C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan pokok bahasan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai:
1. Prosedur penutupan asuransi kendaraan bermotor pada PT Asuransi Indrapura
Cab. Bandar Lampung; 2.
Pelaksanaan pembayaran klaim ganti kerugian asuransi kendaraan bermotor untuk kepentingan pihak ketiga pada PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar
Lampung; 3.
Berakhirnya asuransi kendaraan bermotor pada PT Asuransi Indrapura Cab. Bandar Lampung.
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis penelitian ini berguna untuk menambah wawasan pengetahuan serta memberikan sumbangan pemikiran terhadap ilmu pengerahuan hukum,
khusunya hukum asuransi mengenai proses penyelesaian klaim ganti kerugian pada asuransi kendaraan bermotor.
2. Kegunaan Praktis
a. Memperluas wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai proses
penyelesaian klaim ganti kerugian pada asuransi kendaraan bermotor. b.
Sebagai bahan bacaan dan informasi, baik bagi mahasiswa Universitas Lampung khususnya, serta pihak-pihak lain yang membutuhkan dalam
mengkaji permasalahan mengenai proses penyelesaian klaim ganti kerugian pada asuransi kendaraan bermotor untuk kepentingan pihak ketiga.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuransi dan Jenis-Jenis Asuransi
1. Pengertian Asuransi
Istilah asuransi berasal dari bahasa Belanda ”Verzekering atau Assurantie”. Oleh R Sukardono diterjemahkan dengan pertanggungan, dalam bahasa Inggris disebut
”Insurance”. Istilah asuransi dan pertanggungan mempunyai persamaan pengertian, istilah pertanggungan ini umum dipakai dalam literatur hukum dan
kurikulum perguruan tinggi hukum di Indonesia, sedangkan istilah asuransi banyak dipakai dalam praktik dunia usaha.
Perasuransian adalah istilah hukum legal term yang dipakai dalam perundang- undangan dan perusahaan perasuransian. Istilah perasuransian berasal dari kata
“asuransi” diberi imbuhan per-an, maka muncullah istilah hukum “perasuransian” yang berarti segala usaha yang berkenaan dengan asuransi. Usaha yang berkenaan
dengan asuransi ada 2 dua jenis, yaitu
3
: a.
Asuransi dibidang kegiatan asuransi disebut usaha asuransi insurance business. Perusahaan yang menjalankan usaha asuransi disebut Perusahaan
Asuransi insurance company.
Abdulkadir Muhammad, Ibid, hlm. 5
b. Usaha dibidang kegiatan penunjang usaha asuransi disebut usaha penunjang
usaha asuransi. Perusahaan yang menjalankan usaha penunjang usaha asuransi disebut Perusahaan Penunjang Asuransi.
Menurut ketentuan Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUHD pertanggungan atau asuransi adalah suatu perjanjian dengan mana seseorang
penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan suatu penggantian kepadanya karena suatu
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.
Menurut Abdulkadir Muhammad,
4
berdasarkan definisi tersebut dapat di uraikan unsur-unsur asuransi atau pertanggungan sebagai berikut:
1 Unsur pihak-pihak
Subjek asuransi adalah pihak-pihak dalam asuransi, yaitu penanggung dan tertanggung yang
mengadakan perjanjian asuransi. Penanggung dan tertanggung memiliki hak dan kewajiban. Penanggung wajib memikul risiko
yang dialihkan kepadanya dan berhak memperoleh pembayaran premi. Sedangkan tertanggung wajib membayar premi dan berhak memperoleh
perlindungan dan ganti rugi atas harta miliknya. 2
Unsur status Penanggung harus berstatus sebagai perusahaan badan hukum, dapat
berbentuk Perseroan Terbatas PT, Perusahaan Perseroan Persero atau Koprasi. Tertanggung berstatus sebagai perseorangan, persekutuan atau badan
4
Abdulkadir Muhammad, Ibid, hlm. 8
hukum yang sebagai pemilik atau pihak berkepentingan atas harta benda yang diasuransikan.
3 Unsur objek
Objek asuransi dapat berupa benda, hak atau kepentingan yang melekat pada benda dan sejumlah uang yang disebut sebagai premi.
4 Unsur peristiwa
Peristiwa asuransi adalah perbuatan hukum berupa persetujuan atau kesepakatan bebas antara penanggung dan tertanggung mengenai objek
asuransi, peristiwa tidak pasti evenemen yang mengancam benda asuransi dan syarat-syarat yang berlaku dalam asuransi.
5 Unsur hubungan asuransi
Hubungan asuransi yang terjadi antara penanggung dan tertanggung adalah keterikatan legally bound yang timbul karena persetujuan atau kesepakatan
bebas. Keterikatan tersebut berupa kesediaan secara sukarela dari penanggung dan tertanggung untuk memenuhi kewajiban dan hak masing-masing terhadap
satu sama lain, yang artinya sejak tercapainya kesepakatan asuransi tertanggung terikat dan wajib membayar premi asuransi kepada penanggung
dan sejak itu pula penanggung menerima pengalihan risiko.
Berdasarkan ketentuan Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian UUUP
“asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,
dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan di derita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti,
atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang di pertanggungkan”.
Dari pengertian di atas, di dalam bukunya Djoko Prakoso dan I Ketut Murtika,
5
Emmy Pangaribuan berpendapat sebagai berikut: “Pertanggungan adalah suatu perjanjian dimana penanggung dengan
menikmati suatu premi mengikatkan dirinya terhadap tertanggung untuk membebaskan diri dari kerugian karena kehilangan, kerugian atau ketiadaan
keuntungan yang diharapkan yang akan dapat diderita olehnya karena suatu kejadian yang belum pasti”.
Asuransi ialah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil sedikit yang sudah pasti sebagai pengganti substitusi kerugian-kerugian yang belum
pasti.
6
Asuransi adalah upaya yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kemungkinan timbul kerugian akibat terjadi peristiwa yang tidak pasti dan tidak diinginkan.
Melalui perjanjian asuransi kemungkinan peristiwa yang menimbulkan kerugian yang mengancam kepentingan tertanggung itu dialihkan kepada Perusahaan
Asuransi selaku penanggung dan sebagai imbalannya tertanggung bersedia untuk membayar sejumlah premi yang telah disepakati. Dalam hal ini, tertanggung yang
berkepentingan akan merasa aman dari ancaman kerugian, sebab jika kerugian itu betul-betul terjadi penanggunglah yang akan menggantinya.
7
5
Djoko Prakoso dan I Ketut Murtika, Hukum Asuransi Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 1992, hlm. 22
6
H. Abbas Salim, Asuransi dan Managemen Resiko, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998, hlm. 1
7
Abdulkadir Muhammad, Op.Cit hlm. 162
2. Jenis-jenis Asuransi
Menurut Abdulkadir Muhammad,
8
asuransi dapat diklarifikasikan menurut berbagai kriteria yang dapat ditinjau dari segi ketentuan undang-undang yang
mengaturnya.
a. Menurut Sifat Perikatannya
1 Asuransi Sukarela
Asuransi sukarela adalah asuransi secara bebas tanpa ada paksaan yang dilakukan antara penanggung dan tergugat sesuai dengan perjanjian secara
sukarela. Contohnya asuransi kerugian dan asuransi jiwa.
2 Asuransi Wajib
Asuransi wajib adalah asuransi yang ditentukan oleh Pemerintah bagi warganya yang bersifat wajib dan ditentukan oleh undang-undang, salah
satunya adalah asuransi sosial.
b. Menurut Jenis Risiko
1 Asuransi risiko perseorangan personal lines
Asuransi risiko perseorangan adalah asuransi yang bergerak dibidang perlindungan terhadap individu, risiko pribadi dari ancaman bahaya atau
peristiwa tidak pasti misalnya rumah pribadi.
2 Asuransi risiko usaha
Asuransi risiko usaha dalah asuransi yang bergerak dibidang perlindungan terhadap usaha dari ancaman bahaya atau peristiwa tidak pasti berkaitan
8
Abdulkadir Muhammad, Ibid, hlm. 135
dengan risiko usaha yang mungkin dihadapi, misalnya armada angkutan, gedung, pertokoan.
c. Menurut Jenis Usaha
Berdasarkan jenis usahanya asuransi dibedakan menjadi 4 empat macam seperti yang diatur dalam undang-undang asuransi, yaitu:
1 Asuransi Kerugian
Asuransi kerugian adalah asuransi khusus yang bergerak di bidang jasa perlindungan terhadap harta kekayaan dari ancaman bahaya atau peristiwa
tidak pasti, misalnya asuransi kebakaran, asuransi tanggung gugat, asuransi pengangkutan barang, asuransi kendaraan bermotor dan asuransi kredit.
2 Asuransi Jiwa
Asuransi jiwa adalah asuransi khusus yang bergerak di bidang jasa perlindungan terhadap keselamatan jiwa seseorang dari ancaman bahaya
kematiann. Contohnya adalah asuransi kecelakaan diri, asuransi jiwa berjangka, asuransi jiwa seumur hidup.
3 Reasuransi
Reasuransi adalah asuransi kepada pihak ketiga atau asuransi ulang, dikarenakan perusahaan asuransi kerugian atau perusahaan asuransi jiwa
tidak ingin menanggung risiko yang terlalu berat.
4 Asuransi Sosial
Asuransi sosial adalah asuransi yang khusus bergerak di bidang jasa perlindungan terhadap keselamatan jiwa dan raga masyarakat umum dari
ancaman bahaya kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, penyakit, berkurangnya pendapatan karena pensiun, berkurangnya kemampuan kerja
karena usia lanjut.
B. Asuransi Kendaraan Bermotor dan Perjanjian Asuransi Kendaraan Bermotor