BAB XII PERKEMBANGAN PEMERINTAHAN ORDE LAMA
A. MASA DEMOKRASI LIBERAL 1950 - 1959
Kehidupan bangsa Indonesia pada kurun waktu 1950 – 1959 dikenal dengan nama masa demokrasi liberal. Kehidupan pada masa demokrasi liberal merupakan
eksperimen bangsa Indonesia dalam usaha mempertahankan kemerdekaan pasca pengakuan kedaulatan tanggal 27 Desember 1949. Sebagaimana diketahui bahwa sejak
tanggal 17 agustus 1950 telah terjadi perubahan dalam bentuk ketatanegaraan yakni dari bentuk Negara Republik Indonesia Serikat NRIS ke bentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia NKRI. Namun demikian NKRI yang ditegakkan pada tanggal 17 Agustus 1950 tidaklah sama dengan NKRI yang ditegakkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Dasar
negara memang tetap sama, yakni Pancasila, lambang negara juga tetap sama, yakni Burung Garuda, bahkan motto atau semboyan juga tetap sama yakni Bhineka Tunggal
Ika berbeda-beda tetapi tetap satu. Perubahan yang terjadi adalah pada sistem pemerintahan yakni dari sistem pemerintahan presidentil ke sistem pemerintahan
parlementer yang diberi dasar hukum dalam undang-undang dasar yang baru yakni Undang-Undang Dasar Sementara UUDS 1950.
Perubahan sistem pemerintahan dari sistem pemerintahan presidentil ke sistem pemerintahan parlementer telah membawa beberapa dampak yang mendasar dalam
tatanan peri kehidupan bangsa Indonesia dimana kepala pemerintahan adalah perdana menteri sedangkan kepala negara adalah presiden. Dalam sistem pemerintahan
parlementer, presiden tidak memiliki kekuasaan eksekutif yang efektif dan hanya bertindak sebagai lambang. Kenyataannya adalah bahwa demokrasi liberal justru banyak
membawa dampak negatif terhadap berbagai aspek kehidupan baik dalam bidang politikpemerintahan, ekonomi maupun sosial budaya. Sistem pemerintahan parlementer
ternyata hanya menghasilkan pemerintahan yang labil. Kondisi masyarakat dan pemimpin ternyata belum siap untuk melaksanakan sistem pemerintahan yang demikian. Bahkan
dapat dikatakan bahwa sistem pemerintahan yang demikian tidak sesuai dengan latar belakang sejarah dan kebudayaan bangsa Indonesia sehingga akibatnya adalah jatuh
bangunnya kabinet yang memerintah. Apalagi pada masa demokrasi liberal, parlemen mempunyai hak mosi yang dapat menjatuhkan seorang menteri bahkan kabinet yang
berkuasa. Kabinet yang tidak terpilih atau yang diganti cenderung selalu menjadi oposisi yang setiap saat dan kesempatan dapat melakukan perebutan kekuasaan kudeta
terhadap kabinet yang memerintah atau kabinet yang berkuasa.
Dalam kehidupan politikpemerintahan pada masa demokrasi liberal 1950-1959 diwarnai dengan munculnya gangguan-gangguan keamanan yang dilakukan oleh
kelompok-kelompok separatis antara lain seperti Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil APRA, Gerakan Republik Maluku Selatan RMS, Pemberontakan Darul
IslamTentara Islam Indonesia DITII dan Perlawanan Pemerintah Revolusioner Republik IndonesiaPerjuangan Semesta PRRIPermesta. Kelompok-kelompok
separatis tersebut bertujuan untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Adanya gerakan-gerakan separatis tersebut menyebabkan kehidupan
politikpemerintahan menjadi tidak stabil. Kendatipun kehidupan politikpemerintahan
274
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI SEJARAH
dalam negeri Indonesia tidak stabil, namun ada juga usaha-usaha yang dapat dikatakan berhasil pada masa demokrasi liberal 1950-1959. Adapun usaha-usaha yang dapat
dikatakan berhasil tersebut antara lain adalah: 1 mempertahankan politik luar negeri bebas aktif yang ditandai dengan masuknya Indonesia menjadi anggota Perserikatan
Bangsa-Bangsa PBB yang ke-60 pada tanggal 28 September 1950. 2 Mengirimkan pasukan garuda sebagai anggota pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa
PBB. 3 Indonesia berhasil melaksanakan Konperensi Asia-Afrika KAA di Bandung pada tanggal 18-24 April 1955. 4 Indonesia berhasil melaksanakan Pemilihan Umum
Pemilu I pada tanggal 29 September 1955 yang sangat demokratis.
Meskipun usaha dalam politik luar negeri Indonesia dapat dikatakan berhasil, namun dalam kehidupan ekonomi memperlihatkan arah yang berlawanan. Kehidupan
ekonomi Indonesia pada masa demokrasi liberal 1950-1959 justru mengalami kemunduran dari tahun ke tahun yang ditandai dengan defisit anggaran belanja yang
terus menerus berlangsung serta inflasi menunjukkan angka yang makin lama makin tinggi. Sedangkan berbagai usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi
masalah kesulitan ekonomi tampaknya tidak berhasil dengan baik karena adanya berbagai macam hambatan terutama disebabkan karena situasi dan kondisi keamanan
yang tidak kondusif.
Kehidupan sosial budaya juga mengalami hambatan akibat adanya gejolak- gejolak sosial yang sangat menghawatirkan keutuhan bangsa Indonesia. Hal tersebut
terjadi karena adanya kerusuhan sosial yang timbuk secara spontan akibat kesalahan dalam memahami semangat kesukuan atau kedaerahan yang bersifat negatif. Demikian
pula halnya dengan kehidupan dalam bidang kebudayaan juga tidak dapat berkembang dengan baik seiring dengan hancurnya sendi-sendi kehidupan dalam bidang politik,
ekonomi dan sosial.
Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa kehidupan bangsa Indonesia pada masa demokrasi liberal pada tahun 1950-1959, tidak memberikan
keuntungan bagi bangsa Indonesia, baik secara politik, ekonomi maupun sosial budaya. Namun sebaliknya justru banyak memberikan kerugian dan kegagalan bagi bangsa
Indonesia, baik dalam bidang politik pemerintahan, ekonomi maupun sosial budaya. Masa demokrasi liberal yang hanya berlangsung kurang lebih 9 tahun sebetulnya tidak
terlalu singkat dan terpaksa harus dibayar mahal oleh bangsa Indonesia.
B. MASA DEMOKRASI TERPIMPIN 1959 – 1965