Batasan Masalah Rumusan Masalah

11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori 1. Sekolah Menengah Kejuruan

a. Pengertian Sekolah Menegah Kejuruan SMK Pengertian sekolah menegah kejuruan terdapat pada Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 pasal 1 ayat 21 yang menyatakan bahwa “Sekolah Menengah Kejuruan yang selanjutnya disingkat SMK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs”. Sekolah kejuruan mempunyai misi utama untuk menyiapkan siswanya untuk memasuki lapangan kerja. Hal ini keberadaan SMK diharapkan mampu menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah yang siap pakai, dengan kata lain SMK dituntut menghasilkan lulusan yang siap kerja. Pada saat ini sekolah menegah kejuruan tidak hanya mempersiapkan peserta didik untuk masuk dan menempatkan lulusannya dalam dunia kerja melainkan juga harus mempersiapkan lulusanya untuk dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini merupakan tantangan bagi penyelengara sekolah menegah kejuruan. Upaya pemerintah untuk mengatasi hal tersebut dengan menerapan konsep “link and macth” pada sekolah menegah kejuruan. Realisasi 12 konsep “link and macth” pada sekolah menegah kejuruan adalah dengan adanya Pendidikan Sistem Ganda PSG. Herminanto Sofyan 2008:11, menjelaskan ada 3 prinsip dasar penyelenggaraan PSG, yaitu: “1 Kurikulum dikembangkan secara terpadu dan berkelanjutan mengacu pada keahlian yang diperlukan di dunia kerja, sehingga tercapai antara supply and demand; 2 Dalam penyelenggaraan pendidikan, pelajaran teori diberikan disekolah dan pelajaran praktikum dilaksanakan di industri sebagai kegiatan kerja yang sesungguhnya; dan 3 Mengikut sertakan dunia usaha dalam penyusunan kurikulum, pelaksanaan pembelajaran, uji profesi, dan penyaluran lulusan”. b. Prinsip-prinsip Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Menurut Charles Prosser dalam Wardiman Djojonegoro 1998:38-39, mengungkapkan bahwa prinsip-prinsip pendidikan kejuruan, dapat dikemukakan sebagai berikut: 1 Pendidikan kejuruan akan efisien jika disediakan lingkungan belajar yang sesuai dengan replika lingkungan di tempat kelak mereka akan bekerja. 2 Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan jika tugas- tugas yang diberikan di dalam latihan memiliki kesamaan operasional dengan peralatan yang sama dan mesin yang sama dengan yang akan dipergunakan di dalam kerjanya kelak.