PAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA MELAMBUNG DALAM BERMAIN KASTI DENGAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 3 PULAU PANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

ii

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA MELAMBUNG DALAM BERMAIN KASTI

DENGAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 3 PULAU PANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh USMAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research),dengan menggunakan 2 siklus. Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 13 siswa, dengan jumlah 9 laki-laki dan 4 perempuan. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan menggunakan instrumen penilaian tes gerak dasar memukul bola melambung dalam bermain kasti.

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti melalui alat bantu pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Pulau Panggung Tahun Pelajaran 2011/2012, dengan penggunaan alat bantu berupa pemukul yang diganti dengan piring dan pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm.

Hasil penelitian menunjukkan: pada temuan awal hanya mencapai ketuntasan 0 % hal ini berarti masih sangat rendahnya kemampuan gerak dasar siswa dalam melakukan gerak dasar memukul bola kasti. Pada siklus pertama dengan penggunaan alat berupa pemukul yang diganti dengan piring diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar meningkat menjadi 30,8 %. Pada siklus kedua dengan penggunaan alat pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar mengalami peningkatan menjadi 92,3% hal ini berarti proses pembelajaran telah mencapai ketuntasan klasikal. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran gerak dasar memukul bola melambung dalam bermain kasti dengan menggunakan alat bantu dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran gerak dasar memukul bola melambung dalam bermain kasti pada siswa-siswi kelas IV SD Negeri 3 Pulau Panggung Tahun Pelajaran 2011/2012.


(2)

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR

MEMUKUL BOLA

MELAMBUNG DALAM BERMAIN

KASTI MELALUI ALAT

BANTU PADA SISWA KELAS

IV SDN 3 TEKAD PULAU PANGGUNG TAHUN

PELAJARAN 2011/2012

(PROPOSAL PENELITIAN)

USMAN

NPM: 1013126030

PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG


(3)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Memukul Bola Melambung Dalam Bermain Kasti ... 18

2. Lapangan Kasti ... 18

3. Pemukul Kasti... 18

4. Bola Kasti ... 18

5. Spiral Penelitian Tindakan Kelas... 26

6. Piring dan Bola Plastik... 30

7. Formasi proses Pembelajaran Siklus 1 ... 30

8. Pemukul Yang Dimodifikasi... 32

9. Formasi proses Pembelajaran Siklus 2 ... 32

10. Diagram Batang Rerata Kelas PTK ... 37


(4)

0

DAFTAR PUSTAKA

Aip Syarifuddin dan Muhadi. 1992. Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Peneliti; Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Arsyad, Azhar. 2000.Media Pengajaran.PT Raja Gafindo Persada. Jakarta. Bahagia Yoyo dan Suherman Adang. 2000.Prinsip-prinsip Pengembangan dan

Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta : Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Depdiknas. 2004/2005. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Depdiknas.

Roji. (2004).Buku pendidikan jasmani dan kesehatan SD.Jakarta: PT. Glora Angkasa Pratama. Erlangga.

Hamzah, Amir. 1988.Media Audio-viisual.PT. Gramedia. Jakarta

Lutan, Rusli. (1988).Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metoda. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti P2LPTK.

Lutan, Rusli dan Suherman, Adang. 2000. Pengukuran Dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Muhajir. 2007.Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga : Jakarta. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Soekatamsi. 2002. Permainan Bola Besar (Sepakbola). Modul Perkuliahan S1 Universitas Terbuka Tahun 2002.

Sukardi. 2003.Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Sukintaka. 2004.Permainan dan Metodik I. PT Rineka Cipta.

Sumarno. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitan Tindakan Kelas. Jakarta : Dirjen Dikti, Depdikbud.

Surisman, 2007.Penilaian Hasil Pembelajaran.Universitas lampung. Surisman, 2010.Permainan Bola Kecil .Universitas lampung.

Surisman. 2005. Efektivitas Modifikasi Gerak Dasar atletik Melalui Modikasi Gerak Dasar pada Mahasiswa Penjaskes. Unila Tahun 2005.


(5)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Deskripsi Hasil PTK Gerak Dasar Me4mukul Bola Melambung Dalam

Bermain Kasti... 37


(6)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Memukul Bola Melambung Dalam Bermain Kasti ... 18

2. Lapangan Kasti... 18

3. Pemukul Kasti ... 18

4. Bola Kasti ... 18

5. Spiral Penelitian Tindakan Kelas ... 26

6. Piring dan Bola Plastik... 30

7. Formasi proses Pembelajaran Siklus 1... 30

8. Pemukul Yang Dimodifikasi... 32

9. Formasi proses Pembelajaran Siklus 2 ... 32

10. Diagram Batang Rerata Kelas PTK ... 37


(7)

I. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian terhadap subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dilaksanakan pada SiswaSDN Tekad Pulau Panggung.

Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan yang nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang "di coba sambil berjalan " dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Arikunto (1998 : 82)

Jadi jenis penelitian ini salah satu tindakan yang nyata dimana antara guru dengan siswa terlibat langsung dalam proses memecahkan masalah dalam penelitian tersebut.Adapun ciri-ciri PTK sebagai berikut :

1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.

2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan-perkembangan baru yang lebih baik.

3. Dilakukan melalui putaran-putaran berspiral

Menurut Arikunto (2009: 57) menjelaskan bahwa (classroom action research) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan


(8)

peneliti atau dilakukan langsung oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajan.

Sedangkan menurut pendapat (Aqib, 2007: 17) Penelitian tindakan kelas (classroom Action Research), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada

penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik pembelajaran

1. Manfaat PTK bagi guru adalah sebagai berikut : a. Membantu guru memperbaiki pembelajaran b. Membantu guru berkembang secara profesional c. Meningkatkan rasa percaya diri guru

d. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan (Wardani dkk, 2006: 1.33)

2. Tujuan PTK

PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk

memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan. Hal itu dapat dilakukan mengingat tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara berkesinambungan. Tujuan ini

pendidikannya (Aqib, 2007: 18)


(9)

Dilihat dari sisi pratek pembelajaran di kelas, guru yang paling banyak pengalaman. Guru yang paling tahu, kapan sesuatu harus dimunculkan dan kapan sesuatu harus dicegah. Apa yang diamati oleh para peneliti luar ketika mereka datang ke kelas mungkin hanya merupakan kejadian sesaat yang berakar dari berbagai kondisi sebelumnya, yang tidak mungkin diamati oleh peneliti. Sedangkan pengamatan yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri akan lebih bermakna karena guru dapat menghubungkan hasil pengamatan tersebut dengan berbagai kondisi sebelumnya, serta terkait dengan kebutuhan guru itu sendiri (Wardani dkk, 2006: 16)

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.

Gambar 5. Daur ulang PTK

TINDAKAN

SIKLUS I


(10)

dst

Bagan : Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2008) Keterangan gambar

1. Perencanaan( Planning ).

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, serta pada tahap perencanaan ini dipersiapkan skenario pembelajaran, fasilitas sarana pendukung yang diperlukan, dan juga instrumen untuk merekam data mengenai proses hasil tindakan. Pada perencanaan ini juga dilaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan.

2. Tindakan( Action)

OBSERVASI

REFLEKSI I

TINDAKAN

SIKLUS II

OBSERVASI

RENCANA

REFLEKSI II

SIKLUS III

RENCANA

TINDAKAN


(11)

Tindakan adalah pelaksaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

3. Oberservasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan setelah proses tindakan.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.

Dalam penelitian tindakan ada kata tindakan artinya dalam hal ini guru melakukan sesuatu yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan kata lain, penelitian tindakan kelas ini harus menyangkut upaya guru dalam bentuk proses belajar mengajar yang mengutamakan hasil yang lebih baik dari sebelumnya.

B. Subyek penelitian

Populasi menurut Arikunto (1998 : 108 ) Menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruan dari subjek penelitian. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IVSDN 3Tekad Pulau Panggungberjumlah 13 orang.

C. Tempat dan Waktu.

1. Tempat Penelitian: Di lapanganSDN 3 Pulau Panggung. 2. Pelaksanaan Penelitian : Januari dan Februari 2012

3. Lama waktu yang diperlukan dalam penelitian sampai pada tahap penyusunan skripsi berlangsung selama kurang lebih 4 - 6 bulan.


(12)

D. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hubungan keempat komponen tersebut menunjukan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan berulang. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan yang tunggal, tetapi selalu harus berupa rangkaian kegiatan akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus. Seperti yang di gambarkan sebagai berikut.

E. Variabel dan Data

1. Variabel

Menurut (Arikunto, 2006 : 99) variabel penelitian adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian. yang terdiri dari variabel bebas dan terikat.

variabel Bebas (X) : Modifikasi Alat

Variabel Terikat (Y) : Gerak Dasar Memukul Bola Kasti. 2. Data

Data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif. Dalam penelitian ini data yang diperoleh merupakan data primer yang diolah secara kuantitatif dengan bentuk data diskrip. Hasil penelitian ini dijabarkan secara kualitatif

F. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hubungan keempat komponen tersebut menunjukan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan


(13)

berulang. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan yang tunggal, tetapi selalu harus berupa rangkaian kegiatan akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus. Seperti yang di gambarkan sebagai berikut

1. Siklus Pertama a. Rencana :

1. Menyiapkan skenario pembelajaran dan kegiatan- kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup.

2. Menyiapkan peralatan modifikasi bola plastik sebesar bola tenis sebanyak 30 buah/sebanyak siswa dan piring plastik yang berdiameter 30 cm sebanyak 30 buah untuk pelaksanaan proses pembelajaran. 3. Mempersiapkan instrumen untuk observasi/penilaian dan dokumentasi. 4. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama,

dengan jumlah 30 siswa, yang terdiri dari 18 siswa putra dan 12 siswa putri.

Gambar 6. Piring plastik dan bola plastik b. Tindakan :

1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 3 bersyaf. 2. Jarak guru dengan murid 6 meter.


(14)

Guru

Gambar 6. Formasi proses pembelajaran siklus 1

3. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus pertama, yaitu posisi dari sikap awalan, pelaksanaan dan sikap akhir.

4. Guru memperagakan cara memukul bola dengan piring plastik.

5. Siswa di berikan contoh rangkaian gerak dasar memukul bola kasti yang benar, dari mulai sikap persiapan, pelaksanaan, dan sikap akhir dengan menggunakan modifikasi bola plastik sebesar bola tenis dan piring plastik.

Pelaksanaan Pada siklus 1

a. Sikap awal : berdiri menghadap kearah pelambung,posisi kaki salah satunya menghadap kedepan, lutut kaki kanan agak ditekuk, berat badan berada dikaki kanan dengan badan agak condong

kedepan, tangan kanan memegang pemukul yang telah diganti dengan piring plastik, tangan kiri dijulurkan kedepan sesuai dengan

permintaan.

b. Pelaksanaan : piring plastik diayunkan serong keatas usahakan kena pada pertengahan piring plastik, bola setelah kena piring plastik membentuk sudut±450,bola dipukul setinggi bahu, letakkan piring


(15)

c. Sikap akhir : Lari masuk ke dalam lapangan permainan. 6. Diberikan pengulangan gerak dasar memukul bola plastik sebesar bola

tenis dengan menggunakan piring plastik yang berdiameter 30 cm. secara berurutan.

7. Kegiatan tindakan dilakukan selama 1 minggu untuk 2-3 kali pertemuan, setelah 2-3 kali pertemuan pada minggu berikutnya diadakan observasi atau penilaian.

c. Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan kemudian dinilai atau di evaluasi oleh testoruntuk mendapatkan objektifitas dengan menggunakan instrument yang telah dipersiapkan didapatkan hasil sebesar 15 orang mencapai ketuntasan belajar atau prosentase sebesar 50%. Karena hasil dari siklus pertama belum mencapai 80% tingkat ketuntasan belajar maka siklus dilanjutkan pada siklus berikutnya atau siklus kedua.

d. Refleksi :

1. Dari data hasil observasi di analisis dan disimpulkan untuk perencanaan siklius berikutnya.

2. Mendiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua. 2. Siklus Kedua

a. Rencana :

1. Menyiapkan skenario pembelajaran/RPP gerak dasar memukul bola kasti.

2. Menyiapkan peralatan untuk proses pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti.


(16)

Guru

3. Menyiapkan alat modifikasi pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm.

4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (kamera)

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.

Gambar 7. Pemukul yang dimodifikasi dan bola b. Tindakan :

1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 3syaf. 2. Jarak antara guru dan murid 6 meter.

Gambar 5. Formasi proses pembelajaran siklus 2

3. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus kedua, yaitu posisi dari sikap awalan, pelaksanaan, dan sikap akhir untuk pelaksanaan rangkaian gerak dasar memukul bola kasti terbuat dari karet.

4. Sebelumnya siswa di berikan contoh cara melakukan pembelajaran gerak dasar memukul bola yang benar, dari mulai sikap persiapan, pelaksanaannya, akhir dalam memukul bola kasti.


(17)

Pelaksanaan Pada siklus 1

a. Sikap awal : berdiri menghadap kearah pelambung,posisi kaki salah satunya menghadap kedepan, lutut kaki kanan agak ditekuk, berat badan berada dikaki kanan dengan badan agak condong kedepan, tangan kanan memegang pemukul pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm, tangan kiri dijulurkan kedepan sesuai dengan permintaan.

b. Pelaksanaan : pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm, diayunkan serong keatas usahakan kena pada pertengahan pemukul, bola setelah kena pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm membentuk sudut±450,bola dipukul setinggi bahu, letakkan pemukul

dalam kotak tempat pemukul.

c. Sikap akhir : Lari masuk ke dalam lapangan permainan

5. Setiap siswa melakukan rangkaian gerak dasar berulang sampai benar-benar menguasai gerakan ini secara berurutan memukul bola kasti. 6. Dalam proses pembelajaran jika ada siswa yang salah melakukan gerak

dasar memukul bola kasti dilakukan perbaikan berulang-ulang sampai bisa melakukan cara memukul bola yang baik dan benar.

c. Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan kemudian dinilai atau di evaluasi oleh testor untuk mendapatkan objektifitas dengan menggunakan instrument yang telah dipersiapkan didapatkan hasil sebesar 27 orang mencapai ketuntasan belajar atau prosentase sebesar 90%. Karena hasil dari siklus kedua telah


(18)

mencapai lebih dari 80% tingkat ketuntasan belajar maka siklus dihentikan pada siklus kedua.

d. Refleksi :

Kesimpulan dari hasil penelitian memukul bola pada gerak dasar memukul bola kasti oleh siswa melalui refleksi dan hasil siklus ke-2 telah mencapai ketuntasan 90 % hasil pembelajaran dengan demikian maka penelitian ini dapat dihentikan pada siklus ke-2.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di setiap siklusnya, menurut Freir and Cuning Ham menurut Muhajir dalam Surisman (1997 : 58). Alat untuk mengukur instrumen dalam PTK dikatakan valid bila tindakan itu memang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang di hadapi dalam proses pembelajaran. Dari pendapat di atas untuk instrumen tidak perlu di uji cobakan dan di hitung validitas dan

reliabelitasnya. Instrument bisa dilihat pada lampiran 1 halaman 45.

H. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data di analisis melalui perhitungan kuantitatif menggunakan rumus sebagai berikut :

P= 100 % (Subagio 1991 : 107 dalam Surisman 1997)

Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan.

f : Jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar. n: Jumlah siswa yang mengikuti tes.


(19)

(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut sistem keolahragaan nasional UU RI No.3 tahun 2005 Bab IV Pasal 8 setiap warga negara berkewajiban untuk berperan serta dalam kegiatan olahraga dan memelihara prasarana dan sarana olahraga serta lingkungan, faktor yang menunjang dalam proses pembelajaran bola kecil adalah sarana dan media belajar yang digunakan. Sarana dan fasilitas serta peralatan yang dipergunakan akan berpengaruh dalam meningkatkan keterampilan gerak dasar bermain bolakecil (kasti), ketersediaan fasilitas yang digunakan tidak sesuai akan berpengaruh terhadap kelancaran proses pembelajaran bola kasti di sekolah sesuai dengan tujuan kurikulum pendidikan jasmani di Sekolah Dasar (SD).

Pelaksanaannya adalah dengan menyediakan dan memberikan berbagai pengalaman gerak untuk membentuk fondasi gerak yang kokoh dan dapat mengubah gaya hidup menjadi aktif dan sehat. Gerak tersebut terbagi unsur gerak antara lain melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memeliharan kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak.

Pendidikan jasmani merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku


(21)

hidup sehat, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan wahana pengembangan motorik, pengetahuan dan penghayatan nilai-nilai moral yang bermuara pada pengembangan jiwa peserta didik secara utuh. Isi dari pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan memuat berbagai permainan olah gerak jasmani yang dapat merangsang peserta didik untuk menjadi aktif dan kreatif sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan. Masa anak-anak merupakan masa dimana pertumbuhan dan perkembangan organ-organ tubuhnya sedang berlangsung dan bersifat terpadu. Perkembangan yang satu berkaitan erat dan mempengaruhi aspek perkembangan yang lain. Pada usia sekolah dasar perkembangan fisik merupakan kepedulian guru. Pada usia sekolah dasar perkembangan fisik akan amat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif. Melalui aktivitas fisik mereka mampu menghayati konsep-konsep yang belum dikenalnya. Disinilah pendidikan jasmani ikut andil bagian dalam perkembangan seorang anak.Menurut pakar pendidikan jasmani Amerika Serikat, Nixon dan Jewett, pendidikan jasmani adalah satu tahap atau aspek dari proses pendidikan keseluruhan yang berkenaan dengan perkembangan dan penggunaan kemampuan gerak individu yang dilakukan atas dasar kemauan sendiri serta bermanfaat dan dengan reaksi atau respon yang terkait langsung dengan mental, emosi dan sosial.

Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan gerak yang sangat berguna untuk melakukan keterampilan gerak dasar. Untuk merangsang peserta didik dalam melakukan kemampuan gerak tersebut diperlukan sebuah alat. Salah satunya adalah dengan menggunakan permainan yang menarik perhatian siswa. Permainan merupakan salah satu materi yang diberikan disekolah dasar. Permainan dapat dikelompokkan berdasarkan, jumlah pemainnya,


(22)

sifat permain, berdasarkan alat yang dipakai, besarnya bola yang dipakai. Permainan bola kecil dii antaranya kasti,Bola bakar dan lain-lainnya.

Permainan mempunyai manfaat yang sangat besar bagi mereka yang memainkannya karena adanya pengaruh positif, baik terhadap individu maupun kelompok terutama terhadap aspek fisik, mental dan moral. Permainan sangat besar pengaruhnya bagi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama karena karakteristik permainannya yang mengutamakan kerjasama kelompok dan dapat mengembangkan kemampuan penalaran disamping dapat mengembangkan kemampuan gerak, sikap serta kesegaran jasmani. Permainan bagi anak-anak merupakan suatu kebutuhan hidup setiap hari sebagaimana kebutuhan terhadap makan dan minum. Pada saat bermain, semua fungsi faal anak dilatih, baik fungsi-fungsi rohani dan fungsi jasmani. Semakin banyak kesempatan anak bermain makin sempurnalah penyesuaian anak terhadap keperluan hidup dalam masyarakat.

Berdasarkan hasil observasi yang Penulis lakukan di SDN 3 Pulau Panggung, penulis melihat pada saat pembelajaran gerak sebagian besar siswa belum optimal dalam pelaksanaannya. Guru mendemonstrasikan, kemudian siswa menirukan gerakan tersebut secara bergiliran. Pelaksanaan kegiatan memang teratur, tetapi terkesan kaku dan membosankan. Siswa hanya melakukan gerak pada saat giliran ia melakukan. Selebihnya mereka hanya duduk, berdiri, mengobrol dengan teman atau hal-hal lain diluar pembelajaran. Keterbatasan sarana dan prasarana juga menjadi kendala yang klasik dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Di sini dapat kita lihat bahwa kesempatan anak untuk bergerak menjadi terbatasi, padahal anak-anak memerlukan ruang gerak yang lebih luas untuk meningkatkan dan mengasah kemampuan gerak yang sangat bermanfaat untuk melakukan keterampilan gerak spesialisasi. Dalam hal


(23)

ini guru dituntut untuk lebih kreatif dalam memberikan materi, sehingga siswa tidak bosan dalam belajar gerak. Dibutuhkan variasi-variasi bermainan yang menyenangkan dan tentu saja menarik minat siswa sehingga mereka dapat bermain dengan gembira dan tentu saja dapat meningkatkan kemampuan gerak.

Dengan memberikan Pembelajaran menggunakan permainan-permainan tersebut, penulis mengharapkan kemampuan gerak siswa dapat meningkat. Selain itu, bermain merupakan dasar di dalam pembentukan perilaku sehingga sangat dibutuhkan untuk mendapatkan pengetahuan mengenai kehidupan sosial dan perkembangan fisik bagi anak.

Dalam pendidikan pembaruan dapat diartikan suatu upaya sadar yang dilakukan untuk memperbaiki praktek pendidikan dengan sungguh-sungguh. Pada kamus besar bahasa

merupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu dengan adanya alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi yang akan diberikan kepada siswa, dengan tujuan agar mudah dipahami dan dapat dimengerti oleh peserta didik atau siswa.

Modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan aslinya. Lutan ( 1998 ) menerangkan modifikasi dalam mata pelajaran diperlukan dengan tujuan agar siswa memperoleh kepuasan dan mengikuti pelajaran, meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi dan siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis mengajar di SDN 3 Pulau Panggung dapat dikatakan bahwa penguasaan keterampilan memukul bola pada


(24)

waktu bermain sering tidak mengenai pemukul, siswa belum menunjukkan kemampuan seperti yang diharapkan dalam pembelajaran. Hal tersebut terlihat masih banyaknya kesalahan-kesalahan yang dilakukan, di antaranya masih kurangnya koordinasi antara gerakan awal, pelaksanaan dan gerak lanjutan pada saat memukul bola. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa tersebut merupakan hambatan yang sangat berarti untuk tercapainya hasil belajar memukul bola kasti pada waktu bermain, kurang sesuai dengan yang diharapkan pada pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti pada waktu bermain siswa kelas IV SDN 3 Pulau Panggung.

Rata-rata nilai tidak mencapai Standar Ketuntuasan Minimal (KKM) di SDN 3 Pulau Panggung yaitu 65. Dari 13 siswa kelas IV pada waktu bermain Kasti yang mengenai pemukul hanya 4 dari 13 siswa atau sebesar 30,78%, sedangkan yang belum tuntas sebesar 69,22% atau 9 dari 13 siswa yang dinyatakan tuntas dalam belajar atau berhasil dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan standar mutu dalam kurikulum (KTSP) jika mencapai nilai 64 atau lebih kecil dinyatakan belum tuntas atau remedial jika mendapat nilai kurang dari 65. Diduga pada pembelajaran gerak dasar memukul dalam bermain Kasti dikarenakan pemukulnya terlalu kecil sehingga sukar mengenai bolanya pada waktu bermain. Dari dugaan di atas penulis mencoba mengatasinya dengan memodifikasi pemukul/stiknya di buat lebih lebar dan lebih ringan agar siswa tidak enggan melakukannya pada saat pembelajaran berlangsung, di samping itu agar tidak terlalu banyak yang mengikuti remidial dalam materi gerak dasar memukul bola melambung dalam bermain Kasti. Dari permasalahan yang dikemukakan di atas penulis tertarik menindak lanjuti dengan kajian ilmiah berupa Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Memukul Bola Melambung Dalam Bermain Kasti Dengan Memodifikasi Alat


(25)

Pembelajaran Untuk Siswa Kelas IV SDN 3 Pulau Panggung Tahun Ajaran 2011/2012

D. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi antara lain :

1. Pemukul yang digunakan dalam bermain Kasti masih terlalu kecil.

2. Masih banyak siswa melakukan gerak dasar memukul bola melambung sering tidak kena pemukul.

3. Masih banyak siswa pada Waktu memukul bola sikutnya bengkok atau ditekuk.

.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Apakah Modifikasi Alat Pemukul dari piring dan bola pelastik dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar memukul bola melambung dalam permainan Kasti pada siswa kelas IV SDN 3 Pulau Panggung.

2. Apakah Modifikasi Alat Pemukul terbuat dari papan yang lebarnya 12cm dan panjang 45 cm dan bola tenis dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar memukul bola melambung dalam permainan Kasti pada siswa kelas IV SDN 3 Pulau Panggung.

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk :


(26)

1. Memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar gerak dasar memukul bola melambung dalam bermain Kasti dengan menggunakan alat modifikasi pemukul dari piring plastik.

2. Memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar gerak dasar memukul bola melambung dalam bermain Kasti dengan menggunakan alat modifikasi pemukul diperlebar.

3. Memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar gerak dasar memukul bola melambung dalam bermain Kasti dengan menggunakan alat modifikasi pemukul diperingan

G. Manfaat Penelitian

Jika tujuan penelitian diatas tercapai, maka hasil yang di harapkan dapat bermanfaat :

1. Bagi siswa, sebagai upaya meningkatkan hasil belajar gerak dasar memukul bola melambung dalam bermain Kasti.

2. Bagi guru Pendidikan Jasmani, merupakan inovasi dari pembelajaran yang sebelumnya dan meningkatkan rasa percaya diri karena mampu mengembangkan pengetahuan, pengalaman, strategi, peralatan, dan fasilitas pembelajaran.

3. Bagi Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP UNILA, sebagai upaya pengembangan modifikasi pembelajaran bagi calon guru.

4. Bagi Kepala Sekolah, sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk pembinaan profesionalisme bagi guru penjaskes disekolah.


(27)

(28)

I.TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil atau tujuan. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan prilaku.

belajar dan kegiatan

kompleks, guru tidak hanya sekedar menyampaikan informasi kepada siswa saja tetapi juga guru harus berusaha agar siswa mau belajar. Karena mengajar sebagai upaya yang disengaja, maka guru terlebih dahulu harus mempersiapkan bahan yang

Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Relevan dengan ini


(29)

Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional. (Kurikulum penjaskes 2004)

Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, pengetahuan, prilaku hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri sebagai pelaku dan menghargai manfaat aktifitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup sehat seseorang sehingga akan terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup yang aktif (Depdiknas, 2004: 2).

Menurut Eddy Suparman (2000:1) pendidikan jasmani dan kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang selaras, serasi, seimbang.

Disinilah pentingnya pendidikan jasmani, karena menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan kemudian mencoba kegiatan yang sesuai minat anak menggali potensi dirinya. Melalui pendidikan jasmani anak-anak menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna dan merangsang


(30)

perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral.

C. Keterampilan Gerak Dasar

Gerak dasar adalah gerak yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat kematangan. Ketermpilan gerak dasar merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Rusli (1998) membagi tiga gerakan dasar yang melekat pada individu yaitu, 1) lokomotor, (2) gerak non lokomotor, (3) manipulatif. Rusli (1998

digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau

mindahkan tubuh dari tempatnya, misalnya membungkuk badan, memutar badan, mendorong dan menarik. Sedangkan gerak manipualtif adalah keterampilan memainkan suatu proyek baik yang dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh yang lain.Gerak manipulatif ini bertujuan untuk koordinasi mata-kaki, mata-tangan, misalnya melempar, menangkap dan menendang.

D. Permainan Bola Kasti

1. Sejarah Singkat Bola Kasti

Kasti berasal dari bahasa Belanda, termasuk dalam jenis olahraga permainan dengan menggunakan bola kecil atau permainan bola kecil. Kasti adalah pemain beregu (tim) yang dimainkan oleh dua regu, masing-masing regu terdiri dari 12 orang pemain, bagi regu yang mendapat kesempatan memukul disebut regu pemukul atau pihak pemukul, dan regu yang bertugas menjaga di lapangan disebut regu lapangan atau pihak lapangan. Kasti dimainkan khusus oleh


(31)

anak-anak putra saja atau oleh anak-anak-anak-anak putrid saja. Permainan kasti dimainkan di atas lapangan rumput yang rata yang berbentuk empat persegi panjang dimana lebar dan panjangnya kurang lebih berbanding 1 : 2. Di atas lapangan terdapat sebuah tiang hinggap untuk pertolongan pelari disebut tiang pertolongan, dan 2 buah tiang hingga bebas yang terdapat pada bagian akhir lapangan disebut tiang bebas.

Dalam permainan kasti ini dipergunakan alat pemukul bola dibuat dari kayu, disebut kayu pemukul, dan bola kecil. Bagi anak-anak pemula yang baru belajar dapat memakai bola tenis, sedang bagi anak-anak yang sudah mahir atau telah menguasai permainan kasti digunakan bola khusus untuk kasti. Permainan dipimpin oleh seorang wasit yang dibantu oleh 3 orang pembantu wasit dan seorang penulis nilai. Pemain regu pemukul setelah memukul bola berusaha segera lari ke tiang bebas dengan melalui tiang pertolongan lebih dulu atau langsung lari ke tiang bebas dan kembali ke ruang bebas dengan selamat untuk mendapat nilai. Sebaliknya pemain regu lapangan berusaha menggagalkan usaha pemain pemukul untuk mendapat nilai dengan menangkap bola yang dipukul oleh pemain pemukul dan melempar atau menembak pelari dengan bola atau menghanguskan ruang bebas dengan bola pada waktu ruang bebas kosong (belum ada pelari yang masuk ruang bebas) untuk menggantikan menjadi pemain pemukul. Antara regu satu dengan regu lainnya saling berusaha untuk menjadi regu pemukul. Adapun tujuan dari masing-masing regu atau kedua belasan adalah berusaha untuk mengumpulkan nilai sebanyak-banyaknya. Permainan kasti ini dilakukan 2 babak, anatara babak pertama dan babak kedua dengan diberi waktu untuk istirahat. Regu yang dinyatakan menang adalah regu yang


(32)

sampai akhir permainan atau akhir pertandingan lebih banyak mengumpulkan nilai.

2. Teknik Dasar Permainan Kasti

Sebelum melangkah ke dalam peraturan permainan terlebih dahulu harus menguasai teknik-teknik dasar permainan kasti, beberapa teknik dalam permainan bolakasti adalah sebagai berikut:

a. Melambungkan Bola

Melambungkan bola perlu dikuasai oleh pemain karena teknik dasar inisalah satu yang menentukan dalam permainan, agar dapat

melambungkan bola dengan baik tekniknya antara lain: Melambungkan Bola ke Atas

langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Berdiri dengan salah satu kaki di depan (kaki kanan /kiri). 2. Pegang bola dengan tangan kanan, sejajar dengan dada

3. Bola berada pada pangkal jari-jari, tangan kanan membuat cekungan

dan menghadap ke atas.

2. Tangan kanan di depan dada dengan siku sedikit ditekuk dan tangan

kiri didepan dada.

5. Tarik tangan kanan ke bawah hingga di samping belakang lutut. 6. Condongkan badan agak kedepan dan tekuklah kedua lutut. 7. Ayunkan tangan keatas dengan siku lurus.


(33)

b. Melambungkan Bola ke Depan

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Berdiri dengan kaki kiri di depan.

2. Tangan kanan memegang bola.

3. Tangan kanan yang memegang bola lurus berada di samping paha. 4. Posisi bola terletak pada pangkal jari-jari dan telapak tangan

membuat cekungan.

5. Selanjutnya tarik tangan kanan lurus kebelakang.

6. Tekuk kedua lutut dan badan condong kedepan (badan tidak membungkuk).

7. Ayunkan tangan yang memegang bola kearah depan,langkahkan kaki kanan dan luruskan lutut kiri.

c. Melempar Bola dari Atas Kepala

Lemparan bola dari arah atas biasanyadigunakan dari jarak yang jauh dari pemukul atau pemain yang berlari, langkah-langkah melempar bola ke pada pemukul antara lain:

1. Berdiri dalam sikap siap melempar.

2. Posisi bola terletak pada pangkal jari-jari, ketiga jari-jari berada pada belakang bola, ibu jari dan jari kelingking berada di samping bola.

3. Tariklah tangan kebelakang bersama dengan gerakan memutar kesamping dan langkahkan kaki kiri kedepan.4. Badan condong kebelakang lalu ayunkan tangan yang memegang bola dari belakang dan lemparkan dengan kaki kanan ikut maju.


(34)

d. Menangkap Bola

Ada beberapa teknik menangkap bola dalam permainan kasti, teknik ini digunakan oleh pemain penjaga.berbagai teknik tangkapan antara lain:

Menangkap Bola Lambung langkah-langkahnya adalah: 1. berdiri dengan kaki sedikit kangkang, lutut sedikit ditekuk

pandangan mata tertuju kearah datangnya bola.

2. julurkan tangan keatas depan kepala badan sedikit condong kedepan.

3. kedua telapak tangan membuka menyerupai bunga yang merekah dan siap menangkap bola, pandangan tetap kebola. Menangkap Bola Mendatar teknik menangkapnya sebagai berikut.

1. berdiri dengan kaki sedikit kangkang, lutut sedikit ditekuk pandangan mata tertuju kearah datangnya bola.

2. posisi kedua telapak tangan, kedua lengan lurus kedepan dan tangan kanan atau tangan kiri yang di atas seperti bentuk tepuk tangan dari atas.

Menangkap Bola Dari Bawah tekniknya sebagai berikut: 1. kedua tangan siap menerima bola dengan berjongkok. 2. jari-jari tangan berada di bawah sejajar arah bola yang akan

datang

3. pandangan lurus kearah bola agar dapat melihat arah bola datang


(35)

e. Memukul Bola

Memukul bola, teknik ini merupakan teknik yang harus dikuasai setiap pemain karena sebuah pukulan yang dapat menentukan berhasil tidaknya permainan. Ada beberapa teknik memukul yang harus dikuasai pemain kasti antara lain:· memukul bola mendatar, memukul bola merendah atau menyusur tanah, memukul bola atas kepala

f. Teknik Berlari

Berlari, teknik berlari merupakan teknik yang dapat dilakukan oleh setiap pemain. Alangkah baiknya bila teknik berlari bagi pemain kasti di perdalam lagi agar tidak kecapean bila sedang berlari. Ada beberapa teknik berlari antara lain:

· berlari lurus · berlari zig-zag

1. Gerak Dasar Memukul Bola Melambung

Dalam permainan kasti, gerak dasar memukul merupakan unsur yang sangat penting bagi regu pemukul, karena dengan pukulan yang benar dan terarah merupakan modal utama dalam memperoleh nilai. Sering kali kemenangan dalam suatu pertandingan ditentukan oleh kemahiran anak dalam memukul bola.

Agar anak-anak dapat memukul dengan baik, maka gerak dasar memukul bola melambung ini harus diberikan secara mendasar dan dimulai dengan cara memegang kayu pemukul, kemudian dilanjutkan dengan gerakan memukul.

Sedangkan posisi kaki pada waktu memukul adalah sangat menentukan terhadap arah pemukul bola. Kesalahan umum yang sering dilakukan pada saat memukul


(36)

ialah pemukul yang kurang tenang, kurang memperhatikan posisi regu lapangan dan tergesa-gesa memukul bola yang dilambungkan kepadanya. Ia seharusnya benar-benar melihat bola yang dilambungkan dari pelambung dan berusaha memukul ke arah lapangan yang kosong artinya tempat yang tidak ada penjaganya, agar dapat memberi kesempatan kepada temannya yang ada di tiang pertolongan untuk dapat lari menuju salah satu tiang bebas. Juga kepada temannya yang berada di tiang bebas supaya dapat kembali ke ruang bebas.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam gerak dasar memukul, yaitu :

a. Cara memegang kayu pemukul

Cara pemukul di pegang pada bagian yang telah disediakan yaitu di ujung yang kecil dan ada lekukan-lekukan tempat jari-jari.Adapun cara memegang kayu pemukul yang lebar dan mudah dilakukan oleh anak-anak adalah seprti sikap tangan pada saat berjabatan tangan. Posisi ketiga jari yaitu jari tengah, jari manis, dan jari kelingking saling berdekatan atau merapat, sedangkan jari telunjuk agak jauh dan ibu jari berada di atas secara wajar. Untuk mengarahkan bola perlu memperhatikan posisi kaki saat memukul bola.

b. Posisi kaki saat memukul bola.

1. Posisi kaki untuk memukul bola ke samping kiri ke arah tiang pertolongan. 2. Posisi kaki untuk memukul bola ke arah bendera batas separuh lapangan yang

berada di sebelah kiri dan daerah sekitarnya.

3. Posisi kaki untuk memukul bola ke samping kiri ke arah tiang pertolongan. 4. Posisi kaki untuk memukul bola ke arah antara ruang bebas dan bendera batas


(37)

Gb.1 Gambar memukul bola kasti

Gambar2. Lapangan Kasti Keterangan

A. Ruang bebas/ruang tunggu B. Tempat pelambung

C. Tempat pemukul

D. Tempat penjaga belakang E. Tempat pemberentian I F. Tempat pemberentian II G. Tempat pemberentian III

Gambar 3. pemukul dan bola kasti


(38)

E. Modifikasi Alat Pembelajaran

pembaruan. Tidak mengherankan bahwa pada mulanya dalam pembaruan berpokok pada metode mengajar, bukan karena mengajar itu penting melainkan mengajar itu bermaksud menimbulkan efek belajar pada siswa yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam pendidikan pembaruan dapat diartikan suatu upaya sadar yang dilakukan untuk memperbaiki praktek pendidikan dengan sungguh-sungguh. Pada kamus

proses kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu dengan adanya alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi yang akan dibeikan kepada siswa, dengan bertujuan agar mudah dipahami dan dapat dimengerti oleh peserta didik atau siswa.

Rusli Lutan ( 1998 ) Modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan aslinya. Lutan ( 1998 ) menerangkan modifikasi dalam mata pelajaran diperlukan dengan tujuan agar siswa memperoleh kepuasan dan mengikuti pelajaran, meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi dan siswa dapat melakukan pola


(39)

keterbatasan akan sarana dan prasarana pendidikan jasmani; 2) mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik; 3) mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif; 4) mengurangi resiko cedera akibat proporsi antara

.

sarana dan prasarana pendidikan jasmani; 2) mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik; 3) mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif; 4) mengurangi resiko cedera akibat proporsi antara sarana pembelajaran dan

Menurut Azhar Arsyad ( 2005: 7 ) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.

ntu adalah alat yang digunakan pendidik dalam menyampaikan pendidikan, alat bantu ( peraga ) sangat penting. Alat tersebut berguna agar bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru lebih mudah diterima atau dipahami peserta didik. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih

Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa keutamaan modifikasi alat bermain merupakan suatu upaya untuk merubah alat bermain yang sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dapat dicapai dengan sebaik-baiknya. Pada penelitian ini modifikasi yang digunakan adalah modifikasi pemukul yang diganti dengan piring plastik, bola plastik sebesar bola tenis, dan pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm, modifikasi digunakan agar para siswa mudah untuk melakukan gerak dasar memukul bola kasti, modifikasi ini juga bermanfaat untuk :


(40)

2. Agar anak dapat melakukan gerak dasar memukul bola kasti.

3. Agar guru mudah untuk mengajarkan gerak dasar memukul bola kasti. 4. Agar proses pembelajaran lebih menari.

5. Murah dan mudah didapatkan.

Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan bola plastik yang relatif lebih ringan dan tidak keras. Hal ini dapat memberikan kemudahan bagi anak dalam usahanya menuju gerak dasar mengoper bola seperti yang diharapkan, karena anak dapat mencoba secara berulang-ulang melakukan gerakan mengoper bola tanpa ragu dan rasa takut karena sakit yang ditimbulkan saat mengoper bola.

E. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah. Berdasarkan teori dan kerangka pikir yang

dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

modifikasi bola plastik dan piring plastik, pemukul yang diperbesar/ diperlebar, dan pemukul standar dapat memperbaiki dan

meningkatkan pembelajaran gerak dasar memukul bola dalam bermain bola Kasti pada Siswa Kelas IV SDN 3 Pulau Panggung

Hipotesis Kerja yang harus dibuktikan pada tiap siklusnya: H1 : Dengan alat modifikasi bola plastik dan piring plastik dapat

memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran gerak dasar memukul bola dalam bermain bola Kasti pada Siswa Kelas IV SDN 3 Pulau Panggung


(41)

H2: Dengan alat modifikasi pemukul yang diperbesar/ diperlebar dan bola tenis bekas, dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran gerak dasar memukul bola dalam bermain bola Kasti pada Siswa Kelas IV SDN 3 Pulau Panggung.


(42)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan penggunaan modifikasi pemukul yang diganti dengan piring pelastik dan bola pelastik pada siklus pertama dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar memukul bola melambung dalam bermain bola kasti pada siswa kelas IV SDN 3 Pulau Panggung Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Dengan penggunaan modifikasi pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm dan bola tenis pada siklus kedua dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar memukul bola

melambung dalam bermain kasti pada siswa kelas IV SDN 3 Pulau Panggung Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Kepada para guru pendidikan jasmani, modifikasi pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar memukul boladalam kasti.


(43)

2. Untuk siswa Kelas IV SDN 3 Pulau Panggung agar selalu berupaya meningkatkan gerak dasar memukul boladalam kasti.

3. Bagi peneliti lainnya agar penelitian ini kiranya dapat dikembangkan lebih lanjut dalam proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar gerak dasar memukul boladalam kasti.


(1)

E. Modifikasi Alat Pembelajaran

pembaruan. Tidak mengherankan bahwa pada mulanya dalam pembaruan berpokok pada metode mengajar, bukan karena mengajar itu penting melainkan mengajar itu bermaksud menimbulkan efek belajar pada siswa yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam pendidikan pembaruan dapat diartikan suatu upaya sadar yang dilakukan untuk memperbaiki praktek pendidikan dengan sungguh-sungguh. Pada kamus

proses kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu dengan adanya alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi yang akan dibeikan kepada siswa, dengan bertujuan agar mudah dipahami dan dapat dimengerti oleh peserta didik atau siswa.

Rusli Lutan ( 1998 ) Modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan aslinya. Lutan ( 1998 ) menerangkan modifikasi dalam mata pelajaran diperlukan dengan tujuan agar siswa memperoleh kepuasan dan mengikuti pelajaran, meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi dan siswa dapat melakukan pola


(2)

keterbatasan akan sarana dan prasarana pendidikan jasmani; 2) mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik; 3) mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif; 4) mengurangi resiko cedera akibat proporsi antara

.

sarana dan prasarana pendidikan jasmani; 2) mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik; 3) mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif; 4) mengurangi resiko cedera akibat proporsi antara sarana pembelajaran dan

Menurut Azhar Arsyad ( 2005: 7 ) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.

ntu adalah alat yang digunakan pendidik dalam menyampaikan pendidikan, alat bantu ( peraga ) sangat penting. Alat tersebut berguna agar bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru lebih mudah diterima atau dipahami peserta didik. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih

Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa keutamaan modifikasi alat bermain merupakan suatu upaya untuk merubah alat bermain yang sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dapat dicapai dengan sebaik-baiknya. Pada penelitian ini modifikasi yang digunakan adalah modifikasi pemukul yang diganti dengan piring plastik, bola plastik sebesar bola tenis, dan pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm, modifikasi digunakan agar para siswa mudah untuk melakukan gerak dasar memukul bola kasti, modifikasi ini juga bermanfaat untuk :


(3)

2. Agar anak dapat melakukan gerak dasar memukul bola kasti.

3. Agar guru mudah untuk mengajarkan gerak dasar memukul bola kasti. 4. Agar proses pembelajaran lebih menari.

5. Murah dan mudah didapatkan.

Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan bola plastik yang relatif lebih ringan dan tidak keras. Hal ini dapat memberikan kemudahan bagi anak dalam usahanya menuju gerak dasar mengoper bola seperti yang diharapkan, karena anak dapat mencoba secara berulang-ulang melakukan gerakan mengoper bola tanpa ragu dan rasa takut karena sakit yang ditimbulkan saat mengoper bola.

E. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah. Berdasarkan teori dan kerangka pikir yang

dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

modifikasi bola plastik dan piring plastik, pemukul yang diperbesar/ diperlebar, dan pemukul standar dapat memperbaiki dan

meningkatkan pembelajaran gerak dasar memukul bola dalam bermain bola Kasti pada Siswa Kelas IV SDN 3 Pulau Panggung

Hipotesis Kerja yang harus dibuktikan pada tiap siklusnya: H1 : Dengan alat modifikasi bola plastik dan piring plastik dapat

memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran gerak dasar memukul bola dalam bermain bola Kasti pada Siswa Kelas IV SDN 3 Pulau Panggung


(4)

H2: Dengan alat modifikasi pemukul yang diperbesar/ diperlebar dan bola

tenis bekas, dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran gerak dasar memukul bola dalam bermain bola Kasti pada Siswa Kelas IV SDN 3 Pulau Panggung.


(5)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan penggunaan modifikasi pemukul yang diganti dengan piring pelastik dan bola pelastik pada siklus pertama dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar memukul bola melambung dalam bermain bola kasti pada siswa kelas IV SDN 3 Pulau Panggung Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Dengan penggunaan modifikasi pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm dan bola tenis pada siklus kedua dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar memukul bola

melambung dalam bermain kasti pada siswa kelas IV SDN 3 Pulau Panggung Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Kepada para guru pendidikan jasmani, modifikasi pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar memukul boladalam kasti.


(6)

2. Untuk siswa Kelas IV SDN 3 Pulau Panggung agar selalu berupaya meningkatkan gerak dasar memukul boladalam kasti.

3. Bagi peneliti lainnya agar penelitian ini kiranya dapat dikembangkan lebih lanjut dalam proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar gerak dasar memukul boladalam kasti.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT MODIFIKASI BOTOL PLASTIK PADA SISWA KELAS IV SDN 4 REJOSARI NATAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 5 37

PENINGKATAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT MODIFIKASI BOTOL PLASTIK PADA SISWA KELAS IV SDN 4 REJOSARI NATAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 4 47

PENINGKATAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MENANGKAP BOLA MELAMBUNG DALAM BERMAIN ROUNDERS MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SD N PANCASILA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 11 62

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 1 NEGARA RATU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 56

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 2 HADUYANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 55

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 2 SUKARAJA GEDONG TATAAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 12 99

PENINGKATAN GERAK DASAR LEMPAR BOLA MENDATAR DALAM BERMAIN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KEDIRI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 49

PENINGKATAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LEMPAR BOLA MELAMBUNG PADA NOMOR KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2 BLITAREJO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012

0 11 50

PENINGKATAN EFEKTIVITAS GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2 PANDANSARI SELATAN KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU T.P 2011/2012

0 4 44

PAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA MELAMBUNG DALAM BERMAIN KASTI DENGAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 3 PULAU PANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 43