2.2.6 Mekanisme Hipertensi Pada Lansia
ANP merupakan hormon yang diproduksi oleh atrium jantung sebagai jawaban terhadap peningkatan volum darah. Efeknya ialah meningkatkan
ekskresi garam dan air dari ginjal, jadi sebagai semacam diuretik alamiah. Gangguan pada sistem ini dapat mengakibatkan retensi cairan dan
hipertensi. Ciri khas sistem vaskular yang baik adalah semua pembuluh darah bersifat
distensible mudah merenggang. Ketika tekanan di arteriol meningkat keadan ini mengakibatkan arteriol berdilatasi dan karena itu menurunkan
tekanan. Akibatnya terjadi peningkatan aliran darah tidak hanya karena peningkatan tekanan darah tapi juga karena penurunan tahanan Guyton
Hall, 2002. Pada lansia terjadi perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer dan sistem koordinasi saraf. Perubahan
tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah Stanley, 2007.
Dengan pertambahan usia sistem aorta dan arteri perifer menjadi kaku dan tidak lurus lagi. Perubahan ini terjadi akibat peningkatan serat kolagen dan
hilangnya serat elastis dalam lapisan medial arteri. Lapisan intima arteri menebal dengan peningkatan deposit kalsium, hal ini meningkatkan kekauan
dan ketebalan pembuluh darah hal ini sering disebut arterosklerosis Stanley, 2007.
Konsekuensinya aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung stroke volume,
mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer dan akhirnya meningkatkan tekanan darah pada lansia Smeltzer Bare,
2002.
2.2.7 Diet Hipertensi
Diet merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipertensi tanpa efek samping, karena metode pengendaliannya dilakukan
secara alami Utami, 2009. Tujuan dari penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah
menuju normal. Disamping itu juga diet ditunjukan untuk menurunkan factor resiko lain seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak
kolesterol dan asam urat dalam darah Soenardi dkk, 2005. a.
Tujuan diet hipertensi menurut Purwanti 1997 dalam Novian 2013 yaitu:
1. Mengurangi asupan garam Mengurangi asupan garam seiring juga diimbangi dengan asupan
lebih banyak kalsium, magnesium, dan kalium. Umumnya kita mengkonsumsi lebih banyak garam daripada yang dibutuhkan oleh
tubuh.idealnya kita cukup menggunakan sekitar satu sendok teh saja atau sekitar lima gram per hari.
2. Memperbanyak serat Mengkonsumsi lebih banyak sayur yang mengandung banyak serat
akan memperlancar buang air besar dan menahan sebagian asupan natrium. Sebaiknya penderita hipertensi menghindari makanan
kalengan dan makanan siap saji dari restoran, yang dikhawatirkan mengandung banyak pengawet dan kurang serat.
3. Menghentikan kebiasaan buruk Menghentikan kebiasaan merokok, minum kopi dan alcohol dapat
mengurangi beban jantung, sehingga jantung dapat bekerja dengan baik. Rokok dapat meningkatkan resiko kerusakan pembuluh darah
dengan mengendapkan kolesterol pada pembulih darah jantung koroner, sehingga jantung bekerja lebih keras. Sedangkan alcohol
dapat memacu tekanan darah dan kopi dapat memacu detak jantung. 4. Perbanyak kalsium
Makanan yang mengandung banyak kalsium dapat diperoleh dari makanan seperti misalnya pisang, sari jeruk, jagung dan brokoli.
5. Penuhi kebutuhan magnesium Sumber makanan yang banyak mengandung magnesium seperti
misalnya kacang tanah, kacang polong, dan makanan laut. 6. Lengkapi kebutuhan kalsium
Melengkapi kebutuhan kalsium sesuai dengan kebutuhan tubuh dapat mencegah terjadinya komplikasi pada penyakit hipertensi. Makanan
yang mengandung kalsium misalnya keju rendah lemak dan ikan salmon.
7. Manfaatkan sayur dan bumbu dapur Sayuran dan bumbu dapur yang bermanfaat untuk mengontrol
tekanan darah seperti: tomat, wortel, seledri, bawang putih, dan kunyit.
b. Macam Diet Rendah Garam
Menurut Ignatius dalam Novian 2013 diet rendah garam dapat dibagi
menjadi tiga bagian yaitu: 1. Diet Garam Rendah I 200-400 mg Na
Diet rendah garam I diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan atau hipertensi berat. Pada diet rendah garam I makanan tidah
ditambahkan garam dan hindari makanan yang tinggi kadar natriumnya.
2. Diet Rendah Garam II 600-1200 mg Na Diet rendah garam II diberikan pada pasien dengan edema, asites dan
hipertensi tidak berat, pemberian makanan sehari sama dengan Diet rendah garam I. pada pengolahan boleh menggunakan setengah
sendok teh garam dapur 2 gr dan hindari makanan yang tinggi kadar natriumnnya.
3. Diet Rendah Garam III 1000-1200 mg Na Diet rendah garam III diberikan kepada pasien dengan edema, asites
dan atau hipertensi ringan. Pemberian makanan sehari dengan diet
rendah garam I. pada pengolahan makanannya boleh menggunakan 1 sendok teh 4 gr garam dapur.
2.3 Konsep Kepatuhan 2.3.1 Pengertian Kepatuhan