Sejalan dengan bertambahnya usia, hamper setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah. Tekanan darah sistolik terus meingkat sampai usia
80 tahun dan tekanan darah diastolic terus meningkat sampai usia 55- 60tahun, kemudian berkurang secara perlahan bahkan dapat menurun
drastis, sehingga penyakit yang paling sering diderita oleh lansia adalah hipertensi Soenato, 2009.
Hipertensi dengan peningkatan tekanan sistolik tanpa peningkatan tekanan diastolik lebih sering terjadi pada lansia, sedangkan hipertensi dengan
peningkatan tekanan darah diastolic tanpa disertai peningkatan tekanan darah sistolik lebih sering terdapat pada usia dewasa muda Tambayong,
2000.
2.2.2 Klasifikasi Hipertensi
Menurut JNC VII klasifikasi hipertensi dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu:
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi
Kategori Sistolik mmHg
Diastolik mmHg
Normal 120
80 Prehipertensi
120-139 80-89
Hipertensi Derajat 1
Derajat 2 140-159
160 90-93
100
2.2.3 Faktor Risiko Hipertensi
Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor yang tidak dapat diubah atau dikontrol seperti umur, jenis kelamin, riwayat
keluarga, genetik, dan factor yang dapat diubah yaitu kebiasaan merokok, konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, kebiasaan konsumsi minuman
beralkohol, obesitas dan stres Sugiharto, 2007.
2.2.4 Penatalaksanaan Hipertensi
Penatalaksanaan hipertensi ada duajenis yaitu penatalaksanaan farmakoterapi dan non farmakoterapi. Penatalaksanaan farmakoterapi
bertujuan untuk mencegah komplikasi, penatalaksanaan hipertensi dengan obat dimulai dengan dosis yang paling rendah sesuai dengan kebutuhan dan
usia Riaz, 2012 dalam Prihandana 2012. Penatalaksanaan non farmakoterapi dilakukan dengan memodifikasi
perilaku dan gaya hidup yaitu dengan memodifikasi diet dan nutrisi, menurunkan berat badan dan meningkatkan aktifitas fisik seperti olah raga
secara teratur Manfrediniet al 2009 dalam Prihandana 2012.
2.2.5 Komplikasi Hipertensi
Tekanan darah yang menetap dalam kisaran angka tinggi membawa resiko berbahaya. Biasanya akan menyebabkan munculnya berbagai komplikasi.
Berikut paparan komplikasi yang bisaterjadi akibat dari hipertensi menurut
Julianti 2009.
a. Kerusakan dan gangguan pada otak
Tekanan darah yang tinggi pada pemnbuluh darah otak mengakibatkan pembuluh darah sulit merenggang sehingga aliran darah ke otak
berkurang dan menyebabkan otak berkurang dan menyebabkan otak
kekurangan oksigen. Pembuluh darah diotak sangat sensitive sehingga apabila terjadi kerusakan atau gangguan di otak akan menimbulkan
perdarahan yang dikarenakan oleh pecahnya pembuluh darah. b.
Gangguan dan kerusakan mata Tekanan darah tinggi melemahkan bahkan dapat merusak pembuluh
darah dibelakang mata. Gejala yang sering timbul adalah pandangan kabur dan berbayang.
c. Gangguan dan kerusakan jantung
Akibat dari tekanan darah yang tinggi, jantung harus memompa darah dengan tenaga ekstra keras. Otot jantung semakin menebal dan lemah
sehingga dapat kehabisan energi untuk memompa lagi. Gejalanya adalah pembengkakan pada pergelangan kaki, peningkatan berat badan, dan
nafas yang tersengal-sengal. d.
Gangguan kerusakan ginjal Ginjal memiliki fungsi untuk menyaring darah serta mengeluarkan air
dan zat yang tidak diperlukan tubuh. Ketika tekanan darah terlalu tinggi, pembuluh darah di ginjal akan rusak dan ginjal tidak mampu lagi untuk
menyaring darah dan tidak dapat mengeluarkan zat sisa. Umumnya jika sudah terjadi kerusakan pada ginjal awalnya tidak akan menimbulkan
gejala namun jika dibiarkan akan dapat menyebabkan komplikasi yang semakin serius.
2.2.6 Mekanisme Hipertensi Pada Lansia