Pendahuluan Kompetensi dan Performansi Linguistik dalam Penggunaan Bahasa Indonesia.

1 KOMPETENSI DAN PERFORMANSI LINGUISTIK DALAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA

1. Pendahuluan

Salah satu bahasa daerah yang telah lama menjadi bahasa perhubungan di antara berbagai suku bangsa di Indonesia adalah bahasa Melayu. Bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa nasional, yaitu bahasa bangsa Indonesia pada saat Sumpah Pemuda dikrarkan. Ikrar pemuda pada 28 Oktober 1928 di samping mengakui satu tanah air dan satu bangsa Indonesia juga menjunjung tinggi bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Setelah Indonesia merdeka bahasa Indonesia tidak hanya merupakan bahasa nasional, tetapi juga menjadi bahasa negara seperti yang tercantum dalam Pasal 36, Bab XV, Undang-Undang Dasar 1945. Dengan demikian, bahasa Indonesia tidak hanya menjadi sarana perhubungan antarsuku, tetapi juga merupakan bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar dalam pendidikan, serta sarana pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Sejak Indonesia merdeka hingga sekarang bahasa Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai upaya pengembangan telah dilakukan, misalnya pembakuan dalam bidang ejaan, peristilahan, tata bahasa, dan kosakata. Pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia merupakan suatu keberhasilan. Keberhasilan yang telah dicapai oleh bahasa Indonesia sulit ditemukan di negara-negara bekas jajahan yang lain Soedjarwo, 1995:15. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 1990 diketahui bahwa penutur bahasa Indonesia berjumlah 24.042.010 orang. Hal itu berarti bahwa hanya 15,19 dari 152.262.639 jumlah 2 penduduk Indonesia yang berusia lima tahun ke atas. Kenyataan itu menunjukkan bahwa masih banyak anggota masyarakat yang belum mengetahui bahasa Indonesia, terutama masyarakat pedesaan yang hidup terpencil di daerah pedalaman. Mereka umumnya berkomunikasi dengan bahasa daerah masing-masing. Bangsa Indonesia sebagai penutur bahasa Indonesia dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu a kelompok yang belum mengetahui dan mengenal bahasa Indonesia, b kelompok yang mengetahui bahasa Indonesia, dan c kelompok yang mampu berbahasa Indonesia Saleh, 1990:45. Kelompok pertama pada umumnya terjadi pada masyarakat yang hidup terpisah dari pengaruh luar, seperti masyarakat desa di pedalaman Papua Irian Jaya dan Kalimantan. Kelompok kedua, yaitu yang mengetahui bahasa Indonesia pada hakikatnya belum mampu berbahasa Indonesia. Masyarakat yang temasuk ke dalam kelompok ini adalah mereka yang pernah bersekolah, tetapi putus sekolah dasar dan kebetulan hidup kembali di daerah pedesaan yang tidak banyak mendapat pengaruh luar. Kelompok yang ketiga adalah masyarakat yang mampu berbahasa Indonesia, baik secara sederhana maupun secara baik dan benar. Golongan yang termasuk dalam kelompok ini, antara lain pelajar, mahasiswa, dan pegawai yang setidak-tidaknya telah mampu berbahasa Indonesia secara praktis. Sehubungan dengan adanya kelompok pemakai bahasa Indonesia itu, berikut dibicarakan aspek kompetensi dan performansi linguistik dalam hubungan dengan kaidah bahasa Indonesia.

2. Kompetensi dan Performansi Linguistik dalam Penggunaan Bahasa Indonesia