Analisis profit margin pada produk asuransi kendaraan bermotor: Studi pada unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967

(1)

(Studi Pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

ANITA AULIA

NIM: 106046201722

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

Kendaraan Bermotor (Studi Pada Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967). Skripsi. Konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. ix+94+Lampiran.

Dalam penelitian ini, penulis mengangkat suatu permasalahan yaitu seberapa besar profitable produk asuransi kendaraan bermotor yang dipasarkan oleh Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, faktor yang mempengaruhi profit margin pada produk asuransi kendaraan bermotor, dan upaya yang dilakukan Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 agar produk asuransi kendaraan bermotor menjadi produk yang cukup profitable. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui profitable dari suatu produk yang dipasarkan oleh Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 dan juga faktor-faktor yang mempengaruhi profit margin.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Objek penelitian yaitu Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967. Jenis penelitian yang digunakan merupakan perpaduan antara penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research) yakni penelitian yang mengumpulkan data-data di lapangan. Teknik pengumpulan data yaitu penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Teknik analisis data ini berupa data risk and loss profile pada produk asuransi kendaraan bermotor di Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 selama 4 tahun terakhir yang akan dianalisis dan dijadikan sebagai data dalam menentukan profit margin.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah produk asuransi kendaraan bermotor yang dipasarkan oleh Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 termasuk produk yang profitable.

KATA KUNCI : Profit Margin, Asuransi Kendaraan Bermotor, Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967.

Pembimbing : 1. Dr. H. Supriyadi Ahmad, M. A

2. Fahmi Basyah, ST, MM, AAIK, AIIS, QIP Buku Rujukan : Tahun 1993 s.d Tahun 2009

iv   


(3)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, termasuk pencabutam Gelar Akademik.

Jakarta, 19 Agustus 2010


(4)

Puji syukur ke hadirat Allah Azza wa Jalla Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, yang telah memberikan rahmat, kasih dan sayangnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada manusia agung Nabi besar Muhammad saw. serta keluarga, sahabat dan para penerus perjuangan dinul Islam. Atas nikmatnya dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul.

ANALISIS PROFIT MARGIN PADA PRODUK ASURANSI

KENDARAAN BERMOTOR (Studi Pada Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967)

Skripsi ini pun tak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk membantu penulis dalam menyelesaikannya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut :

1) Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah.

2) Dr. Ibu Euis Amalia, M.Ag, ketua Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum dan Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, M.H, sekertaris Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum.

3) Dr. H. Supriyadi Ahmad, M.A dan Fahmi Basyah, ST, MM, AAIK, AIIS, QIP, dosen pembimbing.


(5)

Terutama Bpk. Fahmi Basyah yang telah banyak membantu penulis dalam mendapatkan data.

5) Para dosen yang telah mendidik dengan baik hingga penulis dapat menyelesaikan studi di Program Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah.

6) Kedua Orang tua penulis yang terhormat yaitu Bapak Holili (Alm) dan Ibu Hj. Masiah, terima kasih atas cinta dan kasih sayangnya yang selama ini mengasuh dan membesarkan dengan penuh kasih sayang, serta mendidik penulis dengan segala curahan hati dan doa restu yang diberikannya serta segala upaya dan jerih payahnya penulis dapat menyelesaikan berbagai jenjang pendidikan sehingga selesainya skripsi ini. Kakak (Desi dan Cory), abang (kiki (Alm), rizal, dan ikbal), dan keponakan ku tersayang (nabila dan icha), terima kasih atas doa nya.

7) Temen-temen sekelas, seangkatan dan seperjuangan Asuransi Syariah 2006 u are the best classmates!! Angkatan 06 pokoknya incredible dan handaaalll. Terutama untuk Edvan, Jami, Eva, Iis, Dinda, Erfan, Diqin, pian (tetap jaga persahabatan kita ya) makasih atas bantuan dan dukungannya selama penulis mengerjakan skripsi ini. Love u All!


(6)

Akhirnya penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan skripsi ini. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat. Amin.

Jakarta, 20 Agustus 2010

Penulis


(7)

HALAMAN JUDUL ……….i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………..ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN……….. iii

ABSTRAK………..iv

LEMBAR PERNYATAAN………...v

KATA PENGANTAR ………...vi

DAFTAR ISI ………...ix

DAFTAR TABEL ...xiii

DAFTAR LAMPIRAN………. 95

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………. 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………... 8

D. Review Studi Terdahulu ………. 9

E. Kerangka Teori dan Konsep ………... 10

F. Metodologi Penelitian………..13

G. Sistematika Penulisan ………. 19


(8)

B. Landasan Hukum Asuransi Syariah ……… 23

C. Implementasi Akad Tabarru’ dan Wakalah bil Ujrah Pada Asuransi Umum Syariah………. 26

D. Produk Asuransi Kendaraan Bermotor ………... 29

E. Prinsip-prinsip Syariah dalam Penetapan Tarif Premi ………… 40

F. Ketentuan Syariah tentang Penetapan profit Margin …………..47

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 A. Profil Perusahaan ……… 50

1. Sejarah ……….. 50

2. Visi dan Misi ………. 51

3. Nilai-nilai Dasar ……… 51

4. Falsafah Dasar ……….. 52

5. Struktur Organisasi Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 ……… 53

B. Ruang Lingkup perusahaan ……….56

1. Struktur kepemilikan/Permodalan………. 56

2. Penghargaan Perusahaan ……….. 56


(9)

2. Produk Standar Syariah ………. 66

BAB IV ANALISIS PROFIT MARGIN PADA PRODUK ASURANSI

KENDARAAN BERMOTOR

A. Risk and Loss Profile Produk Asuransi Kendaraan Bermotor…. 67 B. Kineja Produk Asuransi Kendaraan Bermotor ………... 70 1. Kinerja Produk Asuransi Kendaraan Bermotor di Unit Syariah

PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Tahun 2006-2007………... 70 2. Kinerja Produk Asuransi Kendaraan Bermotor di Unit Syariah

PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Tahun 2007-2008………... 74 3. Kinerja Produk Asuransi Kendaraan Bermotor di Unit Syariah

PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Tahun 2008-2009………... 77 C. Pencapaian Profit Margin tahun 2006-2009 ………... 80 D. Analisis Data ………... 82


(10)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

xiii

Tabel 4.1 Risk and Loss Profile 2006-2009……….. 68

Tabel 4.2 Data Kinerja Produk Asuransi Kendaraan Bermotor

Tahun 2006-2007 ……….. 71

Tabel 4.3 Data Kinerja Produk Asuransi Kendaraan Bermotor

Tahun 2007-2008 ……….. 75

Tabel 4.4 Data Kinerja Produk Asuransi Kendaraan Bermotor

Tahun 2008-2009 ……….. 78


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah perusahaan asuransi syariah cukup banyak di dunia. Perkembangan asuransi syariah di Indonesia diawali dengan kelahiran asuransi syariah pertama di Indonesia pada tahun 1994, yaitu PT Syarikat Takaful Indonesia (STI) yang berdiri pada 24 Februari 1994. Pada saat ini asuransi syariah sudah berkembang luas bahkan asuransi konvensional saja sudah membuka unit usaha syariah.

Asuransi syariah pada hakikatnya merupakan pengembangan dari industri keuangan yang berbasis syariah. Saat ini asuransi syariah mengalami pertumbuhan yang signifikan dan semakin meningkat jika dibandingkan dengan asuransi konvensional.

Asuransi syariah tidak hanya bersaing antar perusahaan asuransi syariah saja, namun juga bersaing dengan perusahaan asuransi konvensional. Setiap perusahaan asuransi syariah harus mencari strategi untuk menjaring nasabah sebanyak mungkin

dan menjadikan dirinya market leader.1 Persaingan di industri asuransi memang

sangat ketat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menjadi yang terdepan dan menjaring nasabah sebanyak mungkin. Dalam menjaring nasabah, perusahaan

      

1 

Perkembangan Asuransi Syariah” artikel diakses pada 10 Februari 2010 dari http://www.asuransisyariah.net/2010/02/perkembangan -asuransi-syariah-2010.html/ 


(13)

asuransi menggunakan berbagai cara untuk menarik masyarakat agar ikut dalam asuransinya. Salah satu cara agar masyarakat dapat tertarik adalah dengan menawarkan produk yang ditawarkan dan tarif premi yang menarik.

Jumlah perusahaan yang menyelenggarakan usaha dengan prinsip syariah mengalami perkembangan seperti terlihat pada tabel dibawah ini2

Tabel 1.1

Perkembangan Jumlah Perusahaan Asuransi yang Menyelenggarakan Usaha dengan Prinsip Syariah

Tahun 2002 - 2009

No Keterangan 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

1 Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah 2 2 2 2 2 2 2 2

2 Perusahaan Asuransi Kerugian Syariah

1 1 1 1 1 1 1 1

3 Perusahaan Asuransi Jiwa yang

Memiliki Kantor Unit Syariah

1 2 3 8 9 13 13 17

4 Perusahaan Asuransi Kerugian yang

memiliki Kantor Unit Syariah

1 6 11 13 15 19 19 19

5 Perusahaan reasuransi yang memiliki Kantor Unit Syariah

- - 1 2 3 3 3 3

Total 5 11 18 26 30 38 38 42

Sumber : Maulan, 2006

      

2

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, current Issues Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana, Edisi Pertama, Cetakan ke-1, 2006) , h.347.  


(14)

Seiring dengan perkembangan industri syariah, asuransi syariah terus melakukan pengembangan produk yang inovatif dan menarik sehingga produk yang ditawarkan asuransi syariah cukup beragam.

Asuransi kendaraan bermotor merupakan salah satu produk asuransi syariah yang banyak diminati oleh hampir semua masyarakat di Jakarta. Di sisi lain, jumlah kendaraan bermotor yang beroperasi di Jakarta apabila dibandingkan dengan fasilitas jalan yang tersedia tidah seimbang sehingga sering terjadi kecelakaan lalu lintas yang banyak menimbulkan kerugian, baik berupa kerugian harta benda (kendaraan bermotor) maupun kerugian yang mengancam jiwa manusia itu sendiri.

Pada saat ini volume kendaraan bermotor yang berkembang sangat pesatnya sehingga masyarakat atau pemerintah sekalipun tidak dapat mencegah kemajuan teknologi yang kerap memberikan bencana. Oleh karena itu perlunya diberlakukan suatu asuransi wajib yang meliputi pertanggungan-pertanggungan yang ditujukan sepenuhnya untuk kesejahteraan bagi masyarakat, seperti asuransi kendaraan bermotor.


(15)

Jumlah kendaraan bermotor di DKI Jakarta (Kecuali milik TNI / POLRI) yang terdaftar, seperti terlihat pada tabel dibawah ini :

Jumlah Kendaraan Bermotor di DKI Jakarta (Kecuali milik TNI/POLRI) yang terdaftar

Bulan : Juni 20093

No Jenis Kendaraan Kepemilikan Jumlah Pribadi Umum/

Perusahaan

Pemerintah cc/cd Badan INT

1 2 3 4 5 6 7 8

Mobil Penumpang

1 Sedan 763.708 21.994 10.247 651 229 796.829 2 Station Wagon 88 119 53 12 35 307 3 Minibus 950.767 39.250 18.849 863 231 1.009.990 4 Jeep 225.039 2.650 663 293 52 229.297 5 Lain-lain 3.501 14.260 56 14 - 17.831 Sub Jumlah 1.943.703 78.273 29.868 1.863 547 2.054.254 Mobil Bus

1 Bus 139.225 6.726 1.272 1 - 147.224 2 MicroBus 150.774 10.344 485 - - 161.603 3 Bus Bertingkat 36 45 15 - - 96 4 Lain-lain - 3 15 - - 18 Sub Jumlah 290.035 17.118 1.787 1 - 306.941 Mobil Barang

1 Pick up 227.826 11.229 10.384 18 18 249.475 2 Deliver Van 29.635 621 69 - 17 30.542 3 Truck 177.790 4.568 20.337 10 11 202.716 4 Tangki 7.420 276 2.115 - - 9.811 5 Double Cabin 5.642 50 12 2 - 5.906 6 Tronton 770 315 - - - 1.085 7 Lain-lain 6.069 1.315 474 - 17 7.875 Sub Jumlah 455.352 18.574 33.391 30 63 507.410 Sepeda Motor

1 Spd Motor Biasa 6.654.405 2.204 50.455 149 - 6.896.213 2 Spd Motor dg Kereta

Samping

- - - - - - 3 Scooter 153.836 49 - 6 - 153.891 4 Trail 261 74 - - - 335 5 Spm Roda 3 1.411 6 8/4 - - 1.501 6 Lain-lain 7.017.160 14.553 13 - - 30.813 Sub Jumlah 16.686 50.552 155 - 7.084.753 Kendaraan Khusus

1 Mobil Pemadam kebakaran

2 2 719 - - 723 2 Mobil Ambulance 1.851 4 209 - - 2.064 3 Mobil Jenazah 1.590 - 156 - - 1.756 4 Fork Lift 7.308 - 771 1 - 8.080 5 Derek 118 16 3 - - 137 6 Lain-laian 22.514 2.611 392 - 232 25.749

Sub Jumlah 33.383 2.260 2.260 1 232 38.509

JUMLAH 9.739.633 117.858 117.858 2.050 842 9.993.867

      

3


(16)

Risiko kecelakaan yang mungkin menimpa kendaraan bermotor berasal dari luar maupun dari dalam, berasal dari luar ditabrak oleh kendaraan lain, dirusak atau dibakar oleh orang karena banjir, topan badai, dan sebagainya. Bersumber dari dalam karena kesalahan, kelalaian, atau kesengajaan pengemudi, misalnya menabrak kendaraan lain, menabrak orang, menabrak rumah penduduk, jatuh ke jurang,

terbakar dan sebagainya.4 Risiko-risiko tersebut akan menimbulkan kerugian

financial bagi pemiliknya. Bukan saja kerugian financial, tetapi juga tanggung jawab terhadap pihak lain, bila kendaraan menabrak kendaraan lain,menabrak orang, dan sebagainya.

Atas dasar itu, minimal pemilik kendaraan bermotor tersebut harus memiliki polis asuransi kendaraan bermotor dengan kondisi pertanggungan tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga dan jenis pertanggungan lainnya, supaya pada saat melangkah kita memerlukan rasa aman, nyaman dari suatu risiko-risiko yang mungkin terjadi.

Dalam Peraturan Menteri Kuangan No. 74/PMK.010/2007 tentang penyelenggaraan pertanggungan asuransi pada lini usaha asuransi kendaraan bermotor meliputi bahwa penetapan unsur premi murni dilakukan berdasarkan

perhitungan yang didukung dengan data profil risiko dan kerugian (risk and loss

profile) untuk periode paling singkat 5 tahun, penetapan unsur biaya administrasi dan biaya umum lainnya dilakukan berdasarkan perhitungan yang didukung dengan data

      

4

A. Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Resiko (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003) , h.90. 


(17)

biaya administrasi dan biaya umum lainnya yang menjadi bagian lini usaha asuransi kendaraan bermotor untuk periode paling singkat 5 (lima) tahun, penetapan unsur biaya akuisisi dilakukan sesuai dengan ketentuan mengenai biaya akuisisi sebagaimana dimaksud dalam peraturan menteri keuangan, dan penetapan unsur keuntungan yang wajar.

Dalam menentukan tarif premi, analisis terhadap risiko dan kemungkinan timbulnya klaim adalah sangat penting. Risiko merupakan sentra asuransi.5 Tanpa adanya risiko, bisnis asuransi tidak akan ada karena asuransi merupakan suatu bisnis yang mengelola risiko. Pengetahuan yang baik tentang risiko, akan berpengaruh besar terhadap perusahaan. Dengan pengetahuan yang memadai tentang risiko, perusahaan akan mengetahui risiko-risiko apa saja yang akan dihadapinya dan kemudian mencari

metode yang paling baik dalam menangani risiko yang dihubungkan dengan profit

margin perusahaan.

Perusahaan asuransi harus mempunyai pemasukan yang cukup untuk mengeluarkan biaya akuisisi dan biaya-biaya operasional, sedangkan pemasukannya perusahaan berasal dari premi. Jika tarif premi ditetapkan terlalu rendah, kelangsungan hidup perusahaan dapat berbahaya. Jika tarif premi terlalu tinggi perusahaan dapat kehilangan bisnis. Di sini premi sangat menentukan besar dan

kecilnya profit margin perusahaan yang akan di dapatkan. Perusahaan asuransi

sebelum memasarkan produk ke masyarakat, maka terlebih dahulu perusahaan

      

5

Gordon C.A Dickson, Introduction To Insurance, Penerjemah Agust Sudjiono dan Abduh Sudijanto (Jakarta: LPAI, 1997), h.10


(18)

tersebut merancangkan produk tersebut, menetapkan premi, dan memperkirakan pengeluaran biaya akuisisi dan biaya-biaya operasional yang akan dikeluarkan oleh

perusahaan. Semua itu akan mempengaruhi profit margin perusahaan yang akan

didapatkan nanti.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkat pembahasan

mengenai “ Analisis Profit Margin pada Produk Asuransi Kendaraan Bermotor

(Studi Pada Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967)“ sebagai judul skripsi.

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, masalah profit margin asuransi umum pada produk asuransi kendaraan bermotor, dibatasi hanya pada kendaraan beroda empat (mobil) di Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967.

Adapun perumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

1. Seberapa besar profitable produk asuransi kendaraan bermotor yang dipasarkan oleh Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967?

2. Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi profit margin pada produk asuransi

kendaraan bermotor di Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh Unit Syariah PT Asuransi Umum

Bumiputera Muda 1967 agar produk asuransi kendaraan bermotor menjadi produk yang profitable?


(19)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah :

1. Mengetahui produk asuransi kendaraan bermotor yang dipasarkan oleh Unit

Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 profitable.

2. Menjelaskan apa saja yang dapat mempengaruhi profit margin pada produk

asuransi kendaraan bermotor di Unit Syariah PT Asuransi umum Bumiputera Muda 1967.

3. Mengetahui upaya apa yang dilakukan unit syariah PT Asuransi Umum

Bumiputera Muda 1967 agar produk asuransi kendaraan bermotor menjadi produk yang profitable.

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi masyarakat, sebagai pengetahuan masyarakat tentang asuransi umum

khususnya pada produk asuransi kendaraan bermotor.

2. Bagi fakultas, sebagai bahan tambahan keilmuan di bidang asuransi syariah

tentang profit margin khususnya pada produk asuransi kendaraan bermotor.

3. Bagi perusahaan, untuk lebih mengsosialisasikan asuransi syariah khususnya

produk asuransi kendaraan bermotor serta sebagai bahan kajian dalam rangka optimalisasi pencapaian bisnis dari produk asuransi tersebut.


(20)

D. Review Studi Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan pada penelitian ini antara lain :

NO NAMA TAHUN Judul Skripsi

1. Fitriani 2006 Prosedur penyelesaian klaim Asuransi

Kendaraan Bermotor pada PT Asuransi Tri Pakarta cabang Syariah

2. M. Sumpeno 2007 Kebijakan Underwriting dalam Penetapan

Tarif Premi (Studi Kasus pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah)

3.

 

 

 

 

Fitria Dewianti 2008 Metode Penghitungan Tarif Premi Asuransi

Kendaraan Bermotor Berdasarkan Experience

(studi Pada PT. Asuransi Takaful Umum)

1. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian “ Prosedur penyelesaian klaim

Asuransi Kendaraan Bermotor pada PT Asuransi Tri Pakarta cabang Syariah “. Bagaimana prosedur penyelesaian klaim dan prosedur penutupan asuransi kendaraan bermotor pada PT Asuransi Tri Pakarta Cabang Syariah.

2. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian “ Kebijakan Underwriting dalam


(21)

Bagaimana cara underwriter dalam menetapkan tarif premi dan kebijakan apa saja yang dipakai underwriter dalam penetapan tarif premi.

3. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian “ Metode penghitungan tarif premi

kendaraan bermotor berdasarkan experience (studi pada PT Asuransi Takaful

Umum)”. Bagaimana metode yang digunakan untuk menentukan suatu tarif premi asuransi kendaraan bermotor berdasarkan experience dan hal-hal apa yang harus diperhatikan dalam menentukan tarif premi.

Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian-penelitan sebelumnya yakni terletak bagaimana proses untuk mendapatkan profit margin suatu produk kendaraan bermotor secara matematis dan penulis juga akan menguraikan proses profit margin suatu produk kendaraan bermotor yang akan didapatkan dengan cara penetapan premi , pengeluaran biaya akuisisi dan biaya-biaya operasional.

E. Kerangka Teori dan Konsep. 1. Kerangka Teori

Tarif asuransi penting, karena untuk menentukannya tidak mudah dan rumit sekali (complicated). Perusahaan asuransi harus berhati-hati dalam menentukan tarif tersebut, sebab, jika terlalu rendah perusahaan tidak bisa menutupi biaya operasi (cost of operations). Sedangkan bila tarif terlalu tinggi, mungkin pembeli akan berkurang, karena ketatnya persaingan antara perusahaan-perusahaan asuransi yang ada.


(22)

Dalam menghitung premi ada beberapa parameter yang digunakan untuk mempertajam akurasi perhitungan tarif premi asuransi kendaraan bermotor. Parameter tersebut yaitu exposure, frequency dan severity.

Untuk dapat mengukur risiko, dimensi yang diukur adalah:

a. Besarnya frequency kerugian, artinya berapa kali terjadinya suatu kerugian

selama suatu periode tertentu. Jadi, untuk mengetahui sering tidaknya suatu kerugian itu terjadi.

b. Tingkat kerugian (severity), untuk mengetahui sampai seberapa besar pengaruh dari suatu kerugian terhadap kondisi perusahaan, terutama kondisi finansialnya.

Dalam menentukan tarif harus diperhitungkan kemungkinan rugi (probability of loss) dan penyisihan sebagian kecil dana untuk keuntungan (profit). Biasanya tidak tarif saja yang merupakan problema, tetapi dalam menentukan unit sudah merupakan persoalan pula. Sebab perhitungan premi diperoleh dengan mengalikan dengan jumlat unit.

Untuk menghitung tarif asuransi, sebelumnya harus menganalisa bagian-bagian dari tarif tersebut. Tarif asuransi terdiri atas 3 komponen, yaitu

a. Untuk membayar kerugian-kerugian yang terjadi.

b. Untuk menutupi biaya-biaya pengeluaran (cost of operations), dan c. Sebagian dari profit atau keuntungan untuk kepentingan perusahaan.


(23)

Profit dapat dipakai sebagai salah satu ukuran, apakah perusahaan bekerja dengan efisien atau tidak. Efisien tidak saja didasarkan kepada keuntungan yang diperoleh, akan tetapi juga harus diperhatikan faktor-faktor lainnya, antara lain: 1. Efisiensi bisa dilihat dari sudut biaya operasi (cost of operations)

2. Efisiensi dapat diukur dengan social cost yaitu keuntungan atau kegunaannya untuk masyarakat.

2. Kerangka Konsep6

Kontribusi Premi

Dana Tabarru

Beban Tabarru

Surplus Tabarru Ujrah

Investasi

Hasil Investasi 

Bagian Pendapatan Operator (Perusahaan)

Cadangan Dana Tabarru

Bagian Peserta

      

6


(24)

Penjelasan :

Setiap premi asuransi syariah yang diterima oleh perusahaan asuransi syariah akan dipisah ke dana pengelola (ujrah) dan dana tabarru’. Dana pengelola (ujrah) itu digunakan untuk biaya akuisisi (biaya agen, diskon, bonus, hadiah, dan lain-lain), biaya operasional (biaya administrasi, biaya pemasaran, dan lain-lain), ujrah reasuransi (ujrah R/A), dan margin ujrah. Sedangkan dana tabarru’ digunakan untuk membayar klaim, membayar tabarru’ R/A, dan lain-lain. Dari dana tabarru’ tersebut, perusahaan akan mendapatkan surplus tabarru’ yang dialokasikan untuk perusahaan, cadangan dana tabarru’, dan peserta asuransi syariah.

Profit yang diperoleh perusahaan asuransi syariah berasal dari income perusahaan yaitu margin ujrah, bagi hasil investasi, dan alokasi surplus tabarru’ dikurang cost yaitu biaya pemasaran, biaya SDM, dan biaya administrasi.

F. Metodologi Penelitian 1. Objek penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 yang berlokasi di Jl. Wolter Mongonsidi No. 43 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 12180.


(25)

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skrpsi ini merupakan perpaduan antara penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research) yakni penelitian yang mengumpulkan data-data di lapangan.

3. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Data yang ada di lapangan dianalisis dengan analisis kuantitatif yang berupa profit margin pada produk asuransi kendaraan bermotor di Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967.

4. Jenis dan Sumber Data a. Jenis data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa risk and loss profile asuransi kendaraan bermotor di Unit syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 selama 4 tahun terakhir, dari tahun 2006‐2009. 

b. Sumber Data

1. Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari Unit Syariah PT

Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967.

2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh melalui data-data yang telah


(26)

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Penelitian kepustakaan (library research) yaitu penulis mengadakan

penelitian terhadap literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian skripsi ini, berupa skripsi terdahulu, buku-buku, majalah, surat kabar, artikel, buletin, brosur, internet dan sebagainya.

b. Penelitian lapangan (field research), yakni penulis mengumpulkan data secara langsung ke tempat objek penelitian. Teknik pengumpulan data dengan melalui dua cara , yaitu :

1) Observasi, yaitu dengan observasi ke Unit Syariah PT. Asuransi Umum

Bumiputera Muda 1967 untuk mendapatkan data yang valid bagi penelitian ini.

2) Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dengan karyawan atau pejabat

dari perusahaan asuransi yang berkenaan dengan penelitian ini. 6. Teknik Analisis Data

Data-data yang telah terkumpul, kemudian diklasifikasikan menjadi dua, yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif berupa kata-kata atau

simbol, untuk selanjutnya dilakukan content analysis (riset dokumen), karena

pengumpulan data dan informasi akan dilakukan melalui pengujian arsip dan dokumen.


(27)

Setelah semua data terkumpul dan telah dilakukan content analysis, maka penulis melanjutkan tahap analisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Pada tahap ini, data dideskripsikan dan dianalisis sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat digunakan untuk menjawab persoalan dalam penelitian ini.

Risk and Loss Profile produk asuransi kendaraan bermotor pada unit syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 selama 4 tahun terakhir akan dianalisis dan

dijadikan sebagai data dalam penetapan tarif premi dan menentukan profit margin

pada produk asuransi kendaraan bermotor. Dari penghitungan tersebut maka akan diketahui bagaimana tarif premi dan profit margin nya. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Pengumpulan Data risk and loss profile

Data yang digunakan adalah berupa risk and loss profile asuransi kendaraan

bermotor pada Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 selama 4 tahun terakhir, yaitu dari tahun 2006-2009. Selain itu pula diperlukan juga data ujrah seperti biaya operasi, biaya agen, serta biaya materai dan administrasi yang ditetapkan oleh Perusahaan.


(28)

b. Menghitung Severity

Tujuan dari menghitung severity ini adalah untuk mengetahui tingkat kerugian

rata-rata yang terjadi pada suatu periode pertanggungan. Untuk mengetahui severity,

digunakan formula:7

L C

=

Keterangan:

S : Severity

L : Kerugian dalam nominal

C : Jumlah Klaim

c. Menghitung Pure Risk Cost

Pure Risk Cost merupakan biaya yang sangat penting dimonitor karena mencerminkan biaya minimal yang harus dibayar oleh peserta secara bersama-sama umtuk menanggulangi pure risk. Biaya risiko murni dapat dihitung dari dua parameter yaitu Frequency dan severity klaim melalui formula sebagai berikut

P = L / E

      

7

Iqbal, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik (Upaya Menghilangkan Gharar, Maisir, dan Riba), h. 49.


(29)

Keterangan :

P : Biaya Risiko Murni ( Pure Cost of Risk)

L : Jumlah Keseluruhan kerugian

E : Unit Exposure

Dapat juga dihitung dengan :

P = (C/E) x (L/C)

Keterangan:

Bila frekuensi per unit kemungkinan (F1) maka:

P = F1 x S

Keterangan:

P : Premi

F1 : Frequency

S : Severity

7. Pedoman Penulisan Skripsi

Adapun teknik penulisan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.


(30)

G. Sistematika Penulisan

BAB I. Sebagai pendahuluan dari skripsi ini, maka bab ini merupakan pengantar untuk memasuki bab-bab selanjutnya. Bab ini berisi tentang latar belakang penulis mengangkat tema yang akan dibahas dalam skripsi, perumusan masalah dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka teori dan kerangka konsep, metode penelitian dan teknik penulisan serta sistematika penulisan.

BAB II. Pada bab ini menjelaskan landasan teori mengenai asuransi syariah, produk asuransi kendaraan bermotor, prinsip-prinsip syariah dalam

penetapan premi, dan ketentuan syariah tentang penetapan profit

margin. Teori yang diambil dari riset kepustakaan dan merupakan dasar dari pembahasan bab-bab selanjutnya.

BAB III. Pada bab ini akan dibahas mengenai perusahaan asuransi syariah yang salah satu produknya akan dijadikan contoh dalam perhitungan tarif

premi serta menetapkan profit margin. Bab ini akan menjelaskan

sejarah, visi dan misi, struktur organisasi, produksi premi asuransi kendaraan bermotor dan perkembangan perusahaan asuransi syariah di Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967.

BAB IV. Bab ini membahas mengenai produk asuransi kendaraan bermotor yang dipasarkan oleh unit syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 profitable, faktor-faktor yang mempengaruhi profit margin


(31)

pada produk asuransi kendaraan bermotor di unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 dan upaya yang sebaiknya dilakukan unit syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 agar menjadi produkyang profitable

BAB V. Bab ini berisi kesimpulan dan saran atas penelitian yang dilakukan penulis.


(32)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Asuransi Syariah

Dalam bahasa Arab Asuransi disebut at-ta’min, penanggung disebut mu’ammin, sedangkan tertanggung disebut mu’amman lahu atau musta’min. At-ta’min diambil dari kata amana memiliki arti memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan bebas dari rasa takut. Sebagaimana firman Allah :

Artinya :

Yang Telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan” (Q.S. Quraisy : 4)

Pengertian asuransi dalam konteks perusahaan asuransi menurut syariah atau asuransi Islam secara umum sebenarnya tidak jauh berbeda dengan asuransi konvensional. Diantara keduanya, baik asuransi konvensional maupun asuransi syariah mempunyai persamaan yaitu perusahaan asuransi hanya berfungsi sebagai fasilitator hubungan struktural antara peserta penyetor premi (penanggung) dengan

peserta penerima pembayaran klaim (tertanggung). 8 Secara umum asuransi Islam

atau sering diistilahkan dengan takaful dapat digambarkan sebagai asuransi yang prinsip operasionalnya didasarkan pada syariat Islam dengan mengacu kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.

      

8

Gemala Dewi, S.H., LL.M. Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia, (Jakarta : Kencana, 2006), Edisi Revisi, h.135-136 


(33)

Asuransi syariah dalam pengertian muamalah mengandung arti yaitu saling menanggung risiko di antara sesama manusia sehingga di antara satu dengan lainnya menjadi penanggung atau risiko masing-masing. Dengan demikian, gagasan mengenai asuransi syariah berkaitan dengan unsur saling menanggung risiko di antara para peserta asuransi, di mana peserta yang satu menjadi penanggung peserta yang

lainnya.9 Tanggung-menanggung risiko tersebut dilakukan atas dasar

tolong-menolong dalam kebaikan dengan cara masing-masing mengeluarkan dana yang ditujukan untuk menanggung risiko tersebut.10 Perusahaan asuransi syariah hanya bertindak sebagai fasilitator saling menanggung di antara para peserta asuransi.11 Hal inilah salah satu yang membedakan antara asuransi syariah dengan asuransi konvensional, di mana dalam asuransi konvensional terjadi saling menanggung antara perusahaan asuransi dengan peserta asuransi.

Asuransi Syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.12 Dari definisi tersebut bahwa asuransi syariah bersifat saling melindungi dan tolong menolong yang disebut dengan

      

9

Rahmat Husein, Asuransi Takaful Selayang Pandang dalam wawasan Islam dan Ekonomi, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 1997), h.234. 

10

Juhaya S. Praja, Asuransi Takaful, (Artikel dikeluarkan oleh PT Syarikat Takaful Indonesia) 

11

H. A. Dzajuli dan Yadi Janwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat ( Sebuah Pengenalan), (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2002), h.120

 

12

Fatwa Dewan syariah Nasinal No.21/DSN/-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah. 


(34)

ta’awun”, yaitu prinsip hidup saling melindungi dan saling tolong menolong atas dasar ukhuwah islamiah antara sesama anggota peserta Asuransi Syariah dalam menghadapi malapetaka (risiko).

B. Landasan Hukum Asuransi Syariah

Seperti telah diketahui bersama, asuransi syariah belum memiliki fondasi hukum yang kuat, karena hanya diatur oleh regulasi dalam bentuk Keputusan Menteri Keuangan (KMK). Hal ini turut mempengaruhi kinerja perusahaan asuransi syariah yang masih terpaku dan tunduk pada peraturan (hukum positif).13 Kerangka acuan asuransi syariah dalam operasionalnya antara lain :

a) Fatwa DSN-MUI no. 21/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan

Operasional Asuransi Syariah.

b) Fatwa DSN-MUI no. 51/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Mudharabah

Musytarakah Pada Asuransi dan Reasuransi Syariah

c) Fatwa DSN-MUI no. 52/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Wakalah Bil Ujrah

Pada Asuransi dan Reasuransi Syariah

d) Fatwa DSN-MUI no. 53/DSN-MUI/IV/2006 tentang Akad Tabrru Pada

Asuransi dan Reasuransi Syariah

e) Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 18/PMK.010/2010 tentang

Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi Dengan Prinsip Syariah.

      

13

Abdul Ghoni dan Erny Arianty. Akuntansi Asuransi Syariah, Antara Teori dan Praktek, (Jakarta: Insco Consulting.2007)., h.13 


(35)

Peraturan-peraturan tersebutlah yang selama ini menjadi acuan perusahaan asuransi syariah dalam menjalankan operasionalnya. Selain itu, Landasan hukum normatif yang menjadi acuan perusahaan asuransi syariah dalam menjalankan usahanya secara syariah yaitu :

a) Al-Qur’an

Pada dasarnya al-Qur’an tidak menyebutkan secara tegas praktik asuransi syariah, terindikasi dari tidak munculnya istilah al-ta’min secara nyata dalam al-Qur’an. Walaupun demikian, al-Qur’an masih mengakomodir ayat-ayat yang memiliki nilai-nilai dasar dalam praktik asuransi syariah, seperti nilai dasar tolong-menolong, kerja sama, atau semangat untuk melakukan proteksi terhadap peristiwa kerugian di masa mendatang.14

Nilai dasar tolong-menolong dan bekerja sama (Q.S. al-Maidah ayat 2)

Artinya :

”Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.”

      

14

AM. Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam ; Suatu Tinjauan Analisis Historis, Teoritis, dan Praktis, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 105


(36)

Nilai dasar semangat untuk melakukan proteksi terhadap kerugian di masa mendatang (Q.S. Al-Hasyr ayat 18)

Artinya :

”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

b) Sunnah Nabi

Rasulullah SAW, sangat memperhatikan kehidupan yang akan terjadi di masa mendatang. Meninggalkan ahli waris (keluarga) yang berkecukupan materi, dalam pandangan Rasulullah sangatlah baik daripada meninggalkan mereka dalam keadaan terlantar. Seperti dalam sabdanya :

Artinya : ” Diriwayatkan dari Amr bin Sa’ad bin Abi Waqasy, telah bersabda Rasulullah SAW.: Lebih baik jika engkau meninggalkan anak-anakmu (ahli waris) dalam keadaan kaya raya daripada meninggalkan mereka dalam keadaan miskin (kelaparan) yang meminta-minta kepada manusia lainnya.”


(37)

C. Implementasi Akad Tabarru’ dan Wakalah bil Ujrah pada Asuransi Umum Syariah

Perusahaan asuransi kerugian (umum) adalah perusahaan yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.15 Dalam polis asuransi dan perjanjian reasuransi dengan prinsip syariah wajib mengandung akad tabarru’ dan akad tijarah.16

Akad yang menjadi fokus utama dalam business process Asuransi Umum

Syariah adalah akad tabarru dan akad wakalah bil Ujrah. Adapun mengenai akad

mudharabah, mudharabah musyarakah merupakan akad yang diimplementasikan dalam kegiatan investasi saja. Lain halnya dengan perusahaan asuransi jiwa yang

memang dalam produk asuransinya ada yang mengandung unsur saving dan ada

yang tidak.

a) Akad Tabarru pada Asuransi Umum Syariah

Tabarru’ berasal dari kata tabarra’a, yatabarra’u, tabarru’an artinya sumbangan, hibah, dana kebajikan, atau derma. Orang yang memberi sumbangan disebut mutabarri’ (dermawan). Niat tabarru’ (dana kebajikan/hibah) dalam akad asuransi syariah adalah alternatif uang sah yang dibenarkan oleh syara dalam melepaskan diri dari praktik gharar yang diharamkan oleh Allah Swt. Dalam konteks

      

15

Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992, Tentang Perasuransian, Pasal 1 Ayat (5).  16

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18/PMK.010/2010, Tentang Dasar Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah, Pasal 7. 


(38)

akad pada asuransi syariah, tabarru’ bermaksud memberikan dana kebajikan dengan niat ikhlas untuk tujuan saling membantu diantara peserta jika ada yang mendapat musibah, dan dana tersebut ditempatkan secara terpisah pada rekening sekaligus pencatatannya dari dana pengelola (perusahaan asuransi syariah).17

Jadi dana tabarru merupakan dana kolektif diantara peserta yang hanya boleh

digunakan untuk kepentingan peserta saja seperti klaim, cadangan tabarru dan

reasuransi syariah. Dana tabarru ini dapat diinvestasikan oleh perusahaan sebagai pihak pengelola, dan jika terdapat surplus dari investasi dana tebarru itu akan dimasukkan ke rekening dana tabrru peserta dan pihak pengelola mendapatkan upah/ bagi hasil sesuai dengan akad yang disepakati (wakalah bil ujrah, mudharabah, atau mudaharabah musytarakah).18 Selain itu jika terdapat surplus underwriting dari dana tabarru penetapan besaran pembagiannya tergantung kepada peserta kolektif, regulator atau kebijakan manajemen :19

1) seluruh surplus sebagai cadangan dana tabarru,

2) sebagian sebagai cadangan dana tabarru’, dan sebagian lainnya didistribusikan kepada peserta; atau,

3) sebagian sebagai cadangan tabarru’, sebagian didistribusikan kepada peserta, dan sebagian lainnya didistribusikan kepada entitas pengelola

      

17

M. Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Operasional, (Jakarta: Gema Insani Press. 2004), h. 35-36 

18

Fatwa DSN-MUI No. 53/DSN-MUI/III/2006 tentang Tabarru pada Asuransi Syariah  19


(39)

b) Akad Wakalah bil Ujrah pada Asuransi Umum Syariah

Dalam konteks asuransi syariah akad wakalah bil ujrah adalah pemberian

kuasa dari peserta kepada perusahaan asuransi untuk mengelola dana peserta dan atau melakukan kegiatan lain seperti, administrasi, pengelolaan dana, pembayaran klaim, underwriting pengelolaan portofolio risiko, pemasaran, dan investasi, dimana perusahaan mendapatkan imbalan dalam bentuk ujrah/fee karena jasanya tersebut.20

Alur dari akad wakalah bil ujrah ini diawali dari kontribusi peserta yang diterima oleh perusahaan asuransi syariah, lalu dipisah menjadi 2, yaitu ke dana peserta (tabarru’) dan dna pengelola sebagai ujrah. Dana tabarru yang terkumpul selanjutkan digunakan untuk hal-hal seperti yang telah dibeutkan pada pembahasan akad tabarru diatas. Jika terdapat defisit pada dana tabarru, maka perusahaan memberikan pinjaman dari dana pengelola dengan akad qardh. Dalam hal ini, akad wakalah adalah bersifat amanah (yad amanah) sehingga perusahaan sebagai wakil tidak menanggung risiko terhadap kerugian investasi dengan mengurangi fee yang telah diterimanya kecuali karna kecerobohannya atau wanprestasi. (lihat kembali Fatwa DSN-MUI No. 52/DSN-MUI/iii/2006). Untuk lebih jelasnya mengenai alur/ business process pada asuransi syariah lihatlah ilustrasi 2.1 dibawah ini.

      

20

Fatwa DSN-MUI No. 52/DSN-MUI/III/2006 tentang Wakalah bil Ujrah Pada Asuransi Syariah 


(40)

Tabel 1.1

Syariah Business Process21 

Kontribusi Premi Dana Tabarru Beban Tabarru Surplus Tabarru Ujroh Investasi Hasil Investasi 

Bagian Pendapatan Operator (Perusahaan)

Cadangan Dana Tabarru’

Bagian Peserta

D. Produk Asuransi kendaraan Bermotor22

Produk asuransi merupakan produk yang berbeda dengan produk-produk lainnya. Bila produk lain dapat dilihat dengan kasat mata, dirasakan dan dipegang, maka tidak demikian halnya dengan produk asuransi. Produk asuransi merupakan produk yang abstrak yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Produk asuransi dapat dirasakan manfaatnya ketika terjadi suatu musibah atau pun pada jangka waktu masa kontrak telah tercapai.

      

21

“Media Informasi Bumida”, Edisi No. 005/V/2010, h.22.  22

Soeisno, Djojosoedarso. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi (Jakarta: Salemba Empat. 2003).,H.163. 


(41)

Produk asuransi harus dirancang sedemikian rupa supaya nasabah tertarik dan dapat bersaing dipasaran. Perusahaan harus dapat merancang suatu konsep produk yang dapat bersaing dengan konsep produk dari perusahaan asuransi lain.

Salah satu lini usaha asuransi umum yang berkembang pesat adalah lini usaha asuransi kendaraan bermotor. Asuransi kendaraan bermotor menjamin penggantian kerugian kepada pemilik kendaraan bermotor sebagai peserta asuransi terhadap kerugian atau kerusakan yang diderita akibat kendaraan bermotor tersebut mengalami kecelakaan atau hilang.

Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh motor atau mekanik, tidak termasuk kendaraan yang berjalan di atas rel. Jadi kendaraan bermotor adalah kendaraan yang berjalan di atas aspal atau tanah seperti mobil sedan, bis, truck, trailer, pick-up, kendaraan beroda tiga dan beroda dua, dan sebagainya.23

Asuransi kendaraan bermotor adalah pertanggungan kerugian atau kerusakan terhadap kendaraan bermotor. Jenis asuransi ini sebetulnya sama dengan asuransi kebakaran, yang objeknya adalah kerugian atau kerusakan atas harta benda, hanya disini harta bendanya berupa kendaraan bermotor. Aturan yang berlaku pada asuransi kebakaran umumnya juga berlaku untuk asuransi kendaraan bermotor.24

Suatu perusahaan tidak bisa menetapkan tarif premi yang tidak didasarkan pada data risk and loss profile. Bila suatu perusahaan melakukan hal demikian, maka

      

23

 A. Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Resiko (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada 2003), h.89 

24

 Soeisno, Djojosoedarso. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi (Jakarta: Salemba Empat. 2003).,H.163. 


(42)

akan bertentangan dengan Peraturan Menteri Keuangan No.74 tahun 2007 karena dianggap mengabaikan data statistik dan izin operasi perusahaan tersebut dapat dicabut. Bila suatu perusahaan mengabaikan data statistik, hal ini akan sangat berbahaya bagi perusahaan tersebut dan bagi para nasabah. Hal ini dikarenakan, asuransi merupakan bisnis yang mengelola risiko. Risiko itu tidak dapat kita ketahui sebelum risiko itu terjadi, maka untuk dapat mengukur risiko yang mungkin muncul di masa mendatang adalah dengan melihat kejadian sebelumnya yaitu data tentang

risiko dan kerugian yang pernah terjadi.  Dengan demikian, maka akan dapat

diestimasi kerugian-kerugian yang mungkin akan muncul di masa mendatang.

Jika suatu perusahaan tidak mendasarkan tarif preminya pada data statistik dan hanya mengejar keuntungan semata, maka ketika terjadi klaim dikhawatirkan tarif premi yang ditetapkan akan tidak cukup untuk membayarkan klaim-klaim yang akan terjadi di masa mendatang. Hal ini akan mengancam eksistensi perusahaan dan nasabah pun akan dirugikan karena klaimnya tidak dibayarkan. Oleh karena itulah pendasaran perhitungan tarif premi pada data statistik adalah sangat penting. Islam sangat melarang mendatangkan bahaya baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Hal ini seperti hadis Nabi yang juga merupakan kaidah fiqh :

لﺎ

ْ ﺎ ا

ْ

ْةدﺎ

ْ

:

ْ و

ْ

ﷲا

ﷲا

لْﻮ ر

:

،راﺮ

ﻻو

رﺮ ﻻ

ْنأ

قﺮ

ْ

أ

ﻰ و

. (

روا

أحمد

)

Artinya :

Dari Ubadah bin Shamit, beliau berkata : “Rasulullah SAW telah memberikan keputusan bahwa seseorang tidak boleh membuat darar (membuat kerusakan atau bahaya pada diri sendiri) dan dirar (melakukan hal yang merugikan pada


(43)

orang lain). Sesungguhnya tidak ada hak bagi keringat orang yang zhalim25. (HR. Ahmad)

Sesuai dengan ketentuan PMK No. 74 tahun 2007 tentang tarif asuransi kendaraan bermotor bahwa setiap perusahaan asuransi wajib menjaga dan mendasarkan perhitungan tarif preminya pada data risk and loss profile. Jika suatu perusahaan asuransi yang baru berdiri belum memiliki data statistik sendiri, maka dapat menggunakan data industri yang sejenis dan mendasarkan perhitungan tarif preminya pada tarif referensi yang telah diatur pada PMK tersebut. Perusahaan yang sudah memiliki data statistik mengenai risiko dan kerugian, maka dapat menetapkan tarif premi sendiri. Data statistik yang dibentuk oleh perusahaan sendiri paling tidak selama rentang waktu 5 tahun.26

Pada asuransi kendaraan bermotor, harga pokok produk barang dan jasa merupakan keseluruhan biaya produksi yang diperlukan untuk menyediakan barang dan jasa tersebut kepada peserta asuransi. Untuk jasa asuransi biaya produksi meliputi biaya klaim, biaya akuisisi, dan biaya operasional. Premi yang dibebankan kepada peserta asuransi, terdiri dari :

1. Premi risiko murni

Biaya yang jumlahnya hanya mencukupi untuk menutupi kerugian yang dialami oleh peserta (klaim) selama keanggotaan satu tahun dalam asuransi syariah kendaraan bermotor.

      

 

25

Said Agil Husin Munawwar dan Abdul Mustaqim, Asbabul Wurud; Studi Kritis Hadits Nabi Pendekatan Sosio Historis, Kontekstual (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2001), h. 7 

26


(44)

2. Biaya Akuisisi

Biaya akuisisi adalah biaya-biaya yang dibayarkan penanggung kepada pemegang polis atau pihak ketiga dalam rangka perolehan bisnis. Biaya akuisisi ini untuk biaya agen asuransi syariah, diskon, hadiah, dan lain-lain.

3. Biaya Operasional

Biaya operasional ini untuk biaya administrasi, biaya pemasaran, dan lain-lain. Biaya operasional ditentukan besarnya yaitu tidak boleh melebihi 15% dari jumlah produksinya atau premi

4. Profit Margin

Penetapan profit margin harus dengan wajar dan tidak boleh mengandung unsur-unsur keharaman dan kezhaliman dalam prakteknya.


(45)

Secara umum struktur premi asuransi kendaraan bermotor dapat digambarkan dalam Gambar berikut ini :

Gambar 2.1 Struktur Premi Asuransi Kendaraan Bermotor27

Berkisar antara 40% - 60%

Maksimum 25%

Maksimum 15%

Berkisar antara 0% - 10%

 

Profit Margin

 

Biaya Operasional  

Biaya Akuisisi Premi Risiko Murni = Perkiraan Biaya Klaim

Menurut lampiran PMK 74 tahun 2007 unsur premi murni dapat mencapai 50% dari premi yang dibebankan kepada peserta asuransi, sedangkan yang 50% lainnya berupa loading yang terdiri dari biaya operasional sebesar 15%, biaya akuisisi maksimal 25% dan profit margin sebesar 10%.

Mengingat premi resiko murni merupakan unsur dominan dalam struktur premi asuransi kendaraan bermotor maka sangatlah penting untuk dapat menetapkan

      

27


(46)

premi risiko murni dengan tepat yaitu dengan memperkirakan biaya klaim atas setiap peserta asuransi dengan tepat.

Asuransi kendaraan bermotor pada prinsipnya menjamin dua macam risiko, yaitu :28

I. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor.

Dalam asuransi kendaraan bermotor ini risiko yang dipertanggungkan adalah :

1. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, yang

disebabkan oleh :

a. Tabrakan, benturan, terbalik, tergelincir, dari jalan, termasuk juga akibat dari kesalahan material, konstruksi, cacat sendiri atau sebab-sebab lainnya dari kendaraan brmotor yang bersangkutan.

b. Perbuatan jahat orang lain.

c. Pencurian, termasuk pencurian yang didahului atau disertai atau diikuti

dengan kekerasan ataupun ancaman dengan kekerasan kepada orang dan atau kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, dengan tujuan mempermudah pencurian kendaraan bermotor atau alat perlengkapan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan.

d. Kebakaran, termasuk kebakaran benda atau kendaraan bermotor lain yang

berdekatan atau tempat penyimpanan atas perintah yang berwenang dalam upaya pencegahan menjalarnya kebakaran.

      

28

Soeisno, Djojosoedarso. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi,h.163-165.


(47)

e. Sambaran petir.

2. Kerugian atau kerusakan yang disebabkan oleh peristiwa sebagaimana diuraikan pada poin diatas dan sebab-sebab lainnya selama penyebrangan dengan kapal feri atau alat penyebrangan resmi lain yang berada dibawah pengawasan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.

3. Kerusakan roda, bila kerusakan tersebut mengakibatkan pula kerusakan

kendaraan bermotor tersebut yang disebabkan oleh kecelakaan.

4. Biaya yang wajar yang dikeluarkan oleh tertanggung untuk penjagaan atau

pengangkutan ke bengkel atau ke tempat lain guna menghindari atau mengurangi kerugian atau kerusakan yang dijamin dalam polis, setinggi-tingginya sebesar 0,5% dari jumlah pertanggungan, tanpa diperhitungkan dengan risiko sendiri.

II.Tanggung gugat, yaitu tanggung jawab hukum tertanggung terhadap pihak ketiga

yang berkaitan dengan penggunaan kendaraan bermotor. Dalam hal ini penanggung akan memberikan penggantian kepada tertanggung atas :

1. Tanggung gugat tertanggung terhadap suatu kerugian yang diderita pihak ketiga yang secara langsung disebabkan oleh kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, baik yang diselesaikan melalui musyarawah maupun melalui pengadilan, yang kedua-duanya harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari penanggung, setinggi-tingginya sejumlah yang tercantum dala ikhtisar pertanggungan, yang meliputi:


(48)

b. Cedera badan atau kematian

2. Biaya perkara atau biaya bantuan para ahli yang berkaitan dengan tanggung

gugat tertanggung, yang telah dahulu disetujui oleh penanggung secara tertulis.

Risiko yang tidak di jamin dalam asuransi kendaraan bermotor29. Secara

umum risiko yang tidak dijamin dalam asuransi kendaraan bermotor adalah:

a. Kehilangan keuntungan, kehilangan upah, berkuranganya nilai atau kerugian

keuangan lainnya yang diderita tertanggung sebgai akibat tidak dapat dipergunakannya kendaraan bermotor yang dipertanggungkan tersebut karena suatu kecelakaan atau sebab lain.

b. Kerusakan atau kehilangan peralatan tambahan yang tidak disebutkan dalam

ikhtisar polis sebagai akibat suatu kecelakaan atau sebab lain.

c. Kerugian atau kehilangan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan baik

sebagian maupun seluruhnya sebagai akibat penggelapan.

d. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan sebagai

akibat perbuatan jahat yang dilakukan oleh tertanggung, suami atau istri atau anak tertanggung, orang yang disuruh tertanggung, orang yang bekerja pada tertanggung, orang yang sepengetahuan atau seizing tertanggung/ orang yang tinggal bersama tertanggung.

      

       

29

Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia diakses pada tanggal 10 Juni 2010 dari mediadata.co.id  


(49)

e. Kehilangan atau kerusakan di bagian atau material kendaraan bermotor yang dipertanggungkan karena aus, sifat kekurangan sendiri pada bagian itu atau pada mesinnya disebabkan oleh salah mempergunakannya

f. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan disebabkan karena :30

1). Kendaraan bermotor tersebut dipergunakan untuk menarik atau mendorong kendaraan lain; untuk turut serta dalam perlombaan kecakapan atau perlombaan kecepatan, untuk memberi pelajaran mengemudi, menarik suatu trailer, untuk karnaval atau untuk pawai atau untuk melakukan tindak kejahatan atau untuk sesuatu maksud lain dari yang ditetapkan di dalam polis 2). Kelebihan muatan atau dijalankan secara paksa;

3). Kendaraan bermotor tersebut dengan sepengetahuan tertanggung, dijalankan dalam keadaan rusak, dalam keadaan tidak dapat dipertanggung-jawabkan secara teknis atau dalam perbaikan;

4). Kendaraan bermotor tersebut dikemudikan oleh seseorang yang pada saat terjadinya kecelakaan tidak memiliki surat izin mengemudi (SIM) yang sah atau oleh seorang yang berada di bawah pengaruh minuman keras atau sesuatu bahan lain yang memabukkan;

5). Memasuki atau melewati jalan tertutup, terlarang atau tidak diperuntukkan untuk kendaraan bermotor yang dipertanggungkan dengan polis;

      

30


(50)

6). Barang-barang yang sedang dimuat, ditumpuk, dibongkar atau diangkut dengan kendaraan bermotor tersebut;

7). Reaksi atau radiasi nuklir, pencemaran radio aktif, reaksi inti atom bagaimana juga terjadinya, apakah terjadi di dalam maupun di luar kendaraan bermotor yang dipertanggungkan.

g. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan baik langsung maupun tidak langsung disebabkan oleh:

1) Gempa bumi, letusan gunung berapi, angin topan, badai, banjir, genangan air, atau gejala geologi atau meteorology lainnya.

2) Perang, penyerbuan aksi musuh asing, permusuhan atau kegiatan yang

menyerupai suasana perang (baik dengan pernyataan perang maupun tidak), perang saudara, pemberontakan, pergolakan sipil (huru-hara), yang dianggap merupakan bagian atau menjurus pada pemberontakan umum, pemberontakan militer, pengacauan, terorisme, penggunaan kekerasan, revolusi, penggunaan, kekuatan militer atau pengambilalihan kekuasaan atau perbuatan seseorang yang bertindak atas nama atau sehubungan dengan suatu organisasi dengan kegiatan-kegiatan yang bertujuan menggulingkan dengan kekerasan pemerintahan yang sah secara de jure atau de facto.

3) Kerusuhan, pemogokan, atau gangguan ketertiban umum lain dan

semacamnya.

h. Kerugian yang dialami pihak ketiga yang secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, berupa :


(51)

1) Kerusakan harta benda miliki atau dalam pengawasan tertanggung, diangkut, dimuat atau dibongkar dari kendaraan bermotor yang dipertanggungkan.

2) Kerusakan jalan, jembatan, bangunan-bangunan yang terdapat di bawah, di

atas atau di samping jalan sebagai akibat dari getaran, berat kendaraan, atau muatannya.

i. Cedera badan/ kematian terhadap :

1) Penumpang kendaraan bermotor yang dipertanggungkan.

2) Tertanggung, suami atau istri dan anak tertanggung bila tertanggung adalah perorangan.

3) Pemegang saham atau pengurus bila tertanggung merupakan CV atau Firma.

4) Pengurus bila tertanggung adalah badan hukum berbentuk perseroan terbatas, yayasan atau usaha bersama dan bentuk lainnya.

5) Orang yang bekerja pada tertanggung dengan menerima imbalan jasa.

6) Orang yang tinggal bersama tertanggung.

7) Hewan milik atau dalam pengawasan tertanggung, diangkut, dimuat,

dibongkar dari kendaraan bermotor yang diperanggungkan.

E. Prinsip-Prinsip Syariah dalam Penetapan Tarif Premi

Secara teknis, dalam perhitungan tarif premi antara asuransi syariah dengan asuransi konvensional tidak berbeda. Keduanya menggunakan rumus matematis yang sama dan penilaian aktuaria yang sama pula. Namun ada prinsip-prinsip yang tidak boleh dilanggar yang membedakannya dengan asuransi konvensional. Dalam


(52)

penetapan premi, prinsip asuransi syariah yaitu menghilangkan gharar, maisir dan riba tetap berlaku. Ketiga hal tersebut harus dihilangkan dalam asuransi syariah baik secara akad, pengelolaan, dan bahkan dalam penetapan tarif premi. Selain ketiga hal tersebut yang harus dihilangkan, dalam penetapan tarif premi juga harus memasukan unsur keadilan.

a. Menghilangkan gharar

Gharar harus dihilangkan baik secara konsep asuransi dan juga dalam hal penetapan tarif premi. Pada asuransi konvensional, gharar terjadi pada penetapan tarif premi, ketika perusahaan tidak mendasarkan perhitungan tarif preminya pada data statistik mengenai risiko dan kerugian yang pernah terjadi. Demi untuk menawarkan tarif premi yang murah dan mendapatkan nasabah sebanyak mungkin, maka perusahaan mengabaikan data statistik ini. Untuk dapat mengestimasi risiko yang mungkin muncul di masa mendatang, maka kita harus melihat risiko dan kerugian yang pernah terjadi sebelumnya dan dengan semakin banyak risiko yang dijadikan dasar untuk mengestimasi risiko, maka estimasi untuk risiko tersebut akan semakin akurat.

Dengan demikian, agar estimasi kerugian yang akan muncul di masa mendatang semakin akurat, maka data statistik ini sangatah penting. Jika perusahaan mengabaikan data statistik ini demi mendapatkan tarif premi yang murah, maka akan menjadi gharar. Estimasi terhadap risiko dan kerugian tidak berdasar dan akan tidak


(53)

akurat. Hal gharar semacam ini sangat ditentang oleh Islam dan tidak boleh ada dalam ratemaking syariah sebagaimana hadis Rasulullah SAW berikut ini :31

ن ى

رسول

الل

ص

م

عن

بيع

الغر

ر

Artinya :

“Rasulullah SAW melarang jual beli yang mengandung gharar.” (HR. Muslim, Tirmidzi, Nasa`I, Abu Daud, dan Ibnu Majah dari abu Hurairah).

b. Menghilangkan maisir

Maisir tejadi pada penetapan tarif premi asuransi konvensional, ketika perusahaan mendasarkan penetapan tarif preminya dan perancangan produknya pada data statistik yang tidak credible. Contohnya pada asuransi “Hole In One”, yaitu produk asuransi untuk mencover pukulan sekali masuk ke dalam lubang golf. Biasanya dalam golf terdapat turnamen besar, yang kemudian jika seseorang dapat memasukkan bola golf ke dalam lubang hanya dalam satu kali pukulan, maka akan mendapatkan hadiah, misalnya mendapatkan mobil. Ketika seseorang dapat

melakukan hole in one dan mendapatkan mobil, maka perusahaan asuransi akan

mengganti kerugian kepada panitia penyelenggara turnamen besar tersebut. Data mengenai hole in One ini sangat sedikit, bahkan data industri pun sangat sedikit. Ketika data yang ada sedikit, maka akan seperti perjudian dalam menetapkan preminya. Dengan data yang sedikit pula, maka data tersebut menjadi tidak

      

31

Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Edisi Revisi, Jakarta, DSN, h. 129. 


(54)

representative dari seluruh keadaan, sehingga dalam menetapkan preminya akan sulit dalam menilai risiko.

Pada asuransi syariah, hal seperti tersebut di atas dilarang. Perusahaan asuransi syariah harus menggunakan data statistik yang credible sehigga semakin luas data yang digunakan maka estimasi-estimasi terhadap kemungkinan di masa mendatang akan semakin akurat. Jika data yang digunakan sangat sedikit, maka estimasi-estimasi terhadap kemungkinan di masa mendatang akan tidak akurat dan akan seperti gambling. Perjudian sangat dilarang oleh Islam sebagaimana tertulis pada surat al-Maidah ayat 90 berikut ini :

ْﺸ ا

ْ

ْﺟر

مﻻْزﻷْاو

بﺎ ﻷْاو

ﺮ ْ ْاو

ﺮْ ﺨْا

ﺎ إ

اﻮ اء

ﺬ ا

ﺎﻬ أﺎ

ﻮ ْﺟﺎ

نﺎﻄ

نﻮ ْ

ْ ﻜ

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Maidah [5]: 90)

Jadi, pada asuransi syariah, penggunaan data statistik yang sempit sebagai dasar perhitungan tarif premi sangat dilarang karena akan seperti perjudian. Ada produk-produk tertentu yang data statistiknya sangat sempit, sehingga perusahaan asuransi syariah tidak boleh untuk mengeluarkan produk seperti itu. Dan hal inilah yang paling membedakannya dengan asuransi konvensional.


(55)

c. Menghilangkan riba32

Pada asuransi konvensional khususnya asuransi jiwa, penetapan tarif preminya memasukan unsur bunga. Hal ini dikarenakan pada asuransi jiwa, produk yang ditawarkan berbentuk dalam kontrak jangka panjang dan investasi, sehingga memasukkan unsur bunga. Sedangkan pada asuransi kerugian, unsur bunga ini tidak dimasukkan pada penetapan tarif preminya karena kontrak pada asuransi kerugian berbentuk kontrak jangka pendek dan tidak ada unsur investasinya. Unsur bunga hanya berlaku ketika perusahaan menginvestasikan dananya.

Pada penetapan premi asuransi jiwa syariah, unsur bunga ini dihilangkan dengan menggunakan asumsi bagi hasil. Dimana ketika asumsi bagi hasil yang ditetapkan oleh perusahaan itu idak sesuai dengan hasil investasi yang sebenarnya, misalnya hasil investasi ternyata lebih rendah dari asumsi, maka selisih dari asumsi tersebut akan diberikan pinjaman yaitu qard hasan dari dana pemegang saham. Dan perusahaan akan mencicil pinjaman tersebut di waktu mendatang ketika terjadi surplus underwriting.

Pada asuransi konvensional, jika hasil investasi di bawah asumsi investasinya, maka perusahaan sendirilah yang menanggung kerugian tersebut. Perusahaan tidak bias meminjam dana dari para pemegang saham. Oleh karena itulah banyak sekali perusahaan asuransi dunia yang bangkrut karena mengalami negative spread karena

      

32

Muhaimim Iqbal, “Asuransi Umum Syariah dalam Praktik”, Jakarta : Gema Insani Press, 2005. 


(56)

asumsi investasi yang diperkirakan sangat jauh dari hasil investasi yang sebenarnya.

Demikian juga ketika menentukan cadangan premi (premium reserve), seorang

aktuaris syariah tidak mendasarkan taksirannya berdasarkan jumlah uang yang tersedia ditambah premi net dan bunga untuk dapat membayarkan klaim dengan penuh, tetapi ia menghitungnya dengan mendasarkan pada skim bagi hasil (mudharabah). 33

Terlihat dengan jelas bahwa asuransi konvensional masih belum terbebas dari riba, padahal riba adalah kejahatan yang abstrak, yang manusia tidak secara sadar merasakan akibat dari kejahatan riba. Riba sangat dilarang keras oleh Islam sebagaimana tertulis jelas pada ayat-ayat berikut ini :

...

ْا

ﷲا

أوﺎ ﺮ ا

مﺮ و

ْ

...

Artinya:

Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (QS. al-Baqarah [2]:275)

أﺂ

ْﺆ

آ

نإ

ﺎ ﺮ ا

اورذو

ﷲا

اﻮ ا

اﻮ اء

ﺬ ا

ﺎﻬ

Artinya:

“Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba jika kamu orang yang beriman.”(QS.al-Baqarah [2]:278)

         33

M. Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Operasional, (Jakarta: Gema Insani Press. 2004), h. 635 


(57)

ْ

ْ

نﺈ

نﻮ ْ

ْ ﻜ اﻮْ أ

سوءر

ْ ﻜ

ْ ْ

نإو

ﻮ رو

ﷲا

بْﺮ

اﻮ ذْﺄ

اﻮ

نﻮ ْ

ﻻو

Artinya:

“Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (QS. al-Baqarah [2]: 279)

d. Adil

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa dalam menetapkan tarif premi harus menerapkan prinsip kesamaan. Perusahaan asuransi harus memastikan bahwa premi ke dalam common pool “adil” bagi semua pihak. Premi yang dibayarkan juga harus sesuai dengan value dan hazard yang dibawa ke dalam common pool dan premi yang dibayarkan juga harus memenuhi seluruh klaim, menutup biaya administrasi, cadangan, serta profit margin. Dan yang terpenting, premi tidak terlalu mahal sehingga dapat bersaing di pasaran.34

Karena perusahaan merupakan wakil dari peserta asuransi, maka perusahaan harus menjalankan amanat dari peserta sebaik mungkin dan adil dalam menggolongkan risiko dan menetapkan tarif premi yang adil yang sesuai dengan risiko yang dihadapinya. Prinsip tersebut sesuai dengan ayat an-Nisa ayat 58:

      

 34

 Delil Khairat, Buku pedoman Program Sertifikasi Asuransi Syariah Tingkat Dasar: Konsep dan Operasional (General) (Jakarta: AASI, 2005), h. 7 


(58)

Artinya :

Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS. an-Nisa’ {4}: 58)

F. Ketentuan Syariah tentang Penetapan Profit Margin

Tingkat laba atau keuntungan atau profit margin berapa pun besarnya selama tidak mengandung unsur-unsur keharaman dan kezhaliman dalam praktek pencapaiannya, maka hal itu dibenarkan syariah sekalipun mencapai margin 100 % dari modal bahkan beberapa kali lipat, karena tidak ada satu nash pun yang

membatasi margin keuntungan, misalnya 25%, 50%, 100% atau lebih dari modal.35

Bila kita jumpai pembatasan jumlah keuntungan yang dibolehkan maka pada umumnya tidak memiliki landasan hukum yang kuat.

Ada beberapa hadits Rasulullah saw menunjukkan bolehnya mengambil laba hingga 100% dari modal. Misalnya hadits yang terdapat pada riwayat Imam Ahmad

dalam Musnadnya (IV/376), Bukhari (Fathul Bari VI/632), Abu Dawud (no. 3384),

      

35

Diposting pada tanggal 12 Juni 2010 situs http://www.dakwatuna.com/2009/batasan-tingkat-keuntungan-dalam-syariah-dan-kebijakan-pricing-pemerintah/


(59)

Tirmidzi (no. 1258), dan Ibnu Majah (no.2402) dari penuturan Urwah Ibnul Ja’d al-Bariqi ra.

Sahabat Urwah diberi uang satu dinar oleh Rasulullah saw untuk membeli seekor kambing. Kemudian ia membeli dua ekor kambing dengan harga satu dinar. Ketika ia menuntun kedua ekor kambing itu, tiba-tiba seorang lelaki menghampirinya dan menawar kambing tersebut. Maka ia menjual seekor dengan harga satu dinar. Kemudian ia menghadap Rasulullah dengan membawa satu dinar uang dan satu ekor kambing. Beliau lalu meminta penjelasan dan ia ceritakan kejadiannya maka beliau pun berdoa: “Ya Allah berkatilah Urwah dalam bisnisnya.”Dan meraih keuntungan lebih dari yang diambil Urwah pun diperkenankan asalkan bebas dari praktik penipuan, penimbunan, kecurangan, kezhaliman. Contoh kasusnya pernah dilakukan oleh Zubeir bin ‘Awwam salah seorang dari sepuluh sahabat Nabi yang dijamin masuk surga. Ia pernah membeli sebidang tanah di daerah ‘Awali Madinah dengan harga 170.000 kemudian dijualnya dengan harga 1.600.000. ini artinya sembilan kali lipat dari harga belinya (Shahih al-Bukhari, nomor hadits 3129)

Namun begitu, Imam Al-Ghozali dalam Ihya’ Ulumuddin-nya (II/72)

menganjurkan perilaku ihsan dalam berbisnis sebagai sumber keberkahan yakni

mengambil keuntungan rasional yang lazim berlaku pada bisnis tersebut di tempat itu.

Beliau juga menegaskan bahwa siapa pun yang qana’ah (puas) dengan kadar

keuntungan yang sedikit maka niscaya akan meningkat volume penjualannya. Selain itu dengan meningkatnya volume penjualan dengan frekuensi yang berulang-ulang (sering) maka justru akan mendapatkan margin keuntungan banyak, dan akan menimbulkan berkah.

Dalam ketentuan Syariat Islam dalam menetapkan Profit Margin itu tidak ada batasnya, namun perlu diimbangi dengan tingkat kewajaran dalam artian tidak ada pihak yang dirugikan, karena besar profit margin yang didapat oleh perusahaan akan


(60)

berimbas terhadap produktifitas atau eksistensi suatu produk yang di pasarkan oleh perusahaan.


(61)

BAB III

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

A. Profil Perusahaan

1. Sejarah Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967

Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 (disingkat Bumida Syariah ) memperoleh izin pendirian sejak 19 Februari 2004, sesuai dengan surat keputusan Menteri Keuangan RI No. Kep-075/KM.6/2004. Secara resmi beroperasi sejak bulan April 2004. Induknya sendiri, PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, memperoleh izin operasi dari Direktorat Lembaga Keuangan, Direktorat Jenderal Moneter Dalam Negeri, Departemen Keuangan Republik Indonesia No.

KEP.350/DJM/111.3/71973 tanggal 24 Juli 1973.36

Bumida Bumiputera didirikan atas ide pengurus AJB Bumiputera 1912, sebagai induk perusahaan, yang diwakili oleh Dra. H.I.K. Suprakto dan Mohamad S. Hasyim, MA sesuai dengan akte No.7 tanggal 8 Desember 1967 dari Notaris Raden Soerojo Wongsowidjojo, SH yang berkedudukan di Jakarta dan diumumkan dalam tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.15 tanggal 20 Februari 1970.

Bumida Syariah merupakan bagian kelompok bisnis AJB Bumiputera 1912, yang secara khusus bergerak di bidang asuransi umum atau kerugian syariah.

      

36

Laporan Tahunan 2009 annual Report, PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, 2009, h. 20 


(62)

Induknya sendiri merupakan perusahaan yang mempelopori industri asuransi Indonesia. 37

2. Visi dan Misi a. Visi

Tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan yang lebih sehat dan 10 besar asuransi umum

b. Misi

Mewujudkan organisasi yang prima, bisnis yang berkualitas, dan sinergi yang terpadu dengan bumiputera grup.

3. Nilai-nilai Dasar38 a. Berkualitas

Membangun SDM merupakan kunci pokok eksistensi dan kelanjutan perkembangan Perusahaan ke depan. Dengan SDM yang berkualitas; Perusahaan mampu menghadirkan kualitas produk dan pelayanan terbaik, serta memiliki komitmen yang tinggi untuk menjaga integritas dan moralias

usaha menuju Good Corporate Govermance.

b. Dipercaya

Komitmen yang tinggi untuk membangun SDM berkualitas, inovasi dan diferensiasi produk, pelayanan yang optimal dengan dukungan teknologi

      

37

Diposting pada tanggal 8 Juni 2010 dari situs http ://www.Bumida.co.id/index.php/main_ind/about 

 

38

Diposting pada tanggal 8 Juni 2010 dari situs


(63)

informasi yang andal, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan dan loyalitas stake holder terhadap perusahaan.

4. Falsafah Dasar39 a. Idealisme

Senantiasa memelihara semangat dan nilai-nilai kejuangan bangsa dalam upaya meningkatkan martabat dan kesejahteraan bangsa melalui asuransi.

b. Kebersamaan

Senantiasa memelihara dan meningkatkan nilai-nilai nasionalisme dan kejuangan dengan semangat kebersamaan menghadapi era globalisasi, melalui upaya sinergi dan optimalisasi manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

c. Profesionalisme

Memiliki kemampuan mengelola bisnis asuransi umum secara profesional, dengan dukungan SDM yang berwawasan dan berpengetahuan luas, didukung dengan keterampilan tinggi serta senantiasa memberikan pelayanan prima kepada nasabah

      

39


(64)

5. Struktur Organisasi Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 196740 Dewan Pengawas Syariah

Sesuai surat rekomendasi Dewan Syariah Nasional Ulama Indonesia (DSN-DMUI) tanggal 4 September 2003 melalui surat No U-167/DSN-MUI/IX/2003, susunan Dewan Pengawas Syariah Bumida Bumiputera Syariah adalah

Ketua : H. Endy M. Astiwara, MA,AAAI-J,FIIS,CPLIH

Anggota : DR. KH. Surahman Hidayat, MA

DR. KH. Ahzami Samiun Jazuli, MA

Kantor Pusat

Divisi syariah :

Gedung B Lantai 4

Jl. Wolter Monginsidi No.43 Kebayoran Baru

Jakarta Selatan 12180

Telp. : 021-7234847, 7234849

Fax. : 021-72787952

Email : syariah@bumida.co.id

      

40

http://www.bumida.co.id/index.php/main_ind/about_detail/29/1/2010/04/28/Struktur-Organisasi 


(65)

Website : http://www.bumida.co.id

Kepala Divisi Syariah : Fahmi basyah, ST, AAI-K, AIIS

Kabag Keuangan & SDM Syariah : Drs. Saiful Hadi

Kabag Pemasaran Syariah : Drs. M. Nasyubun, AAAI-K, AIIS

Kantor Cabang Syariah Cabang Syariah Jakarta

Lantai 1 Gedung B

Jl. Wolter Monginsidi No.43 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12180, Telp. : 021-7268039, 72800904

Fax. : 021-7243624

Email : syariah@bumida.co.id

Kepala Cabang : SH. Purnomo

Kasie Teknik : Yeny Triana, AAAI-K, AIIS

Kasie Keuangan : Kusumaningdyah Rousstia, SPT

Kasie Pemasaran : Dwi Wijayanto

Cabang Syariah Depok

Jl. Margonda Raya No. 304 C Depok, Jawa Barat

Telp. : 021-77202357, 77203457


(66)

Email : syariah_depok@bumida.co.id

Kepala Cabang : Irman Mahin

Kasie Teknik, Keuangan, Personalia : Landung Eko Hardiono

Kasie Pemasaran : Rochmat Suhadak

Cabang Syariah Surabaya

Gedung Bumiputera lantai 3 Jl. Pucang Anom Timur No. 64 Surabaya, 60282.

Telp. : 031-5026486, 5026487

Fax. : 031-5026484

Email : syariah_surabaya@bumida.co.id

Kepala Cabang : Agus Muharto

Kasie Teknik, Keuangan, Personalia : M. Alghani

Cabang Syariah Bandung

Gedung Bumiputera Lantai 3 Jl. Jenderaln H. Amir Machmud No. 235 Cilember, Cimahi, 50422.

Telp. : 022-6647905


(67)

Email : syariah_bandung@bumida.co.id

Kepala Cabang : Fachreza Alfatah

Staff : Andri Safdar

B. Ruang Lingkup Perusahaan

1. Struktur Kepemilikan/Permodalan

Kepemilikan perusahaan sesuai dengan UU No.40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas dimiliki oleh AJB Bumiputera 1912 sebesar 99,20% dan PT Eurasia Wisata 0,80%.

Struktur permodalan perusahaan telah dipenuhi, sesuai ketentuan modal setor minimum yang dipersyaratkan dalam UU No.2 Tahun 1992, dari Rp 25M menjadi Rp. 100M.

Untuk Bumida Syariah, sejak awal tahun 2009 modal disetor yang dipisahkan dari modal induknya telah mencapai Rp. 12,5M, dan akan terus bertambah seiring dengan perkembangan bisnis serta ketentuan regulator.

2. Penghargaan Perusahaan41 a. Tahun 2002

1) The Big Five Trusted untuk produk Asuransi Kesehatan Tahun 2002

(Majalah Kapital).

      

41

Laporan Tahunan 2009 annual Report, PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, 2009, h. 28


(68)

2) The Big Five Trusted untuk produk Asuransi Kebakaran Tahun 2002 (Majalah Kapital).

3) The Big Five Trusted untuk produk Asuransi Kendaraan Bermotor tahun

2002 ( Majalah Kapital).

b. Tahun 2003

1) The most Valuable Brand untuk produk Asuransi Kebakaran Tahun 2003

(Majalah SWA Sembada).

c. Tahun 2005

1) Sertifikasi ISO 9001 : 2000 Sejak Maret 2005

2) Asuransi Umum Terbaik Tahun 2005 (Majalah Investor)

3) Asuransi Umum sangat Bagus Tahun 2005 (Majalah Info Bank).

d. Tahun 2008

1) Sertifikasi PEFINDO Peringkat BBB+.

2) Asuransi Umum Syariah Terbaik 2008 (Majalah Investor).

3) Asuransi Umum Syariah Terbaik ke-2 2008 (KARIM Business

Consulting)

C. Produk-produk Asuransi Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 196742

1. Produk PaketKoe Syariah A.RumahKoe

a) Ketentuan RumahKoe Lux

      

42


(1)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan berkenaan dengan analisis profit margin pada produk asuransi kendaraan bermotor di Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, dapat disimpulkan suatu jawaban dari permasalahan yang ada, yaitu :

1. Produk asuransi kendaraan bermotor yang dipasarkan oleh Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 selama 4 tahun terakhir mengalami kenaikan juga penurunan dari tahun ke tahun Karena produk asuransi kendaraan bermotor setiap tahun nya mendapatkan keuntungan yang besar dan produk tersebut banyak diminati oleh masyarakat.

2. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi profit margin adalah a. Tingkat tarif asuransi atau volume kepersetaan.

Maksudnya makin banyak peserta asuransi yang daftar asuransi maka ada kemungkinan profit margin akan meningkat, dan sebaliknya.

b. Biaya Akuisisi.

Biaya akuisisi adalah biaya-biaya yang dibayarkan penanggung kepada pemegang polis atau pihak ketiga dalam rangka perolehan bisnis. Biaya akuisisi ini untuk biaya agen asuransi syariah, diskon, hadiah, dan lain-lain.


(2)

c. Biaya Operasional.

Biaya operasional ini untuk biaya administrasi, biaya pemasaran, dan lain-lain. Biaya operasional ditentukan besarnya yaitu tidak boleh melebihi 15% dari jumlah produksinya atau premi.

d. Biaya Reasuransi Syariah. e. Besarnya premi resiko.

Biaya yang jumlahnya hanya mencukupi untuk menutupi kerugian yang dialami oleh peserta (klaim) selama keanggotaan satu tahun dalam asuransi syariah kendaraan bermotor.

3. Upaya yang dilakukan oleh Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 dalam mempertahankan profitable pada produk asuransi kendaaran bermotor, antara lain :

a. Melakukan strategi pemasaran dari pada hanya bersaing di tarif premi asuransi.

b. Melakukan distribusi keagenan dengan mengurangi biaya akuisisi. c. Mengurangi efisien biaya operasional.

d. Mencari pola reasuransi syariah yang tepat, agar berdampak menurunkan biaya ujrah R/A.

e. Mencari instrumen-instrumen investasi yang menghasilkan return yang tinggi dan aman, karena kalau hanya menghasilkan return yang tinggi saja, itu juga kurang bagus, makanya itu Unit Syariah PT Asuransi Umum


(3)

Bumiputera Muda 1967 harus bisa mencari investasi yang menghasilkan return yang tinggi dan aman.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan adalah : 1. Berdasarkan data risk and loss profile ternyata produk asuransi kendaraan

bermotor yang dipasarkan oleh Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 setiap tahun nya selalu profitable. Oleh karna itu perusahaan harus memperhatikan bagaimana persaingan dengan perusahaan lainnya bukan hanya sekedar bersaing di tarif asuransi saja dan data risk and loss profile merupakan hal yang penting maka harus dijaga oleh perusahaan asuransi sebaik mungkin. 2. Dalam penelitian ini penulis hanya membahas tentang faktor-faktor profit

margin saja ternyata masih ada faktor-faktor lainnya, maka penulis lebih baik mempertimbangkan faktor-faktor underwriting dari asuransi kendaraan bermotor seperti usia kendaraan, jenis kendaraan, dan faktor-faktor underwriting lainnya, sehingga untuk menghasilkan profit margin yang diinginkan, diperlukan studi lebih lanjut guna memasukkan faktor-faktor underwriting agar mendapatkan profit margin yang sesuai.


(4)

 

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al-karim dan Terjemahnya. Bandung: PT. Syamil Cipta Media

Ali, AM Hasan, MA, “Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam”, Jakarta : Prenada Media, Edisi Pertama, 2005.

Dewan syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI. Ed. Revisi Tahun 2006. Jakarta : CV. Gaung Persada, 2006.

Dickson, Gordon C.A. Introduction To Insurance. London, UK: Chartered insurance Institute. 1997.

Dzajuli dan Yadi Janwari. Lembaga-lembaga Perekonomian Umat ( Sebuah Pengenalan), Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2002.

Fatwa Dewan syariah Nasinal No.21/DSN/-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah.

Fatwa DSN-MUI No. 53/DSN-MUI/III/2006 tentang Tabarru Pada Asuransi Syariah.

... No. 52/DSN-MUI/III/2006 tentang Wakalah bil Ujrah Pada Asuransi Syariah. Gemala Dewi, S.H., LL.M., Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan

Perasuransian Syariah di Indonesia, Edisi Revisi, Jakarta : Kencana, 2006. Ghoni, Abdul dan Erny Arianty. Akuntansi Asuransi Syariah, Antara Teori dan

Praktek, Jakarta: Insco Consulting, 2007.

Huda, Nurul dan Nasution, Edwin Mustafa, Current Issues Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta : Kencana, Edisi Pertama, cet ke-1,2009.


(5)

 

Husein, Rahmat. Asuransi Takaful Selayang Pandang dalam wawasan Islam dan Ekonomi, Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 1997. 

Iqbal, Muhaimin. Asuransi Umum Syariah Dalam Praktek (Upaya Menghilangkan Gharar, Maisir, dan Riba), Cet-1, Jakarta : Gema Insani Press, 2005.

Ikatan Akuntan Indonesia, PSAK 108 tentang Transaksi Asuransi Syariah.

Khairat, Delil. Konsep dan Operasional (General) Buku Pedoman Program Sertifikasi Asuransi Syariah Tingkat Dasar. Jakarta: AASI. 2005.

Laporan Tahunan 2009 Annual Report, PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18/PMK.010/2010, Tentang Dasar

Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah, Pasal 7.

Peraturan Menteri Keuangan No. 74 tahun 2007.

Said Agil Husin Munawwar dan Abdul Mustaqim, Asbabul Wurud; Studi kritis hadits Nabi Pendekatan Sosio Historis, kontekstual, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001

Salim, Abbas. Asuransi dan Manajemen Risiko, Jakarta: PT Raja Raja Grafindo Persada, Ed ke-2, 2005.

Sevila, Consuelo G., Pengantar Metode Penelitian, Jakarta : UI-Press, 1993.

Soeisno, Djojosoedarso. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi. Jakarta: Salemba Empat. 2003.


(6)

 

Sula, M. Syakir. Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Operasional. Jakarta: Gema Insani Press. 2004.

Suma, M. Amin. Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional (Teori, Sistem, Aplikasi, dan Pemasaran), Jakarta: Kholam Publishing, 2006.

Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992, Tentang Perasuransian, Pasal 1 Ayat (5). Wawancara Pribadi dengan Fahmi Basyah, Jakarta, 16 Agustus 2010.

Wirdyaningsih, dkk, Bank Dan Asuransi Islam Di Indonesia,Cet.III. Jakarta: Kencana, 2005.

www.asuransisyariah.com www.bumida.co.id