Menurut Winaya 1994, mengemukakan bahwa penentuan jumlah tenaga kerja memperhatikan beban kerja, persentase ketidakhadiran dan
persentase perputaran karyawan yang dinyatakan dengan rumus :
Dengan keterangan sebagai berikut :
WFA Work Force Analysis
: Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja
WLA Work Load Analysis
: Analisis Beban Kerja
Absenteeism : Persentase tingkat perputaran absensi
tenaga kerja
Labor Turnover : Persentase perputaran tenaga kerja
2.2.4 Analisis Tingkat Absensi Tenaga Kerja
Tingkat absensi merupakan perbandingan antara hari-hari yang hilang dengan keseluruhan hari yang tersedia untuk melakukan pekerjaan
Ranupandajo, 1997. Persentase absensi dapat dirumuskan sebagai berikut :
Sehingga tingkat absensi tenaga kerja dalam satu tahun dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
= � � � �
� � −
� � � � �
WFA = WLA + Absenteeism x WLA + Labor Turnover x WLA
� �
= ��
� � � � �� � � �
� + �� � � � � � �
Jumlah karyawan awal periode yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah tenaga kerja divisi operasional PT. Asialink Holidays Sanur,
Bali pada bulan Januari 2014, sementara jumlah karyawan akhir periode yang dimaksud adalah jumlah tenaga kerja divisi operasional PT. Asialink Holidays
Sanur, Bali pada bulan Desember 2014.
2.2.5 Tinjauan Tentang Perputaran Tenaga Kerja Labor Turnover
Menurut Robbins 2001, turnover merupakan suatu penarikan diri secara sukarela voluntary atau tidak sukarela involuntary dari suatu
organisasi. Voluntary turnover disebabkan oleh dua faktor, yaitu seberapa menarik pekerjaan yang ada saat ini serta tersedianya alternatif pekerjaan lain.
Voluntary turnover tersebut dibedakan menjadi dua berdasarkan sifatnya, yaitu dapat dihindari avoidable voluntary turnover dan tidak dapat dihindari
unavoidable voluntary turnover. Avoidable voluntary turnover terjadi karena alasan upah yang lebih baik, pimpinan, atau alternatif tempat kerja yang lebih
baik. Sedangkan unvoidable voluntary turnover timbul karena pindah ke kota lain mengikuti pasangannya, perubahan karir, individu, ataupun karena
kehamilan. Sementara involuntary turnover digambarkan sebagai Pemutusan Hubungan Kerja PHK kepada karyawan yang sifatnya tidak dapat diprediksi
bagi karyawan yang mengalaminya.
Menurut Winaya 1994 tingkat perputaran karyawan labor turnover adalah aliran masuk accession dan aliran keluarnya separation
sumber daya manusia. Sementara Ardana., dkk 2001 berpendapat bahwa tingkat
perputaran sumber daya manusia adalah suatu istilah untuk mengukur beberapa banyak orang yang masuk menjadi karyawan dan beberapa orang yang pergi
meninggalkan perusahaan karena suatu sebab lain. Tingkat perputaran karyawan menunjukkan stabil tidaknya suatu perusahaan. Semakin tinggi
persentase labor turnover suatu perusahaan, berarti semakin sering terjadinya pergantian replacement sumber daya manusia pada perusahaan yang
bersangkutan, begitu pula sebaliknya. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan perputaran tenaga
kerja adalah perbandingan antara jumlah pengganti karyawan dalam suatu perusahaan dengan rata-rata karyawan yang terdapat dalam satu periode.
Persentase perputaran tenaga kerja labor turnover menurut Winaya 1994 dapat dihitung dengan rumus :
2.2.6 Tinjauan Tentang Biro Perjalanan Wisata