GERAKAN REFORMASI DI INDONESIA PASCA ORDE BARU

BAB XIV GERAKAN REFORMASI DI INDONESIA PASCA ORDE BARU

A. LATAR BELAKANG MUNCULNYA GERAKAN REFORMASI DI INDONESIA Pada akhir pemerintahan Orde Baru, muncul gerakan reformasi yang memperjuangkan keterbukaan dan kebebasan. Munculnya gerakan reformasi di Indonesia dilatarbelakangi oleh rangkaian peristiwa panjang yang merupakan penyimpangan Orde Baru, yang sekaligus sebagai reaksi terhadap dampak negatif dari pembangunan yang dilaksanakan yang penuh dengan aroma KKN Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Kepercayaan terhadap kepemimpinan Presiden Soeharto yang telah memerintah selama ± 32 tahun semakin berkurang, terutama di kalangan masyarakat kampus. Gerakan aksi mahasiswa semakin besar pada bulan Maret 1998 karena sudah berani menyampaikan tuntutan agar segera dilakukan reformasi total khususnya di bidang politik, ekonomi, dan hukum. Pengumuman pemerintah tentang kenaikan harga BBM Bahan Bakar Minyak dan sembako sembilan bahan pokok semakin memicu aksi yang dilakukan para mahasiswa bahkan telah menjurus pada aksi kekerasan. Akibatnya 4 orang mahasiswa meninggal dunia, yakni Elang Mulia, Heri Hartanto, Hendriawan, dan Alifuddin Royan, serta ratusan mahasiswa luka parah. Peristiwa tersebut telah memicu terjadinya kerusuhan, pembakaran dan penjarahan yang memuncak pada tanggal 12, 13 dan 14 Mei 1998 terutama di Jakarta. Ribuan tempat tinggal, pertokoan, kantor, dan kendaraan terutama milik masyarakat keturunan Cina dibakar dan dijarah. Lebih dari seribu orang yang diperkirakan para penjarah juga ditemukan tewas terbakar di pusat- pusat pertokoan. Presiden Soeharto yang sedang mengikuti KTT G-15 di Kairo Mesir segera pulang ke tanah air pada tanggal 15 Mei 1998. Sementara itu tuntutan agar Presiden Soeharto segera mengundurkan diri semakin banyak disampaikan oleh para mahasiswa dan masyarakat. Pimpinan MPR dan DPR juga mengeluarkan pernyataan agar Presiden Soeharto mengundurkan diri. Akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto secara legowo menyatakan pengunduran diri dan menyerahkan kekuasaannya kepada Wakil Presiden B.J. Habibie. Pada saat itu juga B.J. Habibie diambil sumpahnya oleh Mahkamah Agung sebagai Presiden Republik Indonesia yang baru di istana negara. Pada tanggal 22 Mei 1998 B.J. Habibie mengumumkan Susunan Kabinet Reformasi Pembangunan yang kemudian dilantik pada tanggal 23 Mei 1998. Setelah rezim Orde Baru runtuh, gerakan reformasi mulai tidak jelas arah dan tujuannya, bahkan cenderung telah melenceng dari arah dan tujuannya yang murni. Hal ini disebabkan karena anyak kalangan yang menganggap gerakan reformasi sebagai kebebasan memaksakan kehendak dan bermain hakim sendiri. Gerakan reformasi tersebut semakin membias yang justru mengancam perpecahan di kalangan para penggerak reformasi itu sendiri.

B. ARTI PENTING REFORMASI BAGI BANGSA INDONESIA