PENINGKATAN EFEKTIVITAS GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2 PANDANSARI SELATAN KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU T.P 2011/2012

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN EFEKTIVITAS GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT

BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2 PANDANSARI SELATAN KECAMATAN SUKOHARJO

KABUPATEN PRINGSEWU T.P 2011/2012

Oleh TRI HAYATI

Penelitian ini bertujuanuntukmemperbaiki danmeningkatkanproses pembelajaran gerak dasarmemukul bola dalam permainan kasti pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Pandansari Selatan, Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan penggunaan alat bantu berupa piring plastik, bola kertas dan pemukul yang terbuat dari botol air minum berbahan plastik.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research),dengan menggunakan tiga siklus. Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Pandansari Selatan, Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 20 siswa terdiri dari 10 putra dan 10 putri. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan menggunakan instrumentpenilaianketerampilangerak dasar memukul bola pada permainan kasti.

Hasil penelitian menunjukkan: pada tes awal hanya mencapai ketuntasan 0% hal ini berarti masih sangat rendahnya kemampuan gerak dasar siswa dalam melakukan gerak dasar memukul bola dalam permainan kasti. Pada siklus pertama dengan penggunaan modifikasi alat bantu berupapemukul yang terbuat dari piring plastikdiperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajarmeningkat menjadi 15%dengan tingkat efektivitas 25,84%, hal itu berarti tindakan belum efektif. Pada siklus kedua dengan penggunaan modifikasi alat bantu berupa bola kasti yang terbuat dari kertas diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar mengalami peningkatan menjadi40%dengan tingkat efektivitas 47,19%,halitu berarti tindakan belumefektif.Pada siklus ketiga dengan penggunaanmodifikasi alat bantu berupapemukul yang terbuat dari botol air minum berbahan plastik diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar mengalami peningkatan menjadi 85% dengan tingkat efektivitas 67,42% hal ini berarti proses pembelajaran telah efektif dengan peningkatan efektivitas hasil belajar lebih dari 50%. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pembelajaran kasti khususnya pada materi gerak dasar memukul bola menggunakan modifikasi alat bantu dapat memperbaiki dan meningkatkan efektivitas hasil pembelajaran keterampilan gerak dasar memukul bola pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Pandansari Selatan, Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012.


(2)

PENINGKATAN EFEKTIVITAS GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT

BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2 PANDANSARI SELATAN KECAMATAN SUKOHARJO

KABUPATEN PRINGSEWU T.P 2011/2012

(Skripsi)

Oleh TRI HAYATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2012


(3)

PENINGKATAN EFEKTIVITAS GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT

BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2 PANDANSARI SELATAN KECAMATAN SUKOHARJO

KABUPATEN PRINGSEWU T.P 2011/2012

Oleh TRI HAYATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dkk. 2007.Penelitian Tindakan Kelas. PT Aksara : Jakarta. Bahagia, Yoyo dan Suherman, Adang. 2000.Prinsip prinsip Pengembangan

dan Modifikasi Cabang Olahraga. Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

Buku Ajar Kelas IV. 2007.Tim Abdi Guru Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006.Panduan Pembelajaran Silabus Penjas Sekolah Dasar.

Ibrahim, Rusli. 2002.Landasan Psikologis Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Depdiknas : Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Jakarta.

Saputra M, Yudha. 2002.Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar. Depdiknas Dirjen Olahraga, Jakata.

Suherman, Adang 2002.Evaluasi Pendidikan Jasmani, Asesmen Alternative Terhadap Kemajuan Belajar Siswa Sekolah Dasar. Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Universitas Lampung. 2007.Format Penulisan Karya Ilmiah, Bandar Lampung. Wiriatmaja, Rochiati. 2008.Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT Remaja


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1. Teknik Pada Saat Pukulan... 15 2. Perkenaan Stik Pemukul Dengan Bola Saat Tahap Memukul ... 16 3. Siklus Penelitian Kaji Tindak (Hopkins, 1993) ... 19


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

RIWAYAT HIDUP... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

SANWACANA... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Batasan Masalah... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 5

G. Definisi Operasional... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA... 7

A. Belajar ... 7

B. Tujuan Belajar ... 8

C. Mengajar ... 8

D. Efektivitas Pembelajaran... 9

E. Hakikat Belajar Keterampilan Motorik... 10

F. Media Pembelajaran... 12

G. Alat Bantu Pembelajaran... 13

H. Media Pembelajaran Viaual Diam ... 13

I. Memukul Bola... 14

1. Cara Mengambil Awalan ... 14

2. Teknik Pada Saat Pukulan... 15

J. Kerangka Pikir ... 16


(7)

III. METODOLOGI PENELITIAN... 18

A. Metode Penelitian... 18

B. Setting Penelitian ... 19

a. Tempat Penelitian... 19

b. Pelaksanaan Penelitian ... 19

C. Subjek Penelitian... 20

D. Teori Ketuntasan Belajar... 20

E. Perencangan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)... 21

1. Model proses yang digunakan... 21

2. Model sistem ... 21

3. Implementasi di kelas... 22

F. Proses Pembelajaran Keterampilan Memukul Bola... 22

1. Siklus pertama... 22

2. Siklus kedua ... 24

3. Siklus ketiga ... 25

G. Teknik Pengumpulan Data... 26

H. Analisis Data ... 27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 29

A. Hasil Penelitian ... 29

1. Analisis Prosentase Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola Dalam Permainan Kasti ... 29

2. Analisis Prosentase Peningkatan Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola Dalam Permainan Kasti... 32

3. Analisis Efektivitas Pembelajaran Setiap Siklus ... 35

B. Pembahasan... 37

1. Refleksi Hasil Penelitian Peningkatan Gerak Dasar Gerak Dasar Memukul Bola Dalam Permainan Kasti Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 40

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 43

A. Simpulan ... 43

B. Saran... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Deskripsi Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola

Dalam Permainan Kasti... 30 2. Deskripsi Daya Serap Penilaian Pada Setiap Siklus ... 33 3. Deskripsi Efektivitas Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola


(9)

I. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, peneliti ini menggunakan metode tindakan kelas, (Classroom Action Research). Jenis penelitian ini mampu menawarkan cara baru untuk meningkatkan atau mengefektifkan proses belajar mengajar dengan menggunakan indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi. Dalam penelitian tindak kelas ini desain yang digunakan adalah bersifat spesifik melalui putaran- putaran spiral orentasi kemudian rencana, diteruskan dengan tindakan, observasi dan refleksi.

Penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan baru untuk meningkatkan profesionalisme guru. Ciri-ciri penelitian tindakan adalah sebagai berikut :

1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi actual dalam dunia kerja. 2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah

perkembangan-perkembangan yang lebih baik. 3. Dilakukan melalui putaran-putaran bersepiral.

Dalam buku pedoman pelaksanaan PTK, desain dalam satu siklus ada beberapa komponen yang perlu dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian, yaitu : rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Dalam penelitian ini penulis merencanakan dalam tiga siklus dan setiap siklus


(10)

memiliki kegiatan yang berbeda-beda dalam pelaksanaannya, setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus penelitian selanjutnya seperti gambar di bawah ini :

Gambar 3. Siklus Penelitian Kaji Tindak (Hopkins, 1993).

B. Setting Penelitian

a. Tempat penelitian

Nama sekolah : SDN 2 Pandansari Selatan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu

Alamat : Sukoharjo Kabupaten Pringsewu

b. Pelaksanaan penelitian

Lama penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah satu bulan ( selama bulan februari 2012).


(11)

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 2 Pandansari Selatan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 20 orang, yang terdiri dari 10 putra dan 10 putri.

D. Teori Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar adalah tingkat ketercapainya kompetensi setelah peserta didik mengikuti pembelajaran. Kriteria ketuntasan belajar minimal adalah batasan minimal pencapaian kompetensi pada setiap aspek penilaian mata pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik. Kriteria ketuntasan minimal ditentukan melalui analisis tiga hal, yaitu :

a. Tingkat kerumitan b. Tingkat kemampuan.

c. Tingkat kemampuan dukungan sekolah

Pada penelitian ini peneliti menggunakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran). KTSP merupakan setrategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif dan prestasi. KTSP merupakan pradigma baru pengembangan kurikulum yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan dan pelibatan masyarakat proses belajar

mengajar disekolah. Dalam KTSP untuk SD kategori ketuntasan belajar siswa adalah yang mendapat nilai 65 ke bawah perlu diperhatikan, sedangkan yang mendapat nilai 65 ke atas telah memenuhi ketuntasan belajar siswa (KTSP 2007).


(12)

Rencana yaitu tindakan apa yang perlu untuk diperbaiki, meningkatkan atau perubahan prilaku dan sikap solusi.

Tindakanyaitu apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, atau perubahan yang diinginkan.

Observasiyaitu : mengamati hasil yang dilakukan oleh teste.

Refleksiyaitu : peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil dari berbagai criteria.

1. Model proses yang digunakan a) Proses penelitian putaran pertama b) Proses penelitian putaran ke dua c) Proses peneliti putaran ke tiga

2. Model sistem

a) Peneliti putaran pertama.

Jika pada pengenalan konsep nomor kasti menggunakan alat bantu yang dapat diperhatikan siswa, maka hasil belajar penjaskes dapat ditingkatkan. Jika alat bantu dapat meningkatkan hasil belajar siswa maka pengembangan berikutnya akan dilakukan observasi dan evaluasi tentang alat bantu yang sesuai digunakan pada putaran selanjutnya.

b) Peneliti putaran kedua.

Jika hasil peneliti putaran pertama menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa, maka putaran kedua akan menggunakan alat bantu yang sesuai digunakan pada kelas IV, jika keterampilan ini dapat

meningkatkan hasil belajar siswa maka alat alat bantu ini berbentuk 3-4 buah bola.


(13)

c) Peneliti putaran ketiga.

Jika putaran kedua menunjukan peningkatan hasil belajar siswa yang lebih baik dari pada pertama, maka tindakan pada putaran ketiga adalah menggunakan alat bantu berupa 3-4 buah bola oleh seorang peraga.

3. Implementasi di kelas

Pelaksanaan tes awal, tes siklus pertama, tes siklus kedua, tes siklus ketiga dilakukan guru peneliti. Kaji tindakan ini dilaksanakan dengan 9 kali tatap muka, setiap tatap muka memerlukan waktu 70 menit.

F. Proses Pembelajaran Keterampilan Memukul Bola Tes Awal

Siklus Pertama 1. Rencana :

a) Menyiapkan sarana dan prasarana untuk proses pembelajaran. Alatnya yaitu : pemukul yang dimodifikasi dengan menggunakan piring plastik.

b) Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama dan sebagai pendahuluan siswa melakukan pemanasan dengan bermain hitam, hijau.

2. Tindakan.

a) Memperkenalkan dan menjelaskan alat yang akan digunakan untuk siklus pertama antara lain : gambar-gambar rangkaian orang memukul.


(14)

b) Siswa dibariskan satu berasap, kemudian dipanggil menurut urutan absensi untuk melakukan gerakan memukul.

c) Guru menjelaskan rangkaian kasti yang ada pada gambar dengan step by stepmulai dari berdiri terus memukul.

3. Observasi.

Setelah tindakan dilakukan, lalu melakukan pengamatan, koreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/dievaluasi hasil dari pada siklus pertama.

4. Refleksi.

a) Hasil observasi disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus pertama sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran kasti lambung, namun masih terdapat kekurangan.

b) Letak kesulitan siswa yang terjadi pada tes siklus pertama adalah pada saat mememukul bola.

c) Merencanakan tindakan untuk siklus kedua yang mana peneliti merencanakan untuk menggunakan lapangan bola kasti dengan memodifikasi bola dengan menggumakan bola yang terbuat dari kertas.

Siklus kedua

Melihat dari hasil siklus pertama 1. Rencana


(15)

a) Mempersiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses

pembelajaran dan instrument yang diperlukan dalam mengevaluasi tindakan.

b) Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.

2. Tindakan

a) Memperkenalkan dan menjelaskan alat yang akan digunakan untuk siklus kedua yaitu dengan modifikasi bola kasti yang terbuat dari kertas.

b) Siswa dibariskan menjadi satu berbanjar.

c) Siswa melakukan pukulan 4-6 kali dengan pukulan.

3. Observasi

Setelah tindakan dilakukan lalu melakukan pengamatan, koreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/dievaluasi hasil pada siklus kedua.

4. Refleksi

a) Hasil observasi disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan siklus kedua dengan menggunakan bola melakukan 4 6 kali pukulan bola sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran kasti, namun terdapat kekurangan. Letak kesulitan yang terjadi dari hasil tes siklus kedua yaitu pada kemampuan siswa melakukan rangkaian gerakan memukul mulai dari berdiri tegak biasa, awalan serta pukulan dengan ayunan tangan dari belakang ke depan dengan keras dan cepat.


(16)

b) Merencanakan tindakan untuk siklus ketiga yang mana peneliti merencanakan untuk menggunakan pemukul yang terbuat dari botol air minum yang terbuat dari plastik.

Siklus ketiga 1. Rencana

a) Mempersiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses

pembelajaran dan instrument yang diperlukan dalam mengevaluasi tindakan.

b) Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus ketiga.

2. Tindakan

a) Memperkenalkan dan menjelaskan alat yang akan digunakan untuk siklus ketiga yaitu dengan modifikasi pemukul yang terbuat dari botol air minum berbahan plastik.

b) Siswa dibariskan menjadi 4 bersap sesuai urutan absen, untuk melihat/ mengamati peragaan gerakan memukul mulai dari gerakan sederhana sampai ke gerakan cepat.

c) Kemudian siswa dipanggil untuk melakukan gerakan memukul dengan benar.

d) Siswa mengambil posisi sesuai dengan kemampuan masing-masing.

e) Kemudian siswa melakukan gerakan yaitu awalan dan pukulan yang mana harus memukul menggunakan kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang ke arah posisi yang benar.


(17)

f) Siswa harus mengayunkan tangan dan bahu dari belakang ke depan dengan cepat untuk kekuatan pukulan dengan posisi badan

mendorong ke depan dengan ayunan tangan untuk memukulkan bola.

3. Observasi

Setelah tindakan diamati, koreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/dievaluasi hasil pada siklus ketiga.

4. Refleksi

Hasil observasi siklus ketiga didiskusikan dan disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan siklus ketiga dengan menggunakan 4-6 bola, gerakan pukulan terdapat peningkatan yang sangat signifsikan dengan persentase rata-rata diatas 50 %. Untuk ini peneliti beranggapan bahwa peneliti ini dianggap berhasil dan mendapatkan nilai yang memuaskan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tes pengamatan di lapangan, untuk mengumpulkan informasi dan menilai atau mengevaluasi hasil dari proses pembelajaran memukul bola. Jika dilihat dari cara memperolehnya, maka data dalam penelitian ini

merupakan data primer, yaitu data yang dikumpulkan dari tangan pertama dan diolah oleh suatu organisasi dan perorangan.


(18)

Setelah data terkumpul melalui tindakan di setiap siklus selanjutnya dan dianalisis. Untuk melihat kualitas hasil tindakan di setiap siklus digunakan rumus menurut Subagyio tahun 1987, yaitu :

%

100

N

f

P

Keterangan :

P : Persentase keberhasilan.

F : Jumlah gerakan yang dilakukan benar N : Jumlah siswa yang mengikuti tes

Untuk melihat keefektifan hasil tindakan pada PTK ini digunakan

perhitungan yang dikemukakan oleh Goodwin dan Coates dalam Surisman (1977) dengan rumus sebagai berikut :

% 100 1

1 X

X Xn

Keterangan :

E = Efektifitas gerak memukul pada siswa. Xn = Rerata nilai akhir siklus ketiga.

Xi = Rerata tes awal / tes sebelum tindakan.

Bila hasil perhitungan meningkat 50 % ke atas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan efektif.


(19)

MOTTO

jangan mau jadi pengecut, hidup sekali harus berarti

Ada yang berubah ada yang bertahan karena zaman tak bisa dilawan, yang pasti kepercayaan harus diperjuangkan.

Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apapun juga tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginan kepada allah dalm do a dan pemahaman dengan

ucapan syukur.

Sebelum berbuat, lihat terlebih dahulu darberbagai segi dan pertanggung jawabkan perbuatanmu

dengan apa yang kamu perbuat.

Jangan menghindari kegagalan, sebaliknya pelajarilah dengan hati-hati, dengan penuh imajinasi, karena pasti ada hikmahnya.


(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permainan adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena banyak nomor yang dipertandingkan dalam cabang ini. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam cabang olahraga permainan kasti merupakan gerak dasar bagi cabang lainnya, karena hampir semua cabang olahraga memerlukan kekuatan, kecepatan, kelenturan dan daya tahan. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan sejarah mengemukakan bahwa permainan dari semua cabang olahraga.

Cabang olahraga permainan mengandung nilai-nilai edukatif yang memegang peranan penting dalam mengembangkan permainan kasti serta dapat

mengembangkan sikap percaya diri, disiplin, kerjasama, sportif dan berani. Sehingga untuk menunjang tujuan pembelajaran, sesuai dengan tujuan kurikulum tingkat satuan pembelajaran permainan adalah salah satu cabang olahraga yang wajib diajarkan di SD.

Cabang olahraga permainan merupakan salah satu cabang olahraga yang ada dalam program pendidikan jasmani yang dilaksanakan di sekolah-sekolah. Dalam kurikulum pendidikan jasmani dijelaskan bahwa melalui proses belajar mengajar olahraga permainan diharapkan dapat meningkatkan kesegaran jasmani dan juga untuk mendidik watak kedisiplinan dan kesehatan. Dalam


(21)

proses pembelajaran permainan khususnya memukul bola kecil memerlukan strategi pembelajaran yang baik dan tepat sasaran.

Strategi maupun metode pembelajaran ditingkatkan untuk memahami siswa dalam materi pembelajaran. Suatu proses pembelajaran membutuhkan alat pendukung yang optimal karena tanpa didukung oleh alat bantu atau sarana prasarana lain tidaklah mungkin pembelajaran tersebut tercapai secara optimal khususnya pada kasti. Pada permainan kasti sebaiknya menggunakan alat bantu yang memadai seperti tiang penyangga bola dengan tinggi 1 meter, pemukul dan bola kasti. Media pendukung proses pembelajaran yang kurang memadai akan menghasilkan proses pembelajaran kurang memuaskan, bahkan pembelajaran tidak mencapai ketuntasan, hal ini yang terjadi di SD Negeri 2 Pandansari Selatan Kecamatan Pringsewu.

Sistem dan model pembelajaran menggunakan alat bantu pun yang kurang optimal dapat menyebabkan siswa sulit memahami konsep-konsep pelajaran yang wajib dipahami. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab banyak siswa yang tidak dapat melakukan pukulan dengan benar. Sehingga agar tidak terjadi hal demikian, maka perlu dikembangkan suatu model pendidikan yang secara optimal dapat meningkatkan minat, aktivitas dan kreativitas siswa. Adapun salah satu upaya peningkatan kemampuan siswa terhadap materi ataupun praktek yaitu melalui media alat bantu pembelajaran.

Selain faktor tersebut, ada faktor internal dan faktor eksternal seperti : pelatih, guru, waktu latihan dan penggunaan alat belajar. Olahraga permainan pada nomor kasti termasuk yang sulit dilakukan, terutama di kalangan siswa yang belum memiliki kemampuan yang baik dalam teknik memukul bola kecil pada


(22)

kasti. Kebanyakan siswa pada saat melakukan pukulan hanya sekedar memukul, tidak memperhatikan teknik gaya yang dipelajari, sehingga dalam proses pembelajaran memerlukan cara yang dapat membantu memperbaiki teknik memukul yang baik dan benar sesuai dengan tujuan kurikulum pembelajaran penjaskes. Di SD Negeri 2 Pandansari Selatan Kecamatan Sukoharjo pada mata pelajaran penjaskes pokok bahasan memukul bola dalam permainan kasti masih terdapat kekurangan tentang pemahaman teknik gerak dasar memukul.

B. Identifikasi Masalah

Pada pembelajaran pokok bahasan permainan bola kasti, maka permasalahan yang sering muncul adalah sebagai berikut :

1) Rendahnya kemampuan siswa melakukan gerakan tangan pada saat memukul.

2) Rendahnya kemampuan siswa mempertahankan posisi badan pada saat memukul bola pada permainan kasti.

3) Rendahnya kemampuan siswa mempertahankan posisi tubuh pada akhir pukulan bola kasti.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh penulis, maka rumusan maslah dalam penelitian ini adalah:

1) Apakah dengan modifikasi alat bantu pemukul berupa piring plastik dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran gerak dasar memukul bola dalam permainan kasti pada siswa kelas IV SDN 2 Pandansari Selatan


(23)

2) Apakah dengan modifikasi alat bantu berupa bola kasti yang terbuat dari kertas dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran gerak dasar memukul bola dalam permainan kasti pada siswa kelas IV SDN 2 Pandansari Selatan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012? 3) Apakah dengan modifikasi alat bantu berupa pemukul yang terbuat dari

botol air minum berbahan plastik dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran gerak dasar memukul bola dalam permainan kasti pada siswa kelas IV SDN 2 Pandansari Selatan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012?

D. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang, identifikasi masalah, dan permasalahan, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : peningkatan efektivitas pembelajaran gerak dasar memukul dalam permainan kasti dengan modifikasi alat bantu.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Untuk meningkatkan pembelajaran sikap awal memukul bola dengan menggunakan modifikasi alat pada siswa kelas IV.

2) Untuk meningkatkan sikap pelaksanaan memukul bola.

3) Untuk mempertahankan sikap tubuh pada akhir pelaksanaan memukul bola pada permainan kasti.

F. Manfaat Penelitian


(24)

1) Bagi Siswa

Sebagai bahan pengetahuan siswa kelas IV pada pembelajaran gerak dasar memukul bola dalam permainan bola kasti.

2) Bagi Guru Pendidikan Jasmani

Sebagai pengetahuan guru untuk pedoman mengajar selanjutnya. 3) Bagi Sekolah

Dapat memberikan sumbangan pemikiran di sekolah dalam usaha peningkatan gerak dasar permainan bola kasti.

G. Definisi Operasional

1. Efektifitas

Efektifitas yang berarti dapat membawa hasil dan berguna dalam penelitian ini efektifitas adalah penggunaan alat bantu dan dapat meningkatkan kemampuan gerak memukul bola.

2. Pembelajaran

Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber pembelajaran.

3. Alat Bantu

Alat Bantu adalah alat atau perlengkapan yang digunakan oleh guru dalam mengajar.

- Tiang penyangga bola

- Kayu pemukul dan piring plastik - Bola kasti dan bola plastik


(25)

(26)

Judul Skripsi : PENINGKATAN EFEKTIVITAS GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM

PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2 PANDANSARI SELATAN KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU T.P 2011/2012.

Nama Mahasiswa : Tri Hayati Nomor Pokok Mahasiswa : 1013118075 Program Studi : Penjaskes

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Akor Sitepu, M.Pd. NIP 19510507 198103 1 002 NIP 19590117 198703 1 002


(27)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Akor Sitepu, M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Wiyono, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(28)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Tri Hayati

NPM : 1013118075

Tempat/ tanggal lahir : Sukoharjo/ 16 November 1964

Alamat : Keputran, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul PENINGKATAN

EFEKTIVITAS GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2 PANDANSARI SELATAN KECAMATAN SUKOHARJO

KABUPATEN PRINGSEWU T.P 2011/2012 adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 8 Februari 2012 s.d 21 Maret 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain. Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Bandar Lampung, Mei 2012


(29)

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah yang begitu banyak kepada penulis sehingga penulis dapat

mempersembahkan karya terbaik ini untuk :

Ayah dan Ibuku tercinta yang telah meberikan kasih sayang dan juga dukunagn yang begitu besar sampai sepanjang masa.

Suami yang sya sayangi...

Ketiga anakku yang selalu memberikan keceriaan... Almamater-ku FKIP Unila,


(30)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sukoharjo, kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, pada tanggal 16 November 1964. Anak ketiga dari duabelas bersaudara pasangan Bapak Jamangin dan Ibu Sunarti.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar di SDN 1 Sukoharjo II tamat tahun 1976, kemudian menempuh pendidikan Menengah Pertama di SLTP tamat pada tahun 1979 dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SGO Pringsewu tamat tahun 1983, lalu pada tahun 2002 penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Terbuka Bandar Lampung tamat tahun 2004.

Pada tahun 2010 penulis melanjutkan Pendidikan Sarjana S1 dalam jabatan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi di Universitas Lampung.


(31)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia. Skripsi dengan judul Peningkatan Efektivitas Gerak Dasar Memukul Bola Dalam Permainan Kasti Melalui Modifikasi Alat Bantu Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Pandansari Selatan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu T.P

2011/2012 adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan. 3. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi Penjaskes sekaligus

sebagai Pembahas atau penguji utama.

4. Bapak Drs. Akor Sitepu, M.Pd Selaku Pembimbing kesatu yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

6. Kepala SD Negeri 2 Pandansari Selatan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas IV tahun pelajaran 2011/2012.

7. Siswa-siswi kelas IV SD Negeri 2 Pandansari Selatan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2011/2012, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.

8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 S1 Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.


(32)

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb. Bandar Lampung, Mei 2012 Penulis


(33)

I. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Dengan modifikasi alat bantu pemukul berupa piring plastik dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran gerak dasar memukul bola dalam permainan kasti pada siswa kelas IV SDN 2 Pandansari Selatan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Pelajaran 2011/2012? 2. Dengan modifikasi alat bantu berupa bola kasti yang terbuat dari kertas

dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran gerak dasar memukul bola dalam permainan kasti pada siswa kelas IV SDN 2 Pandansari Selatan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Pelajaran 2011/2012?

3. Dengan modifikasi alat bantu berupa pemukul yang terbuat dari botol air minum berbahan plastik dapat meningkatkan efektivitas

pembelajaran gerak dasar memukul bola dalam permainan kasti pada siswa kelas IV SDN 2 Pandansari Selatan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Pelajaran 2011/2012?


(34)

Berdasarkan manfaat penelitian yang diajukan penulis, maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Sebaiknya hasiul penelitian ini dapat dijadikan bahan pengetahuan siswa kelas IV dalam hal memperbaiki dan meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar memukul bola dalam permainan bola kasti.

2. Bagi Guru Pendidikan Jasmani

Ada baiknya jika hasil penelitian ini dijadikan sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi guru Pendidikan Jasmani untuk pedoman dalam mengajar khususnya pada materi permainan kasti.

3. Bagi Sekolah

Sebaiknya dijadikan sebagai sumbangan pemikiran di sekolah dalam usaha peningkatan gerak dasar permainan bola kasti.


(35)

I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar

Ahmadi (2004 :

belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan

merupakan aktifitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari

upaya-Berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwa belajar merupakan sustu proses perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik, yang proses perubahan tersebut salah satunya melalui sekolah-sekolah yang ada di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, secara alami anak didik juga menjadi aktif karena adanya motivasi dan didukung oleh bermacam kebutuhan. Anak didik dipandang sebagai organisme yang mempunyai potensi untuk berkembang dan tugas guru adalah membimbing dan menyediakan kondisi agar anak didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya, keadaan ini dapat menjadikan siswa lebih aktif dan kreatif.


(36)

MenurutPeter Kline dalam Gordon Dryden dan Dr. Jeannette Vos,(2002 : 22), belajar akan efektif, jika dilakukan dalam suasana menyenangkan (fun and enjoy),maka perlu diciptakan suasana dan sistim (kondisi) belajar yang kondusif, di samping faktor lain yang akan menentukan hasil belajar siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah faktor pengajar/pendidik. Oleh sebab itu, mengajar yang diartikan sebagai suatu usaha menciptakan sistem lingkungan, harus memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yangfun and enjoy. Sistem lingkungan belajar itu sendiri dipengaruhi berbagai komponen yang masing-masing akan saling mempengaruhi. Komponen-komponen itu antara lain tujuan pembelajaran, bahan kajian yang diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dikembangkan, metode pembelajaran, serta media

pembelajaran yang dipilih. Komponen-komponen sistem lingkungan itu saling mempengaruhi secara bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar memiliki profil yang utuh dan komplek. Masing-masing profil sistem lingkungan belajar diperuntukan untuk tujuan-tujuan yang dengan kata lain untuk mencapai tujuan belajar tertentu harus diciptakan sistem lingkungan belajar yang tertentu pula.

C. Mengajar

Pengertian mengajar menu

merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Guru berperan tidak hanya sekedar menyampaikan informasi kepada siswa tetapi juga guru harus berusaha agar siswa mau belajar. Karena mengajar merupakan upaya yang disengaja, maka guru harus lebih dahulu mempersiapkan bahan yang akan


(37)

tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai. Oleh karena itu, di samping guru harus menguasai materi pelajaran guru juga dituntut memiliki kesabaran dan kecintaan dalam memahami dan mengelola proses pembelajaran, hal inilah yang menjadi kata kunci suksesnya proses belajar mengajar di sekolah.

D. Efektifitas Pembelajaran

Efektifitas berasal dari kata dasarefektifdan ditambah akhiran itas. Efektifitas berarti ada pengaruh, dapat dapat membawa hasil, berguna. Akhiran-itasmembentuk kata benda yang memiliki sifat dan kata dasarnya. Jadi efektifitas adalah keefektifitas dari suatu keadaan/usaha sehingga ada pengaruhnya dan daya guna. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi III ; Balai Pustaka, 2001:284).

Pengertian efektifitas menurut Soewarno Handayaningrat (1985 : 35 ) mengutip pernyataan Emerson dalam Buku Studi Administrasi dan

Managemen bahwa efektifitas merupakan pengukuran dalam arti pencapaian sasaran atau pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Setelah melihat bebrapa pengertian efektifitas tersebut di atas maka penulis menyimpulkan bahwa efektifitas merupakan pengukuran dalam arti pencapaian sasaran atau pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan pembelajaran harus dipersiapkan dengan baik dan matang untuk masalah program perencanaan dengan berbagai pertimbangan.

Perencanaan proses penentuan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran harus dipertimbangkan keefektivan dan efisiensinya. Hal-hal yang harus diperhatikan agar dalam pembelajaran dapat efektif : (a) Suasana


(38)

dan sistem belajar yang kondusif, (b) Tenaga pengajar, (c) Metode pembelajaran, serta (d) Media pembelajaran yang digunakan.

E. Hakikat Belajar Keterampilan Motorik

physical education

integral dari system pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dari program pendidikan. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh/meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani

pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak serta nilai-nilai dan sikap positif bagi setiap warga Negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Syaripudin, Mahadi, 1993:4 dan Rijsdorop (1971), Mengatakan bahwa pendidikan jasmani adalah pergaulan pedagogik dalam bidang gerak dan kebugaran.

Tujuan pendidikan jasmani adalah membantu siswa untuk perbaikan derajat kesehatan dan kesegaran jasmani melalui pengertian, pengembangan sikap positif, dan keterampilan gerak dasar serta berbagai aktivitas jasmani, agar dapat 1) Memacu pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan secara harmoni; 2) Mengembangkan kesehatan dan kesegaran jasmani, keterampilan gerak dan cabang olahraga; 3) Mengerti akan pentingnya kesehatan, kesegaran jasmani dan olahraga terhadap perkembangan jasmani dan mental; 4) Mengerti peraturan dan dapat mewasiti pertandingan cabang-cabang olahraga; 5) Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan pencegahan penyakit dalam


(39)

kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari; 6) Menumbuhkan sikap positif dan mampu mengisi waktu luang. (Syarifuddin, Mahadi, 1993:4).

Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melaluai penyediaan pengalaman belajar kepada peserta didik berupa aktivitas jasmani, bermain dan atau olahraga yang direncanakan secara sistematis, dengan

memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan guna merangsang perkembangan fisik, keterampilan berfikir, emosional, sosial, dan moral. Pembekalan pengalaman belajar itu di arahkan untuk membina dan sekaligus untuk membentuk gaya hidup sehat dan aktivitas sepanjang hayat. Salah satu dari tujuan pendidikan jasmani di sekolah adalah mengembangkan

keterampilan gerak. Dalam perkembangannya melalui suatu pembinaan yang sistematis dan teratur. Proses pembelajaran harus sejalan dengan kematangan siswa dalam usia maupun fisik perlu dibedakan antara setiap umur dari masa balita, anak-anak, masa remaja, dewasa dan tua. Dengan demikian tahap perkembangan anak dalam hal ini usia sekolah dasar merupakan proses belajar gerak dasar, bila kemampuan gerak dasar umum telah dikuasai maka untuk mempelajari gerak kelanjutannya akan lebih mudah untuk diarahkan guna mempelajari keterampialan yang lebih tinggi dalam hal ini mempelajari bentuk-bentuk gerakan suatu cabang olahraga. Di dalam intensifikasi

penyelenggaraan pendidikan sebagai proses pertumbuhan dan perkembangan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani sangat erat kaitanya dengan gerak manusia, prestasi yang optimal yang akan diperoleh dari bentuk-bentuk gerakan yang terdapat aktivitas permainan yaitu kasti adalah akibat dari pendidikan jasmani.


(40)

F. Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

Medium yang secara Harfiah berarti perantara atau pengantar (Arief Sadiman, 2005: 6). Menurut I Gede Sugianta (2005) kaitan media dengan

pembelajaran, media sebagai suatu perantara atau pengantar pesan-pesan atau materi ajar dari guru kepada siswa. Dari pendapat di atas adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Bila media sebagai sumber belajar maka materi yang dikemas dalam suatu media dalam penyampaiannya akan diinformasikan melalui media, sehingga materi akan lebih mudah dipahami dan dimengerti.

Dalam hal ini guru harus pandai memilih media pendidikan yang sesuai situasi dan kondisi yang dihadapi, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hamamik (1987:7) tentang memilih media yang memenuhi syarat adalah sebagai berikut :

1. Rasional, sesuai dengan akal dan mampu dipikirkan oleh kita. 2. Ilmiah, sesuai dengan perkembangan akal dan mampu dipikirkan. 3. Ekonomis, sesuai dengan kemampuan pebiayaan yang ada, hemat. 4. Praktis, dapat digunakan dalam kondisi praktek di lapangan.

5. Fungsional, berguna dalam pembelajaran, dapat digunakan oleh guru dan siswa.

Dengan adanya syarat-syarat tersebut diharapkan seorang guru tidak ragu-ragu untuk menentukan pilihannya mengenai media atau alat bantu dalam pembelajaran.


(41)

G. Alat Bantu Pembelajaran

Alat bantu pembelajaran merupakan fasilitas yang penting dalam sekolah karena bermanfaat untuk meingkatkan perhatian anak, dengan alat bantu anak diajak secara aktif untuk memperhatikan apa yang diajarkan oleh guru. Suatu hal yang harus diingat walaupun fasilitas alat bantu yang dimiliki oleh sekolah kurang memadai, tetapi penggunaan alat bantu itu diikuti dengan metode anak aktif sehungga efektifitas pengajaran akan semakin baik. Alat bantu mengajar adalah alat-alat atau perlengkapan yang digunakan oleh seorang guru dalam mengajar.

H. Media Pembelajaran Visual Diam

Media visual diam mempunyai kemampuan menyampaikan informasi secara visual, tetapi tidak dapat menampilkan suara maupun gerak. Media visual dalam konsep pengajaran visual adalah setiap gambar, model, benda dan alat-alat lainnya yang memberikan pengalaman visual itu menurut Sujana dan Ahmad Rivai (1989 : 57) bertujuan untuk :

1. Memperkenalkan, bentuk, memperkaya serta memperjelas pengertian atau konsep yang abstrak kepada siswa.

2. Mengembangkan sikap- sikap yang dikehendaki. 3. Mendorong kegiatan belajar siswa lebih lanjut.

Jelas bahwa penggunaan media (alat bantu) selain dapat memperjelas

pengertian atau konsep yang abstrak juga dapat meningkatkan, memperkaya, membentuk, kecakapan kepada siswa itu sendiri. Media (alat bantu) visual diam yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kertas yang


(42)

bergambarkan rangkaian lempar bola melambung, kertas dan bola kecil. Keuntungan dari media ini adalah hemat biaya, mudah dalam pemakaiannya (praktis) serta memudahkan guru untuk mengevaluasi gerakan yang

digunakan dalam lempar bola. Dan dengan cara ini akan memotivasi anak untuk menolak dan mempraktekkan cara yang sedang diajarkan. Adapun alat bantu yang digunakan :tiang penyangga bola, kayu pemukul, bola kasti dan bola plastik, botol air mineral (Sumber: bahan Penjaskes Kelas IV:49).

I. Memukul bola

Melakukan kasti bukanlah gerakan yang dilakukan dengan sembarangan. Melainkan gerakan yang terencana dan diorganisasikan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Diperlukan teknik permainan kasti yang baik serta latihan yang berulang-ulang dengan pelaksanaan gerakan yang baik.

a. Cara mengambil awalan

Tujuan utama dari pengambilan awalan adalah untuk mendapatkan hasil pukulan yang benar. Cara melakukannya :

a) Siswa mencoba beberapa kali memukul tanpa awalan.

b) Bila sudah menemukan cara memukul dengan mendatar, barulah mulai dengan cara memukul cepat/keras.

c) Teknik memukul adalah mirip dengan memukul pada permainan bola kecil lainnya.

d) Kecepatan meningkat terus menerus sampai mencapai titik pukulan.

b. Teknik pada saat pukulan


(43)

a) Cara ini diperoleh dengan titik berat badan ke belakang, tangan kanan lurus ke belakang lalu ayunkan berat badan ke depan dengan tumpuan kaki kanan bersamaan gerakan tangan lurus sebagai tumpuan kaki kiri.

Gambar 1. Teknik pada saat pukulan

b) Kaki kiri di depan untuk keseimbangan badan kaki kanan untuk tumpuan pada saat memukul.

Gambar 2. Perkenaan stik pemukul dengan bola saat tahap memukul

c) Saat kaki kanan tegak kemudian badan dorong ke depan untuk memberikan kekuatan pada pukulan.

J. Kerangka Pikir

Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad M.Sc.Ed. Anggapan dasar atau Postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh


(44)

penyelidik. Dikatakan selanjutnya bahwa setiap penyidik dapat merumuskan postulat yang berbeda-beda. Seorang penyidik mungkin meragu-ragu sesuatu anggapan dasar yang oleh orang lain diterima sebagai kebenaran. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus dirumuskan secara jelas.

K. Hipotesis

Hipotesis adalah alat yang sangat besar kegunaannya dalam penyelidikan ilmiah, karena merupakan petunjuk ke arah proses penelitian untuk

menjelaskan permasalahan yang harus dicari pemecahannya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

ika pembelajaran kasti pada kasti dilakukan dengan menggunakan alat bantu pembelajaran, maka efektivitas hasil pembelajaran gerak dasar memukul bola dalam permainan kasti pada siswa kelas IV di SD Negeri 2 Pandansari Selatan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun


(1)

kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari; 6) Menumbuhkan sikap positif dan mampu mengisi waktu luang. (Syarifuddin, Mahadi, 1993:4).

Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melaluai penyediaan pengalaman belajar kepada peserta didik berupa aktivitas jasmani, bermain dan atau olahraga yang direncanakan secara sistematis, dengan

memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan guna merangsang perkembangan fisik, keterampilan berfikir, emosional, sosial, dan moral. Pembekalan pengalaman belajar itu di arahkan untuk membina dan sekaligus untuk membentuk gaya hidup sehat dan aktivitas sepanjang hayat. Salah satu dari tujuan pendidikan jasmani di sekolah adalah mengembangkan

keterampilan gerak. Dalam perkembangannya melalui suatu pembinaan yang sistematis dan teratur. Proses pembelajaran harus sejalan dengan kematangan siswa dalam usia maupun fisik perlu dibedakan antara setiap umur dari masa balita, anak-anak, masa remaja, dewasa dan tua. Dengan demikian tahap perkembangan anak dalam hal ini usia sekolah dasar merupakan proses belajar gerak dasar, bila kemampuan gerak dasar umum telah dikuasai maka untuk mempelajari gerak kelanjutannya akan lebih mudah untuk diarahkan guna mempelajari keterampialan yang lebih tinggi dalam hal ini mempelajari bentuk-bentuk gerakan suatu cabang olahraga. Di dalam intensifikasi

penyelenggaraan pendidikan sebagai proses pertumbuhan dan perkembangan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani sangat erat kaitanya dengan gerak manusia, prestasi yang optimal yang akan diperoleh dari bentuk-bentuk gerakan yang terdapat aktivitas permainan yaitu kasti adalah akibat dari pendidikan jasmani.


(2)

F. Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

Medium yang secara Harfiah berarti perantara atau pengantar (Arief Sadiman, 2005: 6). Menurut I Gede Sugianta (2005) kaitan media dengan

pembelajaran, media sebagai suatu perantara atau pengantar pesan-pesan atau materi ajar dari guru kepada siswa. Dari pendapat di atas adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Bila media sebagai sumber belajar maka materi yang dikemas dalam suatu media dalam penyampaiannya akan diinformasikan melalui media, sehingga materi akan lebih mudah dipahami dan dimengerti.

Dalam hal ini guru harus pandai memilih media pendidikan yang sesuai situasi dan kondisi yang dihadapi, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hamamik (1987:7) tentang memilih media yang memenuhi syarat adalah sebagai berikut :

1. Rasional, sesuai dengan akal dan mampu dipikirkan oleh kita. 2. Ilmiah, sesuai dengan perkembangan akal dan mampu dipikirkan. 3. Ekonomis, sesuai dengan kemampuan pebiayaan yang ada, hemat. 4. Praktis, dapat digunakan dalam kondisi praktek di lapangan.

5. Fungsional, berguna dalam pembelajaran, dapat digunakan oleh guru dan siswa.

Dengan adanya syarat-syarat tersebut diharapkan seorang guru tidak ragu-ragu untuk menentukan pilihannya mengenai media atau alat bantu dalam pembelajaran.


(3)

G. Alat Bantu Pembelajaran

Alat bantu pembelajaran merupakan fasilitas yang penting dalam sekolah karena bermanfaat untuk meingkatkan perhatian anak, dengan alat bantu anak diajak secara aktif untuk memperhatikan apa yang diajarkan oleh guru. Suatu hal yang harus diingat walaupun fasilitas alat bantu yang dimiliki oleh sekolah kurang memadai, tetapi penggunaan alat bantu itu diikuti dengan metode anak aktif sehungga efektifitas pengajaran akan semakin baik. Alat bantu mengajar adalah alat-alat atau perlengkapan yang digunakan oleh seorang guru dalam mengajar.

H. Media Pembelajaran Visual Diam

Media visual diam mempunyai kemampuan menyampaikan informasi secara visual, tetapi tidak dapat menampilkan suara maupun gerak. Media visual dalam konsep pengajaran visual adalah setiap gambar, model, benda dan alat-alat lainnya yang memberikan pengalaman visual itu menurut Sujana dan Ahmad Rivai (1989 : 57) bertujuan untuk :

1. Memperkenalkan, bentuk, memperkaya serta memperjelas pengertian atau konsep yang abstrak kepada siswa.

2. Mengembangkan sikap- sikap yang dikehendaki. 3. Mendorong kegiatan belajar siswa lebih lanjut.

Jelas bahwa penggunaan media (alat bantu) selain dapat memperjelas

pengertian atau konsep yang abstrak juga dapat meningkatkan, memperkaya, membentuk, kecakapan kepada siswa itu sendiri. Media (alat bantu) visual diam yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kertas yang


(4)

bergambarkan rangkaian lempar bola melambung, kertas dan bola kecil. Keuntungan dari media ini adalah hemat biaya, mudah dalam pemakaiannya (praktis) serta memudahkan guru untuk mengevaluasi gerakan yang

digunakan dalam lempar bola. Dan dengan cara ini akan memotivasi anak untuk menolak dan mempraktekkan cara yang sedang diajarkan. Adapun alat bantu yang digunakan :tiang penyangga bola, kayu pemukul, bola kasti dan bola plastik, botol air mineral (Sumber: bahan Penjaskes Kelas IV:49).

I. Memukul bola

Melakukan kasti bukanlah gerakan yang dilakukan dengan sembarangan. Melainkan gerakan yang terencana dan diorganisasikan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Diperlukan teknik permainan kasti yang baik serta latihan yang berulang-ulang dengan pelaksanaan gerakan yang baik.

a. Cara mengambil awalan

Tujuan utama dari pengambilan awalan adalah untuk mendapatkan hasil pukulan yang benar. Cara melakukannya :

a) Siswa mencoba beberapa kali memukul tanpa awalan.

b) Bila sudah menemukan cara memukul dengan mendatar, barulah mulai dengan cara memukul cepat/keras.

c) Teknik memukul adalah mirip dengan memukul pada permainan bola kecil lainnya.

d) Kecepatan meningkat terus menerus sampai mencapai titik pukulan.

b. Teknik pada saat pukulan


(5)

a) Cara ini diperoleh dengan titik berat badan ke belakang, tangan kanan lurus ke belakang lalu ayunkan berat badan ke depan dengan tumpuan kaki kanan bersamaan gerakan tangan lurus sebagai tumpuan kaki kiri.

Gambar 1. Teknik pada saat pukulan

b) Kaki kiri di depan untuk keseimbangan badan kaki kanan untuk tumpuan pada saat memukul.

Gambar 2. Perkenaan stik pemukul dengan bola saat tahap memukul

c) Saat kaki kanan tegak kemudian badan dorong ke depan untuk memberikan kekuatan pada pukulan.

J. Kerangka Pikir

Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad M.Sc.Ed. Anggapan dasar atau Postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh


(6)

penyelidik. Dikatakan selanjutnya bahwa setiap penyidik dapat merumuskan postulat yang berbeda-beda. Seorang penyidik mungkin meragu-ragu sesuatu anggapan dasar yang oleh orang lain diterima sebagai kebenaran. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus dirumuskan secara jelas.

K. Hipotesis

Hipotesis adalah alat yang sangat besar kegunaannya dalam penyelidikan ilmiah, karena merupakan petunjuk ke arah proses penelitian untuk

menjelaskan permasalahan yang harus dicari pemecahannya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

ika pembelajaran kasti pada kasti dilakukan dengan menggunakan alat bantu pembelajaran, maka efektivitas hasil pembelajaran gerak dasar memukul bola dalam permainan kasti pada siswa kelas IV di SD Negeri 2 Pandansari Selatan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT MODIFIKASI BOTOL PLASTIK PADA SISWA KELAS IV SDN 4 REJOSARI NATAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 5 37

PENINGKATAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT MODIFIKASI BOTOL PLASTIK PADA SISWA KELAS IV SDN 4 REJOSARI NATAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 4 47

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 1 NEGARA RATU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 56

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 2 HADUYANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 55

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 2 SUKARAJA GEDONG TATAAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 12 99

PENINGKATAN GERAK DASAR MENOLAK PADA LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 PANDANSARI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012

0 5 47

PENINGKATAN GERAK DASAR LEMPAR BOLA MENDATAR DALAM BERMAIN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KEDIRI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 49

PENINGKATAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LEMPAR BOLA MELAMBUNG PADA NOMOR KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2 BLITAREJO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012

0 11 50

PENINGKATAN EFEKTIVITAS GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2 PANDANSARI SELATAN KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU T.P 2011/2012

0 4 44

PAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA MELAMBUNG DALAM BERMAIN KASTI DENGAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 3 PULAU PANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 43