UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 1 NEGARA RATU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL
BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA
SISWA KELAS IV SDN 1
NEGARA RATU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
YURNIDA
Penelitian
ini
bertujuan
untukmemperbaikidan
meningkatkan
proses
pembelajarangerakdasarmemukul bola kasti melalui modifikasi alat pada siswa kelas IV SD
Negeri1 Negara Ratu Natar TahunPelajaran 2011/2012, dengan penggunaan alat modifikasi
berupa pemukul yang diganti dengan piring danpemukul terbuat dari papan lebarnya lebih
kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45cm.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research), denganmenggunakan2siklus. Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV
yang berjumlah 30 siswa, dengan jumlah 17 laki-laki dan 13 perempuan. Sedangkan teknik
pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan menggunakan instrumen penilaian tes
gerak dasar memukul bola dalam kasti.
Hasil penelitian menunjukkan: pada temuanawalhanyamencapaiketuntasan16,67 %
haliniberartimasihsangat rendahnyakemampuangerakdasarsiswadalammelakukangerakdasar
memukul bola kasti. Padasiklus pertama dengan penggunaan alat berupa pemukul yang
diganti dengan piring diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar
meningkatmenjadi50,00%, sedangkanprosentaseketuntasanbelajarklasikal 85% itu berarti
tindakan belum memenuhiketuntasanbelajar. Pada siklus kedua dengan penggunaan
alatpemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45cm
diperoleh
prosentase
keberhasilan
ketuntasan
belajarmengalamipeningkatanmenjadi90,00%haliniberarti
proses
pembelajarantelahmencapaiketuntasanklasikal.
Dari
hasilpenelitiandisimpulkanPembelajarangerakdasarmemukul
bola
kasti
denganmenggunakanmodifikasialat dapatmemperbaikidanmeningkatkangerakdasarmemukul
bola kasti padasiswa-siswikelasIV SD Negeri1 Negara Ratu Natar Tahun Pelajaran
2011/2012.
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR
MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN
MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 1
NEGARA RATU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
YURNIDA
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses
pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti melalui modifikasi alat pada siswa
kelas IV SD Negeri 1 Negara Ratu Natar Tahun Pelajaran 2011/2012, dengan
penggunaan alat modifikasi berupa pemukul yang diganti dengan piring dan
pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research), dengan menggunakan 2 siklus. Dengan subjek penelitian adalah
siswa kelas IV yang berjumlah 30 siswa, dengan jumlah 17 laki-laki dan 13
perempuan. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan
menggunakan instrumen penilaian tes gerak dasar memukul bola dalam kasti.
Hasil penelitian menunjukkan: pada temuan awal hanya mencapai ketuntasan
16,67 % hal ini berarti masih sangat rendahnya kemampuan gerak dasar siswa
dalam melakukan gerak dasar memukul bola kasti. Pada siklus pertama dengan
penggunaan alat berupa pemukul yang diganti dengan piring diperoleh prosentase
keberhasilan ketuntasan belajar meningkat menjadi 50,00 %, sedangkan
prosentase ketuntasan belajar klasikal 85% itu berarti tindakan belum memenuhi
ketuntasan belajar. Pada siklus kedua dengan penggunaan alat pemukul terbuat dari
papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm diperoleh
prosentase keberhasilan ketuntasan belajar mengalami peningkatan menjadi
90,00% hal ini berarti proses pembelajaran telah mencapai ketuntasan klasikal.
Dari hasil penelitian disimpulkan Pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti
dengan menggunakan modifikasi alat dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak
dasar memukul bola kasti pada siswa-siswi kelas IV SD Negeri 1 Negara Ratu
Natar Tahun Pelajaran 2011/2012.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR
MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN
MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 1
NEGARA RATU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
YURNIDA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
Judul Skripsi
: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN
GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM
BERMAIN KASTI DENGAN MODIFIKASI
ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 1
NEGARA RATU TAHUN PELAJARAN
2011/2012
Nama Mahasiswa
: Yurnida
Nomor Pokok Mahasiswa : 1013078051
Program Studi
: Penjaskes
Fakultas
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Pembimbing
Drs. Baharrudin, M.Pd
NIP 19510507 198103 1 002
Drs. Surisman, S.Pd, M.Pd
NIP 19620808 198901 1 001
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua
: Drs. Surisman, S.Pd, M.Pd.
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Sudirman Husein, M.Pd
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.
NIP 19600315 198503 1 003
Tanggal lulus Ujian Skripsi
:
Mei 2012.
…………
…………
PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama
: Yurnida
NPM
: 1013078051
Tempat tanggal lahir
: Penumangan, 30 Desember 1973
Alamat
: Jln. Veteran Rt 01 Rw 07 Damce Wiyono Gedongtataan
Pesawaran 35372
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ UPAYA
PENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA
DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA
KELAS IV SDN 1NEGARA RATU TAHUN PELAJARAN 2011/2012 ”
adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada
tangg l 9 Maret s.d 23 Maret 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau
hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya
ucapkan terimakasih.
Bandar Lampung,
Yurnida
Mei 2012
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR
MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN
MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 1
NEGARA RATU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
(Skripsi)
Oleh
YURNIDA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani adalah suatu
proses pembelajaran melalalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan
kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan
perilaku hidup sehat, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Pendidikan jasmani dan
kesehatan merupakan wahana pengembangan motorik, pengetahuan dan
penghayatan nilai-nilai moral yang bermuara pada pengembangan jiwa peserta didik
secara utuh.
Isi dari pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan memuat berbagai
permainan olah gerak jasmani yang dapat merangsang peserta didik untuk menjadi
aktif dan kreatif sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan. Masa
anak-anak merupakan masa dimana pertumbuhan dan perkembangan organ-organ
tubuhnya sedang berlangsung dan bersifat terpadu. Perkembangan yang satu
berkaitan erat dan mempengaruhi aspek perkembangan yang lain. Pada usia
sekolah dasar perkembangan fisik merupakan kepedulian guru. Pada usia sekolah
dasar perkembangan fisik akan amat erat kaitannya dengan perkembangan
kognitif.Melalui aktivitas fisik mereka mampu menghayati konsep- konsep yang
belum dikenalnya. Disinilah pendidikan jasmani ikut andil bagian dalam
perkembangan seorang anak. Menurut pakar pendidikan jasmani Amerika Serikat,
Nixon dan Jewett, pendidikan jasmani adalah satu tahap atau aspek dari proses
pendidikan keseluruhan yang berkenaan dengan perkembangan dan penggunaan
kemampuan gerak individu yang dilakukan atas dasar kemauan sendiri serta
bermanfaat dan dengan reaksi atau respon yang terkait langsung dengan mental,
emosi dan sosial.
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan gerak yang sangat berguna untuk melakukan keterampilan gerak dasar.
Untuk merangsang peserta didik dalam melakukan kemampuan gerak tersebut
diperlukan sebuah alat. Salah satunya adalah dengan menggunakan permainan yang
menarik perhatian siswa.Permainan merupakan salah satu materi yang diberikan
disekolah dasar.Permainan dapat dikelompokkan berdasarkan, jumlah pemainnya,
sifat permain, berdasarkan alat yang dipakai, besarnya bola yang dipakai.
Permainan bola kecil di antaranya kasti Bola bakar dan lain-lainnya.
Permainan mempunyai manfaat yang sangat besar bagi mereka yang memainkannya
karena adanya pengaruh positif, baik terhadap individu maupun kelompok terutama
terhadap aspek fisik, mental dan moral. Permainan sangat besar pengaruhnya bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak terutama karena karakteristik permainannya
yang mengutamakan kerjasama kelompok dan dapat mengembangkan kemampuan
penalaran disamping dapat mengembangkan kemampuan gerak, sikap serta
kesegaran jasmani. Permainan bagi anak-anak merupakan suatu kebutuhan hidup
setiap hari sebagaimana kebutuhan terhadap makan dan minum. Pada saat bermain,
semua fungi faal anak dilatih, baik fungsi-fungsi rohani dan fungsi jasmani.
Semakin banyak kesempatan anak bermain makin sempurnalah penyesuaian anak
terhadap keperluan hidup dalam masyarakat.
Berdasarkan hasil observasi yang Penulis lakukan di SD Negeri 1Negara Ratu,
penulis melihat pada saat pembelajaran gerak sebagian besar siswa belum optimal
dalam pelaksanaannya.Guru mendemonstrasikan, kemudian siswa menirukan
gerakan tersebut secara bergiliran.Pelaksanaan kegiatan memang teratur, tetapi
terkesan kaku dan membosankan.Siswa hanya melakukan gerak pada saat giliran ia
melakukan. Selebihnya mereka hanya duduk, berdiri, mengobrol dengan teman
atau hal-hal lain diluar pembelajaran. Keterbatasan sarana dan prasarana juga
menjadi kendala yang klasik dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Di sini dapat
kita lihat bahwa kesempatan anak untuk bergerak menjadi terbatasi, padahal anakanak memerlukan ruang gerak yang lebih luas untuk meningkatkan dan mengasah
kemampuan gerak yang sangat bermanfaat untuk melakukan keterampilan gerak
spesialisasi. Dalam hal ini guru dituntut untuk lebih kreatif dalam memberikan
materi, sehingga siswa tidak bosan dalam belajar gerak. Dibutuhkan variasi-variasi
bermainan yang menyenangkan dan tentu saja menarik minat siswa sehingga
mereka dapat bermain dengan gembira dan tentu saja dapat meningkatkan
kemampuan gerak.
Oleh karena itu, penulis memiliki keinginan untuk membuat suatu pembelajaran
yang menyenangkan dan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam bergerak.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dunia anak-anak adalah dunia bermain.
Oleh sebab itu, penulis ingin mencoba memberikan pembelajaran dengan aktivitas
bermain, bermain disini dilakukan dengan mengadopsi dari beberapa permainan
anak tradisional yang menggunakan alat dan permainan tanpa alat. Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan beberapa macam permainan anak yang
didalamnya mengembangkan aspek kemampuan gerak seperti, kelincahan,
keseimbangan, kecepatan, ketepatan, (koordinasi mata dan tangan) dan daya tahan.
Dengan memberikan Pembelajaranmenggunakan permainan-permainan tersebut,
penulis mengharapkan kemampuan gerak siswa dapat meningkat. Selain itu,
bermain juga merupakan dasar di dalam pembentukan perilaku sehingga sangat
dibutuhkan untuk mendapatkan pengetahuan mengenai kehidupan sosial dan
perkembangan fisik bagi anak.
Dalam pendidikan pembaruan dapat diartikan suatu upaya sadar yang dilakukan untuk
memperbaiki praktek pendidikan dengan sungguh-sungguh. Pada kamus besar bahasa
Indonesia pengertian dari alat adalah “yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu” alat
merupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar
mengajar. Oleh sebab itu dengan adanya alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh
secara langsung tentang materi yang akan diberikan kepada siswa, dengan tujuan agar mudah
dipahami dan dapat dimengerti oleh peserta didik atau siswa.
Modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan dan
manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan aslinya. Lutan ( 1998 ) menerangkan modifikasi
dalam mata pelajaran diperlukan dengan tujuan agar siswa memperoleh kepuasan dan
mengikuti pelajaran, meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi dan siswa
dapat melakukan pola gerak secara benar.
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis mengajar di SDN 1 Negara Ratu dapat
dikatakan bahwa penguasaan keterampilan memukul bola pada waktu bermain sering tidak
mengenai pemukul, siswa belum menunjukkan kemampuan seperti yang diharapkan dalam
pembelajaran. Hal tersebut terlihat masih banyaknya kesalahan-kesalahan yang dilakukan, di
antaranyamasih kurangnya koordinasi antara gerakan awal, pelaksanaan dan gerak lanjutan
pada saat memukul bola. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa tersebut merupakan
hambatan yang sangat berarti untuk tercapainya hasil belajar memukul bola kasti pada waktu
bermain, kurang sesuai dengan yang diharapkanpada pembelajaran gerak dasar memukul bola
kasti pada waktu bermain siswa kelas IV SDN 1 Negara Ratu Natar.
Rata-rata nilai tidak mencapai standar ketuntuasan minimal (KKM) di SDN 1 Negara Ratu
Natar yaitu 65. Dari 33 siswa kelas IV pada waktu bermain Kasti yang mengenai pemukul
hanya 11 dari 33 siswa atau sebesar 33,33%, sedangkan yang belum tuntas sebesar 66,67%
atau 22 dari 33 siswa yang dinyatakan tuntas dalam belajar atau berhasil dalam mengikuti
proses pembelajaran sesuai dengan standar mutu dalam kurikulum (KTSP) jika mencapai nilai
64 atau lebih kecil dinyatakan belum tuntas atau remedial jika mendapat nilai kurang dari 65.
Diduga pada pembelajaran gerak dasar memukul dalam bermain Kasti dikarenakan
pemukulnya terlalu kecil sehingga sukar kenanya pada waktu bermain. Dari dugaan di atas
penulis mencoba mengatasinya dengan memodifikasi pemukul/stiknya di buat lebih lebar dan
lebih ringan agar siswa tidak enggan melakukannya pada saat pembelajaran berlangsung, di
samping itu agar tidak terlalu banyak yang mengikuti remidial dalam materi gerak dasar
memukul dalam bermain Kasti. Dari permasalahan yang dikemukakan di atas penulis tertarik
menindak lanjuti dengan kajian berupa penelitian kaji tindak (PTK) dengan judul ” Upaya
Meningkatkan Gerak Dasar Memukul Dalam Bermain Kasti Dengan Memodifikasi
Alat Pembelajaran Untuk Siswa Kelas IV SDN 1 Negara Ratu Natar Tahun
Pelajaran 2011/2012 ”.
D.Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi antara lain :
1. Pemukul yang digunakan dalam Kasti masih terlalu kecil untuk siswa SD kelas IV.
2. Masih banyak siswa yang takut melakukan gerak dasar memukul dikarenakan masih berat.
3. Masih banyak siswa perkiraan kapan harus mengayun pemukul dengan datangnya bola.
4. Masih banyak siswa pada waktu memukul bola sikutnya bengkok atau ditekuk.
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut : ”Apakah Dengan ModifikasiAlat Pembelajarandapat
meningkatkan kemampuan gerak dasar memukul bola Kasti pada siswa kelas IV SDN
1Negara Ratu Natar Tahun Pelajaran 2011/2012”.
1. Apakah dengan menggunakan alat modifikasi pemukul yang diganti dengan piring dapat
meningkatkan kemampuan gerak dasar memukul bola Kasti pada siswa kelas IV SDN
1Negara Ratu Natar Tahun Pelajaran 2011/2012?.
2. Apakah dengan menggunakan pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm
dan panjangnya 40- 45cm dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar memukul bola
Kasti pada siswa kelas IV SDN 1Negara Ratu Natar Tahun Pelajaran 2011/2012.
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan rumusan masalah di atas maka penelitian
inibertujuan untuk :
1. Memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar gerak dasar memukul bola Kasti dengan
menggunakan alat modifikasi pemukul yang diganti dengan piring.
2. Memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar gerak dasar memukul bola Kasti dengan
menggunakan alat modifikasipemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm
dan panjangnya 40- 45cm.
G. Manfaat Penelitian
Jika tujuan penelitian diatas tercapai, maka hasil yang di harapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi siswa, sebagai upaya meningkatkan hasil belajar gerak dasar memukul bola dalam
bermain Kasti.
2. Bagi guru Pendidikan Jasmani, merupakan inovasi dari pembelajaran yang sebelumnya dan
meningkatkan rasa percaya diri karena mampu mengembangkan pengetahuan, pengalaman,
strategi, peralatan, dan fasilitas pembelajaran.
3. Bagi Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP UNILA, sebagai upaya pengembangan
modifikasi pembelajaran bagi calon guru.
4. Bagi Kepala Sekolah, sebagai bahan masuakan dan pertimbangan untuk pembinaan
profesionalisme bagi guru penjas disekolah
.
I.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar Mengajar
Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar
adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian
ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil
atau tujuan. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan prilaku.
Menurut Oemar Hamalik (2003) “Mengajar adalah kegiatan membimbing kegiatan belajar dan
kegiatan mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan belajar siswa”. Menurut Husdarta dan
Saputra (2002) “Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, guru tidak hanya sekedar
menyampaikan informasi kepada siswa saja tetapi juga guru harus berusaha agar siswa mau
belajar. Karena mengajar sebagai upaya yang disengaja, maka guru terlebih dahulu harus
mempersiapkan bahan yang akan disajikan kepada siswa”.
Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik menuju ke
perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai
usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju
terbentuknya kepribadian seutuhnya. Relevan dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar
adalah “penambahan pengetahuan“.
B. Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang
direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu
secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem
pendidikan nasional. (Kurikulum penjaskes 2004)
Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran
jasmani, pengetahuan, prilaku hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang
dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap
positif bagi diri sendiri sebagai pelaku dan menghargai manfaat aktifitas jasmani bagi
peningkatan kualitas hidup sehat seseorang sehingga akan terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup
yang aktif (Depdiknas, 2004: 2).
Menurut Eddy Suparman (2000:1) pendidikan jasmani dan kesehatan adalah mata pelajaran
yang merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan yang dalam proses pembelajarannya
mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dengan
pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang selaras, serasi, seimbang.
Disinilah pentingnya pendidikan jasmani, karena menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi
lingkungan kemudian mencoba kegiatan yang sesuai minat anak menggali potensi dirinya.
Melalui pendidikan jasmani anak-anak menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi
kebutuhannya akan gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu
keseimbangan perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna
dan merangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi,
sosial dan moral.
C. Keterampilan Gerak Dasar
Gerak dasar adalah gerak yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat
kematangan. Ketermpilan gerak dasar merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk
ketangkasan yang lebih kompleks. Rusli (1998) membagi tiga gerakan dasar yang melekat pada
individu yaitu, 1) lokomotor, (2) gerak non lokomotor, (3) manipulatif.Rusli (1998)
mendefinisikan gerak lokomotor adalah ”gerak yang digunakan untuk memudahkan tubuh dari
satu tempat ke tempat lain atau memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lompat dan
berguling”. gerak non lokomotor” adalah keterampilan yang dilakukan tanpa memindahkan
tubuh dari tempatnya, misalnya membungkuk badan, memutar badan, mendorong dan menarik.
Sedangkan gerak manipualtif adalah ketrampilan memainkan suatu proyek baik yang dilakukan
dengan kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh yang lain.Gerak manipulatif ini bertujuan
untuk koordinasi mata-kaki, mata-tangan, misalnya melempar, menangkap dan menendang.
D. Permainan Bola Kasti
1. Sejarah Singkat Bola Kasti
Kasti berasal dari bahasa Belanda, termasuk dalam jenis olahraga permainan dengan
menggunakan bola kecil atau permainan bola kecil. Kasti adalah pemain beregu (tim) yang
dimainkan oleh dua regu, masing-masing regu terdiri dari 12 orang pemain, bagi regu yang
mendapat kesempatan memukul disebut regu pemukul atau pihak pemukul, dan regu yang
bertugas menjaga di lapangan disebut regu lapangan atau pihak lapangan. Kasti dimainkan
khusus oleh anak-anak putra saja atau oleh anak-anak putrid saja. Permainan kasti dimainkan
di atas lapangan rumput yang rata yang berbentuk empat persegi panjang dimana lebar dan
panjangnya kurang lebih berbanding 1 : 2. Di atas lapangan terdapat sebuah tiang hinggap
untuk pertolongan pelari disebut tiang pertolongan, dan 2 buah tiang hingga bebas yang
terdapat pada bagian akhir lapangan disebut tiang bebas.
Dalam permainan kasti ini dipergunakan alat pemukul bola dibuat dari kayu, disebut kayu
pemukul, dan bola kecil. Bagi anak-anak pemula yang baru belajar dapat memakai bola tenis,
sedang bagi anak-anak yang sudah mahir atau telah menguasai permainan kasti digunakan
bola khusus untuk kasti. Permainan dipimpin oleh seorang wasit yang dibantu oleh 3 orang
pembantu wasit dan seorang penulis nilai. Pemain regu pemukul setelah memukul bola
berusaha segera lari ke tiang bebas dengan melalui tiang pertolongan lebih dulu atau
langsung lari ke tiang bebas dan kembali ke ruang bebas dengan selamat untuk mendapat
nilai. Sebaliknya pemain regu lapangan berusaha menggagalkan usaha pemain pemukul
untuk mendapat nilai dengan menangkap bola yang dipukul oleh pemain pemukul dan
melempar atau menembak pelari dengan bola atau menghanguskan ruang bebas dengan bola
pada waktu ruang bebas kosong (belum ada pelari yang masuk ruang bebas) untuk
menggantikan menjadi pemain pemukul. Antara regu satu dengan regu lainnya saling
berusaha untuk menjadi regu pemukul. Adapun tujuan dari masing-masing regu atau kedua
belasan adalah berusaha untuk mengumpulkan nilai sebanyak-banyaknya. Permainan kasti
ini dilakukan 2 babak, anatara babak pertama dan babak kedua dengan diberi waktu untuk
istirahat. Regu yang dinyatakan menang adalah regu yang sampai akhir permainan atau akhir
pertandingan lebih banyak mengumpulkan nilai.
2. Teknik Dasar Permainan Kasti
Sebelum melangkah ke dalam peraturan permainan terlebih dahulu harus menguasai
teknik-teknik dasar permainan kasti, beberapa teknik dalam permainan bolakasti adalah
sebagai berikut:
a. Melambungkan Bola
Melambungkan bola perlu dikuasai oleh pemain karena teknik dasar inisalah
satu yang menentukan dalam permainan, agar dapat melambungkan bola
dengan baik tekniknya antara lain:
Melambungkan Bola ke Atas
langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Berdiri dengan salah satu kaki di depan (kaki kanan /kiri).
2. Pegang bola dengan tangan kanan, sejajar dengan dada
3. Bola berada pada pangkal jari-jari, tangan kanan membuat cekungan
dan menghadap ke atas.
4. Tangan kanan di depan dada dengan siku sedikit ditekuk dan tangan
kiri didepan dada.
5. Tarik tangan kanan ke bawah hingga di samping belakang lutut.
6. Condongkan badan agak kedepan dan tekuklah kedua lutut.
7. Ayunkan tangan keatas dengan siku lurus.
8. Lepaskan bola disertai dengan lecutan telapak tangan kearah atas.
b. Melambungkan Bola ke Depan
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Berdiri dengan kaki kiri di depan.
2. Tangan kanan memegang bola.
3. Tangan kanan yang memegang bola lurus berada di samping paha.
4. Posisi bola terletak pada pangkal jari-jari dan telapak tangan membuat
cekungan.
5. Selanjutnya tarik tangan kanan lurus kebelakang.
6. Tekuk kedua lutut dan badan condong kedepan (badan tidak membungkuk).
7. Ayunkan tangan yang memegang bola kearah depan,langkahkan kaki kanan
dan luruskan lutut kiri.
c. Melempar Bola dari Atas Kepala
Lemparan bola dari arah atas biasanyadigunakan dari jarak yang jauh dari
pemuykul atau pemain yang berlari, langkah-langkah melempar bola ke pada
pemukul antara lain:
1. Berdiri dalam sikap siap melempar.
2. Posisi bola terletak pada pangkal jari-jari, ketiga jari-jari berada pada
belakang bola, ibu jari dan jari kelingking berada di samping bola.
3. Tariklah tangan kebelakang bersama dengan gerakan memutar kesamping
dan langkahkan kaki kiri kedepan.4. Badan condong kebelakang lalu
ayunkan tangan yang memegang bola dari belakang dan lemparkan dengan
kaki kanan ikut maju.
d. Menangkap Bola
Ada beberapa teknik menangkap bola dalam permainan kasti, teknik ini
digunakan oleh pemain penjaga.berbagai teknik tangkapan antara lain:
Menangkap Bola Lambunglangkah-langkahnya adalah:
1. berdiri dengan kaki sedikit kangkang, lutut sedikit ditekuk
pandangan mata tertuju kearah datangnya bola.
2. julurkan tangan keatas depan kepala badan sedikit condong
kedepan.
3. kedua telapak tangan membuka menyerupai bunga yang merekah
dan siap menangkap bola, pandangan tetap kebola.
Menangkap Bola Mendatarteknik menangkapnya sebagai berikut.
1. berdiri dengan kaki sedikit kangkang, lutut sedikit ditekuk pandangan
mata tertuju kearah datangnya bola.
2. posisi kedua telapak tangan, kedua lengan lurus kedepan dan tangan
kanan atau tangan kiri yang di atas seperti bentuk tepuk tangan dari
atas.
Menangkap Bola Dari Bawah tekniknya sebagai berikut:
1. kedua tangan siap menerima bola dengan berjongkok.
2. jari-jari tangan berada di bawah sejajar arah bola yang akan datang
3. pandangan lurus kearah bola agar dapat melihat arah bola datang
e. Memukul Bola
Memukul bola, teknik ini merupakan teknik yang harus dikuasai setiap pemain
karena sebuah pukulan yang dapat menentukan berhasil tidaknya permainan.
Ada beberapa teknik memukul yang harus dikuasai pemain kasti antara lain:·
memukul bola mendatar, memukul bola merendah atau menyusur tanah,
memukul bola atas kepala
f. Teknik Berlari
Berlari, teknik berlari merupakan teknik yang dapat dilakukan oleh setiap
pemain. Alangkah baiknya bila teknik berlari bagi pemain kasti di perdalam lagi
agar tidak kecapean bila sedang berlari. Ada beberapa teknik berlari antara lain:
· berlari lurus
· berlari zig-zag
E. Gerak Dasar Memukul Bola
Dalam permainan kasti, gerak dasar memukul merupakan unsur yang sangat penting bagi regu
pemukul, karena dengan pukulan yang benar dan terarah merupakan modal utama dalam
memperoleh nilai. Sering kali kemenangan dalam suatu pertandingan ditentukan oleh kemahiran
anak dalam memukul bola.Agar anak-anak dapat memukul dengan baik, maka gerak dasar
memukul ini harus diberikan secara mendasar dan dimulai dengan cara memegang kayu
pemukul, kemudian dilanjutkan dengan gerakan memukul. Sedangkan posisi kaki pada waktu
memukul adalah sangat menentukan terhadap arah pemukul bola. Kesalahan umum yang sering
dilakukan pada saat memukul ialah pemukul yang kurang tenang, kurang memperhatikan posisi
regu lapangan dan tergesa-gesa memukul bola yang dilambungkan kepadanya. Ia seharusnya
benar-benar melihat bola yang dilambungkan dari pelambung dan berusaha memukul ke arah
lapangan yang kosong artinya tempat yang tidak ada penjaganya, agar dapat member
kesempatan kepada temannya yang ada di tiang pertolongan untuk dapat lari menuju salah satu
tiang bebas. Juga kepada temannya yang berada di tiang bebas supaya dapat kembali ke ruang
bebas.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam gerak dasar memukul, yaitu :
a. Cara memegang kayu pemukul
Cara pemukul di pegang pada bagian yang telah disediakan yaitu di ujung yang kecil dan ada
lekukan-lekukan tempat jari-jari.Adapun cara memegang kayu pemukul yang lebar dan mudah
dilakukan oleh anak-anak adalah seprti sikap tangan pada saat berjabatan tangan. Posisi ketiga
jari yaitu jari tengah, jari manis, dan jari kelingking saling berdekatan atau merapat, sedangkan
jari telunjuk agak jauh dan ibu jari berada di atas secara wajar. Untuk mengarahkan bola perlu
memperhatikan posisi kaki saat memukul bola.
b. Posisi kaki saat memukul bola.
1. Posisi kaki untuk memukul bola ke samping kiri ke arah tiang pertolongan.
2. Posisi kaki untuk memukul bola ke arah bendera batas separuh lapangan yang berada di
sebelah kiri dan daerah sekitarnya.
3. Posisi kaki untuk memukul bola ke samping kiri ke arah tiang pertolongan.
4. Posisi kaki untuk memukul bola ke arah antara ruang bebas dan bendera batas separuh
lapangan yang berada di sebelah kanan.
Gambar 1. Lapangan Kasti
Keterangan
A. Ruang bebas/ruang tunggu
B. Tempat pelambung
C. Tempat pemukul
D. Tempat penjaga belakang
E. Tempat pemberentian I
F.
Tempat pemberentian II
G. Tempat pemberentian III
Gambar 2. pemukul dan bola kasti
Gambar 3. Bola Kasti
F. Modifikasi Alat Pembelajaran
Di dalam kamus bahasa Indonesia modifikasi adalah ”pengubahan” dan berasal dari kata ”ubah”
yang berarti ”lain atau beda” mengubah dapat diartikan dengan ”menjadikan lain dari yang
sebelumya” sedangkan dari arti pengubahan adalah ”proses”, perubahan atau cara mengubah,
kemudian mengubah dapat juga diartikan pembaruan. Tidak mengherankan bahwa pada
mulanya dalam pembaruan berpokok pada metode mengajar, bukan karena mengajar itu penting
melainkan mengajar itu bermaksud menimbulkan efek belajar pada siswa yang bertujuan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam pendidikan pembaruan dapat diartikan suatu upaya sadar yang dilakukan untuk
memperbaiki praktek pendidikan dengan sungguh-sungguh. Pada kamus besar bahasa Indonesia
pengertian dari alat adalah “yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu” alat merupakan bagian
dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu
dengan adanya alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi
yang akan dibeikan kepada siswa, dengan bertujuan agar mudah dipahami dan dapat dimengerti
oleh peserta didik atau siswa.
Rusli Lutan ( 1998 ) Modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara
penggunaan dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan aslinya. Lutan ( 1998 )
menerangkan modifikasi dalam mata pelajaran diperlukan dengan tujuan agar siswa
memperoleh kepuasan dan mengikuti pelajaran, meningkatkan kemungkinan keberhasilan
dalam berpartisipasi dan siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.“Secara garis besar
tujuan modifikasi adalah :1) mengatasi keterbatasan akan sarana dan prasarana pendidikan
jasmani; 2) mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik; 3) mendukung
tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif; 4) mengurangi resiko cedera akibat proporsi
antara sarana pembelajaran dan kondisi fisik yang tidak seimbang”. ( Lutan, 1997 ).
Menurut Azhar Arsyad ( 2005: 7 ) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses
belajar baik di dalam maupun di luar kelas. “Alat bantu adalah alat yang digunakan pendidik
dalam menyampaikan pendidikan, alat bantu ( peraga ) sangat penting. Alat tersebut berguna
agar bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru lebih mudah diterima atau dipahami peserta
didik. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru
agar proses belajar siswa lebih berhasil dalam proses pembelajaran dan efektif serta efesien”.
Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa modifikasi alat bermain merupakan suatu
upaya seseorang untuk merubah alat bermain yang sesungguhnya menjadi berbeda dari yang
sebelumnya dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direncanakan
sebelumnya dapat dicapai dengan sebaik-baiknya. Modifikasi alat bermain merupakan bagian
dari inovasi yang dapat dilakukan dalam dunia pendidikan. Adapun kegiatan inovatif dalam hal
ini antara lain pengembangan dan produksi alat-alat pelajaran.
Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bola
plastik yang relatif lebih ringan dan tidak keras. Hal ini dapat memberikan kemudahan bagi anak
dalam usahanya menuju gerak dasar mengoper bola seperti yang diharapkan, karena anak dapat
mencoba secara berulang-ulang melakukan gerakan mengoper bola tanpa ragu dan rasa takut
karena sakit yang ditimbulkan saat mengoper bola.
G. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya melalui penelitian
ilmiah. Berdasarkan teori dan kerangka pikir yang dikemukakan diatas, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
“Dengan alat modifikasi bola plastik dan piring plastik, pemukul yang diperbesar/
diperlebar dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran gerak dasar memukul bola
dalam bermain bola Kastipada Siswa Kelas IV SDN 1 Negara Ratu Natar”.
1
I.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena
metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu
penelitian terhadap subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin
menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dilaksanakan
pada Siswa SDN 1 Negara Ratu Natar.
Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang
memanfaatkan tindakan yang nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif
yang "di coba sambil berjalan " dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.
Arikunto (1998 : 82)
Jadi jenis penelitian ini salah satu tindakan yang nyata dimana antara guru dengan
siswa terlibat langsung dalam proses memecahkan masalah dalam penelitian
tersebut. Adapun ciri-ciri sebagai berikut :
1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.
2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan
perkembangan-perkembangan baru yang lebih baik.
3. Dilakukan melalui putaran-putaran berspiral
Gambar 1. Daur ulang PTK
2
Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2008)
Keterangan gambar
1. Perencanaan ( Planning ).
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,
oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, serta pada tahap
perencanaan ini dipersiapkan skenario pembelajaran, fasilitas sarana
pendukung yang diperlukan, dan juga instrumen untuk merekam data
mengenai proses hasil tindakan. Pada perencanaan ini juga dilaksanakan
simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan
rancangan.
2. Tindakan ( Action )
Tindakan adalah pelaksaan yang merupakan implementasi atau penerapan
isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
3. Oberservasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat
suatu tindakan.
4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan.
Dalam penelitian tindakan ada kata tindakan artinya dalam hal ini guru
melakukan sesuatu yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan kata
3
lain, penelitian tindakan kelas ini harus menyangkut upaya guru dalam bentuk
proses belajar mengajar yang mengutamakan hasil yang lebih baik dari
sebelumnya.
B. Subyek penelitian
Populasi menurut Arikunto (1998 : 108 ) Menjelaskan bahwa populasi adalah
keseluruan dari subjek penelitian. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini
adalah siswa Kelas IV SDN 1Negara Ratu Natarberjumlah 30 orang.
C. Tempat dan Waktu.
1.
Tempat Penelitian
: Di lapangan SDN 1 Negara Ratu Natar.
2.
Pelaksanaan Penelitian : Januari dan Februari 2012
3.
Lama waktu yang diperlukan dalam penelitian sampai pada tahap penyusunan
skripsi berlangsung selama kurang lebih 3 bulan.
D. Variabel dan Data
1. Variabel
: Menurut (Arikunto, 2006 : 99) variabel penelitian adalah
gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian. yang terdiri dari
variabel bebas dan terikat.
variabel Bebas (X)
: Modifikasi Alat
Variabel Terikat (Y)
: Gerak Dasar Memukul Bola Kasti.
4
2. Data
: Data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga
menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif.
Dalam penelitian ini data yang diperoleh merupakan data primer yang diolah
secara kuantitatif dengan bentuk data diskrip. Hasil penelitian ini dijabarkan
secara kualitatif
E. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah
yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hubungan keempat
komponen tersebut menunjukan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan
berulang. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan yang
tunggal, tetapi selalu harus berupa rangkaian kegiatan akan kembali ke asal, yaitu
dalam bentuk siklus. Seperti yang di gambarkan sebagai berikut
1. Siklus Pertama
a. Rencana :
1. Menyiapkan skenario pembelajaran dan kegiatan- kegiatan yang akan
dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup.
2. Menyiapkan peralatan modifikasi bola dan piring plastik untuk
pelaksanaan proses pembelajaran.
3. Mempersiapkan instrumen untuk observasi/penilaian dan dokumentasi.
4. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.
b. Tindakan :
1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 3 - 4 syaf.
5
2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk pembelajaran yang
akan dilakukan pada siklus pertama, yaitu posisi dari sikap awalan,
pelaksanaan dan sikap akhir.
3. Sebelumnya siswa di berikan contoh rangkaian gerak dasar memukul
bola kasti yang benar, dari mulai sikap persiapan, pelaksanaan, dan sikap
akhir dengan menggunakan modifikasi bola dan piring plastik.
4. Diberikan pengulangan gerak dasar memukul bola kasti secara berurutan.
5. Kegiatan tindakan dilakukan selama 1 minggu untuk 2-3 kali pertemuan,
setelah 2-3 kali pertemuan pada minggu berikutnya diadakan observasi
atau penilaian.
c. Observasi :
Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu
pengulangan kemudian dinilai atau di evaluasi oleh 3 testor untuk
mendapatkan objektifitas dengan menggunakan instrument yang telah
dipersiapkan.
d. Refleksi :
1. Dari data hasil observasi di analisis dan disimpulkan untuk perencanaan
siklius berikutnya.
2. Mendiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua.
2. Siklus Kedua
a. Rencana :
1. Menyiapkan skenario pembelajaran/RPP gerak dasar memukul bola
kasti.
6
2. Menyiapkan peralatan untuk proses pembelajaran gerak dasar memukul
bola kasti.
3. Menyiapkan alat modifikasi pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih
kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm.
4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (kamera)
5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.
b. Tindakan :
1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 3 - 4 bersyaf.
2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk pembelajaran
yang akan dilakukan pada siklus kedua, yaitu posisi dari sikap awalan,
pelaksanaan, dan sikap akhir untuk pelaksanaan rangkaian gerakdasar
memukul bola kasti terbuat dari karet.
3. Sebelumnya siswa di berikan contoh cara melakukan pembelajaran
gerak dasar memukul bola yang benar, dari mulai sikap persiapan,
pelaksanaannya, akhir dalam memukul bola kasti.
4. Setiap siswa melakukan rangkaian gerak dasar berulang sampai benarbenar menguasai gerakan ini secara berurutan memukul bola kasti.
5. Dalam proses pembelajaran jika ada siswa yang salah melakukan gerak
dasar memukul bola kasti dilakukan perbaikan berulang-ulang sampai
bisa melakukan cara memukul bola yang baik dan benar.
c. Observasi :
Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu
pengulangan kemudian dinilai atau di evaluasi oleh 3 testor untuk
7
mendapatkan objektifitas dengan menggunakan instrument yang telah
dipersiapkan.
d. Refleksi
:
Kesimpulan dari hasil pembelajaran penjaskes senam lantai pada gerak
dasar servis bawah didiskusikan kolaborasi dicapai oleh siswa melalui
refleksi dan hasil siklus ke-2 telah mencapai ketuntasan 80 % hasil
pembelajaran dengan demikian maka penelitian ini dapat dihentikan pada
siklus ke-2, jika belum mencapai 80 % penelitian ini akan dilanjutkan
siklus berikutnya.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur peaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas(PTK) di setiap siklusnya, menurut Freir and Cuning Ham menurut
Muhajir dalam Surisman (1997 : 58). Alat untuk mengukur instrumen dalam PTK
dikatakan valid bila tindakan itu memang aplikatif dan dapat berfungsi untuk
memecahkan masalah yang di hadapi dalam proses pembelajaran. Dari pendapat di
atas untuk instrumen tidak perlu di uji cobakan dan di hitung validitas dan
reliabelitasnya.
8
Tabel 1. Instrumen Penilaian Psykomotor Gerak Dasar Memukul Bola Kasti
NO
DESKRIPTOR PENILAIAN
SKOR
1
1
2
3
2
3
Persiapan:
1. Berdiri menghadap ke arah pelambung
2. Posisi kaki salah satunya berada di depan, lutut kaki kanan agak
ditekuk.
3. Berat badan berada di kaki kanandengan badan agak condong
kebelakang.
4. Tangan kanan memegang pemukul agak diserongkan kebawah.
5. Tangan kiri dijulurkan ke depan sesuai dengan permintaan.
Pelaksanaan
6. Pemukul di ayunkan serong ke atas usahakan kena pada pertengahan
kayu pemukul.
7. bola setelah kena kayu pemukul membentuk sudut ± 450
8. Bola dipukul setinggi bahu..
9. Letakkan pemukul di dalam katak tempat memukul.
Sikap Akhir
10. Lari masuk ke dalam lapangan permainan.
**) di Adopsi dari Surisman (Buku Permainan Boala Kecil. 20010 : 122-123.)
O. Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data di
analisis melalui perhitungan kuantitatif menggunakan rumus sebagai berikut :
P=
Keterangan :
100 % (Subagio 1991 : 107 dalam Surisman 1997)
P : Prosentase keberhasilan.
f :Jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar.
n : Jumlah siswa yang mengikuti tes.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL
BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA
SISWA KELAS IV SDN 1
NEGARA RATU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
YURNIDA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR
MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN
MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 1
NEGARA RATU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
(Skripsi)
Oleh
YURNIDA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR
MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN
MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 1
NEGARA RATU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
(PROPOSAL PENELITIAN)
YURNIDA
1013078051
PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011/2012
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.
2.
3.
4.
Halaman
Lapangan Kasti.............................................................................................. 18
Pemukul dan Bola Kasti ................................................................................ 19
Bola Kasti ..................................................................................................... 19
Diagram Batang Rata-Rata Kelas Siswa Yang Mendapatkan Nilai≥ Rk dan <
Rk Gerak Dasar Memukul Bola Dalam Kasti disetiap Siklus ...................... 31
5. Diagram Batang Ketuntasan Belajar Kelas Siswa Yang Mendapatkan Nilai≥
RB dan < RB Gerak Dasar Memukul Bola Dalam Kasti disetiap Siklus ..... 31
DAFTAR ISI
Halaman
SAN WACANA ..............................................................................................
i
DAFTAR ISI ...................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL............................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
vi
I. PENDAHULUAN .....................................................................................
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................
B. Identifikasi Masalah .............................................................................
C. Rumusan Masalah ................................................................................
D. Tujuan Penelitian .................................................................................
E. Manfaat Penelitian ...............................................................................
1
1
6
7
7
8
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................
9
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Pengertian Belajar Mengajar................................................................
Pendidikan Jasmani..............................................................................
Keterampilan Gerak Dasar ..................................................................
Permainnan Bola Kasti .......................................................................
Gerak Dasar Memukul Bola ...............................................................
Modifikasi Alat Pembelajaran ............................................................
Hepotesis ..............................................................................................
9
10
11
12
17
19
21
III. METODOLOGI PENELITIAN.................................................................
A. MetodePenelitian .................................................................................
B. Subjek Penelitian .................................................................................
C. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................
D. Variabel dan Data ................................................................................
E. Rancangan Penelitian ...........................................................................
1. Siklus Pertama .................................................................................
2. Siklus Kedua ....................................................................................
F. Instrumen Penelitian ............................................................................
G. TeknisAnalisis Data .............................................................................
22
22
24
24
24
25
25
26
27
29
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................
A. Hasil Penelitian ....................................................................................
B. Pembahasan..........................................................................................
C. Hipotesis ..............................................................................................
30
30
36
39
V. SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................
A. Simpulan ..............................................................................................
B. Saran ....................................................................................................
40
40
40
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
42
LAMPIRAN .....................................................................................................
44
42
DAFTAR PUSTAKA
Aip Syarifuddin dan Muhadi. 1992. Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud.
Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Peneliti; Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi.
PT Rineka Cipta. Jakarta.
Arsyad, Azhar. 2000. Media Pengajaran. PT Raja Gafindo Persada. Jakarta.
Bahagia Yoyo dan Suherman Adang. 2000. Prinsip-prinsip Pengembangan dan
Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta : Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar
dan Menengah.
Depdiknas. 2004/2005. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standart Kompetensi
dan Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Jakarta: Depdiknas.
Roji. (2004). Buku pendidikan jasmani dan kesehatan SD. Jakarta: PT. Glora Angkasa
Pratama. Erlangga.
Hamzah, Amir. 1988. Media Audio-viisual. PT. Gramedia. Jakarta
Lutan, Rusli. (1988). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metoda.
Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti P2LPTK.
Lutan, Rusli dan Suherman, Adang. 2000. Pengukuran Dan Evaluasi Penjaskes.
Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
43
Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga : Jakarta.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Soekatamsi. 2002. Permainan Bola Besar (Sepakbola). Modul Perkuliahan S1
Universitas Terbuka Tahun 2002.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Sukintaka. 2004. Permainan dan Metodik I. PT Rineka Cipta.
Sumarno. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitan Tindakan Kelas. Jakarta : Dirjen
Dikti, Depdikbud.
Surisman, 2007. Penilaian Hasil Pembelajaran. Universitas lampung.
Surisman, 2010. Permainan Bola Kecil . Universitas lampung.
Surisman. 2005. Efektivitas Modifikasi Gerak Dasar atletik Melalui Modikasi Gerak
Dasar pada Mahasiswa Penjaskes. Unila Tahun 2005.
44
LAMPIRAN - LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Instrumen Penilaian Psikomotor Gerak Dasar Memukul Bola Kasti ........... 29
2. Deskripsi Gerak Dasar Memukul Bola Kasti................................................ 31
3. Deskripsi Daya Serap Penilaian Pada Setiap Siklus ..................................... 34
Judul Skripsi
KEMAMPUAN
: UPAYA MENINGKATKAN
GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN
KASTI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA
KELAS IV SDN 1
NEGARA RAT
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL
BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA
SISWA KELAS IV SDN 1
NEGARA RATU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
YURNIDA
Penelitian
ini
bertujuan
untukmemperbaikidan
meningkatkan
proses
pembelajarangerakdasarmemukul bola kasti melalui modifikasi alat pada siswa kelas IV SD
Negeri1 Negara Ratu Natar TahunPelajaran 2011/2012, dengan penggunaan alat modifikasi
berupa pemukul yang diganti dengan piring danpemukul terbuat dari papan lebarnya lebih
kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45cm.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research), denganmenggunakan2siklus. Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV
yang berjumlah 30 siswa, dengan jumlah 17 laki-laki dan 13 perempuan. Sedangkan teknik
pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan menggunakan instrumen penilaian tes
gerak dasar memukul bola dalam kasti.
Hasil penelitian menunjukkan: pada temuanawalhanyamencapaiketuntasan16,67 %
haliniberartimasihsangat rendahnyakemampuangerakdasarsiswadalammelakukangerakdasar
memukul bola kasti. Padasiklus pertama dengan penggunaan alat berupa pemukul yang
diganti dengan piring diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar
meningkatmenjadi50,00%, sedangkanprosentaseketuntasanbelajarklasikal 85% itu berarti
tindakan belum memenuhiketuntasanbelajar. Pada siklus kedua dengan penggunaan
alatpemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45cm
diperoleh
prosentase
keberhasilan
ketuntasan
belajarmengalamipeningkatanmenjadi90,00%haliniberarti
proses
pembelajarantelahmencapaiketuntasanklasikal.
Dari
hasilpenelitiandisimpulkanPembelajarangerakdasarmemukul
bola
kasti
denganmenggunakanmodifikasialat dapatmemperbaikidanmeningkatkangerakdasarmemukul
bola kasti padasiswa-siswikelasIV SD Negeri1 Negara Ratu Natar Tahun Pelajaran
2011/2012.
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR
MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN
MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 1
NEGARA RATU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
YURNIDA
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses
pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti melalui modifikasi alat pada siswa
kelas IV SD Negeri 1 Negara Ratu Natar Tahun Pelajaran 2011/2012, dengan
penggunaan alat modifikasi berupa pemukul yang diganti dengan piring dan
pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research), dengan menggunakan 2 siklus. Dengan subjek penelitian adalah
siswa kelas IV yang berjumlah 30 siswa, dengan jumlah 17 laki-laki dan 13
perempuan. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan
menggunakan instrumen penilaian tes gerak dasar memukul bola dalam kasti.
Hasil penelitian menunjukkan: pada temuan awal hanya mencapai ketuntasan
16,67 % hal ini berarti masih sangat rendahnya kemampuan gerak dasar siswa
dalam melakukan gerak dasar memukul bola kasti. Pada siklus pertama dengan
penggunaan alat berupa pemukul yang diganti dengan piring diperoleh prosentase
keberhasilan ketuntasan belajar meningkat menjadi 50,00 %, sedangkan
prosentase ketuntasan belajar klasikal 85% itu berarti tindakan belum memenuhi
ketuntasan belajar. Pada siklus kedua dengan penggunaan alat pemukul terbuat dari
papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm diperoleh
prosentase keberhasilan ketuntasan belajar mengalami peningkatan menjadi
90,00% hal ini berarti proses pembelajaran telah mencapai ketuntasan klasikal.
Dari hasil penelitian disimpulkan Pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti
dengan menggunakan modifikasi alat dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak
dasar memukul bola kasti pada siswa-siswi kelas IV SD Negeri 1 Negara Ratu
Natar Tahun Pelajaran 2011/2012.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR
MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN
MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 1
NEGARA RATU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
YURNIDA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
Judul Skripsi
: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN
GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM
BERMAIN KASTI DENGAN MODIFIKASI
ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 1
NEGARA RATU TAHUN PELAJARAN
2011/2012
Nama Mahasiswa
: Yurnida
Nomor Pokok Mahasiswa : 1013078051
Program Studi
: Penjaskes
Fakultas
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Pembimbing
Drs. Baharrudin, M.Pd
NIP 19510507 198103 1 002
Drs. Surisman, S.Pd, M.Pd
NIP 19620808 198901 1 001
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua
: Drs. Surisman, S.Pd, M.Pd.
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Sudirman Husein, M.Pd
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.
NIP 19600315 198503 1 003
Tanggal lulus Ujian Skripsi
:
Mei 2012.
…………
…………
PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama
: Yurnida
NPM
: 1013078051
Tempat tanggal lahir
: Penumangan, 30 Desember 1973
Alamat
: Jln. Veteran Rt 01 Rw 07 Damce Wiyono Gedongtataan
Pesawaran 35372
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ UPAYA
PENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA
DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA
KELAS IV SDN 1NEGARA RATU TAHUN PELAJARAN 2011/2012 ”
adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada
tangg l 9 Maret s.d 23 Maret 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau
hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya
ucapkan terimakasih.
Bandar Lampung,
Yurnida
Mei 2012
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR
MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN
MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 1
NEGARA RATU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
(Skripsi)
Oleh
YURNIDA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani adalah suatu
proses pembelajaran melalalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan
kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan
perilaku hidup sehat, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Pendidikan jasmani dan
kesehatan merupakan wahana pengembangan motorik, pengetahuan dan
penghayatan nilai-nilai moral yang bermuara pada pengembangan jiwa peserta didik
secara utuh.
Isi dari pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan memuat berbagai
permainan olah gerak jasmani yang dapat merangsang peserta didik untuk menjadi
aktif dan kreatif sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan. Masa
anak-anak merupakan masa dimana pertumbuhan dan perkembangan organ-organ
tubuhnya sedang berlangsung dan bersifat terpadu. Perkembangan yang satu
berkaitan erat dan mempengaruhi aspek perkembangan yang lain. Pada usia
sekolah dasar perkembangan fisik merupakan kepedulian guru. Pada usia sekolah
dasar perkembangan fisik akan amat erat kaitannya dengan perkembangan
kognitif.Melalui aktivitas fisik mereka mampu menghayati konsep- konsep yang
belum dikenalnya. Disinilah pendidikan jasmani ikut andil bagian dalam
perkembangan seorang anak. Menurut pakar pendidikan jasmani Amerika Serikat,
Nixon dan Jewett, pendidikan jasmani adalah satu tahap atau aspek dari proses
pendidikan keseluruhan yang berkenaan dengan perkembangan dan penggunaan
kemampuan gerak individu yang dilakukan atas dasar kemauan sendiri serta
bermanfaat dan dengan reaksi atau respon yang terkait langsung dengan mental,
emosi dan sosial.
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan gerak yang sangat berguna untuk melakukan keterampilan gerak dasar.
Untuk merangsang peserta didik dalam melakukan kemampuan gerak tersebut
diperlukan sebuah alat. Salah satunya adalah dengan menggunakan permainan yang
menarik perhatian siswa.Permainan merupakan salah satu materi yang diberikan
disekolah dasar.Permainan dapat dikelompokkan berdasarkan, jumlah pemainnya,
sifat permain, berdasarkan alat yang dipakai, besarnya bola yang dipakai.
Permainan bola kecil di antaranya kasti Bola bakar dan lain-lainnya.
Permainan mempunyai manfaat yang sangat besar bagi mereka yang memainkannya
karena adanya pengaruh positif, baik terhadap individu maupun kelompok terutama
terhadap aspek fisik, mental dan moral. Permainan sangat besar pengaruhnya bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak terutama karena karakteristik permainannya
yang mengutamakan kerjasama kelompok dan dapat mengembangkan kemampuan
penalaran disamping dapat mengembangkan kemampuan gerak, sikap serta
kesegaran jasmani. Permainan bagi anak-anak merupakan suatu kebutuhan hidup
setiap hari sebagaimana kebutuhan terhadap makan dan minum. Pada saat bermain,
semua fungi faal anak dilatih, baik fungsi-fungsi rohani dan fungsi jasmani.
Semakin banyak kesempatan anak bermain makin sempurnalah penyesuaian anak
terhadap keperluan hidup dalam masyarakat.
Berdasarkan hasil observasi yang Penulis lakukan di SD Negeri 1Negara Ratu,
penulis melihat pada saat pembelajaran gerak sebagian besar siswa belum optimal
dalam pelaksanaannya.Guru mendemonstrasikan, kemudian siswa menirukan
gerakan tersebut secara bergiliran.Pelaksanaan kegiatan memang teratur, tetapi
terkesan kaku dan membosankan.Siswa hanya melakukan gerak pada saat giliran ia
melakukan. Selebihnya mereka hanya duduk, berdiri, mengobrol dengan teman
atau hal-hal lain diluar pembelajaran. Keterbatasan sarana dan prasarana juga
menjadi kendala yang klasik dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Di sini dapat
kita lihat bahwa kesempatan anak untuk bergerak menjadi terbatasi, padahal anakanak memerlukan ruang gerak yang lebih luas untuk meningkatkan dan mengasah
kemampuan gerak yang sangat bermanfaat untuk melakukan keterampilan gerak
spesialisasi. Dalam hal ini guru dituntut untuk lebih kreatif dalam memberikan
materi, sehingga siswa tidak bosan dalam belajar gerak. Dibutuhkan variasi-variasi
bermainan yang menyenangkan dan tentu saja menarik minat siswa sehingga
mereka dapat bermain dengan gembira dan tentu saja dapat meningkatkan
kemampuan gerak.
Oleh karena itu, penulis memiliki keinginan untuk membuat suatu pembelajaran
yang menyenangkan dan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam bergerak.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dunia anak-anak adalah dunia bermain.
Oleh sebab itu, penulis ingin mencoba memberikan pembelajaran dengan aktivitas
bermain, bermain disini dilakukan dengan mengadopsi dari beberapa permainan
anak tradisional yang menggunakan alat dan permainan tanpa alat. Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan beberapa macam permainan anak yang
didalamnya mengembangkan aspek kemampuan gerak seperti, kelincahan,
keseimbangan, kecepatan, ketepatan, (koordinasi mata dan tangan) dan daya tahan.
Dengan memberikan Pembelajaranmenggunakan permainan-permainan tersebut,
penulis mengharapkan kemampuan gerak siswa dapat meningkat. Selain itu,
bermain juga merupakan dasar di dalam pembentukan perilaku sehingga sangat
dibutuhkan untuk mendapatkan pengetahuan mengenai kehidupan sosial dan
perkembangan fisik bagi anak.
Dalam pendidikan pembaruan dapat diartikan suatu upaya sadar yang dilakukan untuk
memperbaiki praktek pendidikan dengan sungguh-sungguh. Pada kamus besar bahasa
Indonesia pengertian dari alat adalah “yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu” alat
merupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar
mengajar. Oleh sebab itu dengan adanya alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh
secara langsung tentang materi yang akan diberikan kepada siswa, dengan tujuan agar mudah
dipahami dan dapat dimengerti oleh peserta didik atau siswa.
Modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan dan
manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan aslinya. Lutan ( 1998 ) menerangkan modifikasi
dalam mata pelajaran diperlukan dengan tujuan agar siswa memperoleh kepuasan dan
mengikuti pelajaran, meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi dan siswa
dapat melakukan pola gerak secara benar.
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis mengajar di SDN 1 Negara Ratu dapat
dikatakan bahwa penguasaan keterampilan memukul bola pada waktu bermain sering tidak
mengenai pemukul, siswa belum menunjukkan kemampuan seperti yang diharapkan dalam
pembelajaran. Hal tersebut terlihat masih banyaknya kesalahan-kesalahan yang dilakukan, di
antaranyamasih kurangnya koordinasi antara gerakan awal, pelaksanaan dan gerak lanjutan
pada saat memukul bola. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa tersebut merupakan
hambatan yang sangat berarti untuk tercapainya hasil belajar memukul bola kasti pada waktu
bermain, kurang sesuai dengan yang diharapkanpada pembelajaran gerak dasar memukul bola
kasti pada waktu bermain siswa kelas IV SDN 1 Negara Ratu Natar.
Rata-rata nilai tidak mencapai standar ketuntuasan minimal (KKM) di SDN 1 Negara Ratu
Natar yaitu 65. Dari 33 siswa kelas IV pada waktu bermain Kasti yang mengenai pemukul
hanya 11 dari 33 siswa atau sebesar 33,33%, sedangkan yang belum tuntas sebesar 66,67%
atau 22 dari 33 siswa yang dinyatakan tuntas dalam belajar atau berhasil dalam mengikuti
proses pembelajaran sesuai dengan standar mutu dalam kurikulum (KTSP) jika mencapai nilai
64 atau lebih kecil dinyatakan belum tuntas atau remedial jika mendapat nilai kurang dari 65.
Diduga pada pembelajaran gerak dasar memukul dalam bermain Kasti dikarenakan
pemukulnya terlalu kecil sehingga sukar kenanya pada waktu bermain. Dari dugaan di atas
penulis mencoba mengatasinya dengan memodifikasi pemukul/stiknya di buat lebih lebar dan
lebih ringan agar siswa tidak enggan melakukannya pada saat pembelajaran berlangsung, di
samping itu agar tidak terlalu banyak yang mengikuti remidial dalam materi gerak dasar
memukul dalam bermain Kasti. Dari permasalahan yang dikemukakan di atas penulis tertarik
menindak lanjuti dengan kajian berupa penelitian kaji tindak (PTK) dengan judul ” Upaya
Meningkatkan Gerak Dasar Memukul Dalam Bermain Kasti Dengan Memodifikasi
Alat Pembelajaran Untuk Siswa Kelas IV SDN 1 Negara Ratu Natar Tahun
Pelajaran 2011/2012 ”.
D.Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi antara lain :
1. Pemukul yang digunakan dalam Kasti masih terlalu kecil untuk siswa SD kelas IV.
2. Masih banyak siswa yang takut melakukan gerak dasar memukul dikarenakan masih berat.
3. Masih banyak siswa perkiraan kapan harus mengayun pemukul dengan datangnya bola.
4. Masih banyak siswa pada waktu memukul bola sikutnya bengkok atau ditekuk.
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut : ”Apakah Dengan ModifikasiAlat Pembelajarandapat
meningkatkan kemampuan gerak dasar memukul bola Kasti pada siswa kelas IV SDN
1Negara Ratu Natar Tahun Pelajaran 2011/2012”.
1. Apakah dengan menggunakan alat modifikasi pemukul yang diganti dengan piring dapat
meningkatkan kemampuan gerak dasar memukul bola Kasti pada siswa kelas IV SDN
1Negara Ratu Natar Tahun Pelajaran 2011/2012?.
2. Apakah dengan menggunakan pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm
dan panjangnya 40- 45cm dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar memukul bola
Kasti pada siswa kelas IV SDN 1Negara Ratu Natar Tahun Pelajaran 2011/2012.
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan rumusan masalah di atas maka penelitian
inibertujuan untuk :
1. Memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar gerak dasar memukul bola Kasti dengan
menggunakan alat modifikasi pemukul yang diganti dengan piring.
2. Memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar gerak dasar memukul bola Kasti dengan
menggunakan alat modifikasipemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm
dan panjangnya 40- 45cm.
G. Manfaat Penelitian
Jika tujuan penelitian diatas tercapai, maka hasil yang di harapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi siswa, sebagai upaya meningkatkan hasil belajar gerak dasar memukul bola dalam
bermain Kasti.
2. Bagi guru Pendidikan Jasmani, merupakan inovasi dari pembelajaran yang sebelumnya dan
meningkatkan rasa percaya diri karena mampu mengembangkan pengetahuan, pengalaman,
strategi, peralatan, dan fasilitas pembelajaran.
3. Bagi Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP UNILA, sebagai upaya pengembangan
modifikasi pembelajaran bagi calon guru.
4. Bagi Kepala Sekolah, sebagai bahan masuakan dan pertimbangan untuk pembinaan
profesionalisme bagi guru penjas disekolah
.
I.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar Mengajar
Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar
adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian
ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil
atau tujuan. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan prilaku.
Menurut Oemar Hamalik (2003) “Mengajar adalah kegiatan membimbing kegiatan belajar dan
kegiatan mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan belajar siswa”. Menurut Husdarta dan
Saputra (2002) “Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, guru tidak hanya sekedar
menyampaikan informasi kepada siswa saja tetapi juga guru harus berusaha agar siswa mau
belajar. Karena mengajar sebagai upaya yang disengaja, maka guru terlebih dahulu harus
mempersiapkan bahan yang akan disajikan kepada siswa”.
Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik menuju ke
perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai
usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju
terbentuknya kepribadian seutuhnya. Relevan dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar
adalah “penambahan pengetahuan“.
B. Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang
direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu
secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem
pendidikan nasional. (Kurikulum penjaskes 2004)
Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran
jasmani, pengetahuan, prilaku hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang
dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap
positif bagi diri sendiri sebagai pelaku dan menghargai manfaat aktifitas jasmani bagi
peningkatan kualitas hidup sehat seseorang sehingga akan terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup
yang aktif (Depdiknas, 2004: 2).
Menurut Eddy Suparman (2000:1) pendidikan jasmani dan kesehatan adalah mata pelajaran
yang merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan yang dalam proses pembelajarannya
mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dengan
pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang selaras, serasi, seimbang.
Disinilah pentingnya pendidikan jasmani, karena menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi
lingkungan kemudian mencoba kegiatan yang sesuai minat anak menggali potensi dirinya.
Melalui pendidikan jasmani anak-anak menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi
kebutuhannya akan gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu
keseimbangan perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna
dan merangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi,
sosial dan moral.
C. Keterampilan Gerak Dasar
Gerak dasar adalah gerak yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat
kematangan. Ketermpilan gerak dasar merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk
ketangkasan yang lebih kompleks. Rusli (1998) membagi tiga gerakan dasar yang melekat pada
individu yaitu, 1) lokomotor, (2) gerak non lokomotor, (3) manipulatif.Rusli (1998)
mendefinisikan gerak lokomotor adalah ”gerak yang digunakan untuk memudahkan tubuh dari
satu tempat ke tempat lain atau memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lompat dan
berguling”. gerak non lokomotor” adalah keterampilan yang dilakukan tanpa memindahkan
tubuh dari tempatnya, misalnya membungkuk badan, memutar badan, mendorong dan menarik.
Sedangkan gerak manipualtif adalah ketrampilan memainkan suatu proyek baik yang dilakukan
dengan kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh yang lain.Gerak manipulatif ini bertujuan
untuk koordinasi mata-kaki, mata-tangan, misalnya melempar, menangkap dan menendang.
D. Permainan Bola Kasti
1. Sejarah Singkat Bola Kasti
Kasti berasal dari bahasa Belanda, termasuk dalam jenis olahraga permainan dengan
menggunakan bola kecil atau permainan bola kecil. Kasti adalah pemain beregu (tim) yang
dimainkan oleh dua regu, masing-masing regu terdiri dari 12 orang pemain, bagi regu yang
mendapat kesempatan memukul disebut regu pemukul atau pihak pemukul, dan regu yang
bertugas menjaga di lapangan disebut regu lapangan atau pihak lapangan. Kasti dimainkan
khusus oleh anak-anak putra saja atau oleh anak-anak putrid saja. Permainan kasti dimainkan
di atas lapangan rumput yang rata yang berbentuk empat persegi panjang dimana lebar dan
panjangnya kurang lebih berbanding 1 : 2. Di atas lapangan terdapat sebuah tiang hinggap
untuk pertolongan pelari disebut tiang pertolongan, dan 2 buah tiang hingga bebas yang
terdapat pada bagian akhir lapangan disebut tiang bebas.
Dalam permainan kasti ini dipergunakan alat pemukul bola dibuat dari kayu, disebut kayu
pemukul, dan bola kecil. Bagi anak-anak pemula yang baru belajar dapat memakai bola tenis,
sedang bagi anak-anak yang sudah mahir atau telah menguasai permainan kasti digunakan
bola khusus untuk kasti. Permainan dipimpin oleh seorang wasit yang dibantu oleh 3 orang
pembantu wasit dan seorang penulis nilai. Pemain regu pemukul setelah memukul bola
berusaha segera lari ke tiang bebas dengan melalui tiang pertolongan lebih dulu atau
langsung lari ke tiang bebas dan kembali ke ruang bebas dengan selamat untuk mendapat
nilai. Sebaliknya pemain regu lapangan berusaha menggagalkan usaha pemain pemukul
untuk mendapat nilai dengan menangkap bola yang dipukul oleh pemain pemukul dan
melempar atau menembak pelari dengan bola atau menghanguskan ruang bebas dengan bola
pada waktu ruang bebas kosong (belum ada pelari yang masuk ruang bebas) untuk
menggantikan menjadi pemain pemukul. Antara regu satu dengan regu lainnya saling
berusaha untuk menjadi regu pemukul. Adapun tujuan dari masing-masing regu atau kedua
belasan adalah berusaha untuk mengumpulkan nilai sebanyak-banyaknya. Permainan kasti
ini dilakukan 2 babak, anatara babak pertama dan babak kedua dengan diberi waktu untuk
istirahat. Regu yang dinyatakan menang adalah regu yang sampai akhir permainan atau akhir
pertandingan lebih banyak mengumpulkan nilai.
2. Teknik Dasar Permainan Kasti
Sebelum melangkah ke dalam peraturan permainan terlebih dahulu harus menguasai
teknik-teknik dasar permainan kasti, beberapa teknik dalam permainan bolakasti adalah
sebagai berikut:
a. Melambungkan Bola
Melambungkan bola perlu dikuasai oleh pemain karena teknik dasar inisalah
satu yang menentukan dalam permainan, agar dapat melambungkan bola
dengan baik tekniknya antara lain:
Melambungkan Bola ke Atas
langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Berdiri dengan salah satu kaki di depan (kaki kanan /kiri).
2. Pegang bola dengan tangan kanan, sejajar dengan dada
3. Bola berada pada pangkal jari-jari, tangan kanan membuat cekungan
dan menghadap ke atas.
4. Tangan kanan di depan dada dengan siku sedikit ditekuk dan tangan
kiri didepan dada.
5. Tarik tangan kanan ke bawah hingga di samping belakang lutut.
6. Condongkan badan agak kedepan dan tekuklah kedua lutut.
7. Ayunkan tangan keatas dengan siku lurus.
8. Lepaskan bola disertai dengan lecutan telapak tangan kearah atas.
b. Melambungkan Bola ke Depan
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Berdiri dengan kaki kiri di depan.
2. Tangan kanan memegang bola.
3. Tangan kanan yang memegang bola lurus berada di samping paha.
4. Posisi bola terletak pada pangkal jari-jari dan telapak tangan membuat
cekungan.
5. Selanjutnya tarik tangan kanan lurus kebelakang.
6. Tekuk kedua lutut dan badan condong kedepan (badan tidak membungkuk).
7. Ayunkan tangan yang memegang bola kearah depan,langkahkan kaki kanan
dan luruskan lutut kiri.
c. Melempar Bola dari Atas Kepala
Lemparan bola dari arah atas biasanyadigunakan dari jarak yang jauh dari
pemuykul atau pemain yang berlari, langkah-langkah melempar bola ke pada
pemukul antara lain:
1. Berdiri dalam sikap siap melempar.
2. Posisi bola terletak pada pangkal jari-jari, ketiga jari-jari berada pada
belakang bola, ibu jari dan jari kelingking berada di samping bola.
3. Tariklah tangan kebelakang bersama dengan gerakan memutar kesamping
dan langkahkan kaki kiri kedepan.4. Badan condong kebelakang lalu
ayunkan tangan yang memegang bola dari belakang dan lemparkan dengan
kaki kanan ikut maju.
d. Menangkap Bola
Ada beberapa teknik menangkap bola dalam permainan kasti, teknik ini
digunakan oleh pemain penjaga.berbagai teknik tangkapan antara lain:
Menangkap Bola Lambunglangkah-langkahnya adalah:
1. berdiri dengan kaki sedikit kangkang, lutut sedikit ditekuk
pandangan mata tertuju kearah datangnya bola.
2. julurkan tangan keatas depan kepala badan sedikit condong
kedepan.
3. kedua telapak tangan membuka menyerupai bunga yang merekah
dan siap menangkap bola, pandangan tetap kebola.
Menangkap Bola Mendatarteknik menangkapnya sebagai berikut.
1. berdiri dengan kaki sedikit kangkang, lutut sedikit ditekuk pandangan
mata tertuju kearah datangnya bola.
2. posisi kedua telapak tangan, kedua lengan lurus kedepan dan tangan
kanan atau tangan kiri yang di atas seperti bentuk tepuk tangan dari
atas.
Menangkap Bola Dari Bawah tekniknya sebagai berikut:
1. kedua tangan siap menerima bola dengan berjongkok.
2. jari-jari tangan berada di bawah sejajar arah bola yang akan datang
3. pandangan lurus kearah bola agar dapat melihat arah bola datang
e. Memukul Bola
Memukul bola, teknik ini merupakan teknik yang harus dikuasai setiap pemain
karena sebuah pukulan yang dapat menentukan berhasil tidaknya permainan.
Ada beberapa teknik memukul yang harus dikuasai pemain kasti antara lain:·
memukul bola mendatar, memukul bola merendah atau menyusur tanah,
memukul bola atas kepala
f. Teknik Berlari
Berlari, teknik berlari merupakan teknik yang dapat dilakukan oleh setiap
pemain. Alangkah baiknya bila teknik berlari bagi pemain kasti di perdalam lagi
agar tidak kecapean bila sedang berlari. Ada beberapa teknik berlari antara lain:
· berlari lurus
· berlari zig-zag
E. Gerak Dasar Memukul Bola
Dalam permainan kasti, gerak dasar memukul merupakan unsur yang sangat penting bagi regu
pemukul, karena dengan pukulan yang benar dan terarah merupakan modal utama dalam
memperoleh nilai. Sering kali kemenangan dalam suatu pertandingan ditentukan oleh kemahiran
anak dalam memukul bola.Agar anak-anak dapat memukul dengan baik, maka gerak dasar
memukul ini harus diberikan secara mendasar dan dimulai dengan cara memegang kayu
pemukul, kemudian dilanjutkan dengan gerakan memukul. Sedangkan posisi kaki pada waktu
memukul adalah sangat menentukan terhadap arah pemukul bola. Kesalahan umum yang sering
dilakukan pada saat memukul ialah pemukul yang kurang tenang, kurang memperhatikan posisi
regu lapangan dan tergesa-gesa memukul bola yang dilambungkan kepadanya. Ia seharusnya
benar-benar melihat bola yang dilambungkan dari pelambung dan berusaha memukul ke arah
lapangan yang kosong artinya tempat yang tidak ada penjaganya, agar dapat member
kesempatan kepada temannya yang ada di tiang pertolongan untuk dapat lari menuju salah satu
tiang bebas. Juga kepada temannya yang berada di tiang bebas supaya dapat kembali ke ruang
bebas.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam gerak dasar memukul, yaitu :
a. Cara memegang kayu pemukul
Cara pemukul di pegang pada bagian yang telah disediakan yaitu di ujung yang kecil dan ada
lekukan-lekukan tempat jari-jari.Adapun cara memegang kayu pemukul yang lebar dan mudah
dilakukan oleh anak-anak adalah seprti sikap tangan pada saat berjabatan tangan. Posisi ketiga
jari yaitu jari tengah, jari manis, dan jari kelingking saling berdekatan atau merapat, sedangkan
jari telunjuk agak jauh dan ibu jari berada di atas secara wajar. Untuk mengarahkan bola perlu
memperhatikan posisi kaki saat memukul bola.
b. Posisi kaki saat memukul bola.
1. Posisi kaki untuk memukul bola ke samping kiri ke arah tiang pertolongan.
2. Posisi kaki untuk memukul bola ke arah bendera batas separuh lapangan yang berada di
sebelah kiri dan daerah sekitarnya.
3. Posisi kaki untuk memukul bola ke samping kiri ke arah tiang pertolongan.
4. Posisi kaki untuk memukul bola ke arah antara ruang bebas dan bendera batas separuh
lapangan yang berada di sebelah kanan.
Gambar 1. Lapangan Kasti
Keterangan
A. Ruang bebas/ruang tunggu
B. Tempat pelambung
C. Tempat pemukul
D. Tempat penjaga belakang
E. Tempat pemberentian I
F.
Tempat pemberentian II
G. Tempat pemberentian III
Gambar 2. pemukul dan bola kasti
Gambar 3. Bola Kasti
F. Modifikasi Alat Pembelajaran
Di dalam kamus bahasa Indonesia modifikasi adalah ”pengubahan” dan berasal dari kata ”ubah”
yang berarti ”lain atau beda” mengubah dapat diartikan dengan ”menjadikan lain dari yang
sebelumya” sedangkan dari arti pengubahan adalah ”proses”, perubahan atau cara mengubah,
kemudian mengubah dapat juga diartikan pembaruan. Tidak mengherankan bahwa pada
mulanya dalam pembaruan berpokok pada metode mengajar, bukan karena mengajar itu penting
melainkan mengajar itu bermaksud menimbulkan efek belajar pada siswa yang bertujuan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam pendidikan pembaruan dapat diartikan suatu upaya sadar yang dilakukan untuk
memperbaiki praktek pendidikan dengan sungguh-sungguh. Pada kamus besar bahasa Indonesia
pengertian dari alat adalah “yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu” alat merupakan bagian
dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu
dengan adanya alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi
yang akan dibeikan kepada siswa, dengan bertujuan agar mudah dipahami dan dapat dimengerti
oleh peserta didik atau siswa.
Rusli Lutan ( 1998 ) Modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara
penggunaan dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan aslinya. Lutan ( 1998 )
menerangkan modifikasi dalam mata pelajaran diperlukan dengan tujuan agar siswa
memperoleh kepuasan dan mengikuti pelajaran, meningkatkan kemungkinan keberhasilan
dalam berpartisipasi dan siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.“Secara garis besar
tujuan modifikasi adalah :1) mengatasi keterbatasan akan sarana dan prasarana pendidikan
jasmani; 2) mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik; 3) mendukung
tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif; 4) mengurangi resiko cedera akibat proporsi
antara sarana pembelajaran dan kondisi fisik yang tidak seimbang”. ( Lutan, 1997 ).
Menurut Azhar Arsyad ( 2005: 7 ) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses
belajar baik di dalam maupun di luar kelas. “Alat bantu adalah alat yang digunakan pendidik
dalam menyampaikan pendidikan, alat bantu ( peraga ) sangat penting. Alat tersebut berguna
agar bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru lebih mudah diterima atau dipahami peserta
didik. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru
agar proses belajar siswa lebih berhasil dalam proses pembelajaran dan efektif serta efesien”.
Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa modifikasi alat bermain merupakan suatu
upaya seseorang untuk merubah alat bermain yang sesungguhnya menjadi berbeda dari yang
sebelumnya dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direncanakan
sebelumnya dapat dicapai dengan sebaik-baiknya. Modifikasi alat bermain merupakan bagian
dari inovasi yang dapat dilakukan dalam dunia pendidikan. Adapun kegiatan inovatif dalam hal
ini antara lain pengembangan dan produksi alat-alat pelajaran.
Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bola
plastik yang relatif lebih ringan dan tidak keras. Hal ini dapat memberikan kemudahan bagi anak
dalam usahanya menuju gerak dasar mengoper bola seperti yang diharapkan, karena anak dapat
mencoba secara berulang-ulang melakukan gerakan mengoper bola tanpa ragu dan rasa takut
karena sakit yang ditimbulkan saat mengoper bola.
G. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya melalui penelitian
ilmiah. Berdasarkan teori dan kerangka pikir yang dikemukakan diatas, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
“Dengan alat modifikasi bola plastik dan piring plastik, pemukul yang diperbesar/
diperlebar dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran gerak dasar memukul bola
dalam bermain bola Kastipada Siswa Kelas IV SDN 1 Negara Ratu Natar”.
1
I.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena
metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu
penelitian terhadap subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin
menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dilaksanakan
pada Siswa SDN 1 Negara Ratu Natar.
Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang
memanfaatkan tindakan yang nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif
yang "di coba sambil berjalan " dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.
Arikunto (1998 : 82)
Jadi jenis penelitian ini salah satu tindakan yang nyata dimana antara guru dengan
siswa terlibat langsung dalam proses memecahkan masalah dalam penelitian
tersebut. Adapun ciri-ciri sebagai berikut :
1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.
2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan
perkembangan-perkembangan baru yang lebih baik.
3. Dilakukan melalui putaran-putaran berspiral
Gambar 1. Daur ulang PTK
2
Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2008)
Keterangan gambar
1. Perencanaan ( Planning ).
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,
oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, serta pada tahap
perencanaan ini dipersiapkan skenario pembelajaran, fasilitas sarana
pendukung yang diperlukan, dan juga instrumen untuk merekam data
mengenai proses hasil tindakan. Pada perencanaan ini juga dilaksanakan
simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan
rancangan.
2. Tindakan ( Action )
Tindakan adalah pelaksaan yang merupakan implementasi atau penerapan
isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
3. Oberservasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat
suatu tindakan.
4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan.
Dalam penelitian tindakan ada kata tindakan artinya dalam hal ini guru
melakukan sesuatu yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan kata
3
lain, penelitian tindakan kelas ini harus menyangkut upaya guru dalam bentuk
proses belajar mengajar yang mengutamakan hasil yang lebih baik dari
sebelumnya.
B. Subyek penelitian
Populasi menurut Arikunto (1998 : 108 ) Menjelaskan bahwa populasi adalah
keseluruan dari subjek penelitian. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini
adalah siswa Kelas IV SDN 1Negara Ratu Natarberjumlah 30 orang.
C. Tempat dan Waktu.
1.
Tempat Penelitian
: Di lapangan SDN 1 Negara Ratu Natar.
2.
Pelaksanaan Penelitian : Januari dan Februari 2012
3.
Lama waktu yang diperlukan dalam penelitian sampai pada tahap penyusunan
skripsi berlangsung selama kurang lebih 3 bulan.
D. Variabel dan Data
1. Variabel
: Menurut (Arikunto, 2006 : 99) variabel penelitian adalah
gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian. yang terdiri dari
variabel bebas dan terikat.
variabel Bebas (X)
: Modifikasi Alat
Variabel Terikat (Y)
: Gerak Dasar Memukul Bola Kasti.
4
2. Data
: Data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga
menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif.
Dalam penelitian ini data yang diperoleh merupakan data primer yang diolah
secara kuantitatif dengan bentuk data diskrip. Hasil penelitian ini dijabarkan
secara kualitatif
E. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah
yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hubungan keempat
komponen tersebut menunjukan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan
berulang. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan yang
tunggal, tetapi selalu harus berupa rangkaian kegiatan akan kembali ke asal, yaitu
dalam bentuk siklus. Seperti yang di gambarkan sebagai berikut
1. Siklus Pertama
a. Rencana :
1. Menyiapkan skenario pembelajaran dan kegiatan- kegiatan yang akan
dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup.
2. Menyiapkan peralatan modifikasi bola dan piring plastik untuk
pelaksanaan proses pembelajaran.
3. Mempersiapkan instrumen untuk observasi/penilaian dan dokumentasi.
4. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.
b. Tindakan :
1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 3 - 4 syaf.
5
2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk pembelajaran yang
akan dilakukan pada siklus pertama, yaitu posisi dari sikap awalan,
pelaksanaan dan sikap akhir.
3. Sebelumnya siswa di berikan contoh rangkaian gerak dasar memukul
bola kasti yang benar, dari mulai sikap persiapan, pelaksanaan, dan sikap
akhir dengan menggunakan modifikasi bola dan piring plastik.
4. Diberikan pengulangan gerak dasar memukul bola kasti secara berurutan.
5. Kegiatan tindakan dilakukan selama 1 minggu untuk 2-3 kali pertemuan,
setelah 2-3 kali pertemuan pada minggu berikutnya diadakan observasi
atau penilaian.
c. Observasi :
Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu
pengulangan kemudian dinilai atau di evaluasi oleh 3 testor untuk
mendapatkan objektifitas dengan menggunakan instrument yang telah
dipersiapkan.
d. Refleksi :
1. Dari data hasil observasi di analisis dan disimpulkan untuk perencanaan
siklius berikutnya.
2. Mendiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua.
2. Siklus Kedua
a. Rencana :
1. Menyiapkan skenario pembelajaran/RPP gerak dasar memukul bola
kasti.
6
2. Menyiapkan peralatan untuk proses pembelajaran gerak dasar memukul
bola kasti.
3. Menyiapkan alat modifikasi pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih
kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm.
4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (kamera)
5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.
b. Tindakan :
1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 3 - 4 bersyaf.
2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk pembelajaran
yang akan dilakukan pada siklus kedua, yaitu posisi dari sikap awalan,
pelaksanaan, dan sikap akhir untuk pelaksanaan rangkaian gerakdasar
memukul bola kasti terbuat dari karet.
3. Sebelumnya siswa di berikan contoh cara melakukan pembelajaran
gerak dasar memukul bola yang benar, dari mulai sikap persiapan,
pelaksanaannya, akhir dalam memukul bola kasti.
4. Setiap siswa melakukan rangkaian gerak dasar berulang sampai benarbenar menguasai gerakan ini secara berurutan memukul bola kasti.
5. Dalam proses pembelajaran jika ada siswa yang salah melakukan gerak
dasar memukul bola kasti dilakukan perbaikan berulang-ulang sampai
bisa melakukan cara memukul bola yang baik dan benar.
c. Observasi :
Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu
pengulangan kemudian dinilai atau di evaluasi oleh 3 testor untuk
7
mendapatkan objektifitas dengan menggunakan instrument yang telah
dipersiapkan.
d. Refleksi
:
Kesimpulan dari hasil pembelajaran penjaskes senam lantai pada gerak
dasar servis bawah didiskusikan kolaborasi dicapai oleh siswa melalui
refleksi dan hasil siklus ke-2 telah mencapai ketuntasan 80 % hasil
pembelajaran dengan demikian maka penelitian ini dapat dihentikan pada
siklus ke-2, jika belum mencapai 80 % penelitian ini akan dilanjutkan
siklus berikutnya.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur peaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas(PTK) di setiap siklusnya, menurut Freir and Cuning Ham menurut
Muhajir dalam Surisman (1997 : 58). Alat untuk mengukur instrumen dalam PTK
dikatakan valid bila tindakan itu memang aplikatif dan dapat berfungsi untuk
memecahkan masalah yang di hadapi dalam proses pembelajaran. Dari pendapat di
atas untuk instrumen tidak perlu di uji cobakan dan di hitung validitas dan
reliabelitasnya.
8
Tabel 1. Instrumen Penilaian Psykomotor Gerak Dasar Memukul Bola Kasti
NO
DESKRIPTOR PENILAIAN
SKOR
1
1
2
3
2
3
Persiapan:
1. Berdiri menghadap ke arah pelambung
2. Posisi kaki salah satunya berada di depan, lutut kaki kanan agak
ditekuk.
3. Berat badan berada di kaki kanandengan badan agak condong
kebelakang.
4. Tangan kanan memegang pemukul agak diserongkan kebawah.
5. Tangan kiri dijulurkan ke depan sesuai dengan permintaan.
Pelaksanaan
6. Pemukul di ayunkan serong ke atas usahakan kena pada pertengahan
kayu pemukul.
7. bola setelah kena kayu pemukul membentuk sudut ± 450
8. Bola dipukul setinggi bahu..
9. Letakkan pemukul di dalam katak tempat memukul.
Sikap Akhir
10. Lari masuk ke dalam lapangan permainan.
**) di Adopsi dari Surisman (Buku Permainan Boala Kecil. 20010 : 122-123.)
O. Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data di
analisis melalui perhitungan kuantitatif menggunakan rumus sebagai berikut :
P=
Keterangan :
100 % (Subagio 1991 : 107 dalam Surisman 1997)
P : Prosentase keberhasilan.
f :Jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar.
n : Jumlah siswa yang mengikuti tes.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL
BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA
SISWA KELAS IV SDN 1
NEGARA RATU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
YURNIDA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR
MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN
MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 1
NEGARA RATU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
(Skripsi)
Oleh
YURNIDA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR
MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN
MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 1
NEGARA RATU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
(PROPOSAL PENELITIAN)
YURNIDA
1013078051
PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011/2012
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.
2.
3.
4.
Halaman
Lapangan Kasti.............................................................................................. 18
Pemukul dan Bola Kasti ................................................................................ 19
Bola Kasti ..................................................................................................... 19
Diagram Batang Rata-Rata Kelas Siswa Yang Mendapatkan Nilai≥ Rk dan <
Rk Gerak Dasar Memukul Bola Dalam Kasti disetiap Siklus ...................... 31
5. Diagram Batang Ketuntasan Belajar Kelas Siswa Yang Mendapatkan Nilai≥
RB dan < RB Gerak Dasar Memukul Bola Dalam Kasti disetiap Siklus ..... 31
DAFTAR ISI
Halaman
SAN WACANA ..............................................................................................
i
DAFTAR ISI ...................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL............................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
vi
I. PENDAHULUAN .....................................................................................
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................
B. Identifikasi Masalah .............................................................................
C. Rumusan Masalah ................................................................................
D. Tujuan Penelitian .................................................................................
E. Manfaat Penelitian ...............................................................................
1
1
6
7
7
8
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................
9
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Pengertian Belajar Mengajar................................................................
Pendidikan Jasmani..............................................................................
Keterampilan Gerak Dasar ..................................................................
Permainnan Bola Kasti .......................................................................
Gerak Dasar Memukul Bola ...............................................................
Modifikasi Alat Pembelajaran ............................................................
Hepotesis ..............................................................................................
9
10
11
12
17
19
21
III. METODOLOGI PENELITIAN.................................................................
A. MetodePenelitian .................................................................................
B. Subjek Penelitian .................................................................................
C. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................
D. Variabel dan Data ................................................................................
E. Rancangan Penelitian ...........................................................................
1. Siklus Pertama .................................................................................
2. Siklus Kedua ....................................................................................
F. Instrumen Penelitian ............................................................................
G. TeknisAnalisis Data .............................................................................
22
22
24
24
24
25
25
26
27
29
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................
A. Hasil Penelitian ....................................................................................
B. Pembahasan..........................................................................................
C. Hipotesis ..............................................................................................
30
30
36
39
V. SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................
A. Simpulan ..............................................................................................
B. Saran ....................................................................................................
40
40
40
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
42
LAMPIRAN .....................................................................................................
44
42
DAFTAR PUSTAKA
Aip Syarifuddin dan Muhadi. 1992. Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud.
Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Peneliti; Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi.
PT Rineka Cipta. Jakarta.
Arsyad, Azhar. 2000. Media Pengajaran. PT Raja Gafindo Persada. Jakarta.
Bahagia Yoyo dan Suherman Adang. 2000. Prinsip-prinsip Pengembangan dan
Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta : Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar
dan Menengah.
Depdiknas. 2004/2005. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standart Kompetensi
dan Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Jakarta: Depdiknas.
Roji. (2004). Buku pendidikan jasmani dan kesehatan SD. Jakarta: PT. Glora Angkasa
Pratama. Erlangga.
Hamzah, Amir. 1988. Media Audio-viisual. PT. Gramedia. Jakarta
Lutan, Rusli. (1988). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metoda.
Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti P2LPTK.
Lutan, Rusli dan Suherman, Adang. 2000. Pengukuran Dan Evaluasi Penjaskes.
Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
43
Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga : Jakarta.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Soekatamsi. 2002. Permainan Bola Besar (Sepakbola). Modul Perkuliahan S1
Universitas Terbuka Tahun 2002.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Sukintaka. 2004. Permainan dan Metodik I. PT Rineka Cipta.
Sumarno. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitan Tindakan Kelas. Jakarta : Dirjen
Dikti, Depdikbud.
Surisman, 2007. Penilaian Hasil Pembelajaran. Universitas lampung.
Surisman, 2010. Permainan Bola Kecil . Universitas lampung.
Surisman. 2005. Efektivitas Modifikasi Gerak Dasar atletik Melalui Modikasi Gerak
Dasar pada Mahasiswa Penjaskes. Unila Tahun 2005.
44
LAMPIRAN - LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Instrumen Penilaian Psikomotor Gerak Dasar Memukul Bola Kasti ........... 29
2. Deskripsi Gerak Dasar Memukul Bola Kasti................................................ 31
3. Deskripsi Daya Serap Penilaian Pada Setiap Siklus ..................................... 34
Judul Skripsi
KEMAMPUAN
: UPAYA MENINGKATKAN
GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN
KASTI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA
KELAS IV SDN 1
NEGARA RAT