perjanjian asuransi yang sebelumnya telah terjadi kesepakatan kerjasama antara pihak PT Batavia Prosperindo Finance (BPF) dengan PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung, menimbulkan hubungan yang saling terikat pada kedua perjanjian itu, dimana perjanjian asuransi tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya perjanjian lain yang menyertainya. Disini perjanjian yang menyertainya adalah perjanjian sewa beli yang diadakan oleh konsumen dengan PT Batavia Prosporindo Finance (BPF).

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini akan membahas dan menganalisis mengenai pelaksanaan asuransi kendaraan bermotor terhadap kepantingan pihak ketiga. Penelitian ini akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul : “Pelaksanaan Asuransi Kendaraan Bermotor Terhadap Kepentingan Pihak Ketiga (Studi Pada PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung)”.


(8)

B. PERMASALAHAN DAN RUANG LINGKUP

1. Permasalahan

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah “bagaimanakah pelaksanaan asuransi kendaraan bermotor terhadap kepentingan pihak ketiga?” untuk itu pokok bahasannya adalah sebagai berikut:

a. Prosedur penutupan asuransi kendaraan bermotor pada PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung;

b. Pelaksanaan pembayaran klaim ganti kerugian asuransi kendaraan bermotor untuk kepentingan pihak ketiga pada PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung;

c. Berakhirnya asuransi kendaraan bermotor pada PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung.

2. Ruang Lingkup

a. Lingkup penelitian ini termasuk lingkup ilmu perdata ekonomi khususnya hukum asuransi.

b. Lingkup substansi penelitian ini adalah proses penyelesaian klaim ganti kerugian terhadap kepentingan pihak ketiga dalam asuransi kendaraan bermotor secara sewa beli di PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung.


(9)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan pokok bahasan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai:

1. Prosedur penutupan asuransi kendaraan bermotor pada PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung;

2. Pelaksanaan pembayaran klaim ganti kerugian asuransi kendaraan bermotor untuk kepentingan pihak ketiga pada PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung;

3. Berakhirnya asuransi kendaraan bermotor pada PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung.

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini berguna untuk menambah wawasan pengetahuan serta memberikan sumbangan pemikiran terhadap ilmu pengerahuan hukum, khusunya hukum asuransi mengenai proses penyelesaian klaim ganti kerugian pada asuransi kendaraan bermotor.

2. Kegunaan Praktis

a. Memperluas wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai proses penyelesaian klaim ganti kerugian pada asuransi kendaraan bermotor.

b. Sebagai bahan bacaan dan informasi, baik bagi mahasiswa Universitas Lampung khususnya, serta pihak-pihak lain yang membutuhkan dalam


(10)

mengkaji permasalahan mengenai proses penyelesaian klaim ganti kerugian pada asuransi kendaraan bermotor untuk kepentingan pihak ketiga.


(11)

A. Asuransi dan Jenis-Jenis Asuransi

1. Pengertian Asuransi

Istilah asuransi berasal daribahasa Belanda ”Verzekering atau Assurantie”. Oleh R Sukardono diterjemahkan dengan pertanggungan, dalam bahasa Inggris disebut ”Insurance”. Istilah asuransi dan pertanggungan mempunyai persamaan

pengertian, istilah pertanggungan ini umum dipakai dalam literatur hukum dan kurikulum perguruan tinggi hukum di Indonesia, sedangkan istilah asuransi banyak dipakai dalam praktik dunia usaha.

Perasuransian adalah istilah hukum (legal term) yang dipakai dalam perundang-undangan dan perusahaan perasuransian. Istilah perasuransian berasal dari kata “asuransi” diberi imbuhan per-an, maka muncullah istilah hukum “perasuransian” yang berarti segala usaha yang berkenaan dengan asuransi. Usaha yang berkenaan dengan asuransi ada 2 (dua) jenis, yaitu3:

a. Asuransi dibidang kegiatan asuransi disebut usaha asuransi (insurance business). Perusahaan yang menjalankan usaha asuransi disebut Perusahaan Asuransi (insurance company).


(12)

b. Usaha dibidang kegiatan penunjang usaha asuransi disebut usaha penunjang usaha asuransi. Perusahaan yang menjalankan usaha penunjang usaha asuransi disebut Perusahaan Penunjang Asuransi.

Menurut ketentuan Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pertanggungan atau asuransi adalah suatu perjanjian dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan suatu penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.

Menurut Abdulkadir Muhammad,4 berdasarkan definisi tersebut dapat di uraikan unsur-unsur asuransi atau pertanggungan sebagai berikut:

1) Unsur pihak-pihak

Subjek asuransi adalah pihak-pihak dalam asuransi, yaitu penanggung dan tertanggung yang mengadakan perjanjian asuransi. Penanggung dan tertanggung memiliki hak dan kewajiban. Penanggung wajib memikul risiko yang dialihkan kepadanya dan berhak memperoleh pembayaran premi. Sedangkan tertanggung wajib membayar premi dan berhak memperoleh perlindungan dan ganti rugi atas harta miliknya.

2) Unsur status

Penanggung harus berstatus sebagai perusahaan badan hukum, dapat berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Perusahaan Perseroan (Persero) atau Koprasi. Tertanggung berstatus sebagai perseorangan, persekutuan atau badan


(13)

hukum yang sebagai pemilik atau pihak berkepentingan atas harta benda yang diasuransikan.

3) Unsur objek

Objek asuransi dapat berupa benda, hak atau kepentingan yang melekat pada benda dan sejumlah uang yang disebut sebagai premi.

4) Unsur peristiwa

Peristiwa asuransi adalah perbuatan hukum berupa persetujuan atau kesepakatan bebas antara penanggung dan tertanggung mengenai objek asuransi, peristiwa tidak pasti (evenemen) yang mengancam benda asuransi dan syarat-syarat yang berlaku dalam asuransi.

5) Unsur hubungan asuransi

Hubungan asuransi yang terjadi antara penanggung dan tertanggung adalah keterikatan (legally bound) yang timbul karena persetujuan atau kesepakatan bebas. Keterikatan tersebut berupa kesediaan secara sukarela dari penanggung dan tertanggung untuk memenuhi kewajiban dan hak masing-masing terhadap satu sama lain, yang artinya sejak tercapainya kesepakatan asuransi tertanggung terikat dan wajib membayar premi asuransi kepada penanggung dan sejak itu pula penanggung menerima pengalihan risiko.

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian (UUUP)

“asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan di derita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti,


(14)

atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang di pertanggungkan”.

Dari pengertian di atas, di dalam bukunya Djoko Prakoso dan I Ketut Murtika,5 Emmy Pangaribuan berpendapat sebagai berikut:

“Pertanggungan adalah suatu perjanjian dimana penanggung dengan menikmati suatu premi mengikatkan dirinya terhadap tertanggung untuk membebaskan diri dari kerugian karena kehilangan, kerugian atau ketiadaan keuntungan yang diharapkan yang akan dapat diderita olehnya karena suatu kejadian yang belum pasti”.

Asuransi ialah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti (substitusi) kerugian-kerugian yang belum pasti.6

Asuransi adalah upaya yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kemungkinan timbul kerugian akibat terjadi peristiwa yang tidak pasti dan tidak diinginkan. Melalui perjanjian asuransi kemungkinan peristiwa yang menimbulkan kerugian yang mengancam kepentingan tertanggung itu dialihkan kepada Perusahaan Asuransi selaku penanggung dan sebagai imbalannya tertanggung bersedia untuk membayar sejumlah premi yang telah disepakati. Dalam hal ini, tertanggung yang berkepentingan akan merasa aman dari ancaman kerugian, sebab jika kerugian itu betul-betul terjadi penanggunglah yang akan menggantinya.7

5 Djoko Prakoso dan I Ketut Murtika,Hukum Asuransi Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 1992, hlm. 22

6 H. Abbas Salim,Asuransi dan Managemen Resiko, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998, hlm. 1


(15)

2. Jenis-jenis Asuransi

Menurut Abdulkadir Muhammad,8 asuransi dapat diklarifikasikan menurut berbagai kriteria yang dapat ditinjau dari segi ketentuan undang-undang yang mengaturnya.

a. Menurut Sifat Perikatannya 1) Asuransi Sukarela

Asuransi sukarela adalah asuransi secara bebas tanpa ada paksaan yang dilakukan antara penanggung dan tergugat sesuai dengan perjanjian secara sukarela. Contohnya asuransi kerugian dan asuransi jiwa.

2) Asuransi Wajib

Asuransi wajib adalah asuransi yang ditentukan oleh Pemerintah bagi warganya yang bersifat wajib dan ditentukan oleh undang-undang, salah satunya adalah asuransi sosial.

b. Menurut Jenis Risiko

1) Asuransi risiko perseorangan (personal lines)

Asuransi risiko perseorangan adalah asuransi yang bergerak dibidang perlindungan terhadap individu, risiko pribadi dari ancaman bahaya atau peristiwa tidak pasti misalnya rumah pribadi.

2) Asuransi risiko usaha

Asuransi risiko usaha dalah asuransi yang bergerak dibidang perlindungan terhadap usaha dari ancaman bahaya atau peristiwa tidak pasti berkaitan


(16)

dengan risiko usaha yang mungkin dihadapi, misalnya armada angkutan, gedung, pertokoan.

c. Menurut Jenis Usaha

Berdasarkan jenis usahanya asuransi dibedakan menjadi 4 (empat) macam seperti yang diatur dalam undang-undang asuransi, yaitu:

1) Asuransi Kerugian

Asuransi kerugian adalah asuransi khusus yang bergerak di bidang jasa perlindungan terhadap harta kekayaan dari ancaman bahaya atau peristiwa tidak pasti, misalnya asuransi kebakaran, asuransi tanggung gugat, asuransi pengangkutan barang, asuransi kendaraan bermotor dan asuransi kredit.

2) Asuransi Jiwa

Asuransi jiwa adalah asuransi khusus yang bergerak di bidang jasa perlindungan terhadap keselamatan jiwa seseorang dari ancaman bahaya kematiann. Contohnya adalah asuransi kecelakaan diri, asuransi jiwa berjangka, asuransi jiwa seumur hidup.

3) Reasuransi

Reasuransi adalah asuransi kepada pihak ketiga atau asuransi ulang, dikarenakan perusahaan asuransi kerugian atau perusahaan asuransi jiwa tidak ingin menanggung risiko yang terlalu berat.

4) Asuransi Sosial

Asuransi sosial adalah asuransi yang khusus bergerak di bidang jasa perlindungan terhadap keselamatan jiwa dan raga masyarakat umum dari


(17)

ancaman bahaya kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, penyakit, berkurangnya pendapatan karena pensiun, berkurangnya kemampuan kerja karena usia lanjut.

B. Asuransi Kendaraan Bermotor dan Perjanjian Asuransi Kendaraan Bermotor

1. Asuransi Kendaraan Bermotor

a. Pengertian Asuransi Kendaraan Bermotor

Untuk asuransi kendaraan bermotor, Dewan Asuransi Indonesia telah mengeluarkan kondisi standar asuransi kendaraan bermotor yang berlaku di seluruh Indonesia dan mengikat semua perusahaan asuransi anggota Dewan Asuransi Indonesia.

Risiko kecelakaan yang mungkin menimpa kendaraan bermotor berasal dari luar maupun dalam. Berasal dari luar misalnya ditabrak oleh kendaraan lain, dirusak atau dibakar oleh orang, karena banjir, topan badai dan sebagainya. Bersumber dari dalam karena kesalahan, kelalaian, atau kesengajaan pengemudi, misalnya menabrak kendaraan lain, menabrak orang, menabrak rumah penduduk, jatuh kejurang, terbakar dan lain-lain.

Risiko-risiko tersebut bukan hanya menimbulkan kerugian financial tetapi juga tanggung jawab terhadap pihak lain yang dirugikan. Menurut ketentuan KUHP bahwa pemilik kendaraan bertanggung jawab terhadap pihak lain yang dirugikan


(18)

karena kendaraannya kesalahan/kelalaiannya atau kesalahan/kelalaian sopir yang mengemudikan kendaraan tersebut.9

b. Subjek dan Objek Asuransi Kendaraan Bermotor

1) Subjek Asuransi Kendaraan Bermotor

Dalam dunia hukum perikatan, orang (person) berarti pembawa hak, yaitu sesuatu yang mempunyai hak dan kewajiban disebut subjek hukum. Subjek hukum terdiri dari manusia dan badan hukum dengan tidak memandang agama, kebudayaan dari lahir sampai meninggalnya seseorang. Sebagai pembawa hak, manusia mempunyai hak-hak dan kewajiban untuk melakukan tindakan hukum.10

Subjek dalam perjanjian asuransi kendaraan bermotor ada ketika terjadinya kesepakatan para pihak. Pihak-pihak yang terlibat dalam asuransi kendaraan bermotor adalah :

a) Penanggung, yaitu setiap badan atau lembaga yang menerima pelimpahan risiko dari tertanggung disebut perusahaan asuransi;

b) Tertanggung, yaitu perorangan, kelompok, orang/lembaga, badan hukum termasuk perusahaan atau siapapun yang dapat menderita kerugian.

Dalam perjanjian asuransi kendaraan bermotor yang menjadi pihak penanggung adalah PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung, sedangkan pihak tertanggung adalah PT Batavia Prosporindo Finance (BPF).

9 H. Abbas Salim,Op.Cit, hlm. 92-93

10 C.S.T. Kansil,Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1992, hlm. 85


(19)

2) Objek Asuransi Kendaraan Bermotor

Pada asuransi kendaraan bermotor yang menjadi objek asuransi adalah kendaraan bermotor yang diasuransikan, yang tergolong dalam benda berwujud dan bergerak yang mempunyai nilai ekonomis.

Pada benda asuransi melekat pula hak subjektif yang merupakan hak dalam bentuk tidak berwujud, karena benda asuransi dapat rusak, hilang, atau berkurang nilainyahak subjektif ini disebut kepentingan. Dalam asuransi hak subjektif ini dapat menjadi objek asuransi, objek asuransi ini disebut pokok asuransi antara lain:11

a) Benda Asuransi

Benda asuransi adalah benda yang menjadi objek perjanjian asuransi, yang berupa harta kekayaan yang mempunyai nilai ekonomi yang dapat dihargai dengan sejumlah uang. Contohnya gedung, rumah, kapal, kendaraan bermotor.

b) Saat Kepentingan Harus Ada

Apabila orang atau badan hukum melakukan perjanjian asuransi berarti memiliki kepentingan, baik bagi dirinya ataupun bagi pihak ketiga.

c) Jumlah yang Diasuransikan

Jumlah yang dipakai sebagai ukuran untuk menentukan jumlah ganti kerugian yang wajib dibayar oleh penanggung dalam suatu asuransi kerugian.

d) Nilai Benda Asuransi

Nilai benda asuransi dapat berubah-ubah dari waktu kewaktu tergantung pada sifat dan keadaan benda tersebut. Nilai benda pada waktu diadakan asuransi


(20)

berbeda dengan nilai benda pada waktu terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian.

e) Premi

Premi adalah salah satu unsur penting dalam asuransi karena merupakan kewajiban utama yang wajib dipenuhi oleh tertanggung kepada penanggung, dan merupakan syarat mutlak untuk menentukan perjanjian asuransi dapat dilaksanakan atau tidak. Kriteria premi adalah sebagai berikut:

a) dalam bentuk sejumlah uang;

b) dibayar lebih dahulu oleh tertanggung; c) sebagai imbalan pengalihan risiko;

d) dihitung berdasarkan persentase terhadap nilai risiko yang dialihkan.

2. Perjanjian Asuransi Kendaraan Bermotor

a. Syarat Perjanjian Asuransi Kendaraan Bermotor

Bila dilihat dari pengertian yang terdapat dalam pasal 1313 KUHPerdata, perjanjian adalah suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain atau lebih. Sedangkan Pasal 1320 ayat (1) menentukan perjanjian atau kontrak tidak sah apabila dibuat tanpa adanya konsensus atau sepakat dari para pihak yang membuat. Ketentuan tersebut mengandung pengertian bahwa kebebasan suatu pihak untuk menentukan isi perjanjian dibatasi oleh kesepakatan pihak lainnya. Dengan kata lain asas kebebasan berkontrak dibatasi oleh kesepakatan para pihak. Menurut Pasal 1320 KUHPerdata perjanjian


(21)

harus memenuhi empat syarat agar dapat memiliki kekuatan hukum dan mengikat para pihak yang membuatnya,12yaitu:

1) Kesepakatan para pihak;

2) kecakapan untuk membuat perikatan (contoh : cukup umur, tidak dibawah pengampuan dll);

3) menyangkut hal tertentu; 4) adanya causa yang halal.

Suatu perjanjian yang mengandung cacat pada syarat subjektif akan memiliki konsekuensi untuk dapat dibatalkan (vernietigbaar). Dengan demikian selama perjanjian yang mengandung cacat subjektif ini belum dibatalkan, maka ia tetap mengikat para pihak layaknya perjanjian yang sah. Sedangkan perjanjian yang memiliki cacat pada syarat objektif (hal tertentu dan causa yang halal), maka secara tegas dinyatakan batal demi hukum.13

Asuransi timbul karena adanya perjanjian antara penanggung dan tertanggung. Penanggung wajib menerima pengalihan risiko dan berhak atas pembayaran premi, sedangkan tertanggung wajib membayar premi dan berhak menerima penggantian jika timbul kerugian.14

Karena perjanjian asuransi merupakan perjanjian khusus yang syarat-syarat sah perjanjian termuat dalam Pasal 1320 KUHPdt, tetapi berlaku juga dalam Pasal 251 KUHD. Menurut ketentuan pasal tersebut dalam perjanjian asuransi ada lima syarat sahnya dalam perjanjian, yaitu:

12 Guse Prayude,Perjanjian A-Z, Pustaka Pena, Yogyakarta, 2007, hlm. 3 13 R. Subekti,Hukum Perjanjian, Internusa, Jakarta, 1992, hlm. 77

14 Abdulkadir Muhammad dan Rilda Murniati,Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, PT


(22)

a) Kesepakatan (Consensus)

Tertanggung dan Penanggung sepakat mengadakan perjanjian asuransi. Kesepakatan tersebut pada pokoknya meliputi:

1. Benda yang menjadi objek asuransi; 2. Pengalihan risiko dan pembayaran premi; 3. Evenemen dan ganti kerugian;

4. Syarat-syarat khusus asuransi;

5. Dibuat secara tertulis yang disebut polis.

Kesepakatan dibuat secara bebas yang tidak berada dalam tekanan atau paksaan dari pihak lain. Dalam Pasal 6 Ayat (1) UU Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian menyatakan bahwa penutupan asuransi atas objek asuransi harus didasarkan atas kebebasan memilih penanggung kecuali bagi Program Asuransi Sosial.

b) Kewenangan (Autority)

Kewenangan berbuat ada yang bersifat subjektif dan ada yang bersifat objektif. Kewenangan Subjektif artinya kedua pihak sudah dewasa, sehat ingatan, tidak dibawah perwalian atau pemegang kuasa yang sah. Kewenangan Objektif artinya tertanggung mempunyai hubungan yang sah dengan benda objek asuransi karena benda tersebut adalah kekayaan miliknya sendiri. kewenangan pihak tertanggung dan penanggung tidak hanaya dalam rangka mengadakan perjanjian asuransi, tetapi juga dalam hubungan internal di lingkungan Perusahaan Asuransi bagi penanggung dan hubungan dengan pihak ketiga bagi tertanggung. Apabila asuransi yang diadakan untuk kepentingan pihak ketiga, maka tertanggung yang


(23)

mengadakan asuransi itu mendapat kuasa atau pembenaran dari pihak ketiga yang bersangkutan.

c) Objek Tertentu (Fixed Object)

Objek tertentu dalam Perjanjian Asuransi adalah objek yang diasuransikan, dapat berupa harta kekayaan dan kepentingan yang melekat pada harta kekayaan, dapat juga berupa jiwa atau raga manusia. Karena yang mengasuransikan objek itu adalah tertanggung, maka ia harus mempunyai hubungan langsung dan tidak langsung dengan asuransi tersebut. Dikatakan ada hubungan langsung apabila tertanggung memiliki sendiri harta kekayaan, jiwa atau raga manusia yang menjadi objek asuransi. Dikatakan ada hubungan tidak langsung apabila tertanggung hanya mempunyai kepentingan atas objek asuransi. Tertanggung harus dapat membuktikan bahwa dia adalah benar sebagai pemilik atau mempunyai kepentingan atas objek asuransi.

d) Kausa yang Halal (Legal Cause)

Kausa yang halal maksudnya adalah isi perjanjian asuransi itu tidak dilarang undang-undang, tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan tidak bertentangan dengan kesusilaan. Berdasarkan kausa yang halal itu tujuan yang hendak dicapai oleh tertanggung dan penanggung adalah beralihnya risiko atas objek asuransi yang diimbangi dengan pembayaran premi.


(24)

e) Pemberitahuan (Notification)

Tertanggung wajib memberitahukan kepada penanggung mengenai keadaan objek asuransi. Kewajiban ini dilakukan pada saat mengadakan asuransi. Apabila tertanggung lalai maka akibat hukumnya asuransi batal. Sesuai dengan ketentuan Pasal 251 KUHD, semua pemberitahuan yang salah, atau tidak benar, atau penyembunyian keadaan yang diketahui oleh tertanggung tentang objek asuransi, mengakibatkan asuransi itu batal. Kewajiban pemberitahuan itu berlaku juga apabila setelah diadakan asuransi pemberatan risiko atas objek asuransi.

Dalam hal pemberitahuan atas kerusakan kendaraan bermotor yang diasuransikan wajib memberitahukan kepada penanggung selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sejak terjadinya kerusakan atau pencurian. Pemberitahuan itu dilakukan secara tertulis dari tertanggung kepada pihak penanggung, apabila asuransi diadakan untuk kepentingan pihak ketiga ia tetap harus memberitahukan kepada pihak tertanggung dan selanjutnya pihak tertanggung yang memberi laporan kepada penanggung atas objek yang diasuransikan.

Dalam penelitian yang ini tertanggung merupakan badan hukum yang berupa lembaga pembiayaan yang melakukan perjanjian sewa beli terhadap pihak ketiga. Sehingga pemberitahuan pertama kali dilakukan oleh pihak ketiga kepada tertanggung lalu selanjutnya tertanggung menyampaikan kepada penanggung untuk memprosesnya.

Dasar berlakunya perjanjian sewa beli adalah Pasal 1338 Ayat (1) KUHPerdata yang menentukan semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai


(25)

undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Pasal ini mengandung asas kebebasan berkontrak, yang meliputi semua perjanjian baik yang dikenal maupun tidak dikenal oleh undang-undang. Secara umum perjanjian terjadi berlandaskan asas kebebasan berkontrak di antara dua pihak yang mempunyai kedudukan yang seimbang, dan kedua belah pihak berusaha memperoleh kesepakatan dengan melalui proses negosiasi di antara kedua belah pihak. Namun saat ini kecenderungan memperlihatkan bahwa banyak perjanjian dalam transaksi bisnis bukan melalui proses negosiasi yang seimbang, tetapi perjanjian itu terjadi dengan cara salah satu pihak telah menyiapkan syarat-syarat baku pada suatu formulir perjanjian yang sudah dicetak, kemudian disodorkan kepada pihak lain untuk disetujui dan hampir tidak memberikan kebebasan sama sekali kepada pihak yang satu untuk melakukan negosiasi atas syarat-syarat yang disodorkan tersebut. Perjanjian yang demikian disebut perjanjian baku atau perjanjian standar atau perjanjian adhesi.

Menurut ketentuan Pasal 264 KUHD, asuransi tidak hanya dapat diadakan untuk kepentingan sendiri, tetapi dapat juga untuk kepentingan pihak ketiga (the third party), baik berdasarkan kuasa umum atau kuasa khusus, bahkan tanpa sepengetahuan pihak ketiga. Apabila asuransi ini diadakan untuk kepentingan pihak ketiga, maka menurut ketentuan Pasal 265 KUHD, hal itu harus ditegaskan dalam polis apakah terjadi berdasarkan pemberian kuasa atau tanpa sepengetahuan pihak ketiga yang berkepentingan. Apabila asuransi untuk kepentingan pihak ketiga itu diadakan tanpa pemberian kuasa dan tanpa pengetahuan pihak ketiga yang berkepentingan, sedangkan pihak ketiga yang berkepentingan itu sudah mengasuransikan terlebih dahulu bendanya, maka akibat hukumnya asuransi yang


(26)

diadakan untuk kepentingan pihak ketiga itu batal. Ketentuan yang menyatakan batalnya asuransi untuk kepentingan pihak ketiga itu bertujuan untuk mencegah terjadinya asuransi rangkap yang dilarang termuat dalam Pasal 266 KUHD.

b. Terjadinya Perjanjian Asuransi Kendaraan Bermotor

1) Teori Tawar Menawar dan Teori Penerimaan

Terjadinya perjanjian asuransi didahului oleh serangkaian perbuatan penawaran dan penerimaan yang dilakukan oleh tertanggung dan penanggung secara timbal balik. Serangkaian perbuatan tersebut tidak ada pengaturan rinci dalam Undang-Undang Perasuransian, tetapi hanya dengan pernyataan “persetujuan kehendak” sebagai slah satu unsur sah perjanjian dalam pasal 1320 KUHPerdata. Serangkaian perbuatan perbuatan dan penerimaan untuk mencapai persetujuan kehendak mengenai asuransi hanya dapat diketahui melalui kebiasaan dalam praktik bisnis asuransi. Oleh karena itu serangkaian perbuatan tersebut perlu ditelusuri melalui proses praktik perjanjian asuransi.

Beradarkan teori penerimaan, perjanjian asuransi terjadi dan mengikat pihak-pihak pada saat penawaran sungguh-sungguh diterima oleh tertanggung. Sungguh-sungguh diterima itu dibuktikan oleh tindakan nyata dari tertanggung, biasanya dengan menandatangani suatu pernyataan yang disodorkan oleh penanggung yang disebut nota persetujuan (cover note). Atas dasar nota persetujuan ini kemudian dibuatlah akta perjanjian asuransi oleh penanggung yang disebut polis asuransi.


(27)

2) Asuransi Bersifat Tertulis

Untuk membuktikan telah terjadi kesepakatan antar tertanggung dan penanggung, undang-undang mengharuskan pembuktian dengan alat bukti tertulis berupa akta yang disebut polis. Akan tetapi apabila polis belum dibuat, pembuktian dilakukan dengan catatan, nota, surat perhitungan, telegram dan sebagainya. Surat-surat ini disebut permulaan bukti tertulis. Apabila permulaan bukti tertulis ini sudah ada, barulah dapat digunakan alat bukti biasa yang diatur dalam hukum acara perdata. Inilah yang dimaksud oleh Pasal 258 Ayat (1) KUHD dengan kalimat “namun demikian, semua alat bukti boleh digunakan apabila sudah ada permulaan pembuktian dengan surat”.

3) Pembuktian Syarat/Janji Khusus Asuransi

Pembuktian syarat-syarat khusus dan janji-janji khusus asuransi yang menurut undang-undang “diancam batal jika tidak dimuat dalam polis” harus dibuktikan secara tertulis. Syarat-syarat khusus yang dimaksud dalam Pasal 258 KUHD adalah menegenai inti isi perjanjian asuransi yang telah dibuat, terutama mengenai realisasi hak dan kewajiban tertanggung dan penanggung seperti:

a) Penyebab timbul kerugian (evenemen);

b) Sifat kerugian yang menjadi beban penanggung; c) Pembayaran premi oleh tertanggung;

d) Klausula-klausula tertentu.

Janji-janji khusus yang harus dibuktikan secara tertulis adalah janji-janji yang menurut undang-undang harus dicantumkan dalam polis.


(28)

C. Polis

Polis adalah akta tertulis yang menyatakan telah terjadi perjanjian asuransi antara pihak penanggung dan pihak tertanggung yang berisi syarat dan ketentuan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Sebagai alat bukti tertulis yang tercantum dalam polis harus jelas tidak boleh mengandung kata-kata atau kalimat yang memungkinkan perbedaan penafsiran sehingga mempersulit tertanggung dan penanggung merealisasikan hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam pelaksanaan asuransi.

Jika kata sepakat merupakan dasar dan landasan dalam melakukan perjanjian asuransi, kemudian perjanjian pertanggungan tersebut harus dilengkapi dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar terciptanya sebuah akta yang disebut polis.15

Syarat-syarat polis asuransi kendaraan bermotor secara umum adalah:

1. Hari dan tanggal serta tempat dimana asuransi kendaraan bermotor diadakan; 2. Nama tertanggung yang mengasuransikan kendaraan bermotor untuk diri

sendiri atau untuk kepentingan pihak ketiga;

3. Keterangan yang jelas mengenai kendaraan bermotor yang diasuransikan terhadap bahaya (risiko) yang ditanggung;

4. Jumlah yang diasuransikan terhadap bahaya (risiko) yang ditanggung;

5. Evenemen-evenemen penyebeb timbulnya kerugian yang ditanggung oleh penanggung;

15 Sri Rejeki Hartono,Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Sinar Grafika, Jakarta, 1995, hlm. 122


(29)

6. Waktu asuransi kendaraan bermotor mulai berjalan dan berakhir yang menjadi tanggungan penanggung;

7. Premi yang dibayar oleh tertanggung;

8. Janji-janji khusus yang diadakan antara penanggung dan tertanggung.

Dalam polis standar asuransi kendaraan bermotor selain ketentuan mengenai risiko yang ditanggung dan risiko yang tidak ditanggung, dimuat juga syarat-syarat khusus tersebut sebagai berikut:

a. Wilayah negara berlakunya asuransi kendaraan bermotor; b. Pembayaran premi;

c. Pemberitahuan kecelakaan, tindakan pencegahan, tuntutan dari pihak ketiga, tuntutan pidana terhadap tertanggung;

d. Kerugian, ganti kerugian, asuransi rangkap, laporan tidak benar, subrogasi Pasal 284 KUHD, dan hilangnya hak ganti kerugian;

e. Berakhirnya asuransi kendaraan bermotor.

Perjanjian asuransi kendaraan bermotor pada PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung semua kesepakatan dan ketantuan-ketentuan mengenai tanggung jawab penanggung termuat dalam polis. Sehingga apabila kendaraan bermotor roda empat yang dipertanggungkan terjadi akibat dari evenemen, maka pihak tertanggung dapat mengajukan klaim kepada PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung.


(30)

D. Evenemen

Peristiwa tidak pasti merupakan suatu peristiwa yang menurut pengalaman manusia normaliter tidak dapat diharapkan akan terjadinya. Di samping itu peristiwa tersebut secara subjektif sama sekali tidak dapat dipastikan apakah terjadi atau tidak. Oleh karena itu harus diperjanjikan dengan jelas dalam polis.16

Evenemen adalah istilah yang diadopsi dari bahasa Belanda Evenement, yang artinya peristiwa tidak pasti,bahasa Inggrisnya fortuitous event. Evenemen atau peristiwa tidak pasti adalah peristiwa terhadap mana asuransi diadakan, tidak dapat dipastikan terjadi dan tidak diharapkan akan terjadi. Dalam hukum asuransi, evenemen yang menjadi beban penanggung merupakan peristiwa penyebab timbulnya kerugian atau kematian atau cacat badan atas objek asuransi. Selama belum terjadi peristiwa penyebab timbulnya kerugian, selama itu pula bahaya yang mengancam objek asuransi disebut risiko. Risiko yang menjadi beban ancama penanggung berubah menjadi kerugian yang wajib diganti oleh penanggung. Ciri-ciri evenemen sebagai berikut:17

1. Peristiwa yang terjadi itu menimbulkan kerugian;

2. Terjadinya itu tidak diketahui, tidak dapat diprediksi lebih dahulu; 3. Berasal dari faktor ekonomi, alam, dan manusia;

4. Kerugian terhadap diri, kekayaan, dan tanggung jawab seseorang.

Evenemen dalam perjanjian asuransi kendaraan bermotor adalah semua peristiwa yang dapat menimbulkan kerusakan, kehilangan/musnahnya barang yang

16 Sri Rejeki Hartono,Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Sinar Grafika, Jakarta,

1990, hlm. 109


(31)

disebabkan oleh peristiwa yang tidak pasti terjadinya seperti tabrakan, benturan, terbalik, tergelincir dari jalan termasuk juga dari kesalahan material, kontruksi, cacat sendiri, perbuatan jahat orang lain, pencurian termasuk pencuraian yang didahului atau disertai dengan kekerasan atau ancaman, kebakaran atau sebab-sebab lainnya dari kendaraan bermotor tersebut.

E. Berakhirnya Asuransi

Pada perjanjian asuransi umumnya asuransi berakhir dikarenakan:18 1. Jangka Waktu Berlaku Sudah Habis

Pertanggungan biasanya diadakan untuk jangka waktu tertentu yang ditentukan dalam polis. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang tidak mengatur secara tegas tentang tenggang waktu pertanggungan. Asuransi biasanya diadakan untuk jangka waktu tertentu, misalnya 1 tahun dalam asuransi kebakaran dan asuransi kendaraan bermotor. Ada juga asuransi yang diadakan untuk jangka waktu 10 tahun pada asuransi jiwa. Jangka waktu asuransi tersebut ditetapkan dalam polis. Apabila jangka waktu yang ditetapkan itu habis maka asuransi berakhir.

2. Perjalanan Berakhir

Selain dari jangka waktu tertentu, asuransi dapat diadakan berdasarkan perjanlanan, misalnya asuransi diadakan untuk perjalanan kapal dari pelabuhan panjang ke pelabuhan tanjung priok. Apabila kapal tiba di pelabuhan maka asuransi berakhir. Asuransi berdasarkan perjalanan ini umumnya diadakan untuk asuransi pengangkutan baik barang maupun penumpang.


(32)

3. Terjadi Evenemen Diikuti Klaim

Dalam polis dinyatakan terhadap evenemen apa saja asuransi itu diadakan. Apabila terjadi evenemen yang menimbulkan kerugian penanggung akan menyelidiki apakah bukan karena kesalahan tertanggung dan sesuai dengan evenemen yang telah ditetapkan dalam polis. Jika benar pemberesan berdasarkan klaim tertanggung. Pembayaran ganti kerugian dipenuhi oleh penanggung berdasarkan asas keseimbangan. Dengan pemenuhan ganti kerugian berdasarkan klaim tertanggung, maka asuransi berakhir.

4. Asuransi Berhenti atau Dibatalkan

Pertanggungan dapat berakhir apabila pertanggungan itu berhenti. Berhentinya asuransi dapat terjadi karena kesepakatan antara tertanggung dan penanggung, misalnya karena premi tidak dibayar ini biasanya diperjanjiakan dalam polis. Pengertian berhenti dapat juga meliputi pengertian dibatalkan.

5. Asuransi Gugur

Asuransi gugur biasanya terdapat dalam asuransi pengangkutan. Jika barang yang akan diangkut diasuransikan kemudian tidak jadi diangkut, maka asuransi gugur. Tidak jadi diangkut dapat terjadi karena kapal tidak jadi berangkat atau baru akan melakukan perjalanan, tetapi dihentikan. Di sini penanggung belum menjalani bahaya sama sekali. Perbedaan antara asuransi dibatalkan atau batal dengan asuransi gugur adalah pada bahaya evenemen. Pada asuransi dibatalkan atau batal, bahaya sedang atau sudah dijalani, sedangkan pada asuransi gugur, bahaya belum dijalani sama sekali.


(33)

Pada perjanjian asuransi kendaraan bermotor, berakhirnya asuransi dapat dikarenakan beberapa hal, sebagai berikut :

a. Terjadinya kerugian total;

Asuransi juga dapat berakhir dengan sendirinya apabila sesudah dilakukan penggantian kerugian atas dasar kehilangan/kerusakan seluruhnya (total loss).

b. Berakhirnya jangka waktu asuransi;

Asuransi akan berakhir dengan sendirinya sesuai dengan waktu yang disepakati asuransi diadakan. Perjanjian ini jelas dimuat dalam polis.

c. Peralihan hak milik;

Apabila kendaraan bermotor atau benda yang diasuransikan berpindah tanggan, baik berdasarkan persetujuan karena tertanggung meninggal dunia maka menyimpang dari Pasal 263 KUHD, polis ini batal dengan sendirinya 10 hari kalender sejak pindah tangan tersebut, kecuali penanggung setuju melanjutkannya.

F. Kerangka Pikir

Pihak konsumen (pihak ketiga dalam perjanjian asuransi) melakukan perjanjian sewa beli kepada pihak lembaga pembiayaan PT Batavia Prosporindo Finance (BPF) atas kendaraan bermotor roda empat, karena konsumen (pihak ketiga dalam perjanjian asuransi) melakukan pembelian dengan cara sewa beli, sehingga pihak lembaga pembiayaan melakukan perjanjian asuransi kepada PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung untuk melindungi dan mengalihkan risiko apabila terjadi evenemen pada kendaraan roda empat yang diasuransikan.


(34)

Apabila terjadi evenemen, maka pihak konsumen (pihak ketiga dalam perjanjian asuransi) dapat melaporkan langsung kepada PT Batavia Prosporindo Finance (BPF) ataupun pada pihak PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung. Pemberitahukan kepada penanggung tentang adanya evenemen yang terjadi selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sejak pemberitahuan yang dilakukan oleh konsumen (pihak ketiga dalam perjanjian asuransi) atau pihak tertanggung.

Perjanjian asuransi kendaraan bermotor menimbulkan hak dan kewajiban dari masing-masing pihak. Pihak tertanggung berhak atas ganti kerugian dan berkewajiban untuk membayar premi. Pihak penanggung berhak atas pembayaran premi dan berkewajiban memberikan ganti kerugian, sedangkan pihak konsumen (pihak ketiga dalam perjanjian asuransi) berhak atas perlindungan atas benda yang diasuransikan dan dirinya yang telah dijelaskan dalam polis. Penanggung wajib mengganti kerugian sesuai dengan perjanjian yang telah di sepakati. Dalam penggantian kerugian terdapat pelaksanaan pembayaran klaim ganti kerugian yang dilakukan oleh penanggung dan melihat bagaimana berakhirnya asuransi setelah perjanjian berakhir. Berdasarkan uraian diatas, dijelaskan dalam skema kerangka pikir sebagai berikut :


(35)

Perjanjian sewa beli

Perjanjian Asuransi Kendaraan Bermotor

Pelaksanaan pembayaran klaim ganti kerugian asuransi kendaraan bermotor

pada PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung

Pihak Konsumen (Pihak Ketiga dalam perjanjian

asuransi)

Tertanggung (BPF)

Penanggung (PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung)

Prosedur penutupan asuransi kendaraan bermotor pada PT Asuransi Indrapura

Cab. Bandar Lampung

Berakhirnya asuransi kendaraan bermotor pada PT Asuransi Indrapura


(36)

1. Jenis dan Tipe Penelitian

Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisisnya.19

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah normatif-empiris (applied law research), yaitu penelitian hukum mengenai pemberlakuan atau implementasi ketentuan hukum normatif (kodifikasi, undang-undang atau kontrak) secara in action pada setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi di masyarakat.20 Dalam penelitian ini objek yang akan diteliti adalah perlindungan pihak asuransi terhadap kepentingan konsumen (pihak ketiga dalam asuransi) atas kendaraan bermotor roda empat miliknya apabila terjadi klaim.

Tipe penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang bersifat pemaparan dan bertujuan untuk memperoleh gambaran (deskripsi) lengkap tentang keadaan hukum yang berlaku ditempat tertentu pada saat tertentu, atau mengenai gejala yuridis yang ada atau peristiwa hukum yang berlaku dimasyarakat.

19 Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, PT Citra Aditya bakti, Bandung, 2004, hlm 32


(37)

2. Data dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung tanpa perantara orang lain atau lembaga lain sebagai pihak ketiga yang terkait dengan masalah yang akan diteliti. Data diperoleh langsung dari PT Asuransi Indrapura Cab. Lampung dan dari pihak PT Batavia Prosporindo Finance (BPF) melalui wawancara.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari studi kepustakaan dengan cara mengumpulkan dari berbagai sumber bacaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Data sekunder terdiri dari :

1) Bahan hukum primer, yaitu bahan yang bersumber dari ketentuan perundang-undangan dan dokumen hukum. Bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari:

a) Kitab undang-undang hukum perdata; b) Kitab undang-undang hukum dagang;

c) Undang-undang nomor 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian; d) Polis standar asuransi kendaraan bermotor indonesia.

2) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari penelusuran dokumen-dokumen, bahan-bahan


(38)

kepustakaan berupa buku-buku ilmu pengetahuan hukum, bahan kuliah, maupun literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian skripsi ini khususnya buku mengenai asuransi kendaraan bermotor.

3) Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.

3. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data

A. Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini maka metode pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka dan wawancara.

a. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah pengkajian informasi tertulis mengenai hukum yang berasal dari berbagai sumber dan dipublikasikan secara luas serta dibutuhkan dalam penelitian.21 Studi kepustakaan dilakukan dengan cara membaca, mencatat, menelaah dengan membuat alasan yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran awal tentang permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini.

b. Studi Dokumen

Studi dokumen adalah pengkajian informasi tertulis mengenai hukum yang tidak dipublikasikan secara umum, tetapi boleh diketahui oleh pihak tertentu, seperti pengajar hukum, peneliti hukum, praktisi hukum, pengembangan dan


(39)

pembangunan hukum, serta praktik hukum.22 Studi dokumen dalam penelitian ini dengan cara meneliti dan mempelajari dokumen dalam hal ini berupa polis.

c. Wawancara

Wawancara (interview) adalah kegiatan pengumpulan data primer yang bersumber langsung oleh responden penelitian dilapangan.23Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan cara tanya jawab kepada Bapak Dadang, S.E sebagai Kabag. Teknik PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung, Bapak Darmawan sebagai pihak tertanggung dari PT Batavia Prosporindo Finance (BPF) dan Bapak Asep Wahyudi selaku konsumen (pihak ketiga dalam perjanjian asuransi), secara langsung untuk memperoleh informasi dan data yang dibutuhkan. Wawancara dilakukan dengan mempergunakan pedoman wawancara terdiri dari daftar pertanyaan pokok beserta pengembangan pertanyaan pada pelaksanaannya.

B. Pengolahan Data

Keseluruhan data yang diperoleh dari metode tersebut kemudian dikumpulkan untuk kemudian diolah dengan menggunakan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Seleksi data, yaitu mengidentifikasi data yang telah terkumpul. Adakah data lengkap, benar dan sesuai dengan permasalahan;

2. Klasifikasi data, yaitu penempatan data ditetapkan sesuai dengan bidang dan pokok bahasan sehingga diperoleh data yang objektif dan mudah dalam menganalisisnya;

3. Sistematika data, yaitu penelusuran data berdasarkan urutan data yang telah ditentukan sesuai dengan ruang lingkup pokok bahasan secara sistematik.

22 Abdulkadir Muhammad,Ibid, hlm. 83 23 Abdulkadir Muhammad,Ibid, hlm. 86


(40)

4. Analisis Data

Dalam penelitian ini hasil pengolahan tersebut dianalisis dengan menggunakan metode analisis kualitatif, yaitu menguraikan data secara bermutu dalam bentuk kalimat-kalimat yang tersusun secara teratur, runtun, logis, tidak tumpang tindih dan efektif, sehingga memudahkan interpretasi data dan pemahaman hasil analisis.24

Analisis data dilakukan dengan mengkontruksikan data dalam bentuk kalimat-kalimat yang jelas sehingga tersusun secara sistematis, kemudian dilakukan pembahasan sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang akurat untuk menjawab permasalahan yang sedang diteliti.


(41)

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Prosedur penutupan asuransi kendaraan bermotor yang diajukan oleh PT Batavia Prosporindo Finance (BPF) telah sesuai dengan persyaratan yang diminta oleh PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung.

2. Pelaksanaan pembayaran klaim ganti kerugian untuk kepentingan pihak ketiga didahului dengan pengajuan klaim berupa laporan pemberitahuan adanya klaim dari tertanggung/pihak konsumen (pihak ketiga dalam perjanjian asuransi), selanjutnya barulah pengajuan klaim ganti kerugian diproses dan ditentukan besarnya klaim.

3. Berakhirnya asuransi kendaraan bermotor pada PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung dapat terjadi karena 2 (dua) hal, yaitu karena terjadi kerugian total atau jangka waktu perjanjian asuransi berakhir. Dalam prakteknya kadang kala terdapat kerugian total (total loss) akibat evenemen sehingga asuransi otomatis berakhir. Tetapi ada kalanya dalam kurun waktu yang diperjanjikan dalam polis tidak terjadi evenemen pada kendaraan bermotor roda empat yang diasuransikan, sehingga asuransi berakhir karena batas waktu perjanjian berakhir.


(42)

Oleh

ADISTY ANGGUN FEBRIANA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Hukum

Pada

Bagian Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(43)

(skripsi)

Oleh

ADISTY ANGGUN FEBRIANA 0812011094

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(44)

Halaman

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Asuransi dan Jenis-Jenis Asuransi... 9

1. Pengertian Asuransi ... 9

2. Jenis-jenis Asuransi ... 13

a. Menurut Sifat Perikatannya... 13

b. Menurut Jenis Risiko... 13

c. Menurut Jenis Usaha... 14

B. Asuransi Kendaraan Bermotor dan Perjanjian Asuransi Kendaraan Bermotor ... 15

1. Asuransi Kendaraan Bermotor ... 15

a. Pengertian Asuransi Kendaraan Bermotor... ... 15

b. Subjek dan Objek Asuransi Kendaraan Bermotor... 16

2. Perjanjian Asuransi Kendaraan Bermotor ... 18

a. Syarat Perjanjian Asuransi Kendaraan Bermotor... ... 18

b. Terjadinya Perjanjian Asuransi Kendaraan Bermotor... 24

C. Polis... ... 26

D. Evenemen... ... 28

E. Berakhirnya Asuransi………... 29

F. Kerangka Pikir... 31

III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Tipe Penelitian ... 34

B. Data dan Sumber Data ... 35

1. Data Primer ... ... 35

2. Data Sekunder ... ... 35

C. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data... 36

1. Pengumpulan Data ... ... 36

2. Pengolahan Data ... 37


(45)

1. Pengajuan Permohonan Penutupan Asuransi ... 39

2. Permohonan Diterima dan Diperiksa oleh Penanggung ... 41

3. Permohonan Disetujui dan Dikirimkan Kembali Kepada Pihak Pembiayaan ... 42

4. Penerbitan Polis ... 43

B. Pelaksanaan Pembayaran Klaim Ganti Kerugian Asuransi Kendaraan Bermotor Terhadap Kepentingan Pihak Ketiga Pada PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung ... 44

1. Terjadinya Evenemen ... ... 44

2. Evenemen yang Dijaminkan dalam Polis ... 45

a. Prosedur Pengajuan Klaim Ganti Kerugian Asuransi Kendaraan Bermotor Terhadap Kepentingan Pihak Ketiga pada PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung ... ... 46

a) Laporan Pemberitahuan Klaim dari Tertanggung/Pihak Konsumen (pihak ketiga dalam perjanjian asuransi) Kepada Penanggung ... ... 50

b) Pengajuan Klaim Ganti Kerugian ... ... 51

c) Penentuan Besarnya Klaim ... 52

b. Pelaksanaan Pembayaran Klaim Ganti Kerugian Asuransi Kendaraan Bermotor Terhadap Kepentingan Pihak Ketiga pada PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung ... ... 56

C. Berakhirnya Asuransi Kendaraan Bermotor pada PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung... 60

1. Berakhir Karena Terjadi Kerugian Total ... ... 60

2. Jangka Waktu Perjanjian Asuransi Berakhir... 61

V. KESIMPULAN ... 63 DAFTAR PUSTAKA


(46)

A. Buku/Literatur

Ali, A.Hasyim,Bidang Usaha Asuransi, Bumi Aksara, Jakarta, 1993

Muhammad, Abdulkadir, Hukum dan Penelitian Hukum, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004

, Hukum Asuransi Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006

Muhammad, Abdulkadir dan Rilda Murniati, Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, PT Citra Aditya Bakti, 2004

C.S.T. Kansil,Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1992

Prakoso, Djoko dan I Ketut Murtika, Hukum Asuransi Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 1992

Prayude, Guse,Perjanjian A-Z, Pustaka Pena, Yogyakarta, 2007

Salim, H. Abbas, Asuransi dan Managemen Resiko, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998

R. Subekti,Hukum Perjanjian, Internusa, Jakarta, 1992

Hartono, Sri Rejeki, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Sinar Grafika, Jakarta, 1990

, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Sinar Grafika, Jakarta, 1995


(47)

Kitab Undang-undang Hukum Dagang Kitab Undang-undang Hukum Perdata

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia


(48)

Penulis dilahirkan di Terbanggi Besar Lampung Tengah pada tanggal 07 Februari 1990, sebagai anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Adang dan Ibu Siti Choiriyah.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK Darma Wanita Korpri pada tahun 1996, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD N 1 Sukarame pada tahun 2002, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) diselesaikan di SMP Kartika Jaya II (Persit) pada tahun 2005, dan sekolah menengah atas (SMA) diselesaikan di SMA AL-Azhar 3 Way Halim Bandar Lampung pada tahun 2008.

Tahun 2008 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Fakultas Hukum di Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Pada tahun 2011 penulis mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kampung Margodadi Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat selama 40 hari.


(49)

“Seni adalah kebohongan yang membuat kita tahu dengan kebenaran” (Pablo Picaso)

“Takada rahasia untuk menggapai sukses, sukses itu dapat terjadi karena persiapan, kerja keras dan mau belajar dari kegagalan”

(Collin Powell)

“banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengankeberhasilan saat mereka menyerah”

(Thomas Alva Edison)

“Sesungguhnya semua urusan apabila ALLAH menghendaki segala sesuatunya, allah hanya berkata ‘jadilah’, maka jadilah”


(50)

Puji syukur kepada ALLAH SWT, penulis persembahkan skripsi ini kepada kedua orang tuaku tercinta yang senantiasa selalu mendoakan setiap saat, mencurahkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengajarkan banyak hal dalam

hidup, agar menjadi orang yang berguna di kemudian hari kelak.

Adik-adikku Yustina Dewi, Rahmawati dan Harry Laksana yang sangat aku sayangi yang selalu mendukung dan mendoakan keberhasilanku. Teteh

mengucapkan terima kasih atas dukungan kalian semua selama ini

“Almamaterku tercinta Fakultas Hukum Universitas Lampung”


(51)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH YANG MAHA ESA, karena atas rahmat dan hidayahnyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pelaksanaan Asuransi Kendaraan Bermotor Terhadap Kepentingan Pihak Ketiga (Studi pada PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung)”. Adapun maksud penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana hukum di Universitas Lampung. Penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu berbagai saran, koreksi serta kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa ini bukanlah hasil jerih payah sendiri akan tetapi juga berkat bimbingan dari berbagai pihak, baik moril maupun materiil sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu di dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang tulus kepada: 1. Bapak Dr. Heryandi, S.H, M.S. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Lampung.

2. Bapak Dr. Wahyu Sasongko, S.H, M.Hum. sebagai ketua jurusan bagian hukum keperdataan fakultas hukum universitas lampung.

3. Ibu Lindati Dwiatin, S.H, M.Hum. selaku pembimbing 1 (satu) yang telah banyak membantu dengan meluangkan waktunya untuk memberikan


(52)

4. Ibu Yennie Agustin M.R. S.H, M.H. selaku selaku pembimbing 2 (dua) yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, motivasi, serta petunjuk dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini; 5. Ibu Ratna Syamsiar, S.H, M.H. selaku pembahas 1 (satu) yang telah

memberikan kritik, saran dan masukan yang membangun terhadap skripsi ini; 6. Bapak Ahmad Zazili, S.H, M.H. selaku pembahas 2 (dua) yang telah

memberikan kritik, saran serta demi kebaikan penulisan skripsi ini;

7. Ibu Nurmayani, S.H, M.H. selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan motivasi, bantuan dan saran dalam menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas Lampung;

8. Bapak dan Ibu Dosen beserta seluruh staf karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pembelajaran berharga bagi penulis serta memberikan kemudahan dan bantuannya selama ini;

9. Teristimewa kepada mama, papa dan adik-adikku dan Haris Maulana yang selalu memberi nasihat, motivasi, doa serta bantuan selama ini;

10. Kepada sahabat-sahabatku Abnon Comel’s Primayani Yustyasari, Dhessy Marella K, Hilda Silvia Yoga, Devina Mashita Efendi, Yulianti, Yusni Febriansyah, Dimas Ardinta, Ardiatma Danu, Aldaova Flanopski Erton, terima kasih atas kebersamaannya dan persahabatan kita yang unik selama ini sahabat-sahabatku.


(53)

Harahap, Baretha Rizka T. terima kasih teman-teman atas nasihat dan pengalaman-pengalamannya selama ini.

12. Keluarga besar Fakultas Hukum Angkatan 2008, khususnya jurusan Perdata Ekonomi yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih atas bantuan, dukungan, dan kerjasamanya;

13. Staf keperdataan: Pak Tarno, Pak Dedi, dan Mbak Siti atas segala bantuannya;

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas semua bantuan dan dukungannya.

Semoga Tuhan menerima dan membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya, khususnya bagi penulis dalam mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahua.

Amin yarobalallamin

Bandar lampung, Juni 2012 Penulis,


(54)

Indrapura Cab. Bandar Lampung) Nama Mahasiswa : Adisty Anggun Febriana

No. Pokok Mahasiswa : 0812011094

Bagian : Hukum Keperdataan

Fakultas : Hukum

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Lindati Dwiatin, S.H., M.Hum. Yennie Agustin M.R. S.H., M.H. NIP 19600421 1986032001 NIP 19710825 1997202001

2. Ketua Bagian Hukum Perdata

Dr. Wahyu Sasongko, S.H., M.Hum. NIP 19580527 1984031001


(55)

1. Tim Penguji

Ketua : Lindati Dwiatin, S.H., M.Hum. ...

Sekretaris/Anggota: Yennie Agustin M.R. S.H., M.H. ...

Penguji

Bukan Pembimbing: Ratna Syamsiar, S.H., M.H. ...

2 Dekan Fakultas Hukum

Dr. Heryandi, S.H., M.S. NIP 196211091987031003


(1)

Puji syukur kepada ALLAH SWT, penulis persembahkan skripsi ini kepada kedua orang tuaku tercinta yang senantiasa selalu mendoakan setiap saat, mencurahkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengajarkan banyak hal dalam

hidup, agar menjadi orang yang berguna di kemudian hari kelak.

Adik-adikku Yustina Dewi, Rahmawati dan Harry Laksana yang sangat aku sayangi yang selalu mendukung dan mendoakan keberhasilanku. Teteh

mengucapkan terima kasih atas dukungan kalian semua selama ini

“Almamaterku tercinta Fakultas Hukum Universitas Lampung”


(2)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH YANG MAHA ESA, karena atas rahmat dan hidayahnyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pelaksanaan Asuransi Kendaraan Bermotor Terhadap Kepentingan Pihak Ketiga (Studi pada PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung)”. Adapun maksud penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana hukum di Universitas Lampung. Penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu berbagai saran, koreksi serta kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa ini bukanlah hasil jerih payah sendiri akan tetapi juga berkat bimbingan dari berbagai pihak, baik moril maupun materiil sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu di dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang tulus kepada: 1. Bapak Dr. Heryandi, S.H, M.S. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Lampung.

2. Bapak Dr. Wahyu Sasongko, S.H, M.Hum. sebagai ketua jurusan bagian hukum keperdataan fakultas hukum universitas lampung.

3. Ibu Lindati Dwiatin, S.H, M.Hum. selaku pembimbing 1 (satu) yang telah banyak membantu dengan meluangkan waktunya untuk memberikan


(3)

skripsi ini;

4. Ibu Yennie Agustin M.R. S.H, M.H. selaku selaku pembimbing 2 (dua) yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, motivasi, serta petunjuk dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini; 5. Ibu Ratna Syamsiar, S.H, M.H. selaku pembahas 1 (satu) yang telah

memberikan kritik, saran dan masukan yang membangun terhadap skripsi ini; 6. Bapak Ahmad Zazili, S.H, M.H. selaku pembahas 2 (dua) yang telah

memberikan kritik, saran serta demi kebaikan penulisan skripsi ini;

7. Ibu Nurmayani, S.H, M.H. selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan motivasi, bantuan dan saran dalam menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas Lampung;

8. Bapak dan Ibu Dosen beserta seluruh staf karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pembelajaran berharga bagi penulis serta memberikan kemudahan dan bantuannya selama ini;

9. Teristimewa kepada mama, papa dan adik-adikku dan Haris Maulana yang selalu memberi nasihat, motivasi, doa serta bantuan selama ini;

10. Kepada sahabat-sahabatku Abnon Comel’s Primayani Yustyasari, Dhessy Marella K, Hilda Silvia Yoga, Devina Mashita Efendi, Yulianti, Yusni Febriansyah, Dimas Ardinta, Ardiatma Danu, Aldaova Flanopski Erton, terima kasih atas kebersamaannya dan persahabatan kita yang unik selama ini sahabat-sahabatku.


(4)

11. Keluarga baruku yang aku temui saat-saat menjalani KKN Tematik Zaini Arlansyah, Andri Timur, A. David Prayuda, Merwanto, Wahdah Nora Harahap, Baretha Rizka T. terima kasih teman-teman atas nasihat dan pengalaman-pengalamannya selama ini.

12. Keluarga besar Fakultas Hukum Angkatan 2008, khususnya jurusan Perdata Ekonomi yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih atas bantuan, dukungan, dan kerjasamanya;

13. Staf keperdataan: Pak Tarno, Pak Dedi, dan Mbak Siti atas segala bantuannya;

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas semua bantuan dan dukungannya.

Semoga Tuhan menerima dan membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya, khususnya bagi penulis dalam mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahua.

Amin yarobalallamin

Bandar lampung, Juni 2012 Penulis,


(5)

BERMOTOR TERHADAP KEPENTINGAN PIHAK KETIGA (Studi pada PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung)

Nama Mahasiswa : Adisty Anggun Febriana No. Pokok Mahasiswa : 0812011094

Bagian : Hukum Keperdataan

Fakultas : Hukum

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Lindati Dwiatin, S.H., M.Hum. Yennie Agustin M.R. S.H., M.H. NIP 19600421 1986032001 NIP 19710825 1997202001

2. Ketua Bagian Hukum Perdata

Dr. Wahyu Sasongko, S.H., M.Hum. NIP 19580527 1984031001


(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Lindati Dwiatin, S.H., M.Hum. ...

Sekretaris/Anggota: Yennie Agustin M.R. S.H., M.H. ...

Penguji

Bukan Pembimbing: Ratna Syamsiar, S.H., M.H. ...

2 Dekan Fakultas Hukum

Dr. Heryandi, S.H., M.S. NIP 196211091987031003